Beranda / Urban / Lelaki yang Terbuang / Bab 261 - Bab 270

Semua Bab Lelaki yang Terbuang: Bab 261 - Bab 270

448 Bab

Bab 261

"Ma!" Atha menerobos masuk ke ruang kerja Bellona."Apa kau jadi bodoh hingga tak tahu cara mengetuk pintu?" Bellona mengangkat wajah, menatap dingin pada putra tunggalnya yang datang mengganggu."Aku tidak masuk ke kantor orang asing, Ma. Tidak perlu terlalu bersikap formal dan sopan."Atha melenggang santai, mendudukkan diri di atas sofa yang berada di pojok kanan ruang kerja Bellona, tepat di bawah jendela kaca."Ada apa kau menemuiku?" Bellona melanjutkan mengoreksi hasil kerja sekretarisnya, agar dapat direvisi secepatnya."Ma, anak itu berhasil mendapatkan investor.""Benarkah?" Bellona menjeda tarian penanya. "Investor bodoh mana yang masih bersedia menyokong Perusahaan Kyler?"Diam-diam ia telah melakukan black campaign kepada para investor agar mundur dari proyek Perusahaan Kyler. Kenapa masih ada yang berani membangkang?"Aku tidak tahu kabar pastinya, Ma, tapi dengar-dengar perampok itu telah bertemu dengan petinggi dari D & Co dan GK Group."Pena di tangan Bellona terjatuh.
Baca selengkapnya

Bab 262

"Tuan Robinson, bukankah aku sudah bilang, aku tidak membutuhkan sekretaris?""M–maaf, Tuan Muda Kyler. S–saya telah bekerja sesuai perintah Anda.""Begitukah? Maksud Anda, Anda juga tidak tahu apa-apa?""B–benar, Tuan. Saya tidak tahu sama sekali. Saya akan mengeceknya untuk Anda." Jack membungkuk, tergesa-gesa undur diri."Kau juga. Keluar!"Nada dingin dan tatapan tajam yang memancar dari netra biru Gallen membekukan aliran darah di tubuh Laura.Kakinya berpijak goyah, tetapi demi ambisinya untuk bisa selalu berada di sisi Gallen, ia bergeming.Walau keberaniannya untuk menantang wajah Gallen ikut mati ditikam tatapan tajam Gallen, ia tidak menyerah.Dulu ia memilih Jody karena tergoda oleh seuntai gelang mewah. Setelah Gallen menjadi seorang Kyler, Jody tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan Gallen. Bahkan, seujung kukunya pun tidak."Tuan Muda, ini dia yang menjadi biang kesalahpahaman Anda dan saya." Jack masuk kembali ke ruang kerja Gallen tanpa mengetuk pintu. Ia mendor
Baca selengkapnya

Bab 263

"Aaargh! Gallen sialan! Tega-teganya dia membuangku ke bagian pemasaran!" jerit Laura begitu memasuki ruang kerjanya.Ia mengamuk, menendang meja kerjanya hingga kakinya terasa sakit.Sambil mengaduh, ia melompat dengan sebelah kaki untuk duduk."Kenapa sih susah sekali untuk menaklukkannya kembali?" Laura bertanya pada diri sendiri.Kalau begini, akan sulit baginya untuk bisa dekat-dekat dengan Gallen. Tapi jika ia menolak posisi ini, ia benar-benar kehilangan kesempatan untuk sekadar bertemu dengan lelaki impiannya itu.Meski dengan berat hati, ia harus rela menempati posisi yang ditawarkan saat ini."Tunggu saja, Gallen! Aku akan mencari cara untuk bisa menjadi sekretarismu. Hanya dengan begitu aku punya banyak kesempatan untuk menjalankan semua rencanaku!" tekad Laura.Sialnya, hampir dua minggu ia selalu ditugaskan di lapangan. Tak sekali pun ia dapat bertemu muka dengan Gallen. Apalagi, ruang kerja mereka berada pada lantai yang berbeda. Semakin kecil peluang Laura untuk sekadar
Baca selengkapnya

