Home / Pernikahan / MEMILIH BERPISAH / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of MEMILIH BERPISAH: Chapter 1 - Chapter 10

20 Chapters

BAB 1 : Dibuang

“Pergi kau dari rumah ini! Kau pasti hamil anak majikanmu!!!. Jangan pernah mengaku-ngaku hamil dengan anakku. Aku sangat yakin anak yang kau kandung bukanlah cucuku.” Ucapan Dewi, Ibu mertua Sarah seperti hailintar yang menyambar sangat keras dan berhasil memporak-porandakan hati sarah.Sarah yang kini tengah hamil usia enam bulan kandungannya, berusaha kuat menahan tangis. Setiap lentera matanya basah, Ia mencoba sekuat tenaga menahan agar bulir bening itu tidak tumpah.“Bu... Aku benar-benar hamil anak Mas Anton Bu. Aku tidak pernah berselingkuh dengan siapapun” Jawab Sarah sembari bersimpuh di bawah kaki Dewi, Ibu mertuanya.Tidak ada lagi rasa enggan dan gengsi dalam dirinya demi hanya mendapatkan pengakuan suami dan mertuanya. Meskipun saat ini seluruh tetangga berkumpul dan memasang pandangan mata sinis dan jijik terhadapnya. “Jangan banyak omong kamu. Kami semua tidak percaya dengan kata-katamu.” Sahut lelaki yang bertubuh tinggi, dengan kulit sawo matang. Dialah Anton lelaki
Read more

BAB 2 : Mencoba berdamai dengan hati

"Ya Allah, Aku tahu Engkaulah yang mengatur segalanya. Aku tahu rasa ini juga dari Engkau. Sungguh Aku merindukan Mas Anton. Tolong persatukan Aku dengannya. Jadikan Ia menjadi pasangan hidupku."Sarah teringat kembali masa lalunya. Saat ia bermunajat kepada Tuhan dengan deraian air mata, memohon agar Tuhan mempersatukan Ia dengan Anton.Anton dulunya adalah senior Sarah ketika masih duduk di bangku SMP. Cinta monyet ketika kanak-kanak dulunya ternyata enggan hilang meskipun Sarah telah dewasa. Rasa cinta yang semakin hari semakin membuncah membuat Sarah kerap merindukan Anton. Tidak henti-hentinya Ia meminta agar suatu saat Tuhan mempertemukan Ia dengan cinta masa kecilnya itu.Doa Sarah yang tiada henti akhirnya mampu mempertemukan mereka kembali. Ternyata Anton juga pernah merasakan cinta yang sama kepada Sarah. Setelah saling mengungkapkan rasa yang pernah ada dan tertanam di dalam hati, mereka memutuskan untuk berpacaran."Sarah, maukah kau menerimaku sebagai kekasihmu? Aku berja
Read more

BAB 3 : Mas, Aku malu diliatin Ibu

Anton adalah anak sulung dari pasangan Dewi dan Firdaus. Setelah Firdaus bapaknya meninggal, Antonlah yang menjadi tulang punggung keluarga. Anton begitu sangat menyayangi Ibu dan adik perempuannya melebihi apapun di dunia ini. Bahkan sekalipun ia telah menikah dengan seorang gadis manis yang sangat baik, tetap saja posisi Ibu dan Adiknya tidak akan pernah tergantikan posisinya di hati Anton.Bertahun-tahun Anton dan Sarah menjalin asmara, tidak pernah sekalipun Sarah mengkhianatinya. Tidak jarang mereka harus LDR, karena Sarah harus bekerja sebagai ART di Jakarta. Anton sadar penghasilan sehari-harinya hanya cukup menafkahi kebutuhan pokok untuknya, Ibu dan Adiknya saja. Untungnya Sarah tidak pernah mempermasalahkan prihal ekonomi meskipun Anton tidak mencukupi kebutuhan hidup Sarah bahkan saat mereka sudah menikah.“Ton, kamu ngapain? Ibu mau menyampaikan sesuatu.” Ucap Dewi pada anak lelakinya, saat Anton baru keluar dari kamar mandi.“Mau ngomong apa Bu?” tanya Anton merasa heran
Read more

