“Kakek Rowan?” Si Kembar terbelalak dan mendesah tak percaya. Kesedihan mereka mendadak sirna. Diiringi tawa gembira, mereka pun berlari menghampiri si pria tua. “Aku tahu, Kakek pasti datang! Kakek tidak mungkin membuat kami sedih. Kakek menyayangi kami seperti kami menyayangi Kakek,” tutur Louis. “Ya, Kakek memang orang baik!” sambung Emily. Setibanya di hadapan Rowan, mereka langsung memeluk kakinya. “Terima kasih, sudah datang, Kek! Kami senang sekali! Kakek akhirnya mau berubah dan menerima kami.” Emily mendongak, memberikan senyum terbaiknya. Ia tampak sangat lucu dengan mata yang memantulkan cahaya keemasan. Akan tetapi, Rowan seperti tak terpengaruh. Ia hanya mengangkat alis dan memajukan bibir sedikit. “Aku tidak bawa kado,” ucapnya datar. “Tidak apa-apa. Kehadiran Kakek saja sudah sangat istimewa,” celetuk Emily sembari meraih jemari Rowan. “Kakek, ayo ikut kami tiup lilin.” “Ya,” Louis ikut menarik Ro
Terakhir Diperbarui : 2023-04-02 Baca selengkapnya