Home / Pernikahan / Bukan Jodoh Pilihan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Bukan Jodoh Pilihan: Chapter 41 - Chapter 50

61 Chapters

15. Gelut Lagi

Genggaman tangan yang kuat serta tatapan hangat dari si pemilik mata tajam di depannya, membuat Safa merasa berbunga-bunga. Kini dia sedang tiduran di bangsal perawatan kelas VIP."Kenapa gak diobatin?""Gampang nanti.""Sekarang aja, bibir kamu berdarah. Mukamu juga lebam-lebam gitu.""Gak papa. Cowok harus tahan banting."Safa tertawa lalu dia melepas tangan kanannya dan membelai wajah Shaka dengan lembut. Shaka kembali memegang tangan Safa dengan tangan kirinya. Sesekali memiringkan wajah guna mengecupi tangan Safa. Sungguh sangat manis. Keduanya masih asik menikmati elusan dan kecupan hingga keromantisan keduanya terhenti karena suara deheman seseorang. Shaka langsung berdecak sinis sedangkan si pengganggu tak kalah narsis."Gimana keadaanmu?""Udah mendingan, Mas.""Aku udah tanya dokter, katanya kamu bisa pulang besok. Nanti kita ....""Safa nanti sama aku. Keluargaku punya rumah di Purwokerto jadi kal
Read more

16. Bertemu Andini

Safa sudah berada di bawah selimut dengan aman. Sementara Shaka masih di sisi ranjang dan mengusap-usap perutnya. Lama kelamaan Safa merasa mengantuk lalu tertidur. Shaka mencium kening Safa lembut lalu ikut menaruh kepalanya di ranjang sebelah kiri Safa. Shaka memandang Safa yang sudah terlelap dengan perasaan hangat. Ada yang berdesir di dada Shaka melihat bagaimana cantiknya Safa.  "Aku bersyukur ketemu kamu, Fa. Mungkin kamu gak percaya. Tapi aku udah jatuh cinta sama kamu. Memang kesannya terlalu cepat tapi itulah yang kurasakan." Shaka mengangkat kepalanya kemudian mengecup kembali kening Safa lembut.  "Selamat tidur istri masa depanku. Tetap sehat ya anakku. Papah sama mamah sayang kamu, Nak." Kini giliran perut Safa yang dikecup mesra oleh Shaka. Shaka lalu merebahkan kepalanya lagi, membaca doa lalu mencoba memejamkan mata. Sepuluh menit kemudian Shaka benar-benar tertidur sambil menggenggam tangan Safa. Kedua calon orang tua yang l
Read more

17. Akhirnya Farhan Tahu

"Jadi Mamah udah nikah sama Om Han?""Iya.""Alasan Mamah ke Surabaya juga karena Om Han?""Iya. Kami menikah dua minggu setelah masa Iddah mamah selesai. Sayang kamu gak dateng.""Hehehe. Maaf ya, Mah.""Gak papa."Safa dan Andini kini sedang berada di kamar Safa, di villa yang biasa di tempati Safa selama tiga bulan ini. Tiga hari setelah dirawat intensif, Safa bisa pulang. Dia memilih kembali ke villa bersama Andini, Handoyo dan Revan. Shaka sendiri sempat protes namun akhirnya pasrah begitu mendengar nasehat Handoyo yang begitu bijak dengan pembawaan penuh wibawa. Shaka merasa segan jadi akhirnya dia mengalah."Sepertinya hubungan kalian tampak mesra."Safa hanya bisa tersipu malu. Andini sendiri terkekeh melihat tingkah Safa."Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu, Sayang.""Amin."****"Assalamualaikum, calon istrinya Shaka."Safa terkejut mendapati Shaka berada di pintu dap
Read more

