All Chapters of Sesungguhnya Aku Bukan Suami yang Miskin: Chapter 11 - Chapter 20

52 Chapters

PART 11

Baru kali ini Bu Ratri melihat Radit emosi seperti itu. Selama ini sang menantu itu selalu tenang dan sabar menghadapi sikap Nagita yang terkadang memang suka semena-mena terhadapnya. Ia tentu tidak bisa menafikan sifat baik sang menantu itu. Jika ia sampai emosi begitu, berarti kebenarannya tidak boleh ia abaikan. “Mungkin ada hal penting yang sedang mereka lakukan saat itu, Dit. Jadi, apa kenyataannya tidak seperti apa yang kamu lihat dan pikirkan. Terlebih kita sedang berada di sebuah restoran seperti yang kaubilang. Apakah itu masuk kategori berselingkuh atau semacamnya itu?” “Aku ini laki-laki dan seorang suami, Bu, tentu bisa membedakan mana perilaku wajar dan tak wajar istrinya! Nih, Ibu lihat ini. Beberapa hari yang lalu kalung ini saya ingin membelinya buat Nagita. Tapi pada saat yang sama, laki-laki yang saya lihat bersama Nagita tadi lebih dahulu meminta kalung ini pada penjaga gerainya. Tanggal dan tempat pembelian pun persis sama.” Bu Ratri mengambil
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

PART 12

Melihat buah hatinya terlihat ketakutan seperti itu, Radit segera memeluk dan mencium Noni berkali-kali. Ia memejamkan kedua matanya dan mengucapkan istighfar berkali-kali. Lalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia melepaskan pelukannya dan berdiri. Selanjutnya tanpa meninggalakan kalimat apa-apa, ia langsung keluar dari kamar dan pergi dari rumah dengan sepeda motornya. Di sebuah taman publik di daerah Menteng ia duduk merenung seorang diri. Saat itu a merasakan sakit yang sangat menghujam ulu hatinya. Kata-kata Nagita baginta laksana sebilah meteor yang menyayat malam. Tajam dan menikam. Berkali-kali pula ia menyeka kedua sudut matanya dengan sisi ujung telunjuknya. Ia tak nyaris tak mampu membedakan, saat itu air matanya keluar akibat apa? Akibat sakit ataukah karena sebuah penyesalan? Oh, tidak. Ia sama sekali tidak merasa menyesal dengan pilihannya. Mungkin hanya karena sakit dan kecewa saja. Radit teringat wajah Papanya, dan tiba-tiba ia sangat merindukannya. I
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

PART 13

Selama seminggu Radit tak pulang ke rumah dan lebih menginap di hotel. Hatinya begitu sakit dan kecewaan. Andaikata ibu mertuanya tak mengirimkan pesan WA yang memberitahu bahwa Noni sakit, mungkin ia tak akan kembali dalam wkatu dekat. “Ya Tuhan, pesan itu terkirim sejak semalam!” desahnya panik saat membaca pesan itu. Memang, sejak ia memutuskan tak pulang ke rumah, ia tak mengaktifkan nomor yang biasa dipakai, tetapi menggunakan nomor perdana. Benar juga, suhu tubuh sang buah hatinya begitu tinggi. “Sejak kapan ia sakit, Bu?” tanyanya pada Bu Ratri sembari membelai rambut Noni yang saat itu sedang tertidur, ketika ia telah sampai di rumah. Ia melihat sang buah hati tertidur pulas dengan wajah yang memang sangat pucat. “Sejak semalam. Dia selalu memanggil-manggil namamu. Ibu menelepon kau tapi nomormu tak pernah aktif beberapa hari.” “Oh iya, Bu, maaf, memang aku sengaja tak aktifkan nomor itu. Trus kenapa Mamanya nggak membawa Noni ke rumah sakit?”
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

PART 14

Keesokan harinya Noni sudah terlihat sehat dan ceriah kembali, sehingga pada sore hari pihak rumah sakit sudah memperbolehkan pasien untuk chek-out. Saat melihat Nagita sudah ada di rumah, Radit tidak merasa kaget lagi. Ia berusaha untuk tak mengajaknya bicara apa pun. Ia tak ingin dari pembicaraan itu akan berkembang menjadi sebuah pertengkaran. Sekarang ia lebih mengutamakan perasaan Noni daripada perasaan siapa pun, terutama perasaan Nagita. Buat apa ia memikirkan perasaan wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sementara perasaannya sama sekali tak dianggap oleh wanita itu. Dan malam itu ia hanya ingin segera istirahat dengan memeluk tubuh mungis sang buah hatinya, Noni, di kamarnya Noni. Pagi hari, di meja makan, ketika Noni sudah ke sekolah bersama Bik Ipah, Nagita berusaha mengajaknya bicara. “Maaf, kemarin aku pulang lebih awal karena memikirkan kondisinya Noni.” Radit hanya menatap wajah ibu dari putrinya itu sesaat dan menjawab singkat, “Iya.”
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

PART 15

Radit tak ambil peduli dengan keterperangahan Nagita. Ia mencium tangan ibu mertuanya. “Bu, saya pamit mau ke kantor dulu.” “Iya, Nak Dit, yang hati-hati di jalan, ya?” “Baik, Bu. Assalamualaikum.” “Walaikumsalam.” Ketika Radit telah pergi, Nagita masih terpaku di tempat duduknya. Dia tidak hanya tertegun pada jumlah tranfer Radit ke rekeningnya yang dua kali lipat dari yang ditransfernya pada ibunya, Bu Ratri, tetapi pada dua hal lain yang dikatakannya barusan. “Dari mana dia mendapatkan semua informasi itu?” gumamnya, tanpa ditujukan pada siapa pun. Bu Ratri menatap wajah Nagita sembari duduk kembali di kursi yang tadi didudkinya. “Git, jawab Ibu, apakah benar semua apa yang dikatakan oleh Nak Radit barusan?” Nagita hanya sesaat menatap wajah ibunya sebelum ia bangkit dan berjalan ke arah kamarnya. “Nagita ...!!” teriak Bu Ratri. “Jika benar apa yang Radit katakan barusan, berarti kamu telah berubah jauh! Kamu bukan saja telah membohongi s
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

PART 16

Ningrum disambut oleh Radit di depan ruang rawat dan mengajaknya duduk di bangku besi panjang. “Tadi saya cek di kantor jika Pak Radit ijin tak masuk hari ini. Jadi saya langsung ke mari. Mertuanya Pak Radit sakit apa dan bagaimana kondisi beliau sekarang?” “Terima kasih, Bu Ningrum,” ucap Radit. “Iya, kata dokter beliau ada gangguan pada jantungnya, dan alhamdulillah sekarang sudah siuman. Hanya saja belum diperbolehjkan untuk dibesuk.” “Oh, mudah-mudahan beliau segera pulih kembali, Pak. Oh ya, barusan saya berpapasan dengan istrinya Pak Radit kayaknya?” “Iya, Bu Ningrum. Dia sedang padat tugasnya di kantornya, jadi harus gantian nunggunya.” “Oh ...!” hanya itu yang keluar dari bibir Ningrum. Dia tak mau berkomentar lebih, walau seharusnya seorang ibu harus menjadi prioritas dulu dari hal apa pun. Terlebih ketika seorang ibu sedang sakit. Tanpa disadari oleh keduanya, saat itu Nagita mengintai di sudut lorong rumah sakit. Tampaknya wanita itu mera
last updateLast Updated : 2022-12-22
Read more

PART 17

Nagita dan Bu Ratri yang saat itu kebetulan sedang duduk di beranda depan rumah, melihat sebuah mobil mewah baru masuk di halaman rumah mereka hanya mengira bahwa itu tamu mereka atau tamunya Radit. Tetapi ketika mereka melihat justru Radit yang keluar dari mobil, spontan keduanya berdiri. Dan Noni yang sempat melihat dari dalam rumah langsung berlarian keluar sembari memanggil papanya. “Ini mobil baru Papa, ya?” Radit tersenyum dan mengangkat tubuh Noni dan menggendongnya, “Iya, dong, Sayang, ini mobilnya Papa dan juga Noni.” “Aseeek, Papa punya mobil baruuu!” seru Noni senang. “Papa, Noni pengen rasain naik mobil baru Papa.” “Oh, boleh, hayuk!” Tanpa basa-basi, Radit pun langsung membukakan pintu depan kiri mobilnya untuk sang buah hati. Sebelum ia sendiri masuk di pintu kanan, ia melaihat ke arah ibu mertuanya dan pamit untuk berkeliling komplek sebentar, namun sama sekali tak melirik kepada Nagita. Lalu tanpa menunggu sahutan dari ibu mertuanya, dia
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

