"Iya, Ma. Kok bisa kebetulan gitu ya? Aku aja tadi kaget," ungkapku.Mama berkata, "Ya apa sih yang nggak mungkin di dunia ini itu, Ra? Lagian kota ini itu kan nggak terlalu besar juga jadi ya jangan heran kalau ternyata bisa kejadian seperti itu."Aku terdiam untuk beberapa saat sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan. Jujur saja, aku sangat ragu sekali datang. Entah sebagai gurunya Fadlan atau menemani Dimas."Terus kamu mau datang nggak, Ra?" tanya Mama.Aku menjawab dengan ragu-ragu, "Belum tahu, Ma.""Hm. Ya kalau kata Mama sih nggak apa-apa kalau kamu mau datang, lagi pula di sana kan acaranya acara keluarga jadi ya nggak masalah."Aku mengangguk dan kemudian setelah minumanku habis, aku segera kembali ke kamarku dan memejamkan mataku.Pagi harinya, aku sudah memutuskan jika aku tidak akan datang entah sebagai tamu undangan gurunya Fadlan ataupun menemani Dimas. Dan sebagai gantinya, aku bersedia untuk diajak makan siang sama Dimas besok harinya.Menurutku ini jauh lebih ba
Read more