Home / Romansa / The Lost Princess / Chapter 1 - Chapter 7

All Chapters of The Lost Princess: Chapter 1 - Chapter 7

7 Chapters

Prolog

Jade Rosean lebih akrab disapa Sean, putri yang hilang dari kerajaan Spanyol. Gadis pirang dengan mata sehijau permata giok dan bibir semerah bunga mawar. Putri dari Raja Jonas dan Ratu Alice yang terbunuh saat penyerangan pada tahun 1715—lima hari setelah putri mereka lahir. Sean selamat dari penyerangan yang dilakukan oleh kerajaan Rusia. Seorang pelayanan ratu bernama Luna berhasil membawanya kabur ke Negeri Belanda. Identitas sebagai keluarga kerajaan telah dibuang dari dalam diri Sean, dia hidup dan besar sebagai gadis biasa bersama Luna dan El sebagai bibi dan pamannya. Namun, suatu hari para prajurit dari Kerajaan Spanyol—yang telah jatuh ke tangan musuh—datang mencarinya karena kabar soal putri yang hilang telah tersebar dari mulut ke mulut selama belasan tahun. El terbunuh, sementara Sean dan Luna berhasil melarikan diri sejauh yang mereka bisa. Sean tidak pernah tahu siapa orang-orang yang mencarinya, dan alasan kenapa dia harus melarikan diri. Sean tidak pernah tahu siapa
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Part 1

Waktu terus berjalan tanpa mengenal kata istirahat, dan sebenarnya hari tak lagi pagi walaupun sang mentari tampak malu-malu untuk keluar dari persembunyiannya. Meski begitu, walaupun langit ditutupi awam hitam yang bergumpal, air langit masih enggan untuk menjatuhkan dirinya, menolak untuk menyapa hamparan bumi dengan lapisan tanah gersang yang begitu merindukan hujan. Sebuah rumah berdiri di pinggiran desa, dan dari balik salah satu jendela rumah itu seorang gadis mengintip keluar, mencoba memeriksa apakah hujan sudah turun atau belum. Ditangannya, dia memegang sebuah stoples kaca transparan dengan bibit bunga matahari di dalamnya. Dia tak sabar untuk menanam bibit yang didapatnya sebagai hadiah ulang tahun yang ke-16, namun bibit itu tak akan tumbuh jika hujan tidak turun. “Sean Sayang.” Seseorang membuka pintu kayu kamar, dan seketika aroma manis dari roti yang sedang dipanggang menyusup ke dalam ruangan dengan nuansa putih dan merah muda itu.
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Part 2

“Gadis batu! Ah, maksudku Jade.” Sean baru saja keluar dari dalam kastil saat seseorang memanggil namanya, dia lantas menoleh dan menemukan Pangeran Jonathan berjalan ke arahnya. Sean pun menunduk untuk menunjukan rasa hormatnya dan tidak berani mengangkat wajah, apa lagi sampai menatap wajah Joe. “Kudengar kau akan pergi ke Inggris untuk menjalankan misi,” ujar Joe dengan ekspresi yang biasa ia tunjukan pada semua orang. Ekspresi terlalu ramah yang sangat jauh berbeda dengan sang kakak, Pangeran Kai. Pangeran Kai yang juga seorang putra mahkota sangat mirip dengan Raja, dingin dan tegas, sementara Pangeran Joe lebih mirip dengan Ratu. “Iya,” jawab Sean disertai anggukan singkat. “Kapan?” tanya Joe lagi. “Sekarang.” “Kau baru saja berpamitan pada Ibu?&r
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Part 3

“Aku bukan gay. Sekali lagi aku mendengar kata itu, aku akan menendangmu dari sini,” ancam Vee dengan sorot mata tajam, seperti macan yang siap menerkam kelinci di hadapannya.   “Ya. Maaf,” balas Sean seraya tersenyum kikuk. Kenapa jadi dia yang salah? Vee sendiri yang mengatakan hal ambigu. Tidak tertarik? Bukankah itu sangat aneh? Jadi, wajar saja jika dia mengira Vee menyukai sesama jenis.   “Istirahatlah, ini sudah malam!” seru Vee seraya berjalan menuju pintu keluar kamar itu.   “Tunggu, em ...!” Sean memanggil Vee dan membuat pria itu menahan langkahnya.   “Kenapa?” Vee berbalik lalu bertanya.   “Apa semua barangku dirampok? Apa tidak ada yang tersisa?” tanya Sean penasaran, dan Vee langsung menggeleng.   “Tidak ada yang tersisa selain pakaian yang kau kenakan,” ujar Vee.   “Oh sial!”   “Kau mengumpat padaku?” V
last updateLast Updated : 2021-12-27
Read more

