Home / Fantasi / Pure Blood (DARAH MURNI) / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Pure Blood (DARAH MURNI): Chapter 81 - Chapter 90

176 Chapters

BAB 31 - Bunuh Mereka (Bagian 2)

Tap. Tap. Tap.Komandan melangkahkan kaki mendekati Diana. Lalu mengulurkan tangan, dan mengambil beberapa helai rambutnya. Diana hanya diam menatap manik mata sang Komandan intens.BAK!Komandan terhempas ke belakang akibat tendangan dadakan dari Diana. Di lain pihak Diana langsung menjatuhkan tudungnya dan mulai melawan satu per satu vampir yang menghalangi jalan Ika."Jangan menoleh! Terus berlari!" seru Diana ke Ika.Ika mengangguk. Dia juga menoleh ke arah Iki dan memberikan tatapan untuk menunggunya kembali. Ika pun mulai berlari sangat kencang tanpa sekalipun menoleh ke belakang, meninggalkan Diana dan mereka semua.Dalam pelariannya, Ika terus saja berteriak di dalam pikirannya, "Kak Rai! Kak Rai! Kak Rai!"Dia terus saja mengulang kata-kata tersebut berkali-kali di kepalanya, berharap suara yang tidak terdengar itu dapat terdengar oleh Rai. Fokusnya sangat ini hanya satu, berlari me
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more

BAB 31 - Bunuh Mereka (Bagian 3)

BAM!Sebuah tubuh melayang, itu adalah tubuh prajurit yang terhempas kencang menghantam tembok hingga tidak sadarkan diri seketika. Dari mulutnya langsung mengalir darah hitam pekat."Apa!? Kau berisik sekali!" sahut Rai yang tiba bersama dengan Al."KAK RAI!!!" tangis Ika pecah dan langsung memeluk Rai begitu saja.Di lain sisi, Al menghajar semua prajurit tersebut sendirian, membiarkan kedua vampir tersebut untuk saling berbicara. Vampir hibrida ini tidak memberikan satu celah pun untuk mereka menyerang.Rai melepaskan pelukan Ika dengan paksa dan melihat wajahnya yang penuh luka lebam. Wajahnya mengeras melihat luka-luka ini. "Al..." panggilnya.Al menoleh, "Apa!?" jawabnya masih dalam kekesalan."Bunuh mereka semua!" perintah Ria.Al tersenyum sinis, "Dengan senang hati." *** Napas Diana sudah tersengal-sengal dengan tubuh yang penuh banyak luka, bahkan dar
last updateLast Updated : 2022-03-09
Read more

BAB 32 - Jantung (Bagian 1)

"Kak Rai! Kak Rai!" seru Ika berulang kali. Ia merasa senang dan lega bertemu dengannya. Namun, ada hal yang lebih ia khawatirkan yaitu tentang Diana."Kau mau mulutmu aku jejal dengan salju?" respons Rai dingin."Tapi... Kak Diana—"Rai langsung memotongnya, "Aku tahu, jadi jangan berisik.”Al datang seraya mengibas-ngibaskan tangannya yang penuh darah hitam. Ia telah menghabisi semua para prajurit ini. Tubuh bagian dada mereka semua berlubang, dengan jantung yang sudah hancur, sementara tubuh lainnya tidak berkepala."Ugh... aku benci ini!" ujar Al. "Apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"Kau akan berada di sini dan lindungi bocah ini. Aku akan masuk dan mengambil Iki," jelas Rai."Ba-bagaimana dengan Kak Diana?" tanya Ika khawatir."Huh? Manusia itu? Salahnya sendiri pergi ke wilayah Raltz," balas Al enteng.Ika mendorong Rai menjauh, "Kenapa kalian sangat membencinya!? Kak Diana
last updateLast Updated : 2022-03-10
Read more

BAB 32 - Jantung (Bagian 2)