Bab 264

Jumat selepas senja. Dan mentari telah terlelap di pelukan malam. Grizelle berkemas.Ia memasukkan beberapa setel pakaian miliknya dan Gallen ke dalam koper yang ditaruhnya di atas kasur.Tangannya terhenti saat menarik ritsleting koper. Tatapannya lurus ke depan, kosong."Kau berubah pikiran?"Gallen baru saja selesai menyisir rambut. Pantulan Grizelle yang terlihat bengong di dalam cermin menarik perhatiannya."Huh? Tidak. Bukan itu."Mereka sudah sepakat akan melewatkan akhir pekan ini dengan bermalam lagi di rumah Stephen."Gerakan tanganmu lebih jujur daripada bibirmu," sindir Gallen."Oh, ini?" Grizelle mengunci koper. "Jariku hanya merasa sedikit pegal," kilahnya."Kau tidak pandai berbohong, Greeze. Lebih baik berterus terang! Aku tidak akan memaksamu untuk bermalam di rumah kakek kalau kau tak merasa nyaman.""Sungguh. Bukan itu.""Lalu, apa yang mengganggu pikiranmu?""Kamu yakin tidak apa-apa kita meninggalkan ayah dan Falisha di rumah? Kita hanya dapat berkumpul di akhir p
Baca selengkapnya

Bab 265

'Apa dia sudah tidur?' Grizelle membatin, melirik pada sosok Gallen yang berbaring di sebelahnya, berdindingkan sebuah bantal guling.Ia bergerak mendekat dalam mode senyap. Mengibaskan tangan di atas wajah Gallen.Kelopak mata Gallen bergeming. Dengkurnya pun terdengar halus dan teratur.'Baguslah, dia tidur nyenyak. Aku bisa bergerak malam ini.' Grizelle bermonolog dalam hati, tersenyum lega.Berjingkat ia merangkak turun dari ranjang. Sekali lagi ia menoleh pada Gallen. Setelah yakin sang suami masih pulas, ia berganti pakaian.Ia memakai baju dan celana hitam, dengan bahan yang menempel pada kulit. Lalu, ditutupi sehelai jaket dengan kerah yang dibiarkan tegak. Melindungi lehernya dari terjangan dinginnya cuaca.Wajah cantiknya bersembunyi di balik sebo. Bahkan, manik mata indahnya dilapisi lensa kontak berwarna gelap.Kini sekujur tubuhnya menyerupai malam. Kelam.Grizelle meninggalkan kamar diam-diam. Gerakannya sangat pelan dan hati-hati, seperti seorang pencuri yang menyantron
Baca selengkapnya

Bab 266

Putaran gagang pintu makin kencang. Begitu pula dengan detak jantung Grizelle. Gegas ia melesat mundur.Ceklek!Grep!Pintu terbuka, bersamaan dengan sebuah tarikan kencang yang membetot tubuh Grizelle ke belakang. Menyandarkannya ke dinding.Telapak tangan lebar membekap mulut Grizelle dari balik sebo.Hening sejenak.Dua tubuh berlawanan kutub saling melekat. Grizelle tak bisa mengenali wajah sang penyelamat. Posisi badannya terkunci. Sulit sekali untuk bergerak, walau sekadar untuk mengangkat kepala sedikit lebih tinggi.Cahaya senter dari pintu masuk menari di udara. Menyorot titik-titik penting ruang kerja Stephen. Tak ada suara, selain langkah kaki bergerak mendekati meja kerja Stephen secara perlahan.Wajah lelaki dalam gelap itu sedingin bongkahan es. Emosinya tak terbaca, bertabir pekatnya malam.Tak menemukan sesuatu yang mencurigakan pada meja kerja Stephen, ia menyusuri deretan setiap buku dan dokumen. Memeriksa dengan teliti.Sesekali ia membuat gerakan memutar secara mend
Baca selengkapnya

Bab 267

"Apa wajahmu sangat jelek?""Sembarangan!""Buktinya kau tak berani melepas sebomu itu. Apa lagi alasannya? Kalau bukan jelek ..." Lelaki itu mencondongkan tubuh ke depan, memelankan suara, "... apa mungkin ... kau sudah tua?""Aku baru tahu kamu sangat menyebalkan!"Lelaki itu memundurkan badan. "Ayolah! Tidak baik ingkar janji. Dunia yang kau geluti terbilang kejam dan rawan bahaya. Bagaimana kalau misalnya ada seseorang yang mengenalimu dan kau celaka dalam kondisi tidak sedang menyamar? Walau aku berada di dekatmu saat itu, bisa jadi aku mengabaikanmu karena aku tak mengira bahwa itu kau."Mata Grizelle berkedip. Ucapan lelaki itu sangat mengena. Belakangan ini keselamatannya terancam."Baiklah, tapi ada syaratnya!""Kau licik juga!""Ya sudah kalau tidak mau. Katakan di mana pintu keluarnya! Aku harus pergi dari sini." Grizelle bangkit."Hei, Nona ... um, The Death Shadow! Kau masih memakai julukan itu, kan?" Lelaki itu ikut tegak. "Baiklah. Katakan syaratmu!"Grizelle tersenyum
Baca selengkapnya