PART 18

Tentang keberadaan mobil mengintai itu sama sekali tak disadari oleh Nagita maupun Dony. Bahkan setelah Dony dan Nagita masuk ke dalam rumah itu, laki-laki dalam mobil Xpander itu sempat mengambil gambar rumah mewah itu sebelum pergi dari komplek itu. Sementara itu, Dony sedang membanggakan rumah itu kepada Nagita, dan Nagita menanggapinya dengan wajah binar bahagia. “Jadi, rumah ini akan Mas atas-namakan namaku?” tanya Nagita. “Tentu, Honey. Tapi tentu saja setelah Honey memenuhi sebuah syarat yang kukatakan itu, yaitu ...?” “Aku harus mengajukan gugatan cerai pada suamiku yang lemah dan tak berguna itu!” lanjut Nagita. “Pintar!” tandas Dony Setiawan, lalu keduanya tertawa bersama sambil berpelukan dan berciuman sesaat. “Tentu, Honey. Aku memang sudah terlalu bosan hidup penuh kepura-puraan dengan dia,” ucap Nagita lagi sambil menatap wajah Dony yang masih dalam pelukannya. “Tapi Honey harus sedikit bersabar. Aku sedang merencanakan suatu ha
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

PART 19

“Ini rumah saya, Nona! Dan Anda keluar dari rumah saya! Keluar!!” yang menjawab Nagita dengan wajah makin terlihat emosi dan angkuh. Tiba-tiba ia menepuk dahinya sendiri dan lanjut menuding, “Atau jangan-jangan, oh Tuhan! Anda pasti selingkuhan suami saya? Hm, saya jadi sadar dan tahu sekarang, ternyata Mas hanya berpura-pura marah dan emosi ketika melihat aku bersama laki-laki lain ya, hanya untuk menutup kebusukannmu sendiri!” “Diam jangan sembarangan bicara!!” bentak Radit. “Beliau wanita baik-baik dan bukan perempuan yang tak berahlak seperti kamu! Kamu wanita yang sudah bersuami tapi selalu berduaan dengan laki-laki lain!! Kamu busuk!!” “Mas yang busuk!! Busuk, lemah, dan tak berguna!!” Nagita balas membentak dengan wajah seolah hendak menelan suaminya bulat-bulat. “Baik!” ucap Radit. “Aku sudah menyaksikannya secara langsung perbuatan busuk dan penghianatamu!” Lalu menatap kepada Dony. “Dan kau, laki-laki bajingan perusak pagar ayu, urusan kita masih berla
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more

PART 20

Rumahnya Ningrum berada sebuah perumahan di kawasan Taman Sari. Rumah yang cukup mewah luas. Kata Ningrum, itu adalah juga rumah fasilitas perusahaan. Di rumah itu sang manajer tinggal bersama ibu dan kedua adiknya serta seorang asisten rumah tangga. Ayahnya Ningrum telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Jadi otomatis, Ningrum menjadi tulang punggung keluarganya. Kedua adiknya, cowok-cewek, masih semester 6 dan 4. Yang membuat Radit agak sedikit kaget adalah sang mama dari sang manajer muda itu, ternyata merupakan wanita keturunan Belanda. Namanya Bu Juliana. Pantas saja wajah Ningrum rada-rada kebulean. Bu Juliana orangnya sangat ramah kepada Radit. Begitu juga kedua adiknya Ningrum, Elissa dan Arthur. Mereka sangat hangat dan dan bersahabat. Kondisi itu lumayan membuat perasaannya nyaman dan sedikit mengurangi kedukaan di hatinya. “Kalau Nak Radit mau, Nak Radit boleh tempati dulu kamar pavilyun. Kamar itu bekas kamar kemenakannya Ibu dulu. Sekarang ia ikut is
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status