"Kau belum menjawab pertanyaanku,” kata Dominic.Diana mengangkat tangannya yang dicekal, "Apa aku harus menjawab pertanyaan dari orang kasar sepertimu? Lepaskan tanganmu sekarang!"Dominic hanya tersenyum sinis lalu melepaskan cekalannya. Namun, ia tidak benar-benar berniat melakukannya. Apa yang dilakukannya telah membuat Diana kini benar-benar berada di ambang batas kemarahannya.Bagaimana tidak? Dominic memang melepaskan tangannya namun dia langsung beralih ke Pine dan menempatkan tangannya di leher wanita ini. Mencekiknya dengan erat secara perlahan-lahan."Sangat mudah bagiku mematahkan lehernya. Kau tahu itu bukan?" ujar Dominic dengan senyum liciknya. Diana langsung mengepalkan tangannya dengan erat."Wanita ini membawa sesuatu yang berharga, dan aku harus mengembalikan apa yang dia bawa ke pemilik yang sebenarnya," sambung Dominic.Diana berteriak marah, "Apa lagi yang akan kalian lakukan!!! Tanpa sepengetahua
last updateLast Updated : 2022-03-10
Read more

BAB 32 - Jantung (Bagian 3)

"Ada apa dengan wajah ini? Guratan kemarahan itu… aku pernah melihatnya di suatu tempat. Tidak! Aku bukan pernah melihatnya. Aku selalu melihatnya! Wajah ini tidak asing, tapi siapa dia!?" batin Pine."Mata biru dan rambut merah ini... Dulu aku mengenal orang yang memiliki warna mata dan rambut sepertimu," Dominic memandang intens Diana. "Tapi sayang, dia sekarang sudah tidak ada di dunia ini lagi.”“Kenapa setiap orang selalu mengomentari rambut dan mata ini? Aku benar-benar tidak mengerti dan tidak peduli!!” batin Diana.Manusia ini kemudian memperat cekikannya pada leher Dominic, “Aku tidak peduli dengan apa yang kau ucapkan.”"Nggg..." erang Pine ketika Dominic melakukan hal yang sama padanya."Kau yakin mau melakukan ini? Apa yang kau lakukan padaku akan berlaku sama dengan wanita ini,” Dominic menantang lalu tersenyum sinis. Sementara itu, Diana tidak b
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

BAB 33 - Perjanjian Darah Harawaltz (Bagian 1)

"Tunggu di sana!" seru Al dari sisi dalam jendela yang kacanya sudah hancur. Tapi yang Ika malah tidak berniat untuk patuh."Aku bilang tunggu! Kenapa kau menyebalkan sekali!" seru Al.Tap!Orang yang diberikan perintah melangkahkan kakinya, berniat mendekat. "Rika Harrison de Haltz!" pekik Al kesal, dan Ika pun langsung diam di posisinya seraya mengerucutkan mulutnya sebal. Ia hanya ingin membantu, namun Al terus saja bersikap protektif padanya, padahal Ika bukan vampir biasa."Aku tahu kau ingin membantu, tapi tunggu di bawah sana saja. Jika kau ikut membantu, semuanya akan berantakan," kata Al lalu menghilang dari pandangannya.Ika mendengus keras, "Apa aku tidak boleh membantu? Ahh...! Aku merasa sangat tidak berguna!”Ika lalu melihat ke hamparan vampir yang mengelilinginya, "Mereka hanya terbujur diam sejak tadi. Mereka tidak mati... aku bisa mendengar detak jantung yang saling menyahut."Kemudian
last updateLast Updated : 2022-03-11
Read more

BAB 33 - Perjanjian Darah Harawaltz (Bagian 2)

Rai mengangkat tubuh Iki yang terjatuh di lantai akibat terlepas dari cengkeraman prajurit yang baru saja ia bunuh tadi. Bagaikan sebuah barang, Rai kemudian memberikan Iki begitu saja ke Diana."Aku rasa urusan kita sudah selesai," tegas Rai. "Mereka milikku, jadi aku akan mengambilnya kembali. Dan manusia itu, aku tidak punya urusan dengannya.”Dominic hanya terdiam dengan wajah datar. Sedangkan Rena masih setia berdiri melindunginya. Prajurit yang lain pun tidak berkutik mengingat di hadapan mereka adalah pemimpin Klan Haltz, terlebih tidak ada satu pun perintah yang mengatakan untuk menyerangnya.Sedetik kemudian, senyum dengan makna tersembunyi terbentuk di wajah Dominic, tanpa membalas ataupun berbicara satu kata pun dia berbalik pergi dengan Pine yang masih ia cekik lehernya, membuat tubuhnya bergelayut ke sana kemari mengikuti langkahnya."Dia milik Haltz," ucap Diana yang tiba-tiba berada di hadapan Dominic, menghalangi jal
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

