Aku melirik Salsa yang sudah turun dari motor itu, sementara Deva berdiam diri di samping motornya dengan ekspresi masih terlihat aneh. Anak itu terlihat kucel dan kotor. Astaga, apa sih yang dilakukan Deva sampai anaknya itu tak terurus begitu? Aku sampai tak tega melihatnya.Bukankah dia ini punya uang banyak ya? Masa iya nggak sanggup beli baju buat anaknya?"Udah nggak usah bingung, Mbak. Tenang saja," ucapku lagi.Dia menjawab, "Siapa yang bingung? Aku nggak bingung, kok.""Oh, nggak bingung? Wah, ternyata." Aku manggut-manggut."Ternyata apa maksud kamu?" Deva menatapku tak suka.Aku tersenyum sinis, "Ternyata sudah nggak punya hati nurani."Deva terlihat kaget. "Kamu...""Aku kenapa, Deva?"Wajahnya semakin terkejut saat aku memanggilnya tanpa embel-embel kata 'Mbak'. "Yah, kan jika kamu masih punya hati nurani, harusnya kamu merasa bersalah sudah menghancurkan rumah tangga orang lain. Orang baik kan pasti selalu merasa dirinya memiliki kesalahan.""Sudah aku katakan sama kamu
Terakhir Diperbarui : 2022-07-14 Baca selengkapnya