Home / Romansa / Bukan Cerita Cinta Biasa / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bukan Cerita Cinta Biasa: Chapter 11 - Chapter 20

76 Chapters

Bab 11. Rencana Kedatangan

Desi tak menyadari wajah Ayu langsung berubah. Saat bertatapan lagi dengan Desi, senyum Ayu langsung sumringah."Aku khawatir padamu Des, maafkan aku. Mas Pras semalam tidur di kam-" "Tak apa, Ayu. Aku mengerti kok, aku juga terlalu lama bertelepon dengan Mami. Oh ya, Minggu depan Mami mau pulang loh ke indo." seru Desi dengan girang."Oh ya? Seneng dong," jawab Ayu antusias. Terlihat wajah Prasetyo mulai berbeda, "Aku berangkat kerja jam 7 pagi, lebih awal. Karena ada laporan yang belum komplit aku selesaikan." tuturnya.Ayu menengok dan meminta persetujuan pada Desi untuk mengantarkan Pras untuk berangkat kerja. Desi mengangguk, karena dirinya pun belum selesai berpakaian rapi."Antar dulu Mas Pras, nanti kalau sudah selesai, ku tunggu kau di kamarku, Ayu." Pesan Desi pada Ayu."Oke, " Ayu gunakan kesempatan itu untuk sedikit berbincang pada suaminya."Aku pulang Mas, kalau maminya Desi sudah di rumah," pinta Ayu, saat suaminya akan masuk ke dalam mobil."Nanti kita pikirkan lagi,
Read more

Bab 12. Rencana Lebih Cepat

"Mbok Nahhh, sini bentar dong!" Panggil Desi, sementara dirinya sudah berada di lantai dua. "Iya, Bu ... " Mbok Nah menjawab dan berjalan menaiki tangga."Mbok, kamar yang di sini sudah di bersihkan?""Sudah Bu.""Hem, nanti mami pulang, kan kamar mami di pakai Ayu tuh, nanti biar Mami yang di kamar atas saja.""Tapi, Bu. Ndoro besar pasti nggak mau di kamar atas.""Kata siapa? Ini juga dulu kamar Mami, waktu ada Papi kan?""Makanya itu Bu, itu kan dulu. Sekarang nggak ada ndoro Kakung.""Iya sih, terus gimana dong?""Mbak Ayu yang di kamar atas. Gimana Bu?""Aku tuh, nggak enak ngomongnya, Mbok Nah aja yang bilang ke Ayu gimana?""Jangan ah, Bu.""Hem, tapi. Kalau Ayu kamarnya di atas, pasti suamiku nggak turun-turun, ikutan ngerem juga di kamarnya."Mbok Nah tertawa ngakak."Lagian, Bu Desi kasih ijin juga sama Pak Pras buat nikah lagi.""Ah, sudahlah Mbok, kalau nggak diturutin, aku juga yang repot." Desi menuruni tangga sambil bergandengan dengan Mbok Nah, yang sudah puluhan tahu
Read more

Bab 13. Garangnya Mami

Ayu kepalang basah sudah masuk ke dalam kamar mandi, akhirnya mandi besar sekalian.Pikirannya nggak bisa tenang, Maminya Desi akan pulang. Bingung dirinya harus bersikap bagaimana. Jujur dirinya ingin tak menemui ibu mertua suaminya itu. Tapi, posisi Ayu adalah istri kedua dari Prasetyo, dan yang membawa dirinya dalam situasi ini adalah Desi.Ah, ingin rasanya teriak yang paling keras. Batin Ayu. Guyuran air dingin ini sama sekali tak membuatnya merasa segar. Bergegas Ayu membereskan semua kamar, yang sedari tadi berantakan. Pergumulan yang tidak tuntas, itu tak menyisakan apapun di ranjangnya.Ayu segera keluar dari kamar, dan menuju dapur, mendekati Mbok Nah."Mbok, Mami Desi apa galak?""Kok, Mbak Ayu nanya gitu?""Saya, takut, khawatir juga keberadaan saya tak menyamankan bagi Mami." "Mami baik kok, cuma, persis kaya Mba Desi, apa-apa harus dituruti."Ayu terdiam, memperhatikan apa yang dilakukan Mbok Nah dan Yanti."Kalian, sedang apa?""Menyiapkan kesukaan Mami, kue cucur."Ay
Read more

Bab 14. Birahi mengalahkan Segalanya

Ayu masih juga marah pada suaminya, tapi mau apa lagi? memang harus begini jadinya. Seperti biasa, Ayu tak mau berkumpul dalam kebersamaan mereka, dengan alasan cape karena seharian beraktifitas, Ayu tidur lebih awal.Dirinya tak pedulikan lagi, kalau malam ini Pras tidur di kamar Desi. toh, nyatanya memang itu sudah jatahnya.Namun, kegelisahan ada pada Prasetyo. sudah hampir pukul tiga pagi, matanya masih saja belum terpejam. Sedangkan Desi sudah terlelap nyenyak sekali. Melihat istrinya tertidur lelap, Pras pelan-pelan turun dari ranjangnya. Selama menikah dengan Desi, dan dia tak bisa memenuhi libidonya, Pras hanya menganggap sebagai adiknya saja. Bahkan Pras sama sekali tak ada rasa cinta pada Desi. Berbeda pada Ayu, justru padanya lah kini cinta dan kasih sayangnya berlabuh. Bagai sepasang anak muda bercinta, mereka tak bisa di pisahkan.Naluri ingin bercinta dengan Ayu sudah mencapai puncaknya. Lelaki itu, sudah menaiki tangga dengan hati-hati, dan masuk ke kamar Ayu.Mereka p
Read more

Bab 15. Over Protektif

Ayu memandang kalender mejanya, ternyata dari menikah dirinya belum mendapatkan menstruasi, ini sudah masuk bulan ke dua setelah menikah. Apakah dirinya hamil? Apakah tidak terlalu dini untuk memeriksakan diri? Coba beli tes pack saja lah.Pagi itu, dengan hati berdebar Ayu mengunakan tes packnya. Ditunggu lama ternyata garisnya buram, tapi terlihat ada dua garis merah. Ayu menatap wajahnya di cermin kecil.Apakah ini berarti dia hamil? Wajahnya menegang, hamil? Pertanyaan itu berulang-ulang terus dalam kepalanya. "Hoek ...." Ayu kembali muntah, tanpa sadar, dia muntah karena pasta gigi yang rasanya bikin enek perutnya.Ayu membekap mulutnya kuat-kuat. Segera membersihkan bekas murah yang hanya berisi cairan saja.Semoga saja tidak ada yang tahu kalau dirinya mutah-mutah, dari pagi tadi.Namun, perkiraan Ayu salah, saat pintu kamar mandinya terbuka, sudah berdiri Desi dengan tatapan tajam, tanpa banyak berkata, tangannya menarik tangan Ayu dan mengajaknya, entah kemana.Mobil yang di
Read more

Bab 16. Perselisihan

"Apa ibu, mau ikut sekalian, ada mami loh di rumah.""Jangan! " jawab Ayu cepat."Kenapa?""Kasihan rumah peninggalan bapakku ini, biar ibu menjaganya." Ayu langsung menatap mata ibu, semoga saja lewat tatapan ini, ibu paham maksudku, batin Ayu."Betul pendapat Ayu, ibu mampir kapan-kapan, ya. Jaga kehamilan ini, Ayu. Jangan makan sembarangan, ya." Nasehat ibu."Tenang saja, Bu , Ayu tanggung jawab aku. Semua aku pilihkan yang terbaik untuk bayi dalam kandungan Ayu."Ayu tersenyum mendengar ucapan Desi yang begitu manis."Kita nggak bisa lama-lama , yuk pulang dulu, mami menunggu di rumah."Ayu menghela napasnya panjang. Sebenarnya rindu pada ibunya belum lah terobati, tapi ...."Baiklah, maafkan aku Bu, cuma sebentar.""Tak apa, jaga kesehatan kalian semua ya." Ibu memeluk Ayu dan Desi secara bergantian.Malam ini, kembali, Ayu duduk satu meja makan dengan seluruh keluarga, Mami, Desi dan Mas Pras.Kali ini makanan yang terhidang cukup menggugah selera cumi asam manis, udang saus tir
Read more

Bab 17. Pilihan Terbaik

Kini Ayu dan Desi sudah duduk di kursi antrean depan klinik Dokter Sherly. Doker SPog wanita yang tergolong mahal, bagi Ayu. Karena setiap pertemuan Desi harus keluarkan hampir dua juta untuk sekali periksa saja, belum juga obat yang harus ditebusnya."Desi, apa sebaiknya, bulan depan di Dokter yang biasa aja." "Tenang, aja. nurut sama aku, karena aku pilihkan yang terbaik untukmu, baik untuk bayi dan juga kamu juga kan? maafkan Mas Pras, hanya bisa ya dan iya saja. Sebenarnya kau tanggung jawabku sepenuhnya."Desi menggenggam tangan Ayu sambil tersenyum. Ayu selalu saja luluh dengan senyum sahabatnya ini, tak ingin rasanya melukainya. Walaupun dirinya saat ini pun merasa sangat terluka setelah mengetahui sifat asli dari seorang Prasetyo yang notabene betul-betul tipe lelaki matre berat.Pras hanya memanfaatkan keadaan saja, Desi begitu mengidolakan suaminya, setelah menikah dan menyadari kewanitaannya tak bisa memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Ada rasa malu dan menyesal m
Read more

Bab 18. Terusik

Sejak kejadian itu, Ayu membatasi diri, kata-kata mami selalu memojokkannya. Entah dirinya bodoh telah terpedaya ataukah merasa tak mampu untuk mengambil keputusan.Desi tak pernah lupa untuk memanjakannya, posisinya sama pula dengan Ayu. Dilematis yang dibuatnya sendiri. Kini, dirinya harus bertanggung jawab penuh pada Ayu. Apa lagi yang diharapkannya sudah ada di depan mata, keinginan mempunyai bayi, menimangnya, bahkan aroma dari bedak bayi lebih menguasai egonya."Pokoknya, Mas, bayi dalam kandungan Ayu harus jadi milikku."Pras memandang Desi istrinya, tak mengindahkan perasaannya lagi, yang sebenarnya cintanya lebih berat ke Ayu. Terbayang wajah lembut Ayu dan desahannya di ranjang, suami mana yang tak kangen dengan hal tersebut.Rasa rindu memeluk Ayu begitu menggebu."Sayang, aku lama tak mengajak jalan Ayu, bolehkah aku mengajaknya makan malam di luar?""Mas! Mau bikin masalah dengan Mami! Nggak, nggak ada makan malam di luar."Pras terdiam dan menunduk , wajahnya memelas, "
Read more

Bab 19. Kedatangan Ibu

Kedatangan ibu Rita, membuat Ayu kaget, pasalnya ibunya tak memberitahukan hal kedatangannya. Namanya orang tua pasti menengok anaknya, apa saja dibawa, maka Ibu membawa banyak makanan kesukaan Ayu. Dari makanan kering hingga yang basah. Semua senang ibu datang, karena ibu yang selalu bisa menyelami semua, baik Desi, Pras juga asisten rumah tangga rumah ini, kecuali mami!.Mami sebal sekali atas kedatangan ibu. Ada saja yang disindirnya."Makanan seperti bagi saya sudah tidak layak makan, maaf ya bukan level saya." Mami segera pergi ke kamarnya.Ibu yang merasa tersinggung atas kata-katanya langsung terdiam dan menunduk."Sudahlah Bu, maafkan mami aku ya, memang begitu orangnya," cakap Desi dengan sedih.Ayu menatap ibunya dengan nelangsa. Belum seberapa perlakuannya pada Ayu Bu, batin Ayu."Iya ibu maklum, kan mami kamu biasa hidup di luar negeri kan?"Desi mengangguk dan tersenyum.Pras nampak sangat menikmati masakan ibu, maksud hati untuk anaknya, tapi Ayu belum makan sudah dilah
Read more

Bab 20. Rasa Sakit Hati

Perih rasanya, mendengar mami bicara seperti itu. Ibu hanya menatapnya sesaat."Terbuat dark apa sih hatinya, kok bisa kaya gitu amat," bisik ibu pelan."Entahlah, nggak pernah makan ati kali Bu, jadi nggak tahu rasanya tersakiti, lebih suka menyakiti," balas Ayu balik berbisik."Hai kalian ngomongin aku ya!!" Kali ini Mami mendekati Ayu dan ibunya yang sedang berdiri menatapnya dengan heran.Setelah agak dekat, "Dengar ya, sebenarnya aku marah pada anakmu! Mau saja dijadikan madu, alasannya apa coba? Pelakor juga bukan! Selingkuhan juga bukan! Itu jelas-jelas ingin merampas harta Desi kan? Katanya sahabat. Sahabatan macam apa kalian ini. Apa nggak tahu malu? Sampai hamil segala!""Desi sendiri yang memohon padaku, harap tau saja, Ayu sudah menolaknya, tapi anak ibu terus memaksa anak saya," jelas ibu."Sudah, Bu. Nggak usah diladeni, nanti malah jadi masalah.""Harus!! Kau tahu anak dalam rahimmu bukan apa-apa tanpa adanya Desi. Kau boleh pergi. Aku tak sudi melihat anakmu lahir!!""
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status