Segalanya berubah dalam hitungan detik. Hari itu, aku jatuh cinta dalam hitungan detik. Kini, aku pun patah hati dalam hitungan detik. Air mata semakin deras membasahi pipiku, luka yang sebelumnya belum sempat kering kini semakin menganga karena luka yang baru aku rasakan.Namun, aku kembali tersadar akan kenyataan kejam dunia ini. Aku tidak bisa menghindarinya, aku tidak bisa melindungi diriku sendiri dengan baik.000Kakiku melangah masuk menyusuri Lobby Kantor yang tampak ramai, aku berhenti di depan pintu lift, menunggu pintu besi di hadapanku terbuka beberapa menit lagi. Dentingan kecil yang terdengar di telingaku, membuatku menghembuskan nafas kecil tersadar dari lamunanku. Pintu yang perlahan terbuka di hadapanku, membuatku memutar mataku menatap ke dalam lift lurus.Langkahku terhenti begitu saja, mataku langsung bertemu lurus dengan mata Eugene yang berdiri terdiam di dalam lift. Kakiku
Read more