Home / Sci-Fi / Rahasia sang Pewaris Kembar / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Rahasia sang Pewaris Kembar: Chapter 101 - Chapter 110

122 Chapters

Kamu Meragukanku?

Sekalipun tak berminat, suara yang terus menerus menggelitik pendengaran mau tak mau membuatnya ikut menyimak."Baik. Sampai besok, Ed." Sekonyong-konyong mendengar nama yang familiar di telinganya, ia tersentak. Kali ini dipasangnya telinga dengan seksama demi memastikan jika-jika pendengarannya keliru. Hening. Perbincangan yang dinanti-nantikan itu kini malah tidak terdengar lagi. Ia mencoba kian menajamkan pendengaran. Tetap saja tidak ada suara yang terdengar. Tampaknya pembicaraan wanita tersebut benar-benar telah berakhir. Ia menghela gusar. Diusap-usapnya wajah kantuknya dengan gerak gelisah. Sepertinya aku salah dengar. Mana mungkin dunia sesempit itu, kan? Sekalipun benar, bisa saja kebetulan. Lagipula nama yang mirip bukan hanya dimiliki satu dua orang saja. Ayolah, Will! Bukankah ini sungguh melelahkan? Menaruh curiga pada setiap orang yang baru kamu temui.***Ia melambai pada Joanne begitu wanita tersebut muncul dari pintu sekolah. Joanne yang tadinya melangkah bers
last updateLast Updated : 2023-05-25
Read more

Fasih dengan Kebohongan

Ia menghela nafas singkat. Bahkan mungkin aku tak mengenal Wilbert sebaik wanita ini melakukannya. Diliriknya kembali wanita yang duduk berhadap-hadapan dengannya tersebut. Namun kini, ia menatap dengan pandangan getir. "Itu semua karena di matamu kini aku tampak sangat berbeda dengan Wilbert yang kamu kenal, kan?" bisiknya berdesir. Sekalipun mengucapkannya dengan sangat perlahan, tampaknya Joanne mampu menangkap ucapannya barusan. Kali ini dengan bibir yang mengatup, wanita itu kembali menundukkan pandangan. "Itu karena aku memang adalah orang yang berbeda, Anne. Aku bukan Wilbert!" cetusnya kemudian tanpa tercegah. Bulir-bulir air mata yang berderai jatuh ke atas meja seketika membuat lanjutan ucapannya tertahan di ujung bibir, menyurutkan tekadnya untuk menguak kebohongan diri. "Aku tahu, Will. Aku tahu kamu banyak berubah karena semua yang telah kamu lalui. Kamu telah banyak berkorban untuk mempertahankan hubungan ini. Bahkan kini dapat dikatakan dirimu telah mengorbankan
last updateLast Updated : 2023-05-26
Read more

Jangan Pernah Meninggalkanku Lagi

Sebuah rangkulan hangat yang membalut tubuh membangunkannya serta merta. Belum sempat matanya membuka penuh, sebuah ciuman mesra telah mendarat di bibirnya. Bersama senyum puas yang merekah, disambutnya bibir yang memagutnya itu dengan intens. Dalam waktu singkat, ciumannya telah berpindah ke leher mulus wanita bertubuh mungil tersebut. Terus bergerak perlahan hingga ke tulang selangka Ann. Desahan wanita itu membuat letikan hasratnya kian tak terhentikan. Didekapnya Ann dengan gelora yang bergemuruh. Seolah meminta izin, ditautkannya tatapan menggoda ke arah wanita tersebut. Dengan gemulai, Ann mengelus-elus dada bidangnya sebelum kemudian mendaratkan kecupan bersama sekulum senyum ke atasnya. "Ya, Will." Terdengar suara merdu wanita itu membisikkan kata kunci sebagai sinyal izin di telinganya. Bagai kendaraan pacu yang telah mendapatkan aba-aba untuk memulai, ia segera meluncur lancar di atas tubuh Ann. Dan, Ann pun turut menyambut dengan sentuhan-sentuhan nan 'mengundang' yang ta
last updateLast Updated : 2023-05-27
Read more

PERGI DARI SINI!

