Home / All / My Boyfie is Wolf Alpha / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of My Boyfie is Wolf Alpha : Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Kembalinya Sang Pemimpin Alpha

"Nah, menurut buku magis tingkat atas, kita harus mencari sang alpha untuk mengambil alih pikiran para omega dan beta," ucapku menjelaskan padanya."A ... apa!? Ta ... tapi aku nggak bisa jadi pemimpin mereka." Lucer menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia agaknya sedang menutupi tangis."Kamu harus bisa mengendalikan mereka di bawah tanganmu. Walaupun, sang pemimpin alpha terbaik hanya diraih oleh Pangeran Arsenio, selebihnya, tidak ada yang sebanding." Aku mendekapnya di dalam peluk hangat, menyalurkan banyak semangat di sana.Suara isak tangis terdengar menyayat hati kecilku. Aku bukanlah seorang ibu yang mampu memberikannya apa pun. Namun, aku senantiasa berusaha selalu ada untuknya, baik dalam keadaan duka, maupun suka.Lolongan serigala yang memekakkan telinga, membuatku melepaskan dekapan. Dia harus bisa, dan bagaimana pun perang harus dielakkan. Jika bangsa manusia serigala menguasai seluruh wilayah Hutan Valerie, maka tidak ada lagi daerah untuk para vampir tinggali
Read more

Tanpa Kalung Ajaib

Peperangan melibatkan dua komponen. Satu musuh, dan yang lainnya pahlawan. Mereka yang menang akan dianggap sebagai yang terhebat. Sedangkan yang kalah akan dianggap sebagai orang, atau kelompok yang gagal.Memaafkan musuh adalah jalan yang mungkin sebagian orang enggan melakukannya. Ada dua hal yang menjadi alasan besarnya:Pertama, jika dimaafkan, dan dibiarkan bebas, mungkin ia akan mengulangi kesalahan yang sama. Ya, sama seperti Necia yang bebal.Kedua, musuh yang dihukum mati, atau dibunuh dengan sadis tidak akan memperpendek masalah. Ya mungkin akan menimbulkan dendam pada pengikut-pengikutnya. Aku mengambil langkah besar di dalam hidup. Tidak akan kubiarkan Necia mengendalikan Lucer. Bertarung dengan tangan kosong adalah opsi akhir. Jika aku tidak bisa mematahkan ambisinya, jangankan Hutan Valarie, Kota Aluna juga mungkin dikuasai olehnya."Pilihan yang salah, ya, Margaret?" Necia menangkis tendanganku. Kemudian, membalikan serangan.Aku kesulitan menghindar, karena kondisi y
Read more

Kristal Iblis

Aku tidak memiliki banyak waktu untuk bersembunyi di balik keputusasaan. Peluang yang hanya datang sekali, atau mungkin beberapa kali di dalam hidup tidak boleh disia-siakan.Necia telah selangkah lebih maju. Pemikirannya yang licik, agaknya mampu memanipulasi segala hal. Aku menunggu waktu pagi tiba. Hanya itu harapan yang terus membayangi pikiran dangkalku."Kamu adalah musuhku, Margaret! Jika saja kamu tidak melepaskan tangan kita di hari itu, aku mungkin tidak akan sejahat ini di masa depan!"Dia sepertinya menyesali perbuatannya sendiri. Necia agaknya lupa, jika dia sendiri yang membuat kami terpisah. "Kita sama-sama dipaksa keadaan, Necia. Serangan Raja Oise tidak bisa dielakkan, dan kita hampir jatuh ke jurang bersama. Karena getaran yang ditimbulkannya terlalu kuat, kamu jatuh. Tapi bisa kutahan sebentar." "Menahan? Kamulah penyebab kematianku di masa lalu. Sekarang, tidak ada lagi tempat aman untukmu bersembunyi!" Dia lagi-lagi memihak ambisinya. Perubahan yang ada di dala
Read more

