Semua Bab Legenda Raja Pendekar: Bab 231 - Bab 240

463 Bab

JILID 233 | Tak ingin berlama-lama

Jiu Long tak mau berlama-lama, ingin pertarungan cepat selesai agar segera bisa meloloskan diri. Itu sebab dia menyerang dengan menggunakan tenaga Angin Es dan Api dalam jurus Penyesalan sang naga  jurus kedua dari tujuh jurus Naga Emas Pamungkas.Pada saat bersamaan tiga bayangan berkelebat ke arah Jiu Long. Tiga punggawa Sinelir bermaksud menolong rekannya. Terlambat. Tenaga Angin Es dan Api Jiu Long mengena dan menerobos tubuh punggawa itu yang terlempar ke belakang. Ia menggigil hebat Darahnya beku, sesaat kemudian tubuhnya kejang, mati.Suara Jiu Long perlahan namun tajam dan dingin. "Hmmm, main keroyok, begini rupanya tata cara orang-orang istana Kaisar Giok Timur.”Tak cuma bicara. Jiu Long bergerak terus, melepas tangan isterinya, memutar dua tangan menerapkan jurus Naga Meliuk  dari Naga Emas.Gerakan itu bersinambung dengan Naga Perkasa dari jurus Naga Emas disalurkan dengan tenaga Angin Es dan Api
Baca selengkapnya

JILID 234 | Keroyokan

Tetapi peringatan itu terlambat Tiga punggawa itu meski telah mengerahkan tenaga penuh, tetap tak mampu menandingi tenaga Jiu Long. Terjadi benturan tenaga di udara. Jiu Long tetap tegar, dia tertawa sinis. Tiga punggawa itu terpental, jatuh di tanah dengan kuda-kuda limbung.Ketiganya berusaha menenangkan diri, tetapi tenaganya seperti terkuras, ada tenaga dingin yang menerobos membuat mereka menggigil. Untuk mengatasi luka dalam ketiganya duduk bersila mengerahkan tenaga inti mengusir rasa dingin.Saat itu Ma Teng menerjang dengan dua tangan berputar macam kitiran menebar angin keras dan panas. Jiu Long mendorong isterinya dengan bahu agar menjauh. Ia tahu tenaga Ma Teng sangat ampuh. "Orang ini memiliki kepandaian tinggi, aku tak boleh memandang enteng”Berpikir demikian, Jiu Long mengerahkan tenaga Angin Es dan Api dalam sikap empat ‘Dua Unsur Menyatu’ menggunakan jurus berturutan Naga Terbang Lurus dan Balasasra (Seribu P
Baca selengkapnya

JILID 235 | Jiu Long memperlihatkan kehebatannya

Dalam posisi terdesak Jiu Long memperlihatkan kehebatannya. Sekali lagi dia menggeser kuda-kuda. Tangan kanannya tetap meneruskan memukul dua lawan sekaligus, Wingi shiang dan seorang punggawa. Ia menggunakan tenaga dingin. Tangan kirinya memainkan jurus Serangan Ekor Naga dan Naga Terbang tak Beraturan dengan mengerahkan tenaga panas Angin Es dan Api sepenuhnya. Tangan kanan dengan tenaga dingin, tangan kiri dengan tenaga panas.Akibatnya luar biasa. Dua lawan yang diserang Jiu Long, menggigil diterpa angin dingin. Keduanya terdorong mundur empat langkah. Sementara dua punggawa Sinelir lainnya merasa tenaganya memasuki pusaran kekuatan panas yang misterius. Keduanya tersedot dan terpental ke arah datangnya pukulan Ma Teng. Dua orang itu berteriak. "Celaka”Jiu Long memainkan Jurus Penakluk Langit, memukul melukai Wingi shiang dan seorang punggawa Sinelir, menyedot dan menghimpun tenaga dua lawan lain kemudian mendorongnya ke arah Ma Teng.Ma Teng
Baca selengkapnya

