Semua Bab Menjandakan Istri Demi Selingkuhan: Bab 121 - Bab 130

183 Bab

121. Memberi Kabar

"Iya, benar apa yang dikatakan oleh Mbak Ann itu, Bi Ijah. Maka mulai hari ini kami akan memanggil dengan sebutan Emak saja atau Bibi. Bagaimana, Mbak?" balas Andin."Nah iya benar!" jawabku."Tetapi ini tidak baik lho, Nyonya!" kekeh Bi Ijah.Aku dan Andin sepakat menggelengkan kepala, kemudian tiba-tiba Andin menjerit. Gadis itu ingat bila Dahlian harus masuk lebih pagi karena dia ada tugas piket kelas. Gegas Andin berlari masuk kamarnya guna membangunkan Dahlia. Tetapi yang akan dibangunkan justru dengan santainya sudah keluar dari kamar dengan pakaian sekolah lengkap.Andin tersenyum puas melihat kecekatan sang adiknya, tetapi Andin masih bimbang. Dia seperti ingin mengutarakan sesuatu. Aku berusaha membuatnya nyaman. Lalu kudekati dia."Ada apa, Ndin?" tanyaku."Mbak, sudahkah menghubungi Mas Frans? Dia berpesan pada HP toko agar segera memberitahukan informasi terkini mengenai Amel. Maafkan aku, Mbak!" ungkap Andin."Ah, kamu benar, Ndin," kataku.Segera kuraih pinselku yang mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

122. Sup Iga

Kugelengkan kepalaku dan kujawab aku tidak tahu pasti, dan Frans bisa langsung menanyakannya pada Amel saat mereka berdua nanti bertemu, karena saat ini Amel masih tidur dan belum bangun. Frans mengangguk, dia pun menanyakan kenapa toko rotiku tutup dan kenapa kami membagi- bagikan roti dan kue yang biasa kami jual.Kujelaskan padanya bahwa ada yang telah dengan sengaja mengacak- acak toko rotiku, sehingga hampir seperempat barang daganganku rusak, menyebabkan kami tidak bisa lanjut membuka toko karena dua kaca display yang ada di toko pecah sehingga tidak bisa dipakai.Fans terperanjat mendengar ceritaku dan bertanya siapa yang telah begitu tega menghancurkan usahaku. Aku yang tidak mempunyai jawabannya hanya mampu mengedikkan bahu saja."Hh, bersabarlah, Ann. Tuhan pasti akan memberikan balasan kepada orang- orang yang telah merusak dan menghancurkan toko rotimu. Benar- benar manusia tidak punya hati!" umpat Frans, kentara sekali nada kesal di dalam nada suaranya."Silakan, Nyonya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

123. Semakin Akrab

Aku tercenung mendengar perkataan Frans. Di dalam hati, aku membenarkan penjelasan Frans padaku barusan. "Ya, Frans. Aku tidak akan membatasi pertemanan antara Amel dan Dahlia, lagipula Andin dan Dahlia sudah kuanggap sebagai keluargaku, seperti aku memperlakukan Bi Ijah, Damar, Jupri, Jafar dan yang lainnya," kataku pada Frans.Frans mengangguk setuju kemudian pria yang berusia lebih muda dua tahun dariku itu mengajakku untuk membicarakan masalah kesehatan Amel. Mendengar hal itu, aku pun mengajaknya masuk ke ruangan kerjaku dimana aku mengawasi mengerjakan laporan keuangan toko."Jadi, bagaimana kesimpulanmu setelah mendengar cerita Amel saat dia terpisah dan berusaha mengejar bus yang tidak sengaja meninggalkannya seorang diri, Frans?" tanyaku dengan penuh rasa ingin tahu."Hmm, ya, dia memang sempat kelaparan dan dehidrasi waktu itu, Ann. Akan tetapi, beruntung sekali Jafar menemukannya di waktu yang tepat dan segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan, sebab t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-27
Baca selengkapnya

124. Bibi

"Llah, bukannya Om sudah mau pulang, Ya!" kata Amel sambil melirik ke arahku."Amel!" ucap Dahlia sedikit bernada tinggi.Amel pun segera membungkam mulutnya sambil menatap jengah pada Frans. Lalu tangannya menangkup didepan dada sebagai permintaan maafnya. Kulihat Frans hanya tersenyum manis lalu mengacak ujung rambut Amel."Iih, Om Frans rambut Amel 'kan baru saja dikeramasi Bunda. Ntar berantakan lho!" keluhnya sambil menatapku manja.Aku melihat polah Amel semakin gemas, Frans pun memberiku kode. Aku mengangguk mensetujui apa yang dia simpulkan tadi. Memang benar bahwa dukungan dan kasih sayang akan menyembuhkan luka Amel, itu sudah kulihat sejak siang ini.Andin tampak berjalan mendekat ke arahku, senyumnya mengembang. Lalu dia pamit akan ke toko kue lebih dulu, karena sebentar lagi waktu istirahatnya selesai bergilir karyawan lain."Hati-hati, Ndin. Mungkin aku agak sore ya datangnya. Nunggu anak-anak bangun tidur!" kataku pada Andin."Siap! Dahlia jangan lupa segera cuci tangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

125. Daftar Sekolah

Sinar mentari menerobos jendela kamarku, aku pun menggeliat melemaskan ototku. Kuraba tepian ranjang sisi kanan, kosong? Seketika mataku terbuka lebar, kusapu seluruh ruang kamarku mencari keberadaan putriku. Pandanganku terhenti pada sosok mungil yang sedang menjalankan ibadahnya, oh sungguh pemandangan yang indah. Lalu kualihkan pandanganku pada jam dinding, ya Robb ternyata sudah jam lima pagi.Gegas aku masuk kemar mandi, membersihkan diri sekaligus mengambil air wudlu. Setelah sepuluh menitan akupun keluar, kulihat gadis kecilku sedang melipat mukenanya."Kok bunda tidak dibangunkan, Dik?" tanyaku pada Amel."Hehe, maaf Bunda! Amel melihat wajah Bunda begitu lelah jadi Amel biarkan dulu hingga selesai salat baru nanti akan Amel bangunkan, Bunda," jawab putriku polos.Aku tersenyum, lalu segera kutunaikan kewajibanku terhadap Robb ku. Setelah selesai kulipat lagi mukena dan sajadah lalu kuletakkan ditempatnya semula. Amel kulihat melamun di tepian ranjang, pandangannya menerawang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

126. Kabar Yoga

Tak terasa, sudah satu bulan lamanya gadis cilikku bersekolah. Selama masa itu, tidak sedikit pun aku mendengar cerita macam- macam dari guru maupun diri dia sendiri. Malah dia selalu mengatakan bahwa dia sangat suka bersekolah di tempat dia belajar saat ini.Sejak putriku bersekolah, kesibukkanku di pagi hari pun bertambah, tetapi tidak sedikit pun aku menyesali hal itu, malah aku merasa sangat menyukainya. Bagiku kesibukkan mengurus dan mengantar kedua putri kecilku bersekolah adalah momen paling menyenangkan. Meskipun setiap hari aku terbantukan sejak adanya Bi Ijah.Hari ini, seperti biasa aku tengah mempersiapkan meja makan untuk acara makan pagi yang memang aku wajibkan setiap hari di rumah ini. Aku baru saja bersiap memanggil Amel dan yang lain untuk sarapan, saat aku mendengar telepon genggamku berteriak memanggil. Dengan sedikit tergesa, aku berjalan menghampiri lemari buku di ruang santai yang berada tidak jauh dari ruang makan"Halo, Assalamualaikum," sapaku saat panggilan v
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

127. Kabar Yoga 2

"Tidak, Bunda. Yoga sedang berada di sekolah ketika peristiwa itu terjadi, Yoga baru saja sampai di sekolah, Bun. Saat melihat Yoga, ibu wali kelas Yoga langsung memanggil ke ruang guru. Waktu di ruang guru, Yoga melihat ada dua bapak polisi. Dari bapak- bapak itu Yoga tahu kalau ayah mengalami kecelakaan." Yoga menjelaskan padaku dengan suara sedikit terputus- putus.Mencelos rasanya saat mendengar berita dari Yoga, karena dengan adanya polisi itu berarti kecelakaan yang dialami oleh Jasen bisa dikategorikan lumayan berat. Perasaanku berkecamuk tidak karuan. Namun, di satu sisi aku merasa sangat beruntung karena Yoga tidak ikut menjadi korban dalam peristwa tersebut."Yoga diantar ayah ke sekolah?" tanyaku pada Yoga ingin memastikan waktu terjadinya kecelakaan.Terlihat wajah sedih Yoga mengangguk perlahan, seketika itu juga jantungku terasa luruh ke tanah. Aku benar- benar merasa bersyukur karena Allah telah menyelamatkan buah hatiku dari musibah kecelakaan."Kapan peristiwa itu ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-01
Baca selengkapnya

128. Penolakan Amel

Akhirnya aku pun mengantarkan kedua gadis kecilku, tanpa terasa akhirnya perjalananku sampai di depan sekolah mereka berdua. Setelah berpamitan denganku keduanya masuk ke dalam sekolah penuh dengan senyum bahagia. Aku menatap mereka berdua hingga tidak lagi kulihat punggungnya. "Semoga hari kalian selalu indah, Sayang!" doaku untuk kedua putri kecil itu.Hari terus berlalu, akhirnya sore kembali bersua. Dengan langkah gontai akupun masuk dalam rumah. Kulihat Amel sudah bermain dengan Dahlia. Keduanya terlihat asyik bermain hingga tidak menyadari kedatanganku. Bibi yang melihatku segera menyambutku dengan senyum."Capek sekali ya, Nak Ann?" tanya bibi dengan nada lembut."Lumayan, Bi. Apakah Andin sudah pulang juga?" tanyaku."Nah itu, Nak Andin baru nongol!" ucap Bibi saat melihat Andin membuka pagar rumah.Aku pun berbalik badan melihat arah jari bibi yang menunjuk kedatangan Andin. Gadis itu terlihat lelah tetapi senyumnya mengembang kala melihatku sedang menunggunya di teras ruma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-02
Baca selengkapnya

129. Telepon Frans

Aku menunggu dua putri kecilku pulang dari mushola di teras rumah. Kulihat beberapa orang sudah keluar dari mushola, dari jauh tampak dua anak perempuan berjalan bergandengan tangan sambil mendekap mukena. Senyum dan saling canda menghias setiap langkah keduanya."Assalamualaikum, Bund!" sapa keduanya."Waalaikumsalam, Sayangnya Bunda," balasku.Lalu kuraih bahu kedua putri kecilku agar segera masuk ke dalam rumah. Setelah mengembalikan mukenanya mereka segera berjalan menuju meja makan. Aku dan yang lainnya sudah menunggu di meja. Amel segera duduk pada tempatnya begitu juga dengan Dahlia."Wah menunya sangat menggugah selera," ucap Amel."Amel suka?" tanya Andin."Suka, aku suka banget bila cha kangkung dengan lauk bakwan seperti ini, Mbak," balas Amel dengan binar bahagia.Aku segera mengambilkan menu yang disukai oleh Amel, setelah mengambilkan makanan untuk Amel ganti makanan untuk Dahlian. Andin hanya melihatku sedikit iri karena hanya kedua gadis kecil itu yang aku layani maka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-02
Baca selengkapnya

130. Undangan Digital

Wajah Amel seketika itu juga semringah, dia merasa gembira karena dengan begitu dia bisa bertemu dengan Yoga, kakak tercintanya tanpa harus bertandang ke rumah ayahnya dan bertemu dengan Rowena, si Tante Monster.Berhubung waktu pernikahan sudah tidak terlalu lama, maka kami pun melakukan berbagai persiapan, diantaranya mempersiapkan kado untuk Irene dan Frans, mempersiapkan kejutan untuk Yoga, putra sulungku dan mempersiapkan beberapa tanda mata yang akan kami jadikan oleh- oleh dan hadiah.Tak lupa aku pun memberitahukan pada Jupri perihal undangan pernikahan Frans dan Irene. Rupanya Jupri tak kalah antusias dengan Amel, mereka berdua bahkan bertingkah seperti layaknya anak kecil yang baru saja mendapatkan sebuah mainan baru."Permisi, Mas Jupri, ini ada paket untuk Nak Annasta. Baru saja datang, tukang paketnya saja masih di halaman depan." Bi Ijah mengejutkan kami karena secara tiba- tiba sudah berada di ambang pintu dekat tempat kami berdiri."Astaga, Bi Ijah! Mengagetkan saja, u
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-03
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
19
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status