Semua Bab Menikahi CEO Philophobia: Bab 61 - Bab 70

82 Bab

Ruang Ganti Yang Panas (2)

Satu tangan Gavin menelusuri punggung Ara, menangkap tubuh bagian belakang Ara yang begitu menggairahkan. Belaian yang posesif dan membuat Arabella berulang kali mengerang, bahkan kini pakaiannya telah benar-benar tanggal. Arabella merasakan kerasnya gairah Gavin di bawah sana. "Haruskah aku buka celanamu juga?" "Menurutmu, bagaimana bisa kalau tidak di buka?" "Kalau begitu, aku tidak segan," bisik Arabella melakukan tugasnya dengan segera di bawah sana. Gavin menghela napas panjang. Lalu mulai mencium bibir Ara, menyesapnya dengan teramat dalam. Kecupan itu bergerak liar disana, bermain dengan tarian lidah keduanya yang menelusuri rongga mulutnya. Ara tak dapat lagi menolak godaan pria itu, sentuhan dan belaian itu begitu memabukkan untuknya. Ia pun pasrah, dan menunggu kelanjutan aksi Gavin yang mulai melepaskan kancing pakaiannya. Lalu mengecup lagi bagian ceruk lehernya, memberikan sesapan dan tanda cinta yang cuku
Baca selengkapnya

Dunia Yang Sempit

"Sayang, bangunlah. Astaga, ada apa denganmu?" ucap Gavin yang sedang memangku tubuh lunglai Ara. Dia tak henti menepuk pipi istrinya agar bangun dari pingsan. Acara pernikahan sempat tertunda sebentar. Tapi Gavin tidak enak dia segera meminta agar acara dilanjutkan dengan mengatakan Ara hanya kelelahan saja dan butuh istirahat. Ara dibawa ke ruangan khusus. Gavin masih menunggu sampai istrinya itu sadar tak meringsut sedikit pun bahkan Ara masih ada di pangkuan Gavin sampai sekarang."Tuan Gavin apakah Ara tidak apa-apa?" tanya Evelyn, dia juga baru tau kalau ribut-ribut ada yang pingsan tadi rupanya Ara lah orangnya. "Saya juga tidak tahu kenapa Ara bisa sampai pingsan, Nyonya Eve." Gavin mungkin tidak terlalu mendengarkan saat pembawa acara menyebutkan nama Gilbert Bagaskara. Padahal dari surat yang dibacanya kemarin jelas ada nama itu tertulis di sana. Dia adalah ayah kandung Arabella."Ya Tuhan. Ara kau kenapa? Bangunlah Ara," ujar Evelyn
Baca selengkapnya

Sesuatu Yang Panas

Evelyn tak berhenti memikirkan tatapan Arabella yang menurutnya berbeda. Dia heran, ada apa dengan Arabella? kenapa tatapan itu lebih mirip tatapan yang ditujukan kepada seorang musuh? "Apakah aku melakukan kesalahan padanya?" Oliver, dia melihat istrinya yang sedang gusar bahkan sampai belum mengganti pakaiannya sejak pulang dari pesta pernikahan Freya. Dia mengembuskan napas pelan, lalu membantu Evelyn menurunkan resleting. "Kau kenapa?"Evelyn kaget, dia berbalik menatap suaminya. "Kau sedang apa dengan resleting ku?""Aku hanya berniat membantu. Malam ini aku mau tidur di kamar ini dan tidak nyaman melihat kau dengan pakaian itu juga make up tebal yang menempel di wajahmu. Cepat bersih kan." Oliver melepaskan piyama tidurnya, kemudian berbaring. Itu memang kebiasaan Oliver yang tidur tidak memakai baju, hanya boxer ketat yang menonjolkan bentuk tubuh perkasanya. Berulang kali Evelyn meneguk ludah dan mengumpat dalam hatinya. "
Baca selengkapnya

Apakah Kau Mencintaiku?