BAB 4 : Umpatan mertua

"Mas mau ngapain?" mata Sarah membola saat melihat suaminya justru melepas handuk yang tadinya melilit tubuhnya.Anton menyunggingkan senyum penuh arti. Dengan mengedipkan manja sebelah matanya."Sarah, istriku, sayangku, cintaku ... Mas ingin membahagiakanmu. Membelai lembut, dan memberimu kehangatan sayang"Sarah menyimpulkan senyum terindah untuk suaminya tercinta. Anton menerima segala sajian terbaik yang diberikan Sarah. Nafas mereka bersahut-sahutan satu sama lain mencapai puncak kenikmatan."Terima kasih Sayang, kau memang yang terbaik" puji Anton pada Sarah dengan nafas yang terengah-engah seperti halnya orang yang tengah selesai berolah raga berat."Mas Anton juga pastinya sangat hebat juga perkasa" Sarah pun membalas pujian suaminya.Tentulah pujian Sarah membuat Anton merasa bangga sebagai seorang lelaki.Adzan magrib berkumandang, Sarah gegas berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Karena di rumah sederhana ini kamar mandi hanya satu, Sarah harus mengantri menu
Read more

BAB 5: Perubahan sikap Dewi

Sarah yang hatinya sedang patah dan sakit, ingin rasanya ia pergi dari rumah itu. Namun, rasa cintanya yang teramat sangat membuat ia harus rela dan bertahan."Apapun keputusan Mas Anton, itulah yang terbaik. Aku akan ikuti Mas, apapun itu" jawab Sarah tanpa ragu."Berarti kamu setuju sayang? yakinlah sayang, ini hanyalah perpisahan sementara juga singkat. Dan semuanya demi kebahagiaan kita nantinya," imbuh Anton lagi agar Sarah tidak ragu dengan keputusannya.Air mata Sarah terus mengalir, mengingat masa-masa sebelum Ia pergi berangkat sebagai TKW. Wanita itu teringat kembali kata-kata suaminya yang menjanjikan kebahagian jika ia mau pergi ke Taiwan.Sarah juga kembali teringat mertuanya yang tiba-tiba berubah menjadi 360 derajat saat mengetahui Sarah bersedia pergi bekerja ke Taiwan, pun begitu juga Ros iparnya."Sarah, Ibu dengar dari Anton kamu mau bekerja ke Taiwan Nak?"Prang! seketika gelas yang baru saja dipegang Sarah terlepas dari tangannya.Dengan rasa takut juga khawatir a
Read more

BAB 6: Jangan menangis Bu

Bulir-bulir bening mengalir deras menemani setiap langkah wanita hamil itu. Ia tidak kuasa menahan air matanya agar tidak tumpah. Di kecewakan dan di sakiti orang yang paling ia cintai, itulah yang membuat hatinya semakin berdenyut perih dan menyisakan luka sebegitu nyerinya."Kenapa kamu berubah Mas? Tidak adakah tersisa cinta di hatimu lagi untukku? Bukankah aku tidak pernah sekalipun mengkhianati kamu Mas? Bahkah kamu juga tahu itu kan?" Lirih Sarah berucap pada dirinya sendiri.Tiga jam berjalan kaki, Sarah akhirnya sampai tepat di depan rumah orang tuanya. Lelah yang teramat sangat membuat tubuhnya yang juga sedang mengandung seolah mati rasa.Brug! Tubuh Sarah ambruk hingga tersungkur tepat saat kakinya menginjakkan teras rumah masa kecilnya. Rumah yang dipenuhi kenangan indah saat ia kecil dulu, ya, itulah rumah kedua orang tuanya."Astaghfirullah ... Huft," Lirih Sarah dengan nafas yang tersekat-sekat.Wanita itu akhirnya tidak sadarkan diri.====="Pak, gimana kondisi anak ki
Read more

BAB 7 : Pertanyaan Yusuf

Sudah tiga hari wanita malang yang tengah hamil itu, dirawat di Rumah Sakit. Sampai sekarang tidak ada seorangpun dari keluarga Anton, termasuk Anton sendiri yang menjenguknya.Ratna, wanita paruh baya itu selalu menitikkan air mata saat melihat putri semata wayangnya. Meskipun Sarah Al-ghina selalu berusaha tegar, tapi tetap saja ia belum bisa menyembunyikan kepedihan hatinya dengan sempurna.Tok... Tok... Tok... Pintu ruang rawat Sarah di ketuk."Silahkan, masuk." Sahut Ratna sembari menghapus cepat sisa air mata di pipinya."Maaf, Bu, Saya mau mengantarkan sarapan" ucap seorang wanita yang berprofesi sebagai petugas pengantar makanan, sambil meletakkan makanan tepat di atas nakas samping ranjang Sarah."Terima kasih, Dek" jawab Ratna dengan suara sedikit parau.Wanita petugas pengantar makanan itu mengangguk cepat sambil tersenyum, dan beringsut pergi melanjutkan tugasnya ke ruang-ruang lainnya. Sedang Sarah, masih tertidur dengan pulas, sebab semalaman ia menangis dalam tidurnya.
Read more