JILID 236 | Dalam Bahaya

Ma Teng menyambit dengan lima pisau terbang. Jiu Long tak berani menangkis, khawatir pisau melejit ke arah isterinya. Ia berkelit yang menyebabkan gerakan menolong Jen Ting, jadi terhambat. Tidak cuma itu Ma Teng juga menerjang dengan pedang terhunus. Ia merasa tak mampu mengimbangi Jiu Long dengan tangan kosong, tanpa malu lagi ia menyerang dengan senjata pedang, menggunakan jurus pedang Tujuh bulan.Lima punggawa Sinelir juga menggunakan senjata, dua orang menerjang dengan pedang, seorang lainnya dengan pedang panjang dan dua lainnya dengan pedang. Serangan lawan ini membuat Jiu Long tak bisa mendekati dan menolong isterinya.Terpisah dari Jiu Long sekitar sepuluh tongkat, Yun Ching menyerang gencar Jen Ting sambil berseru, "Kau membuat keputusan keliru, mencampakkan aku dan memilih Jiu Long, kau membuat aku hampir gila memikirkan dirimu, kau perempuan jalang, pengkhianat cinta." Yun Ching menyerang sambil memaki. Jen Ting tak bisa membuka mulut. Setiap hendak mencac
Baca selengkapnya

JILID 237 | Terancam

Jiu Long tahu isterinya dalam keadaan terancam, kritis. Tetapi dia tak bisa menolong, serangan enam lawannya makin gencar, tak ada ruang sedikit pun untuk lolos. Jiu Long cuma bisa menyaksikan ketika dua pukulan beruntun menerpa pundak dan lambung isterinya.Jen Ting menjerit lirih. Semangat Jiu Long terbang.Mendadak Jiu Long merasa tenaga Angin Es dan Api membakar tubuhnya. Kecintaannya terhadap Jen Ting, melihat isterinya dilukai tanpa dia sanggup menolong telah membangkitkan tenaga dalam Angin Es dan Api merambah ke seluruh tubuhnya, utuh dan sempurna. Tenaga Jiu Long menjadi berlipat ganda dari sebelumnya. Munculnya tenaga istimewa ini tanpa melalui suatu proses lagi, muncul secara mendadak, menghasilkan tenaga Angin Es dan Api yang dahsyat.Reaksi spontan Jiu Long yang paling awal adalah teriakan keras disertai bentakan. Itulah pelampiasan dari kemarahan yang amat sangat. Amarah membakar dirinya dilampiaskan lewat bentakan dengan
Baca selengkapnya

JILID 238 | Gila... Ilmu Apa Ini?

Ma Teng meski seorang pendekar kelas satu tetap saja merasa tangannya tergetar. pedang di tangannya terlempar.Sadar jiwanya dalam bahaya, Ma Teng melompat ke belakang. Dia selamat, lolos dari bahaya maut. "Gila... ilmu apa ini?" gerutunya.Dua punggawa Sinelir melepas senjata di tangan, mengikuti dorongan gelombang tenaga Jiu Long, melempar diri ke belakang. Keduanya selamat. Tiga punggawa lainnya yang menghadang di depan Jiu Long menerima akibat paling parah. Jiu Long yang menerjang membuka jalan ke arah isterinya menerkam tiga lawannya itu.Jiu Long tidak mengelak dari tebasan senjata lawan. Dia yakin tubuhnya tak mungkin dilukai senjata. Jiu Long menghantam sekerasnya disertai bentakan keras. Tanpa ampun tiga punggawa itu terlempar, mati dengan dada remuk.Yun Ching melihat sepak terjang Jiu Long yang kesurupan, bersiap. Jiu Long tiba secepat angin, pukulannya melanda. Yun Ching menangkis dengan jurus Naga Hitam Kelam tingkat lima. Dua tenaga
Baca selengkapnya

JILID 239 | Di tinggal Istri

Dia mengerti ilmu pengobatan, meraba denyut nadi isterinya. Kacau tak beraturan. Sinar mata yang biasanya gemerlap, kini redup. Nafasnya tak teratur, kadang bunyi keras, kadang tak terdengar. Jiu Long tahu luka isterinya sangat parah. Peluang hidup isterinya sangat tipis. Tetapi Jiu Long tak peduli, ia tetap mengirim tenaga dalam ke tubuh Jen Ting.Jika masih ada peluang hidup, mungkin tenaga Angin Es dan Api masih bisa menolong.Jen Ting membuka matanya. "Jiu Long, suamiku, tak ada gunanya. Pukulan Naga Hitam Kelam sangat ganas, telah merusak bagian dalam tubuhku, tak ada obatnya Jiu Long, jangan membuang waktu dan tenagamu... Sekarang aku ingin manfaatkan sisa waktuku, cium aku, peluk aku”Jiu Long dengan berlinang air mata menciumi seluruh wajah dan mulut isterinya. Memeluk erat tubuh isterinya. "Jiu Long, aku mencintaimu.""Aku juga sangat mencintaimu.""Jiu Long, aku menyesal anakmu ikut mati, jangan salahkan Dewa. Yang
Baca selengkapnya

JILID 240 | Lian Nishang

Tiba-tiba ada suara merdu di telinganya. Jiu Long merasa ada sentuhan tangan yang lembut di pundaknya. "Kakak Jiu Long, relakan dia pergi. Dia sudah mati"Jiu Long menoleh. Seorang gadis, muda dan cantik berdiri di sampingnya. Tangannya menepuk pundak Jiu Long."Kau siapa, kenapa ada di sini? Apakah kau datang untuk menolong isteriku, kau bisa menolong isteriku?"Perempuan itu memandang dengan airmuka yang sedih. Dia menggeleng kepala. "Maaf Kakak, namaku Lian Nishang, panggil saja Lian, aku murid Wuwei, aku kebetulan lewat di sini, maaf Kakak, isterimu sudah mati, kamu harus rela."Jiu Long mengawasi perempuan muda itu dengan curiga. "Kau murid siapa, murid pendeta Quan Bei?""Bukan. Aku cucu muridnya. Guruku adalah Minarung, murid paman sepuh Quan Bei."Jiu Long kembali menatap tubuh isterinya. Meraba wajah Jen Ting. "Kenapa isteriku harus mati, kenapa mereka membunuh isteriku, kenapa, apa salah isteriku?"Lian Nishang melihat mayat
Baca selengkapnya

JILID 241 | Jangan Tinggalkan Aku

Tadi siang, Lian bersama tiga saudara seperguruannya dalam perjalanan pulang ke Wuwei. Di tengah jalan Lian terpisah. Ketika ia sedang bingung mencari-cari saudaranya, ia mendengar suara bentakan orang yang sedang bertarung.Dia tiba pada saat Jiu Long baru saja menghantam mati tiga punggawa Sinelir istana. Dia menyaksikan ketika Yun Ching terpental oleh hantaman Jiu Long. Dia melihat dan mendengar semua kejadian sejak itu. Dia mendengar kata-kata Yun Ching. Dia menyaksikan kaburnya Yun Ching dan tiga rekannya. Lian Nishang meski pernah menyaksikan kehebatan Jiu Long, namun tetap saja kagum. Pertarungan singkat tadi memperlihatkan tingkat kelihaian Jiu Long yang sulit diukur tingginya.Dia menyaksikan pemandangan mengharukan saat maut merenggut nyawa Jen Ting. Juga mendengar pembicaraan suami isteri itu yang mesra penuh rasa cinta. Lian Nishang makin tenggelam dan larut dalam kesedihan. Tanpa terasa air mata mengalir di pipinya. Dia bisa memaklumi betapa b
Baca selengkapnya

JILID 242 | Sudah bisa menerima

Sepasang mata Jiu Long memandang tajam gadis di depannya. "Ya kau benar, kita bawa dia ke Partai Naga Emas, ayo kamu ikut."Hanya sesaat Lian Nishang bimbang. "Baik. Aku ikut."Perjalanan dilakukan dengan cepat. Jiu Long sambil memeluk tubuh isterinya, berlari menggunakan ilmu Jejak Kilat yang tentu saja membuat Lian Nishang kedodoran mengejarnya.Jiu Long mengendurkan lari. "Kamu kurang cepat, mari kubantu."Tangan kanan Jiu Long menggendong Jen Ting, tangan kiri memegang tangan Lian Nishang. Gadis itu merasa sekujur tubuhnya dirasuki tenaga hangat yang berasal dari tangan Jiu Long. Gerak langkah Lian menjadi lebih bertenaga dan lebih cepat. Malam tiba. Hutan gelap. Samar-samar sinar rembulan menerobos pepohonan tapi tidak cukup menerangi jalan, apalagi untuk menentukan arah. Jiu Long dan Lian Nishang terpaksa istirahat. Jiu Long masih memeluk jenazah isterinya. Malam itu Lian Nishang berhasil meyakinkan lelaki itu bahwa Jen Ting sudah mati dan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
47
DMCA.com Protection Status