Part 4

Vee melompat ke atas punggung kudanya dan langsung pergi meninggalkan penginapan tanpa menoleh lagi ke belakang. Dia tidak peduli lagi pada gadis yang baru saja ditinggalkannya di dalam sana, toh mereka tidak saling mengenal.   Impas bukan? Vee sudah menyelamatkan hidupnya, dan sekarang dia mendapatkan banyak uang berkat gadis itu.   Kejam? Memang kejam.   Orang-orang terdekatnya saja bisa berlaku kejam pada Vee, jadi kenapa Vee tidak boleh melakukan hal yang sama pada Sean, seorang gadis asing yang tidak jelas asal usulnya? Bukannya Vee tidak punya hati, hanya saja sikap kejam itu telah mengakar di dalam dirinya.   Pria itu tidak kembali ke rumahnya setalah dari penginapan, tapi pergi menuju pusat kota di mana semua kegiatan berlangsung . Perdagangan, sekolah, bahkan pencurian dan pembunuhan bisa terjadi di tempat itu.   Semua orang dengan latar belakang yang berbeda berbaur di
last updateLast Updated : 2022-01-09
Read more

Part 5

"Kau... Keparat gila...""Hei... Hei jangan mati! Bangun!" Vee menepuk-nepuk pipi Sean yang baru saja tak sadarkan diri. Tubuh gadis itu terkulai lemah dengan kulit yang semakin pucat dan dingin. Vee langsung memeriksa denyut nadi Sean, dan ternyata sangat lemah. Jika pendarahannya tidak segera dihentikan, Sean bisa mati.Vee berdiri lalu berjalan untuk mengintip keadaan diluar. Suara para penjaga semakin mendekat dan dari jauh sudah terlihat cahaya dari obor yang mereka bawa."Sial." Vee segera menuju sudut ruangan dan mematikan satu-satunya lilin yang menjadi sumber penerangan di tempat itu. Jika gubuk itu terlihat terang maka para penjaga akan curiga. Jadi Vee membuatnya seolah-olah tidak ada siapa pun di dalam.Derap langkah terdengar tepat di samping gubuk, para penjaga itu mencari di sekitaran sana, tapi akhirnya mereka pergi tanpa memeriksa ke dalam.Vee pun bisa menghembuskan napas lega setelah semua penjaga pergi. Dia m
last updateLast Updated : 2022-04-12
Read more

Part 6

Sean hanya bisa terbelalak mendengar apa yang baru saja Vee katakan."Rupanya kalian dari London, kalian sedang berbulan madu?" Pegawai Kantor Pos bertanya lagi, dan Vee hanya mengangguk sambil tersenyum simpul. "Suratmu akan segera dikirimkan Nyonya.""Terima kasih," kata Sean pada pegawai itu, kemudian dia segera keluar setelah urusannya selesai.Vee mengikutiku Sean setelah dia membayar biaya pengiriman, dan setelah sampai di luar Sean menghentikan langkahnya lalu berbalik menghadap Vee."Kau gila? Kau bilang apa? Aku istrimu?" tanya Sean yang mulai mengomel."Harusnya kau berterima kasih padaku! Kalau begitu aku akan kembali ke dalam dan mengatakan jika kau bukan istriku, agar suratmu tidak jadi dikirim," ancam Vee seraya melangkah untuk kembali masuk ke dalam, namun Sean segera menahan langkahnya."Tidak perlu. Baiklah terima kasih," ujar Sean ketus."Bukan seperti itu wajah orang yang mengucapkan ter
last updateLast Updated : 2022-04-16
Read more
DMCA.com Protection Status