Kekalahan Necia

Kami bertiga berhasil menyingkirkan masalah besar di dalam golongan Lucer. Gadis bermata perak yang belum sadarkan diri itu, sudah diikat menggunakan tali magis abadi.Pak Aiden datang, lalu memenjarakan Necia di dalam kerangkeng besi berkarat. Dia minta maaf, karena pingsan di waktu yang mendesak. Aku hanya bisa mengiyakannya, takut dia marah."Aku datang tepat waktu. Anda selalu tidak. Bagaimana jika memberiku sebuah hadiah penghargaan, Pak Aiden?" Frey menyilangkan tangannya. Dia tersenyum manis, menunjukkan pesonanya padaku."Dia benar, Pak. Dia yang menolong kami di saat-saat terakhir." Lucer tidak kalah menebar ketampanannya. Mereka berdua ibarat dua pangeran yang kembali ke masa modernisasi.Aduh! Aku ingin dia selalu menjadi milikku. Soal percintaan, aku ingin menjadi orang yang egois. Ya, tidak ada yang boleh mengambil Lucer dari hidupku."Ini jam berapa?" Pak Aiden bertanya padaku.Aku menggeleng. "Nggak tahu, Pak. Aku nggak bawa jam."Wajahnya berubah merah padam. Kedua tan
Read more

Selamat Tinggal

"Tidakkk! Lepaskan aku!" Aku mendekati ia yang meronta-ronta minta dilepaskan. Wajahnya memelas, air matanya bercucuran, ia seakan menabur rasa kasihan. Malang sekali, saat itu keadaan telah berbalik–ia menjadi posisi yang tertawan."Kami sudah menentukan posisi, dan juga batas-batas wilayahnya, Pak Aiden." Lucer memberikan selembar kertas pada pria tua di sampingku."Aku sudah tahu," ucapnya seraya menyerahkan kembali lembaran itu, pada pemimpin bangsa werewolf yang baru–Lucer Ford.Bahkan sebelum rombongan mereka kembali, Pak Tua Aiden sudah lebih dulu datang. Dia bilang ingin memantau, ya jelaslah, dia harus terlihat tetap di sana–seakan tidak ikut.Dua kekuatan besar bangsa yang berbeda telah menyatu, setelah sekian lama bertengkar. Dua pangeran yang ditunggu-tunggu, juga telah bereinkarnasi menjadi Lucer dan Frey. Masa depan yang diinginkan sudah tercapai. Kami hanya tinggal menjaga perdamaian. Peluh dan juga keringat untuk mencapai fase damai, akhirnya terbayar lunas.Sebuah po
Read more

Surat Misterius

"Jangan suka bikin kaget orang dong, Chel!" Aku melemparkan kertas yang sebelumnya telah kuremukkan."Habisnya kamu kemarin serius amat." Chel membuka toples kecil permennya. "Kamu mau nggak?"Lionel dan Dona datang. Mereka langsung memergoki kami. Dengan nada marah, Lionel menyuruh Chel untuk pindah. Namun, aku menjelaskan, bahwa kami sudah kembali berbaikan."Hah!? Kapan?" Dona menepuk pundakku, seakan merasa aku membohonginya. Lionel duduk di kursi depan, sambil mengeluarkan buku-buku di dalam tasnya. "Yang bener, Woi! Masa iya kemarin bertengkar, eh, hari ini baikan, sih?" Mereka mungkin tidak percaya pada hal yang tidak mereka tahu. Ada banyak kejadian yang membuatku dapat memaafkan Chel: peperangan dadakan, penyembuhan Chel, dan banyak hal lain. Aku berdiri, lalu mengambil bekal di laci meja. "Ngomong-ngomong, aku mau keluar bentar sama Si Chel. Kalian berdua di sini dulu, bentar doang kok.""Oh iya, kita mau pergi ke perpustakaan dulu, ya?" kata Chel berpamitan sambil melamb
Read more

Renata Elga

Aku dan Lucer mencari keberadaan gadis yang masih disukai oleh Jerome. Hanya ada satu-satunya cara agar Jerome memilih bungkam. Dia bukan hanya licik, tetapi sangat mudah untuk diancam.Frey dan Chel menahan Jerome sepulang sekolah. Kami tidak langsung ke rumah masing-masing, melainkan sibuk mengurusi Jerome Half. Jika pria itu mampu mengancam, maka kami juga bisa.Penolakan membuat siapa pun dapat berubah. Cinta juga seperti sudut tumpul dan tajam. Ketika ia mencengkram, si sejoli akan mati bersama asanya. Namun, jika ia melepaskan, si sejoli akan terpisah. Ya, tidak ada yang tahu deskripsi cinta itu seperti apa."Renata Elga, ikut kami sebentar!" Lucer menghadang jalan motor sport milik gadis bermata biru di depannya. Dia melepaskan helmnya. "Kenapa lagi? Kan, udah gue bilang, nggak usah ganggu gue lagi, paham?""Iya, kami tahu kok. Tapi ini situasi darurat banget." Aku merentangkan tangan lebar-lebar, agar dia tidak mengambil jalan yang lain. Dengan kata lain, kami memblokade jala
Read more

