Home / Pernikahan / Ternyata Aku Madunya / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Ternyata Aku Madunya: Chapter 11 - Chapter 20

63 Chapters

Pulang ke Rumah Suami

 Sedari pulang dari hotel siang tadi, Fina langsung disibukkan dengan mempersiapkan semua kebutuhan Rama untuk kembali ke Surabaya. Meninggat masa cuti Fina masih ada, ia memutuskan untuk ikut menemani suaminya. Masih dalam suasana pengantin baru, mereka berdua masih enggan untuk berpisah.Satu koper milik Rama sudah selesai Fina siapkan, ditambah dengan satu ransel berisi pakaiannya. Selain itu juga Ibu membawakan mereka beberapa makanan untuk di makan nanti di Surabaya. Semua barang sudah di masukkan ke dalam mobil. Fina dan Rama sudah siap untuk berangkat.“Rama, izin berangkat dulu ya, Bu.” Rama mencium punggung tangan Ibu mertuanya kemudian bergantian kepada Bapaknya. Begitupun dilakukan oleh Fina.“Kalian hati-hati di sana ya, kalau udah sampe langsung hubungin Ibu,” ucap Ibu Hana.Rama dan Fina masuk ke dalam mobil. Kemudian melajukannya pelan menyusuri jalanan desa hingga ke kota. Beberapa tetangga menyapa se
Read more

Bertemu Mertua

 Fina kembali lagi ke aktifitas semula sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta. Sebulan sudah perjalanan pernikahannya. Menuju weekend, ia akan segera pulang, karena Rama juga akan pulang ke rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 4.47 sore, jam kantor sebentar lagi akan selesai. Beberapa berkas sudah ia simpan untuk dilanjutkan di hari esok. Sudah saatnya ia mengemas beberapa barangnya.Sebelumnya Rama sudah memberitahukannya bahwa besok ia akan mengajaknya untuk pulang ke rumahnya di Jawa Tengah. Memperkenalkan dirinya ke orangtua, terutama Mama. Sosok yang sangat ingin Fina temui sebagai panutan seorang ibu. Bagaimana pun, beliau adalah surga dari anak laki-lakinya itu.Fina sudah siap dengan motor maticnya untuk pulang. Namun dering ponsel di tas ransel yang ia kenakan membuatnya urung untuk menyalakan motornya. Sebuah panggilan masuk dari Rama. Ia memberitahukan bahwa akan sampai rumah larut malam karena ada beberapa yang harus ia selesa
Read more

Di Benci Mertua

 Pagi ini, Fina bermaksud untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah sosok menantu yang baik. Usai menyelesaikan pekerjaanya sebagai seorang istri untuk sang suami. Kini Fina ikut berkutat di dapur membantu mbak ART untuk menyiapkan sarapan. Fina memang tak pandai memasak, tapi kalau cuma untuk mengoreng ayam dan yang lainnya ia pasti bisa.“Mbak Fina seharusnya nggak usah repot-repot bantuin mbak. Saya nggak enak sama Ibu,” ucap Mbak Ula ynag sedang menyiapkan bumbu untuk masakannya.“Nggak papa, biar saya ada kerjaan juga. Lagian kapan lagi bisa masak buat mertua, orang nanti sore saya juga harus pulang,” balas Fina membuat Mbak Ula mengangguk paham.Setelah beberapa jam mempersiapkan masakan sarapan, kini semua makanan sudah terjadi di meja makan. Mbak Ula juga sudah menata piring dan sendok layaknya seperti di hotel berbintang. Setelah semuanya selesai, Mbak Ula memanggil Ibu Rita sedangkan Fina kembali masuk ke kamar untuk
Read more

LDR After Married

  Setahun sudah Fina menjadi seorang istri untuk seorang lelaki bernama Rama yang sudah menghalalkanya. Meskipun hubungan mereka harus ia lalui dengan jarak jauh. Tapi dengan kepercayaan penuh dan komunikasi yang baik, alhamdulillah hubungan keduanya adem ayem. Weekend kali ini Rama tidak bisa pulang seperti biasanya. Itupun dengan persetujuan dari Fina. Ia harus mengganti dua hari cuti di minggu depan dengan mengerjakan semua pekerjaannya di weekend. Karena rencananya, mereka akan mengantarkan Safa untuk melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Tentu Fina meminta agar sang suami ikut mengantar sang adik. Seorang tukang paket berhenti di depan rumahnya. Fina tak lantas keluar, ia terlebih dahulu mengamati dari balik jendela kaca di rumahnya. Ketika sang kurir datang dan mulai mengetuk pintu rumahnya, baru Fina beranjak dari tempat duduknya. Sebuah kotak, lumayan berat Fina terima setelah membubuhkan tanda terima di form yang diberikan kurir. “Makasih
Read more

Pregnant

 Usai mengantar Safa sampai di tempat kosnya, serta memastikan semua kebutuhan tersedia. Fina dan Rama pamit meninggalkan Fina diperantau. Meskipun semenjak remaja keduanya sudah disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Fina merasa berat dan tak tega melepaskan sang adik tinggal diperantauan jauh dari keluarga.“Hati-hati ya, yang pandai memilih pergaulan. Di kuliah itu, temannya beragam, dari seluruh Indonesia pula. Kalau ada apa-apa kabari kakak atau kak Rama.” Ucap Fina sambil memeluk Safa.“Jaga diri ya dek,” ucap Rama sambil mengelus puncak kepala sang adik ipar.“Kakak sama Mas Rama, pulang dulu ya,” ucap Fina kemudian kembali memeluk sang adik.Sebelum memutuskan pulang, Rama terlebih dahulu mengajak Fina periksa ke dokter. Bisa saja dugaan Safa mengenai Fina yang sedang mengandung memang benar. Sekarang saja, Rama harus mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, agar Fina tak merasa mual-mual.
Read more

Rama Tak Pulang

 Kabar kehamilan Fina sudah tersebar ke keluarga ataupun ke lingkungan kerja Fina. Sekarangpun sudah bisa terlihat dari perubahan fisik Fina. Memasuki usia kandungan 5 bulan, perut Fina sudah terlihat buncit. Memasuki trimester kedua membuat Fina sudah terbiasa dengan perubahan moodnya.Semenjak Fina hamil, hampir dua minggu sekali Rama pasti pulang. Apalagi untuk jadwal kontrol, laki-laki itu tidak akan membiarkan istrinya berangkat sendiri. Bahkan keputusan Fina untuk tetap bekerja pun sebenarnya berat untuk Rama berikan. Apalagi istrinya harus pulang pergi dari rumah ke kantor yang jaraknya puluhan kilo meter dengan bermodalkan motor maticnya.Sore ini rencananya Rama akan pulang, karena besok adalah jadwal pemeriksaan Fina ke dokter kandungan. Tapi karena suatu hal, mendadak Rama mendapat kabar kalau ia ada urusan mendadak yang membuatnya tidak bisa pulang. Kabar itu ia sampaikan melalui pesan singkat kepada Fina.Fina yang baru pulang dari ke
Read more

Rama Menghilang 2

 Seharian Rama tak ada kabar juga tak bisa dihubungi. Entah kemana perginya sang suami. Ia jadi ingat kejadian waktu sebelum Rama melamarnya. Ia menghilang tidak ada kabar. Terus sekarang kemana laki-laki berstatus suaminya itu?Berada di depan televisi terlihat raut wajah Fina sedang tak bersahabat. Ditemani camilan ditangannya, ia beberapa kali membuang napasnya berat. Ibu Hana keluar dari dapur dan menghampiri Fina.“Mau ibu temenin ke dokter?” tanya Ibu Hana. Fina hanya diam tanpa menjawab, pandangannya pun masih fokus ke layar kaca.Namun pada akhirnya ia memberikan jawaban, “Nggak usah, udah aku batalin juga,” jawab Fina terdengar ketus.Hormon hamil memang membuat Fina moodswing. Bu Hana pun sedikit heran dengan tingkah Fina yang tak seperti biasanya. