Semua Bab Istri yang Kuabaikan: Bab 11 - Bab 20

32 Bab

Kedatangan Seseorang Tiba-tiba

Aku langsung berbalik, seraya berkata. "Bisa kamu ulang kalimat terakhir yang tadi kamu ucapkan?"Dahi Dimas langsung terlihat berkerut, dan menatapku dengan heran. "Eum ... Maksudku kenapa kamu mengucapkan itu padaku? Bukannya itu untuk orang tersayang?" tanyaku penasaran.Ekpresi wajah Dimas semakin terlihat bingung mendengar ucapanku. Tapi, bukankah yang kukatakan benar? Karena, hanya Almira yang selama ini sering mengucapkannya padaku."Karena yang sering mengucapkan kalimat itu hanya istriku, bukankah itu artinya cuma untuk pasangan?" tanyaku lagi melihat Dimas yang terlihat masih bingung.Dimas langsung tertawa kecil. "Kamu ini ada-ada aja Hans, Fii Amanillah itu bisa kita ucapkan pada saudara semuslim kita saat akan pergi, karena artinya semoga engkau dalam perlindungan Allah SWT," jawab Dimas.Di luar jam kantor biasanya kami saling panggil nama, karena bagi kami itu membuat pertemanan terasa lebih akrab."Atau berdasarkan yang pernah saya baca Fii Amanillah juga bisa kita u
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-06
Baca selengkapnya

Dinda Datang ke Rumah

"Bukannya itu suara Mira, Ma?" tanyaku ke Mama dengan perasaan tak karu-karuan."Sepertinya begitu," jawab Mama malah terlihat santai. "Kenapa kamu terlihat tegang begitu?" tanya Mama."Gimana kalau Mira dengar, Ma?""Udah gak usah panik gitu biasa aja," ucap Mama menenangkanku.Iya juga ya kenapa aku jadi tegang dan panik begini? Udah kayak maling yang ketangkap basah. "Waalaikumsalam." Mama langsung menjawab salam Almira. Tidak lama kemudian, Almira menyingkap tirai yang menyekat antara ruang keluarga dan dapur.Almira nampak tersenyum ramah ke Mama. Lalu, berjalan ke arah kami. "Sejak kapan kamu datang?" tanyaku penasaran."Aku baru sampai kok, Mas. Ada apa?" tanyanya balik.Aku menggeleng. "Ti-tidak, tidak apa-apa," jawabku merasa lega."Oh iya ini Mira bawain pindang ikan patin kesukaan Bapak sama Mama. Tadi, sekalian Mau bareng Mas Hans eh dia malah duluan," ucap Almira sembari membuka rantangnya satu persatu.Pindang ikan patin merupakan kuliner khas penggugah selera yang ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-06
Baca selengkapnya

Terkejut

Aku kembali melajukan kendaraan, sementara Almira dari balik kaca spion kulihat ia tengah berdiri menunggu taksi. Mungkin aku sudah keterlaluan. Tetapi, mau bagaimana lagi aku sudah janji pada Dinda yang separuh hatiku sudah terlanjur dimilikinya. Separuhnya lagi, entah masih ada untuk Almira atau sudah tidak bersisa, yang jelas saat ini aku belum bisa melepaskannya begitu saja, aku masih butuh dirinya.Sekitar 20 menit akhirnya aku tiba di tempat Dinda bekerja. Aku pun segera turun dan menelponnya. Tidak lama kemudian, Dinda keluar sembari tersenyum manis ke arahku."Ayo, Mas!" ajak Dinda.Aku pun mengikuti langkahnya, entah mengapa aku merasa lebih nyaman saat bersamanya berbeda saat bersama Almira. "Tunggu sebentar ya, Mas aku ganti baju dulu," ucap Dinda saat kami sudah sampai di ruang tempat latihan yoga. Aku mengangguk, Dinda pun segera pergi ke ruang ganti.Selang beberapa menit, Dinda pun keluar. "Maaf, Mas lama nunggunya," ucapnya sembari tersenyum."Enggak kok," jawabku iku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-07
Baca selengkapnya

Tidak Mau Disebut Godain

Sekilas aku menatap ke Dinda yang terlihat heran melihat penampilan Almira. Ia mengamati Almira dari ujung kaki hingga ujung kepala. Aku pun heran kenapa Almira benar-benar berubah.Baju daster motif batik warna coklat tua yang sudah mulai lusuh menjadi pilihan Almira. Tak lupa dengan kerudung salem menutupi kepalanya."Apa kabar Mbak?" sapa Dinda kemudian dengan ramah sembari tersenyum."Baik, kamu sendiri apa kabar?" tanya Almira balik."Saya juga baik, oh iya saya ada sesuatu buat Mbak," ucap Dinda sembari meraih paper bag di atas meja. Lalu, memberikannya pada Almira."Terima kasih, tidak usah repot-repot," jawab Almira, terlihat begitu tenang dengan senyum tipis menghiasi bibirnya. Meski ia tahu siapa Dinda, tapi aku tidak melihat aura kemarahan di wajahnya entah dulu waktu mengandung ingadam apa Emaknya sampai bisa melahirkan anak setenang Almira. Aku pikir mereka akan adu jotos, jambak-jambakan, atau saling melempar kata yang menyakitkan kayak di tivi yang sering aku lihat, ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-07
Baca selengkapnya

Almira ditelpon Seseorang

Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya aku tiba di rumah. Memasukkan mobil ke garasi. Lalu, langsung masuk ke rumah."Mas, bisa kita bicara sebentar?" Pertanyaan Almira yang tiba-tiba langsung membuatku terperanjat."Mira ... Ngagetin aja, kalau Mas jantungan gimana?" tanyaku kesal gara-gara detak jantung memompa lebih cepat, seperti akan melompat ke luar."Mau bicara apa sih? Besok ajalah, ini udah malam. Mas capek mau istirahat," ucapku ketus sembari melepas kancing lengan baju, lalu kugulung batas siku."Jadi bener, Mas mau menikah dengan perempuan itu? Maksudku Dinda," tanya Almira tanpa basa-basi lagi.Aku menghela nafas dan membuangnya dengan masygul, menurutku pertanyaan Almira sebenarnya tidak perlu dijawab karena dia sudah tahu jawabannya."Memangnya kalau benar kenapa?" tanyaku balik."Apa alasan kamu ingin menikah lagi, Mas? Apa selama ini aku tidak cukup baik dalam melayanimu?" Almira bertanya dengan suara tertahan, ada kekecewaan dari nada bicaranyaSejenak aku ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya

Almira dan Dinda di Rumah Mama

Sudah satu Minggu lebih semenjak Almira memilih bekerja. Seperti ucapnnya ia selalu melakukan tugas sebagai mana biasanya. Menyiapkan sarapan dan beres-beres rumah. Almira selalu melakukan itu sebelum berangkat kerja.Hari ini, aku sengaja menyempatkan diri ke rumah Mama setelah pulang kerja."Apa Mama bilang perempuan itu pasti akan nurut," ucap Mama semringah saat tahu Almira setuju kalau aku akan menikah lagi."Tapi, Bapak yang keberatan!" Tiba-tiba Bapak muncul dari arah ruang keluarga saat aku dan Mama tengah asyik bercakap.Aku dan Mama sontak menoleh, perlahan Bapak mendekat ke arah kami yang tengah duduk di meja makan. Wajah Bapak terlihat tak suka."Bapak ini ngomong apa toh, wong anak kita yang ngejalani kehidupannya," protes Mama keberatan dengan ucapan Bapak. Aku yang tadinya sempat ciut, seolah mendapat angin segar mendengar Mama yang terang-terangan membelaku.Bapak langsung menatap ke arahku seperti ingin mendengar langsung jawabanku."Sudahlah tidak perlu diributkan o
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya

Pertanyaan Mama Dinda

"Tapi, kamu beneran setuju, 'kan Mir kalau Dinda sama Hans menikah?" tanya Mama melihat Almira yang sejak tadi hanya diam."Eum ... A-aku ...." Almira nampak ragu wajahnya menunduk, sementara tangannya memilin ujung kerudung. Melihat Almira begitu dengan cepat Mama memotong ucapannya."Mama harap kamu tidak keberatan, tidak menjadi penghalang untuk mereka segera menikah. Kamu tahu sendiri, 'kan kalau Mama sudah lama sangat ingin mempunyai cucu lagi?" tekan Mama.Sebagai anak, aku mengerti keinginan Mama, sebab Kak Fiona dan keluarganya jarang pulang, karena jaraknya yang memang jauh. Setelah menikah Kak Fiona tinggal di Kalimantan ikut Mas Fahmi. Sementara kami tinggal di Bandung."Udah, Tan jangan desak Mbak Mira kasian dia. Aku ngerti kok gimana perasaan Mbak Mira, berikan dia waktu untuk berpikir," timpal Dinda."Duh kamu ini, calon menantu idaman Mama. Sudah cantik pengertian lagi. Tante jadi gak sabar mau jadiin kamu mantu," Mama terlihat begitu tersentuh dan senang mendengar uca
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-09
Baca selengkapnya

Demi Dinda

Semakin hari Almira semakin sibuk dengan pekerjaannya, bahkan ia sering berangkat pagi-pagi sekali. Seperti pagi ini, Almira terlihat begitu terburu-buru."Mas, aku berangkat dulu ya! Sarapan Mas sudah aku siapin di atas meja," Almira berkata sembari memasukkan ponsel ke dalam tas."Khem ...," jawabku sekenanya sembari memasang dasi dengan wajah kesal. Berapa sih gajinya, hingga harus berangkat sepagi itu? Bahkan untuk sarapan bersama pun tidak sempat.Biasanya aku biasa saja jika ia bersikap begitu. Tapi, entah mengapa hari demi hari semakin terasa hambar sejak beberapa hari ini Almira tak lagi menemaniku untuk sarapan pagi.Bahkan kulihat penampilannya sudah sedikit berubah. Lebih terlihat fresh, meski berat badannya masih belum berkurang. Sebenarnya aku ingin dia menemani sarapan. Tapi, gengsi rasanya meminta duluan, harusnya dia mengerti.Aku pun melangkah menuju meja makan, nafsu makan hilang melihat makanan yang terhidang di atas meja. Sebab, hidupku seperti bujangan yang tak p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-09
Baca selengkapnya

Laki-Laki yang Bersama Dinda

"Oh ... Ya udah gak apa-apa kalau gitu aku akan pergi sendiri." jawab Almira suaranya terdengar bergetar, aku tahu dia kecewa. Tapi, mau bagaimana lagi tidak mungkin jika harus mengecewakan Dinda."Maaf!" Entah mengapa ada perasaan kasian padanya, padahal selama ini jika harus begitu aku tidak perlu minta maaf. "Tidak apa, aku mengerti.""Aku juga tidak bisa mengantarmu, aku akan pesankan taksi online untukmu!""Tidak usah, aku bisa sendiri. Terima kasih."Mendengar jawabannya begitu, aku tidak lagi bicara, dan terus sibuk bersiap. Setelah beberapa menit akhirnya selesai."Aku pergi," ucapku usai menyisir rambut."Ah, iya," jawab Almira singkat bahkan aku melihat ia masih berdiri di tempatnya tadi.Aku pun segera mengambil kunci mobil. Lalu, bergegas keluar untuk menemui Dinda.Selama di perjalanan perasaanku tak tenang, entah mengapa pikiranku di penuhi Almira ada perasaan bersalah. Ada apa denganku, bukankan aku sudah terbiasa melakukan ini?Perasaan ini muncul saat ia bekerja, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-10
Baca selengkapnya

Dipukul Orang

Aku melangkah lebar-lebar ke arah toilet. Namun, begitu sampai langkahku terhenti. Aku tercekat mendengar sekaligus menyaksikan pemandangan yang seketika membuat degub jantungku memompa dengan cepat, bahkan aliran darah terasa cepat naik ke kepala.Tanganku terkepal kuat, sehingga menimbulkan buku-buku putih. Sementara rahangku mengeras. Kemarahan ini seketika memuncak dan siap untuk diledakan.Bagaimana tidak aku melihat Dinda bersama dengan seorang laki-laki mereka terlihat begitu akrab. Bahkan Dinda sempat mengatakan kalau dia mencintai lelaki tersebut. Namun, begitu menyadari kehadiranku Dinda tidak meneruskan kalimatnya."Mas, ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku bisa jelasin semuanya." Wajah Dinda terlihat begitu panik dan takut, begitulah kiranya kalau orang ketangkap basah."Apa lagi yang mau kamu jelaskan?" Aku bertanya dengan sinis.Sementara lelaki yang ternyata bernama Dirgantara dan merupakan mantannya tersebut terlihat senyum mengejek."Mas, percaya sama aku s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status