Bab 268

Gallen mengulurkan tangan, mengguncang bahu Grizelle yang masih terlihat linglung."Apa ini benar-benar kau, Greeze?"Grizelle tersentak. Ini bukan halusinasi. Lelaki yang kini berada di depannya ternyata memang Gallen—suaminya."B—bukankah tidurmu sangat nyenyak?" Entah kenapa Grizelle merinding, menatap netra gelap Gallen."Hahaha ...." Gallen melepaskan Grizelle, tertawa sumbang seraya memijat pelipis. "Ini konyol!""Huh?" Gallen menggigit senter. Kedua tangannya kini mencaplok wajah imut Grizelle. Mencubitnya seraya menariknya turun naik."Aakh! Lepas, Gallen!" Grizelle balas mencubit punggung tangan suaminya. "Kamu mau merobek pipiku?!""Jadi, ini benar? Kau sungguh Grizelle—istriku?"The Death Shadow tak mungkin mengetahui nama aslinya. Sejak pertemuan pertama, mereka saling mengenalkan diri dengan nama julukan.Hanya ada satu penjelasan. Wanita di depannya saat ini benar-benar Grizelle.Dia harus memperkuat bukti.Gallen menantang lamat-lamat manik mata Grizelle. Warna iris ma
Baca selengkapnya

Bab 269

Grizelle keluar dari ceruk. Melakukan sedikit gerakan peregangan ringan untuk melemaskan otot-ototnya yang terasa kaku.Samar-samar matanya menangkap sosok gelap berjalan ke arahnya. Kedongkolannya terhadap Gallen terkikis. Tanpa sadar sudut bibirnya melengkung bak bulan sabit."Ganti pakaianmu!" Gallen menyodorkan bungkusan yang dibawanya kepada Grizelle.Lantaran sempat kecewa karena ditinggal pergi, Grizelle pura-pura merajuk. "Simpan saja! Aku tak membutuhkan pakaian itu."Gallen mengamati penampilan Grizelle dari ujung kepala hingga ke kaki. "Yakin mau kembali ke rumah dengan tampilan seperti itu? Apa yang akan kau katakan bila Bibi Rose atau kakek mempertanyakan penampilan anehmu itu? Sedang latihan atau habis pentas cosplay?"Bibir Grizelle mengerucut mendengar sindiran Gallen. Dirampasnya bungkusan yang masih menggantung di udara."Putar sana! Awas kalau kamu mengintip! Kucongkel kedua mata nakalmu itu!"Gallen balik kanan. Tersenyum samar mendengar ancaman Grizelle. Perasaann
Baca selengkapnya

Bab 270

"Tidak akan ada yang menemukan keberadaan kita." Gallen bersandar pada tiang gazebo. Tatapannya mengambang pada permukaan air kolam kecil di sisi kanan gazebo. "Mungkin hanya aku satu-satunya anggota keluarga yang mengetahui ruangan itu.""Oh ya?"Gallen terkekeh pelan. "Saat kecil, aku sangat dekat dengan nenek. Dia sering membawaku ke sana bila sedang tak ingin diganggu."Gallen melompat ke trek. "Ayo!" panggilnya pada Grizelle, disertai lambaian tangan dan gerakan kepala."Ke mana?" Grizelle bertanya seperti orang bodoh. Cara kerja otaknya mendadak lemot."Kau butuh sedikit keringat sebelum bertemu dengan kakek. Ayo lari dua putaran!"Grizelle merasa seperti mengulang kembali kisah mereka di daratan Cina. Setiap pagi mereka menghabiskan waktu dengan lomba lari menuju bukit. Membawa dua ember kayu berisi air saat pulang ke perguruan, milik lelaki tua yang menyelamatkan mereka.Aktivitas yang sangat melelahkan, tapi kenangan indahnya tak pernah terlupakan.Mata Gallen berbinar cerah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
45
DMCA.com Protection Status