Selepas percintaan panas yang mereka lakukan di malam itu. Evelyn kembali gusar dengan sikap Ara yang dingin padanya. Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, waktu Evelyn melihat nomor kontak Arabella di ponselnya, dia rupanya sudah di blokir oleh Arabella. "Astaga. Ada apa dengan dia? Kenapa dia memblokir nomor ku?" Oliver yang melihat itu menjadi penasaran sebenarnya kenapa istrinya itu kelihatan galau sejak tadi. "Kau sebenarnya kenapa. Eve?"Evelyn menoleh ke arah suaminya, dia baru saja selesai mandi. Oliver menghampiri Evelyn yang duduk di atas sofa dengan kemeja longgar dan hanya menggunakan panties tanpa bra."Kenapa?" ulang Oliver dengan sangat lembut. Sekarang Evelyn juga heran dengan sikap Oliver yang mendadak menjelma jadi sosok yang cenderung berbeda dari sebelumnya. Pria itu bertutur kata dengan amat halus padanya. "Kau, kau kenapa berubah sangat lembut padaku, Oliver?""Aku? Apa maksumu, aku sudah begini seja
Baca selengkapnya

Maafkan Ayah Arabella

“Vin, maaf mungkin aku egois. Aku pun baru mengetahuinya saat pesta pernikahan Freya. Sungguh, aku tidak menyangka, kalau ternyata... Orang yang kata ibu adalah ayah kandungku, ternyata ada di sekitar ku, dan aku tanpa sadar berhubungan dengannya.” Gavin makin bingung, dia tidak mengerti. Tapi dia tetap mendengarkan, yang terpenting sekarang Arabella mau bercerita tentang apa yang menganggu nya. “Sayang, coba kau ceritakan lebih jelas dan jangan ragu. Apapun itu jika demi kenyamanan dan kebaikan mu, aku akan lakukan, sayang. Asalkan kau terbuka padaku.” Ara menggenggam tangan Gavin, dia yakin kalau dia harus memberitakan semuanya pada suaminya. Jika tidak, mereka akan bertengkar dan salah paham nantinya. “Vin ayah kandungku, ternyata adalah papa mertua Evelyn. Dia adalah ayah dari Oliver Bagaskara, suami Evelyn.” Gavin terkejut, dia tidak menyangka. Jadi, karena itu Ara merasa tergan
Baca selengkapnya

Arabella Sakit

Oliver bingung, bagaimana caranya dia memberi tahu Evelyn kalau papanya ingin Evelyn makan malam bersama malam nanti. Evelyn pasti tau, mertuanya itu tidak akan mengajak makan malam kalau tidak ada sesuatu yang hendak dibicarakan dan itu sifatnya penting. Padahal hubungannya dengan Evelyn baru saja membaik.  Meski dia masih belum mengatakan kejelasan maupun alasan mengapa dia sulit membuat pernyataan cinta, tapi secara tersirat Oliver sudah memberi tau Evelyn bahwa dia mencintai wanita itu.  Di kantornya, Evelyn sedang bersiap-siap untuk mendatangi kantor Gavin. Evelyn merasa hubungannya dengan Arabella merenggang tanpa sebab yang jelas. Arabella menjauhinya, bahkan nomornya pun di blokir tanpa alasan yang dia ketahui. Evelyn bermaksud menanyakan hal itu pada Gavin. Padaha
Baca selengkapnya

