All Chapters of My Love, My Future: Chapter 101 - Chapter 110

122 Chapters

MLMF 101

“Mencurigai Billy? Jangan aneh-aneh!” Bima tampak tidak setuju setelah mendengar cerita Tania.“Lalu apa Endi dan Leo berbohong? Kita nggak pernah tahu apa yang didalam otak mantan istrimu.” Wijaya membuka suaranya dengan nada kesal “Tampaknya bukan sekarang mereka bertindak.” Hening, suasana menjadi sunyi setelah Wijaya berkata seperti itu. Memikirkan hal yang sama, Mili sampai kapanpun tidak akan pernah selesai. Tania tahu jika dampak dari Mili sangat luar biasa, mereka semua sudah merasakan bagaimana kehilangan dari apa yang dilakukan Mili.“Kita seakan habis melakukan kejahatan besar.” Tania menggelengkan kepalanya “Memang dia nggak pernah mengerang kita menggunakan media?”Rifat menggelengkan kepalanya “Dia tahu kalau kita juga memegang media, pernah beberapa kali mencoba tapi selalu gagal dan akhirnya menyerah.”Tania mengingat itu semua, dirinya selalu ikut setiap kali Wijaya berbicara dengan Rifat atau yang lain. Wijaya
Read more

102

Anak-anak semakin besar, Rei sendiri sudah cukup usia untuk memiliki adik. Sejak Rei sudah tidak konsumsi ASInya membuat Tania memutuskan program hamil anak perempuan, menyetujui permintaan Wijaya dengan alasan melihat keadaan Zee yang tidak memiliki teman dalam bermain, walaupun saudaranya tidak pernah melupakan Zee.“Akhirnya kamu hamil juga.” Wijaya menatap penuh bahagia.“Dokter itu memang luar biasa.” Tania membelai perutnya yang sudah membesar.“Mami, adiknya nanti Zee yang kasih nama.” Zee datang dan langsung membelai perut Tania.“Memang apa namanya, sayang?” Tania bertanya dengan suara lembut.“Sabrina panggilannya Sabi, kaya cewek yang disukai abang.” Zee menjawab dengan polos.“Abang suka cewek namanya Sabi?” tanya Tania penasaran.“Bukan hanya abang tapi Endi juga.” Zee menjawab dengan mengerucutkan bibirnya.“Sabi itu siapa? Kelas berapa?’ tanya Tania penasaran.“Teman Zee
Read more

MLMF 103

Ujian dan takdir, semua harus dijalani dengan sabar. Kondisi Sabi memang berbeda dengan kakak-kakakknya, perhatian lebih diberikan pada Sabi. Dokter mengatakan tidak ada larangan apapun untuk masalah makanan, tidak ada obat yang diberikan pada Sabi, tapi satu hal tidak boleh terlalu lelah atau sampai berubah menjadi pucat wajahnya. Sabi, berbeda dengan bayi lainnya yang juga di diagnosa penyakit jantung. Bayi lainnya terlihat kurus bahkan sampai ke terlihat bentuk tulangnya, sedangkan Sabi sama seperti bayi sehat pada umumnya dimana salah satunya adalah berat badan. Berat badan Sabi sama dengan bayi sehat, dariluar orang tidak akan menduga jika Sabi mengalami jantung bocor, mereka berdua berusaha agar Sabi tidak terlalu lelah.Kegiatan selama bayi yang membuatnya lelah adalah menangis, pemikiran ini adalah pikiran Tania sendiri dan tidak konsultasi dengan dokter, setidaknya Tania memiliki gambaran apa yang harus dilakukan pada Sabi.“Belum ada kabar
Read more

MLMF 104

Berita bahagia datang saat Sabi akan menginjak usia lima tahun, dokter jantung anak mengatakan jika Sabi akan mendapatkan donor jantung, ukurannya sama dengan jantung Sabi. Mereka selama ini hanya bisa berdoa dan bersabar, agar semua bisa berjalan dengan baik untuk Sabi. Selama menunggu mereka berusaha agar Sabi tidak terlalu lelah, membuatnya pucat bahkan sampai pingsan.“Lama sekali ya untuk mendapatkan donor,” ucap Tania pada dokter pada saat berkunjung.“Kita belum tahu apa akan memakai dari donor atau menggunakan dari hewan.” “Hewan?” tanya Tania bingung dan langsung menatap Wijaya yang hanya mengangkat bahu.“Betul, ada beberapa pasien yang menggunakan dari hewan. Saya harap bapak dan ibu siap dengan kemungkinan operasi ini, bisa jadi berhasil atau tidak sama sekali.” “Saya harap berhasil.” Wijaya mengatakan dengan percaya diri.“Semoga, Sabi sudah bisa mulai untuk puasa nanti beberapa jam lagi akan mulai.”
Read more

MLMF 105

Tidak bisa tidur, Tania merasakan perasaan tidak enak dan membuatnya tidak bisa tidur. Wijaya sudah lelap disampingnya, pandangan matanya tertuju pada ranjang yang masih kosong dan sampai sekarang belum ada kabar tentang Sabi.“Tidurlah, nanti kalau Sabi lihat kamu bisa senang. Kalau lihat kamu pucat seperti ini nanti dia takut, sayang.” Wijaya membuka suaranya dengan memejamkan matanya.Tania menatap Wijaya yang masih memejamkan matanya, tarikan tangan yang dilakukan Wijaya membuat Tania akhirnya menyerah dengan bergabung bersama untuk memejamkan matanya dan menenangkan pikiran, tepukan pelan yang dilakukan Wijaya membuat perasaan Tania tenang.“Permisi,” ucap seseorang dengan suara lembut.Tania membuka matanya perlahan, menatap sekitar dimana tempatnya berada. Melebarkan matanya saat melihat perawat berada dihadapannya, beranjak dari tempatnya dan memilih duduk langsung dengan menepuk paha Wijaya pelan.“Ada apa?” tanya Tania
Read more

MLMF 106

Suasana didalam rumah tampak ada perbedaan, terutama pada diri Tania. Sudut jantungnya seakan menghilang ikut dengan Sabi, melihat kesedihan Tania membuat anak-anaknya secara bergantian memberikan hadiah atau memasakkan sesuatu untuk dirinya.“Jangan terlalu bersedih, memang kamu mau Sabi tidak tenang?” Tania menatap tidak percaya dengan kata-kata yang keluar dari bibir Rifat, tersenyum kecil mendengarnya. Memberikan tatapan lembut pada Tania, tangannya terangkat membelai pipi Tania dan mulai mendekatkan bibir mereka, mengecupnya singkat sebelum akhirnya melepaskan dan sedikit menjauh. Tania membeku ketika merasakan sentuhan yang dilakukan Rifat, sentuhan singkat pada bibirnya membuat dirinya sedikit lebih tenang.“Kembalilah menjadi Tania sebelum ini, aku tidak suka melihatmu sedih.”Tania menatap punggung Rifat yang menjauh, menggelengkan kepalanya dan kembali menatap anak-anak yang sedang bermain. Tidak lama kemudian Tania melangkah me
Read more

MLMF 107

Berjalan normal seperti sebelumnya, mencoba melupakan Sabi bukan hal yang mudah, walaupun hanya hidup selama tiga tahun tapi sudah memberikan kenangan bagi mereka. Perlahan mulai bangkit dan akhirnya berhasil, menjalani kehidupan normal pada umumnya.“Mami, dimana dasiku?” tanya Lucas yang keluar dari kamar.“Mami, aku nggak bisa nemuin buku matematika.” Leo tiba-tiba keluar dari kamar yang lain.“Mami..aku lapar....” teriakan Jimmy terdengar keras.Tania hanya menggelengkan kepalanya, anak-anak sudah besar semua. Lucas yang ada di akhir sekolah menengah pertama, Leo dan Zee yang berada dibawah Lucas, Jimmy di bangku sekolah dasar kelas empat, dan Rey yang baru masuk sekolah dasar. “SAYANG....dimana? Kaos kaki aku nggak ada...” teriakan Wijaya terdengar keras.Tidak hanya anak-anak tapi juga suami tuanya, menarik dan menghembuskan nafas panjang mendengar suara teriakan mereka secara bersamaan. Mengambil apa yang dii
Read more

