Home / Romansa / Skandal Pengawal Dan Nona Muda / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Skandal Pengawal Dan Nona Muda: Chapter 41 - Chapter 50

160 Chapters

Kelahiran Si Kembar

Lintang tengah berjalan-jalan menyusuri pagar balkon luar kamarnya. Menikmati udara pagi dan menyerap sinar matahari dengan kulitnya yang pucat. Tersenyum tipis membalas lambaian para pelayan yang menyapanya di bawah sana.Satu-satunya interaksi yang dia dapatkan selama hampir 9 bulan ini, menjadi hiburan di sela kepenatan dan kelelahannya menjalani kehamilan."Nona," Mira muncul dari dalam dengan membawa sarapan dan juga vitamin.Lintang hanya menatapnya dengan malas, ia sudah muak dengan vitamin. Bahkan rasanya ia tak ingin makan jika tak mengingat saat ini ada nyawa yang harus ia beri nutrisi. "Apa masih harus makan vitamin?" keluhnya, Mira membantunya duduk di kursi. "Kaki Nona bengkak," kata Mira melihat ke kedua kaki Lintang. Lalu matanya naik menatap wajah Nona-nya itu, yang kini tampak kurus dan sayu.Lintang tersenyum tipis, "Nanti juga kempes," ujarnya terkekeh pelan.Mira terdiam. Tawa itu terdengar menyayat hati di telinganya. "Aku sudah mau punya anak, kamu masih meman
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Terciptanya Wajah Es

Lintang tak mengira jika dia akan melahirkan bayi kembar. Selama ini, dia menolak untuk melakukan USG walaupun Yasmin selalu rutin mendatangkan dokter ke rumah untuk memeriksa kehamilannya.Dan ini menjadi sebuah kejutan untuknya. Kedua putra-putrinya itu seolah menjadi semangat baru dan gairahnya untuk menjalani hidup. Mira tersenyum haru, melihat wajah Lintang yang kini kembali bersinar. Mata cantik itu kini berbinar menatap kedua putra-putrinya. "Mereka cantik dan tampan, Nona, seperti ayah dan ibunya!" pujinya.Lintang terdiam tersenyum sendu."Ya, dia tampan seperti ayahnya," ucapnya tersendat menahan tangis."Nona ....""Mereka putra-putri Arthur, mereka adalah darah dagingnya, mereka buah cinta kami, Mira!" tangisnya pedih."Ayahnya bahkan tidak tahu jika mereka ada!"Mira terpaku mendengarnya, "Nona tidak memberitahu dia?!" tanyanya tak percaya. Lintang menggeleng, "Biarlah, aku tidak ingin mengganggunya, aku tidak mau membebani pikirannya!" ucapnya lirih."Nona ...," desah
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Test DNA

Lintang berteriak histeris ketika bayi-bayinya dibawa pergi oleh suster atas perintah Yasmin. "Kalian tidak punya hati! Biadab! Kembalikan anak-anakku!" jeritnya menangis kencang.Mira juga ikut menangis dan merasa ngilu dengan kondisi Lintang. Perempuan itu bahkan baru beberapa hari mendapat tindakan kedua untuk luka sesarnya. Namun Yasmin sendiri seolah tak peduli dengan semua itu. Wanita itu terobsesi memastikan keturunan asli dari bayi-bayi merah itu. "Sabar, Nona! Luka Anda masih berdarah!" ucap Mira memeluk Lintang yang memberontak ingin turun dan mengejar keluar dari kamar."Kenapa mereka jahat sekali, Mira? Kenapa?!" ratap Lintang di bahu Mira. Air matanya jatuh berderai.Mira hanya mampu terdiam, memeluk wanita itu. Hanya bahunya saja yang mampu dia berikan, sekedar menjadi tempat Lintang bersandar dan menangis. Di saat tidak ada seorangpun yang menemaninya melewati derita dari keluarganya sendiri."Arthur ... Kapten-ku! Dimana kamu?" raung Lintang.Semua luka dan kesakitan
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Layla Yang Malang