BAB 33 - Perjanjian Darah Harawaltz (Bagian 3)

Keadaan semakin bertambah kacau. Suasana juga semakin bertambah berat dengan hadirnya aura-aura membunuh yang perlahan menekan atmosfer udara di sekitar. Bahkan bagi Iki yang merupakan anggota keluarga utama Klan Haltz, keadaan seperti ini tidak bisa dia atasi."Aku benar-benar tidak bisa bernapas..." batin Iki merasa kembali tercekik.Dilain pihak, Dominic terus mengabaikan keberadaan Kevin, dirinya lebih tertarik dengan surat yang tadi ditunjukkan Diana tepat di depan wajahnya. "Kau membuat manusia ini menjadi pengganti pemimpin Klan Haltz?""Tidak ada peraturan yang mengatakan aku tidak bisa melakukannya," jawab Rai dengan memfokuskan pandangannya ke Diana.Merasa benar-benar diabaikan, dan juga karena perbuatan Dominic yang berani menyakiti Pine, membuat Kevin tidak bisa lagi mengontrol emosinya. Dia akhirnya menyerang Dominic."Aku benar-benar membencimu!!" teriak Kevin yang maju menyerang.Namun langkahnya lan
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more

BAB 34 - Tidak Mau Mendengar Apapun Lagi (Bagian 1)

Al keluar dari dalam kastel seraya menggendong tubuh Iki yang sudah sangat lemah. Al langsung menghampiri Ika yang berdiri cemas menunggu kedatangan siapa pun."Iki!" teriak Ika ketika melihat saudara kembarnya dengan keadaan yang seperti itu. "Kau baik-baik saja?" dan Iki menjawab dengan anggukan."Di mana Kak Diana, Al?" tanya Ika dengan muka cemas."Di dalam, bersama dengan Rai," jawab Al. *** Kevin bergeming di tempatnya, dia sama sekali tidak mengerti hal yang diucapkan manusia yang sedang menghalanginya, atau lebih tepatnya Kevin tidak mau mengerti.Kevin tahu bahwa maksud wanita ini adalah membuat Pine menjadi utusan Haltz, namun ini berarti Diana mengorbankan dirinya sendiri. Inilah hal yang paling tidak mengerti oleh Kevin. Dia bahkan tidak mengenalnya, dan kini manusia ini malah berusaha menyelamatkan Pine."Apa yang kau ucapkan!?" tegas Rai marah.Diana melihat ke arah Rai
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more

BAB 34 - Tidak Mau Mendengar Apapun Lagi (Bagian 2)

Shh!Diana sudah berpindah posisi di hadapan Kevin yang sejak tadi diam membisu. "Terima kasih sudah menyelamatkannya," ujarnya tulus. Kemudian Diana melangkahkan kakinya mendekati Dominic, dan berdiri di belakangnya.Diana menatap Rai yang kini terpisah oleh jarak, "Kami pernah membuat janji bersama, dan aku sudah menyelesaikan janji itu. Sampaikan padanya bahwa sekarang dia bisa memiliki kehidupan yang dia mau," dan Diana menutup perkataannya dengan sebuah senyuman."DIANA!" teriak Rai."Sekarang kita bisa pergi," ucapnya ke Dominic yang lalu memberikan perintah melalui lirikan matanya."Seperti katamu, kau hanya mengambil apa yang menjadi milikmu, dan kami mengambil apa yang menjadi milik kami," ucap Rena ke Rai.Rai mengatupkan mulutnya rapat-rapat, membuat giginya saling bergesek kencang, "Apa yang sebenarnya kau lakukan Diana!!? Kenapa kau berani mempermainkanku!!?”Rai berniat untuk meny
last updateLast Updated : 2022-03-13
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status