18. Safa Sang Penengah

Farhan duduk terpekur di kursi kebesarannya. Setelah mendengarkan cerita dari Handoyo tentang apa dan bagaimana Shaka bisa menghamili Safa, Farhan merasa bersalah. Dia menjadi teringat akan dosanya. Dulu dia telah berzina dengan Marisa sehingga melahirkan Firman.Dan selanjutnya Firman pun melakukan Zina dengan Desty hingga melahirkan Rio. Belum lagi dengan Amanda. Sayang, anak Firman dan Amanda harus meninggal. Dan kini, putra kebanggaannya juga melakukan zina walau pun menurut cerita Handoyo, Shaka dijebak oleh seseorang."Ya Allah. Kenapa dosaku harus Kau timpakkan pada kedua anakku, astaghfirullah."Farhan merasa malu, sangat malu. Terutama pada Tuhan. Farhan teringat salah satu pesan seorang ustaz yang pernah dia dengarkan tausiyahnya.Saat itu ada seorang ibu yang bertanya pada sang ustaz."Ustaz, apa benar jika dosa zina akan berlaku bagi keturunan sang pelaku zina?"
Read more

19. Drama Calon Manten

Safa menekuk mukanya. Wajahnya cemberut, sejak tadi dia sudah bersidekap. Sementara lelaki di depannya, sedang mondar mandir memilih segala perlengkapan seserahan untuk pernikahannya bersama Safa."Nah! Tolong ditotal semua ya, Mbak."Shaka menyerahkan lima potong gamis, dua stel mukena, dua sajadah, lima kerudung, kaos oblong dan masih banyak yang lain kepada salah satu pelayan. Setelah menerima nota pembelian, dia kemudian menuju ke tempat Safa yang sedang duduk sambil cemberut."Kenapa cemberut?""Tau ah.""Ish ish ish, jangan ngambek dong. Nanti cantiknya nambah, kalau Mas Shaka khilaf gimana? Kan Mas Shaka yang seneng."Safa menatap sang calon suami dengan mata melotot, mulut sedikit terbuka sementara Shaka sudah tersenyum jahil. Menyadari maksud ucapan sang calon suami, Safa memilih ngambek lagi."Au ah."Safa langsung berbalik sementara Shaka masih tertawa. Shaka paham jika si nyonya sedang ngambek gara-gara aksi Shaka y
Read more

20. Sah

"Sah.""Sah."Ucapan hamdalah meluncur dari para hadirin yang datang. Setelah melalui drama calon pengantin baru yang sering cekcok akhirnya Safa kini resmi menjadi istri Shaka.Tiara terlihat bahagia sekali melihat sang sahabat akhirnya menjadi seorang istri. Dia sesekali mengusap air matanya."Cup cup cup. Bukannya lagi seneng kok nangis?""Gak tahu, tiba-tiba air matanya turun."Gilang mengusap kepala sang istri lembut. Lalu keduanya berdiri untuk mengucap selamat pada pasangan baru."Selamat ya, Ka. Akhirnya resmi juga.""Makasih ya, Lang." Gilang dan Shaka saling berjabat tangan lalu berpelukan. "Safa, selamat ya. Samawa selalu.""Amin. Makasih, Tiar." Safa dan Tiara saling bercipika-cipiki lalu keduanya berpelukan. Erik yang diberitahu oleh Shaka pun datang dengan istri dan anaknya."Selamat, Bro. Akhirnya nikah juga." "Makasih ya Rik, udah jauh-jauh datang."Uca
Read more

21. Sah yang bikin gelisah

Suasana di rumah Shaka yang ada di Purwokerto terlihat penuh kehangatan. Semua keluarga berkumpul. Safa sebagai anggota keluarga baru merasa senang bisa menjadi bagian dari keluarga Shaka. Semua orang menerimanya dengan baik, bahkan Tania dan Tristan cepat akrab dengannya.  Andini dan Handoyo langsung kembali ke Surabaya. Karena Handoyo ada urusan bisnis yang tidak bisa diwakilkan. Sementara Revan akan kembali ke Jakarta karena usaha yang ada di sana sedang butuh penanganan dari Revan secara langsung termasuk aset milik Safa yang berasal dari orang tua kandungnya. "Udah malam, ayok semua istirahat. Terutama kamu Safa. Sana ke kamar." "Iya, Bunda." Safa berdiri dan kemudian pamitan pada yang lain. Shaka yang melihat Safa berdiri bermaksud mengikuti namun langkahnya dicegah oleh Ajeng. "Shaka." "Iya Bunda." "Ingat, gak boleh menyentuh istrimu dulu." Ajeng menatap Shaka dengan tatapan tajam nan tegas membuat Shaka hanya bisa
Read more