Kesepakatan

"Aku mau aja tutup mulut kalo ada jaminannya." Kalimat penawaran itu terus terngiang-ngiang di telingaku. Kesepakatan yang kami ambil memang memiliki risiko taraf sedang. Namun, takada pilihan lain. Si mulut ember harus ditambal menggunakan perjanjian.Rahasia hanyalah sebuah susunan kata, jika dilihat dari sudut pandang pembaca. Namun, sesuatu yang sudah diucapkan, bukan lagi rahasia. Masing-masing orang memiliki sisi gelapnya sendiri, tidak terkecuali bagi Lucer dan Frey.Bangsa werewolf, dan golongan vampir memiliki identitas yang tidak boleh diberitahukan kepada dunia luar. Mereka harus tetap bersembunyi, membaur layaknya manusia pada umumnya.Jerome Half membuntuti kami, tatkala aku dan Lucer menculik Chel. Katanya, dia kebetulan melihat kami ke arah yang lain dari jalan Hutan Valarie–Kerajaan Vampirel. Ketika perang dadakan berlangsung, dia sudah pulang. Yang dia tahu hanyalah identitas Lucer sebagai werewolf alpha. Sisanya, seperti Chel yang berubah menjadi manusia serigala,
Read more

Pesan Nona Kim

"Perusahaan Phireec mengalami kemajuan, dan kenaikan pada hari ini, Nona Phire. Saya berat untuk memberitahukan satu hal. Namun, saya juga tidak akan membujuk Anda untuk mengiyakan permintaan terdalam saya."Baru membaca paragraf pertama aku sudah merasakan bawang di mata. Nona Kim jarang di rumah, dan bekerja keras siang-malam untuk kemajuan perusahaan mendiang ayah. Kurasa dia ingin libur, tetapi belum tahu, jika belum membaca pesannya sampai akhir."Saya akan menikah, bersamaan dengan Tuan Robert dan Nyonya Thea. Saya pikir, Anda dan Tuan Muda Lucer akan menjadi pasangan yang serasi. Kelas dua belas hanyalah waktu yang singkat, mungkin setahun kurang. Saya yakin, Anda bisa mengurus perusahaan seorang diri, Nona Phire."Aku menghela napas panjang. Kenapa Nona Kim harus menikah di waktu yang tidak tepat? Lukaku berasa muncul lagi ke permukaan hati. Goresan di masa lalu mengitari penglihatan. Aku tidak mau berpisah dengannya.Telepon genggam di atas meja, menarik keinginan untuk curha
Read more

Hasil Perdamaian

Buket bunga yang dulunya pernah diberikan oleh penggemar rahasia, rupanya dari Lucer Ford. Cinta tulus rasanya tidak bisa kutemui pada lelaki lain, selain dirinya seorang.Mabuk cinta pada seorang manusia serigala yang suka menyendiri itulah aku. Hahaha. Terdengar agak aneh, jika belum melihat ketampanannya, kan?Surat berisi hasil perdamaian telah turun di siang yang cerah itu. Aku mendapatkan potretnya dari Frey. Pria itu memberitahuku untuk mengembalikan ponsel Lucer, karena dia risih, jika aku yang membalas pesannya.Bertukar ponsel juga bukan kemauanku. Lucer memaksa, lalu dengan entengnya bilang,"Kalo kamu cemburu sama siapa aja aku sleep call, lihat sendiri. Aku nggak bakalan ambil hapeku, kalo nggak kamu sendiri yang balikin."Aku menekan aplikasi pesan, mengetikkan sejumlah kata di nomor Frey. Lucer menamai kontaknya dengan nama, "Ergo Ganteng". Ketika aku tanya, dia menjawab sambil terkekeh,"Hehehe. Aku ngerasa dia emang ganteng, sih. Pas dia minjem ponselku buat balas pes
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status