Lintang turun dari mobil dengan dibantu oleh Mira, yang sudah siap dengan kursi roda. Dengan hati-hati, gadis pelayan itu memapah Lintang dan membantunya duduk. Dua orang suster turun dengan mendekap si kembar di pelukan masing-masing. Dan langsung membawanya masuk ke dalam rumah. Lintang mengawasi tanpa berkedip dan sorot mata penuh kecurigaan.Mereka pun masuk. Yasmin dan Candra sudah menunggu di ruang tamu. Mira menebarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan. Tak ada penyambutan atau selebrasi apapun. Dingin dan acuh."Langsung saja bawa dia ke kamarnya, Mira!" perintah Yasmin tanpa menoleh.Lintang menatap pada kedua orangtuanya itu tanpa kata. Kosong dan dingin. Mira pun menunggu sejenak, menunggu Yasmin dan Candra untuk sedikit saja menoleh dan mungkin mengatakan sesuatu. Namun hingga beberapa detik berlalu, mereka masih saja acuh dengan kesibukan masing-masing. Membuat Mira tidak tahan dan memutar kursi Lintang, pergi dari situ.Sepertinya hati mereka sudah benar-benar k
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Pergi Dari Rumah Adiwilaga

Dini hari menjelang, sesosok siluet tubuh seseorang berjalan mengendap-endap menuju kamar Lintang yang ada di lantai atas. Dengan kaki telanjang tak bersepatu, ia berjalan pelan-pelan. Sesekali ia menoleh ke sekitarnya, memastikan tidak ada orang yang melihatnya.Dia Mira, Lintang memerintahkannya untuk mengambil semua barang-barang berharga miliknya dari kamar. Mereka berencana untuk pergi dari rumah ini sebelum hasil tes DNA itu keluar.Lintang menghela nafas berat sambil membereskan beberapa potong pakaian ke dalam ransel kecil."Apapun hasilnya nanti, kita harus pergi dari sini, Nak!" ucap Lintang menatap Arta yang ada di keranjangnya. "Karena bagi mereka, kamu tetap keturunan Bramantya," Lintang memejamkan mata, merasakan dadanya yang sesak tak terkira. Seolah tak habis-habis penderitaan yang harus mereka alami. Lintang menatapi Arta. Tangan dan kaki mungil itu terlihat lembut dan menggemaskan. Pipinya gembul karena Arta kuat menyusu, seolah tak pernah kenyang bahkan selalu d
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Mencari Lintang

Berita menyebar dengan cepat di media massa, jika Lintang hamil dan melahirkan di luar nikah dan mereka bertanya-tanya siapa ayah dari anak yang dilahirkannya. Rumor jelek pun berhembus kencang dan membuat nama Adiwilaga menjadi bahan gunjingan dimana-mana.Ini sudah beberapa minggu dan Lintang masih belum ditemukan. Yasmin yang kesal semakin berang karena dicemooh dan diejek oleh teman-temannya di kalangan istri pejabat dan kaum elit. "Apa kalian masih belum menemukan dia?" tanya Yasmin pada Candra dan Wira. Wanita itu datang dengan wajah gusar dan marah.Candra menggeleng, "Mereka seolah hilang ditelan bumi!" ujarnya seraya memijat keningnya.Wira mendengus malas mendengarnya. Sudah hampir 2 minggu namun mereka masih belum menemukan titik terang dimana Lintang berada. Wira melacak keberadaan Lintang dari penarikan kartu atm, namun wanita itu rupanya cukup cerdas. Karena terakhir kali penarikan atm sekitar 2 minggu lalu saat Lintang kabur dari kediaman Adiwilaga. Dengan penarikan s
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Arta Bertemu Ayah

Arthur menarik tangannya dengan perlahan, dan menggantinya dengan bantal di bawah kepala Hazen. Gadis itu tertidur lelap bersamanya sejak semalam. Kelelahan setelah menyelamatkan Catherine dari kejaran paparazzi yang berujung penguntitan. Entah, sepertinya gadis itu selalu terbentur masalah."Kau mau kemana?" erang Hazen dengan suaranya yang serak, tanpa membuka matanya.Arthur tersenyum, dibelainya kepala Hazen dengan lembut. Membuat gadis itu tersenyum dengan mata masih terpejam.'"Tidurlah, ini masih terlalu pagi," ucap Arthur setengah berbisik lalu menunduk mengecup kening Hazen.Hazen mengguman menjawabnya dan kembali terlelap. Perlahan Arthur pun bangkit dari tempat tidur, berjalan menuju kamar mandi. Hingga tak lama kemudian suara gemericik air terdengar merdu jatuh menimpa lantai marmer di bawahnya.Selanjutnya Arthur keluar dari kamar, menuju dapur dan berniat menyiapkan sarapan. Ketika itu ponselnya berdenting pelan, ia pun memeriksanya.Sebuah email dari Bram, sudah lama s
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Arta Diculik

Hari-hari selanjutnya Arthur selalu berkomunikasi dengan Bram. Sahabatnya itu tak pernah absen mengirimkan kebersamaannya dengan bayi kecilnya yang kadang membuat iri. Arthur pun tak jarang mengirim pesan hanya untuk sekedar ingin melihat foto si bayi mungil itu. Hanya saja Bram selalu menolak jika Arthur ingin melakukan panggilan video. Sedikit aneh saja di zaman sekarang, jarak ribuan bahkan belasan ribu kilometer tidak akan ada artinya dengan adanya kecanggihan teknologi buatan manusia. Namun itu tak menjadi kendala, karena dengan adanya foto-foto Bram dengan bayi itu sedikit mengobati rasa rindunya akan tanah air tercinta.Hazen tersenyum saat mendapati Arthur tengah tersenyum-senyum menatapi layar ponselnya. Dan itu sudah mengherankan lagi karena penyebabnya tak lain adalah foto bayi temannya itu."Jika gadis lain cemburu kekasihnya bercinta dengan orang lain, maka aku cemburu hanya pada foto bayi mungil yang keimutannya tak bisa kutandingi!" ujar Hazen memeluk pinggang Arthur
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Kematian Yasmin

Yasmin merasa puas dengan apa yang dilakukannya hari ini. Dia berhasil menculik putra Lintang dan membawanya pergi ke suatu tempat. "Apa yang sudah kamu lakukan, Bu? Katakan!" desak Candra, tangannya mencengkeram lengan Yasmin. Yasmin menggerakkan tangannya sampai pegangan Candra terlepas. "Dia akan tumbuh bersama orang lain, melupakan jati dirinya dan hidup sebagai anak orang lain!" tegas Yasmin tersenyum puas. Candra menggeram marah."Jangan main-main kamu, Bu! Dia anak manusia! Jangan sampai kamu keterlaluan!" Candra memberi peringatan. Yasmin hanya memutar bola matanya tak peduli."Aku mencoba menyelamatkan nama baik kita, Pak!" ujarnya membela diri, "biar nanti Lintang pulang sendiri, dia pasti mencari anaknya itu dan datang ke sini!" Candra kehabisan kata menghadapi istrinya itu. Dia mendesaknya untuk mengatakan semuanya namun Yasmin tetap bungkam. "Jika aku memberitahu kamu, Pak, kamu pasti akan menyusulnya dan mengembalikannya pada Lintang -" "Tentu saja, Bu!" potong Ca
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more

Depresi

Lintang menatapi foto Arta dengan sendu. Sudah berbulan-bulan berlalu tapi pencarian mereka masih belum membuahkan hasil. Tanpa lelah ia menelusuri setiap petunjuk meski hanya sekedar kabar belaka, ia akan nekat pergi. Pernah sekali waktu ada orang yang memberitahu Lintang, yang mengatakan melihat keberadaan Baby Arta di suatu tempat. Lintang tanpa pikir panjang lagi segera kesana tanpa kawalan dan tidak memberi tahu Bram. Ternyata itu hanya penipu yang ingin menjebak Lintang. Beruntung Bram memerintahkan anak buahnya mengikuti Lintang diam-diam dan berhasil menyelamatkan wanita itu sebelum menjadi korban.Sejak itu, baik Bram maupun Candra tak mengizinkan Lintang pergi seorang diri tanpa izin dan pemberitahuan pada mereka."Nona, mari kita makan dulu," Mira muncul ke kamar Lintang, "Nona belum makan apapun sejak kemarin!"Lintang hanya diam tak menjawab, matanya menatap ke halaman belakang. Pada sebuah gundukan tanah yang dia ingat sebagai makam dari Layla, saudara kembar Arta. Kini
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status