Aku terus melangkah menuruni tangga. Sesekali menghapus airmata yang masih berjatuhan dari kelopak. Tidak ingin ada yang mengira aku kenapa-napa. Hingga tiba di depan gedung Apartemen, aku langsung menghentikan taksi yang melaju. Untung saja saat tiba di sisi jalan, ada taksi yang lewat. Aku sangat murka dengan semua yang Aksa katakan. Dia belum pernah melihat aku semarah ini. Mungkin selama ini Aksa pikir, aku hanya perempuan lemah yang tidak bisa marah. Ya, itu benar, aku memang bukan seorang perempuan pemarah. Hanya saja, aku tidak bisa terus diam di perlakukan seperti ini. Handphone yang ada di dalam tas berdering. Terlihat jelas di layar, terpampang nama Utami. Kenapa Utami meneleponku sekarang? Saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengangkat telepon darinya. Aku tidak mengangkat, hanya mengecilkan volume dering agar tidak menggangguku. Tak di sangka, Utami kembali memanggil. Dengan rasa yang malas, aku pun menggeser gambar telepon yang ada di layar. “Assalamualaikum, Tam!” u
Last Updated : 2022-10-30 Read more