"Ibu, aku boleh bawa Gendis sebentar?" tanya Sakti saat mengantarkan kedua orang tua Gendis, serta Bayu pulang ke rumah mereka. "Boleh, tapi jangan terlalu malam pulangnya," ujar Wati memberikan isyarat pada Gendis. "Siap, Bu. Pak, aku bawa Gendis sebentar ya," ujar Sakti lagi. "Iya, hati-hati jangan terlalu malam." Hendro menjawab agak datar. Jujur saja hati lelaki paruh baya itu masih belum bisa menerima perlakuan Satyo kemarin. "Aku ikut masuk dulu ke rumah mau ganti baju," kata Gendis yang mau ikut turun dari mobil. "Eh, nggak usah. Gitu aja, cantik ... cantik dengan kebaya itu," ujar Sakti menahan tangan Gendis. "Kita pergi dulu, Pak, Bu," pamit Sakti lalu melajukan mobilnya menembus panasnya kota Jakarta siang itu. "Mau kemana?" "Mau buat kenang-kenangan," ujar Sakti berhenti di sebuah studio foto terkenal di kota itu. "Kan tadi kita udah poto-poto," sungut Gendis. "Sekalian buat poto engagement. Pertunangan kita," ujar Sakti lalu membuka bagasi belakang mobilnya memba
Terakhir Diperbarui : 2022-05-29 Baca selengkapnya