Mencoba Menerima

"Pagi, sayang. Bagaimana keadaanmu hari ini?"Arabella sudah bisa tersenyum tipis, tidak seperti kemarin-kemarin waktu keadaannya masih sangat lemah. "Aku merasa lebih baik, sayang. Terima kasih, ya. Maaf karena aku membuat mu repot. Maaf karena kau harus menjaga Aelly sendiri." Gavin mengelus pipi Arabella sembari tersenyum. "Aku akan selalu ada untukmu, menjagamu, tak peduli bagaimanapun keadaanmu, sayang. Jadi berhenti minta maaf dan merasa merepotkan."Ara membuka lebar dua tangannya, dengan mata berkaca-kaca. "Peluk aku, Vin." Gavin langsung memeluk Arabella, dan istrinya itu menangis. "Sayang, kenapa kau malah menangis?""Aku sangat pusing memikirkan tentang orang yang katanya ayahku. Kenapa? Kenapa dia harus datang lagi di hidupku." Gavin mengerti yang dirasakan istrinya. Dia juga tau pasti itu sangat lah berat untuk Arabella."Sayang, aku mengerti." Perlahan Gavin mengusap rambut Ara. 
Baca selengkapnya

Dinner

Malam itu Evelyn sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk ketika dia mendatangi restoran di hotel berbintang tempat dia diundang oleh papa mertuanya.  Beberapa menit dia berada di dalam toilet rasanya akan mencurigakan jika dia tak segera keluar. Oliver sudah menunggunya di luar toilet hanya karena tak mau terjadi sesuatu padanya.  "Argh! Kenapa harus ada sesuatu yang merusak hubungan ku dengan Oliver yang baru terjalin? Bukankah dia mendesak ku hanya karena aku belum memberikan cucu buatnya?"  "Eve, apa kau sudah selesai di dalam?"  "Argh, sial!"  "Eve? Kau baik-baik saja? Keluar lah, jangan membuatku cemas." &n
Baca selengkapnya

Arabella Camelia?

"Rupanya kau sangat percaya diri, Evelyn." Gilbert mengambil gelas miliknya kemudian menyesap sedikit wine pemberian Evelyn yang telah dituang oleh pelayan untuknya. Oliver menarik napas panjang, Evelyn tau suaminya itu tak sabar ingin angkat bicara. Tapi Evelyn sekali lagi menahan suaminya. "I just need you here," bisiknya pada Oliver. "Hem, kau punya selera yang bagus tentang wine, Evelyn." Gilbert mengangkat gelas, pertanda dia ingin Evelyn ikut meminum wine yang baru saja dituang oleh pelayan ke gelasnya. "Pa, Eve tidak...""Aku akan minum," potong Evelyn. Kemudian dia mengangkat gelas, menyesap sedikit wine yang terasa getir dan agak membakar sewaktu menyentuh lidahnya. Minuman ini adalah yang pertama kali dan terakhir kali aku mencobanya, batin Evelyn ingin memuntahkan segera. Tapi dia menahannya, meski terbatuk saking tak tahan dengan citarasanya yang aneh. "Jadi, siapa nama klien mu itu? Gavin Narendra
Baca selengkapnya

Gilbert Menemui Ara (1)

Arabella terbangun di tengah malam setelah kerongkongan nya terasa kering. Dia kemudian turun dari ranjang untuk mengambil segelas air putih yang biasa di siapkan suaminya di atas meja.Meski masih mengantuk, tapi dia tidak akan bisa tidur nyenyak kalau belum mendapatkan segelas air untuk melegakan tenggorokannya. Dia meneguk air itu perlahan hingga habis setengah. Lalu dia melirik suaminya yang sedang tertidur pulas di balik selimut dengan tubuh kekarnya yang seksi dan tangguh bergelut semalam tanpa rasa lelah."Ada apa, ini? Aku jatuh cinta berulang kali padanya. Laki-laki seksi, membuat aku gila." Ara tersenyum lalu berjongkok sembari memperhatikan wajah tampan Gavin. "Tampan, siapa milikmu? Ah, salah, aku sepertinya masih mengantuk. Maksudku, kau milik siapa, hem?"Namun Gavin yang kelelahan, bahkan tak bergerak sama sekali. Ara merasa perutnya agak sakit, mungkin karena efek makan malam yang agak pedas. Dia memutuskan untuk ke kamar man
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status