"Boleh aku bergabung?" Teguran tersebut serta merta menyita perhatiannya juga Joanne. "Ah. Tentu saja, Stel." Joanne tampak tersenyum ramah dari balik meja makan berkapasitas dua orang itu, menyanggupi permintaan temannya . Oleh tanggapan Joanne barusan, Stella dengan tanpa sungkan yang membersit sedikitpun segera duduk bergabung ke antara mereka. Rasa was-was kian memenuhi ruang batinnya. Ia beringsut resah dengan tanpa memperlihatkannya. Apakah mereka memang terbiasa menghabiskan waktu makan pagi bersama? Sepertinya baru hari ini aku melihatnya. Seolah-olah mengetahui dirinya tengah menjadi topik perbincangan, wanita itu muncul begitu saja dan menjejalkan diri ke tengah kami. "Tidak biasanya kamu bangun seawal ini?" terdengar Joanne mencoba mencairkan suasana yang tanpa tersadari telah menjadi kelu oleh keheningan.Sembari menyeduh teh bagi diri sendiri, Stella sesekali menguap. Kemudian menanggapi Joanne. "Karena akan memasuki bulan liburan, tempat kerjaku mulai mengadakan ba
last updateLast Updated : 2023-05-29
Read more

Kawalan Liar

Seketika ia membelalak tanpa mampu membendung keterkejutannya. Buru-buru di angkatnya wajah dan mengedarkan pandangan. Alih-alih menemukan sang pemberi selebaran tadi, matanya menemukan dua sosok pria berseragam rapi tengah melangkah ke arahnya. Dengan sigap, ia dapat mengenali sosok-sosok itu dari setelan berwarna navy yang mereka kenakan. Mereka adalah para penjaga dari mansion Anderson! Berusaha menguasai diri untuk tetap bersikap setenang mungkin, ia mengangkat tubuh dari atas bangku tempatnya beristirahat tersebut. Kemudian bergegas bersama langkah yang dikayuhnya kian tergesa-gesa. Kala dilihatnya kedua sosok di belakangnya itu mulai berlari mengejarnya, ia pun serta merta melakukan hal serupa. Tanpa mengubris pekik gusar setiap pejalan kaki yang terseruduk olehnya, ia melesat sekencang mungkin. Sekalipun dadanya terasa menderu riuh seakan hendak meledak dikarenakan paru-paru yang tengah terpacu maksimal, tak sedikitpun ia berkeinginan mengurangi laju langkah."Tuan, Tuan... se
last updateLast Updated : 2023-05-30
Read more

Pekerjaan Remeh

Ia mengingsut resah sejenak sebelum kemudian menjawab. "Sebelumnya saya bekerja di perusahaan multinasional yang bergerak di bidang jasa keuangan, sebagai akuntan. Dan, telah bekerja sekitar 5 tahun disana." "Hmm... Lalu, mengapa kini Anda malah tertarik dengan pekerjaan kasir di tempat kami? Bukankah ini adalah pekerjaan yang jauh dari ekspektasi Anda?" lanjut Tuan Gustav tanpa membiarkan jeda pembicaraan terjadi. Ia terhenyak. Merasa kehilangan kata-kata menimpali, ia pun terdiam. Apa yang dikatakan Tuan Gustav adalah benar. Di mata pria itu, ia pasti tampak seolah tengah bergurau dengan melamar lowongan pekerjaan yang jauh lebih 'remeh' ini. Terdengar dehaman Tuan Gustav yang menyiratkan ketidaksabaran pria tersebut menanti jawaban darinya. Alih-alih menyahut, ia hanya memberi sebuah tatapan lekat pada pria berbalut setelan formal itu. "Bisa saya tahu mengapa Anda meninggalkan pekerjaan sebelumnya dan tertarik bekerja sebagai kasir kami?"Bagai mendapat pukulan telak lanjutan,
last updateLast Updated : 2023-05-31
Read more

Kenalan dari Nashville

"Sudah terbiasa?" tegur sebuah suara memecah lamunannya. Kent, pemuda yang berprofesi serupa tersebut tampak mengambil tempat tak jauh darinya di anak tangga. Ia hanya tergelak kecil menanggapi tanpa kata-kata. "Kamu cepat belajar juga, ya ...." sahut pemuda itu lagi. Kent menyeringai sembari mulai menyalakan rokok. Dalam sekejap, kepulan asap telah memenuhi ruang pandang mereka. Masih enggan membuka mulut untuk berbincang, lagi-lagi ia memberi tanggapan berupa isyarat tubuh. Dengan mengangguk-angguk kecil dan mengedarkan pandangan. "Thanks," ucapnya singkat bersama sesungging senyum. Seolah masih gigih tak ingin membiarkan jeda mengisi ruang di antara mereka, Kent kembali mecoba menjalin pembicaraan. "Asalmu dari sini?" "Aku dari Nashville." Ia menjawab sekenanya. Tak paham mengapa orang-orang di sekitarnya selalu demikian bersikeras mengajaknya berbincang. Bahkan di saat dirinya telah mengirimkan sinyal 'tak ingin diusik' sekalipun. Apakah dikarenakan rasa tertantang dengan k
last updateLast Updated : 2023-06-02
Read more

Bukti dari Masa Lalu

Untuk kesekian kalinya ia terhenyak dan bergeming hening. Apa sebaiknya aku menggali lebih lanjut untuk memastikannya? Ia baru saja hendak membuka mulut ketika terdengar pemuda di sampingnya tersebut tertawa geli. "Maaf, maaf. Sepertinya gurauanku berlebihan," kilah Kent mengangkat sebelah tangan menyiratkan rasa sungkan. Kesekian kalinya pula, ia turut melakukan hal yang serupa demi menanggapi. Ia kembali meneguk botol yang telah kosong seakan hendak memastikan kopinya telah benar-benar kandas. Kemudian masih dengan wajah yang dipaksa menampilkan seringai tawa, ia melontarkan pertanyaan. "Boleh kutahu nama tempat kerjamu itu?""Buon Eiffel," sahut Kent segera tanpa tunda. Seketika ia terkesiap. Jawaban yang sangat ringkas itu mampu memberikan kepastian mutlak baginya. Kini, ia yakin bahwa tokoh-tokoh yang dikisahkan pemuda tersebut tak lain tak bukan adalah dirinya dan Ann. Kini, ia juga yakin bahwa pelayan yang mencegat langkahnya kala itu adalah Kent. Nasib mempertemukan mereka
last updateLast Updated : 2023-06-03
Read more

Rutuk Diri

Ia hanya bergeming alih-alih membalas. Jauh di dalam batinnya, ia merutuki diri. Rasa bersalah karena telah menjalankan lakon sempurna timbul tenggelam di dalam jiwanya. Hati kecilnya berderit mempertanyakan keabsahan dari kebohongan-kebohongannya yang berlanjut. Kala hendak mencari keberanian untuk mengungkapkan kebenaran, entah mengapa ia belum menemukannya. Diingsutkannya diri menjauh dengan gerak sangat perlahan. "Kita istirahat, yuk," ucapnya bersama pandangan yang mengedar tak tentu arah.Daun pintu kamar yang berderit seketika membuatnya terjaga. Ia memicing menoleh separuh jalan ke arah pintu. "Anne?" panggilnya. Oleh tiadanya tanggapan, ia kembali merebahkan kepala ke atas bantal, menuruti rasa kantuk yang masih kental. Sekonyong-konyong sebuah suara yang menyerupai bunyi alat pengambil citra tertangkap ruang dengarnya. Berasal dari balik punggungnya. Seketika ia tersentak dan segera berbalik bangkit. "Siapa disitu?" serunya serta merta. Matanya sempat menangkap kelebatan so
last updateLast Updated : 2023-06-05
Read more

Siapa Sebenarnya Dirimu?

Hujan disertai angin kencang tadi menyisakan udara malam yang dingin menggigit. Ia merapatkan balutan jaket dan meninggalkan tempat kerjanya itu melalui pintu belakang. Sosok yang tertangkap oleh ujung matanya sontak menghentikan langkahnya. Ia segera memutar arah. Segera disusulnya sosok yang telah seharian dicarinya tersebut. "Hai! Kukira kamu hari ini tidak memiliki shift ...." ujarnya menegur Kent begitu berhasil menemukan pemuda itu di ruang karyawan.Kent yang sempat terhenyak kaget menoleh ke arahnya. "Oh, hai!" pemuda tersebut membalas sapaannya dengan sekilas senyum. Dihampirinya Kent demi aba-aba memulai pembicaraan yang lebih serius. "Jam operasional restoran bahkan hampir berakhir, mengapa aku baru melihatmu? Apa ada masalah?" Diberinya pemuda di hadapannya itu sebuah tatapan menelisik."Ah. Aku baru saja selesai dari ruangan Tuan Gustav ...."Ia terperanjat. "Ya?" lirihnya mendelik tanpa sadar."Mengajukan pengunduran diri. Orang tuaku dipindahtugaskan lagi. Kami harus
last updateLast Updated : 2023-06-06
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status