22. Kembali Ke Jakarta

Safa menatap rumah di depannya dengan tatapan takjub. Meski dulu, rumah Rudi kategori besar, bahkan rumah Gilang juga besar tetapi kalau boleh Safa bilang, rumah kediaman Shaka ini seperti istana."Rumahnya besar banget, Mas.""Iya, kata Ayah Ari ini peninggalan dari kedua orang tuanya. Om Ari anak satu-satunya soalnya.""Oh.""Ayo masuk, Fa."Shaka menggenggam jemari Safa, keduanya berjalan beriringan di belakang pasangan Ari dan Ajeng. Seminggu setelah acara pernikahan keduanya, Safa akhirnya diboyong kembali ke Jakarta."Selamat datang di rumah kami. Semoga Safa kerasan di sini.""Insya Allah Safa kerasan, Bunda. Rumahnya bagus.""Kamu mau makan apa istirahat dulu? Ada yang dirasa gak sama perut kamu? Kita perlu ke dokter?""Safa gak papa Bunda, cuma capek aja. Safa boleh ijin mau istirahat saja ya Bunda.""Pasti capek banget ya?"Safa menganguk dan sesekali mengelus perutnya."Ya udah
Read more

23. Kabar Tak Terduga

Radit menatap sosok Diana yang masih tergolek di atas kasur. Sungguh hatinya merasa teriris melihat wanita yang begitu dia cintai menjadi seperti ini."Nak Radit.""Eh, Om. Sendirian? Tante mana?""Om suruh istirahat. Om gak mau Mega juga ikut-ikutan sakit. Om gak sanggup kalau keduanya sakit, mending om ngalahi yang jaga Diana.""Oooo."Bayu duduk di sofa berdekatan dengan Radit."Gak nyangka akan begini akhirnya. Padahal om udah bilang ke Diana supaya move on. Ada kamu! Tapi ... anak om tetap ngeyel. Lihat kan buktinya?"Hening. Cukup lama keduanya terdiam. Hingga Bayu bersuara lagi."Shaka ya aneh, kurang apa Diana itu? Cantik, pinter, gak neko-neko. Menurut om gak ada cacat dalam diri Diana, kenapa Shaka gak bisa ya suka sama anak om?""Gak tahu, Om. Mungkin karena memang gak bisa cinta. Cinta kan gak bisa dipaksa."Bayu mendesah. "Kamu benar, cinta gak bisa dipaksa. Om juga dulu dipaksa nikah sama wanita pili
Read more

24. Mengunjungi Revan

Suara bantingan gelas terdengar membahana. Mariana kaget dan langsung gemetar. Sesekali dia mencoba menenangkan putrinya yang menangis karena kaget. Usia putrinya kini baru berusia lima bulan."Kurang ajar itu si Revan, aku ini bapaknya tetapi dia malah lebih membela si Safa. Kurang ajar!"Rudi sangat marah setelah mendapat kabar dari anak buahnya jika mereka gagal mengambil kembali perusahaan dan semua aset milik Safa. Dan yang lebih membuatnya marah pelakunya adalah Revan. Anak yang sejak kecil terlihat pendiam dan selalu bisa dia tekan. Ternyata Rudi salah. Revan bak singa jantan yang terlihat tengah tertidur santai. Namun, tidurnya ternyata adalah kamuflase saja. Dan kini Rudi menerima dampak dari kamuflase yang diperlihatkan Revan sejak dia kecil sampai proses perceraian dengan Andini. "Ternyata aku tertipu. Kamu ternyata sangat berbahaya Revan. Tidak! Aku tidak akan mungkin kalah dari kamu. Aku bapakmu, dan orang tua tak akan kalah dari anaknya."
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status