Bab 8 Sarah Kontraksi

"Sarah, ini terkait pernikahanmu dengan Anton, selama Sarah tinggal bersama ibu dan bapak, kami tidak pernah sekalipun mendapati Anton dan keluarganya mengunjungi atau bahkan sekedar menanyakan kabar Sarah dan bayi yang kamu kandung ...."Yusuf menghentikan ucapannya sejenak. Mencari kata yang tidak menyakiti dan melukai hati putrinya."Begini Nduk, maksud Bapak kamu barusan, apakah kamu dan Anton sedang ada masalah?" Ratna Akhirnya menyambung ucapan suaminya.Sarah terdiam sejenak, namun matanya kini berkaca-kaca. Wanita hamil yang sudah mendekati hari perkiraan lahir itu pun menundukkan kepalanya. Entah apa yang saat ini ada dalam benaknya."Nduuuk ...," Ratna kini mengelus punggung Sarah. Sebagai seorang ibu, Ia tahu bahwa Sarah saat ini sedang tidak baik-baik saja."Ibu ... Hik ... Hik ... Hik ..." Sarah justru memeluk Ratna dan menangis terisak dalam pelukan Ibunya.Hah! Yusuf menarik nafas kasar, Ia juga turut merasakan kesedihan yang putrinya rasa. Karena tanpa sadar, mata lela
Read more

Bab 9 : Sarah Melahirkan

Yusuf yang baru saja ingin berangkat ke sawah sore itu, berlari dengan paniknya menuju sumber suara. "Ada apa Bu?" tanya Yusuf dengan wajah panik dan keringat bercucuran."Pak, Sarah kontraksi Pak. Ayok kita bawa ke Puskesmas Pak. Sepertinya Sarah sudah ingin melahirkan, Pak""Yok Bu, tunggu sebentar. Biar bapak cari becak" ucap Yusuf sambil berlari ke luar. Pria paruh baya itu bahkan tidak sempat lagi memakai alas kaki.Yusuf terus berlari hingga ke persimpangan tempat biasa para tukang becak mangkal. Memang jarak cukup dekat hanya 150 m saja. namun, sangking paniknya, Yusuf bahkan tidak ingat sama sekali seharusnya ia menggunakan sepeda ontelnya untuk menghemat waktu.huh... hah... huh... hah... nafas Yusuf kini tersengal-sengal."Suf, kamu kenapa ngos-ngosan begitu, kayak baru dikejar-kejar anjing gila saja" cerocos Yadi, tukang becak teman SD Yusuf."Di, tolong ke ru, huh ... hah ...." "Kamu mau minum? duh, gimana ya Suf. Bukannya aku gak niat ngasi, tapi baru aja air bening yan
Read more

Bab 10 Anton dan Sri

Malam tadi, Sri marah dan merajuk pada Anton yang tidak bisa membuat ia bahagia. Sebab Anton tidak pernah bisa memenuhi semua apa yang ia ingin. Karena rasa cinta yang lelaki itu rasa, juga sebab ada rasa takut kehilangan, akhirnya Anton merencanakan sebuah perjalanan romantis bersama pacarnya, Sri.Mendengar ajakan Anton yang ingin melakukan perjalanan romantis dengannya, membuat Sri bahagia. Wanita itu sudah membayangkan akan menikmati hari-hari yang luar biasa, dengan pergi ke tempat wisata, menginap di hotel yang nyaman. menghabiskan waktu berdua berbagi peluh. tapi nyatanya Anton hanya bisa membawa Sri pergi ke pantai dengan motornya, itupun motor yang Anton beli dari hasil kerja keras Sarah.Ketika mereka memulai perjalanan, Anton merasa sangat bahagia bisa menghabiskan waktu bersama wanita tambatan hatinya itu. Namun, sepanjang perjalanan, Anton mulai merasa ada yang berbeda. Sri terlihat acuh tak acuh pada dirinya. Bibir gadis itu merengut sebab rajuknya, Ia bahkan tidak ingi
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status