MLMF 108

Suara desahan terdengar jelas didalam kamar, memang tidak senikmat Tania tapi setidaknya bisa membuat Wijaya tidak terlalu memikirkan hal-hal gila. Menggerakkan juniornya didalam dengan kasar, tidak peduli dengan keadaan wanita yang berada dibawahnya yang menahan rasa sakit. Merasakan akan mencapai klimaks mendorong semakin masuk kedalam, beberapa kali semprotan keluar didalam dan setelah tidak ada yang keluar secara perlahan melepaskan penyatuan mereka.Berbaring disamping wanita yang ada disampingnya, menatap ke langit kamar dengan tatapan kosong. Wanita yang ada disampingnya memilih beranjak dari tempatnya, gerakannya terhenti saat pergelangan tangannya dipegang Wijaya.“Kenapa? Ada masalah apalagi?” “Tidak.” Wijaya menjawab singkat.Mona, wanita yang ditemui Wijaya secara tidak sengaja. Saat itu dia baru saja lulus kuliah dan melamar di salah satu perusahaannya, menatap wanita itu membuat jiwa petualangnya hadir. Pada saat mereka bert
Read more

MLMF 109

Wijaya menatap kedatangan mereka dengan tatapan yang tidak bisa dibaca, melihat itu perasaan tidak enak menghampirinya dengan mulai mendekatinya dan mencium singkat bibirnya.“Apa ada masalah?” tanya Tania yang tidak dijawab Wijaya.Tania menghembuskan nafas panjang, sikap Wijaya yang begini membuatnya terlihat seperti anak-anak. Sikapnya yang seperti ini sangat menggemaskan, tidak jauh berbeda dengan Lucas yang tidak jauh berbeda dengannya.“Darimana saja tadi?” Wijaya membuka suaranya.“Jemput Jimmy dan Rey, memang kenapa? Ah...aku memang sama Rifat tapi ada anak-anak, apa kamu cemburu?” Wijaya langsung menggelengkan kepalanya, “Cemburu hanya untuk mereka yang tidak mampu.” Tania mencibir kata-kata Wijaya “Selalu saja dengan percaya diri. Aku bisa saja curiga, kamu memberikan ijin aku sama Rifat bukan berarti ada wanita lain kan?”Wijaya menatap tidak percaya mendengar tuduhan Tania yang memang benar ad
Read more

MLMF 110

“HAMIL?” Tania menatap tidak percaya pada Wijaya.Memutuskan untuk jujur pada Tania bukan hal yang mudah, tidak ingin terjadi lagi seperti sebelumnya atau lebih tepatnya tidak ingin kehilangan Tania. Menceritakan tentang pertemuannya dengan Mona dan sampai akhirnya berakhir seperti sekarang, selama tadi dirinya bercerita Tania hanya diam, tapi setelah mengatakan jika Mona hamil baru memberikan reaksi yang mengejutkannya.“Aku tidak bisa berkata-kata lagi.” Tania menggelengkan kepalanya “Kamu yang membuat rencana gila, tapi kamu....”Tania menatap Wijaya tidak percaya, menggelengkan kepalanya sekali lagi seakan apa yang di dengarnya tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Wanita lain hamil anak Wijaya, sangat mengejutkannya, memilih untuk menerima atau menolak, sedangkan Wijaya sendiri menerima Rey dengan baik.“Kamu mau balas dendam begitu?” tanya Tania dengan nada datarnya “Aku tidak meminta kamu untuk Rifat mempunyai anak dengan aku meskipu
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status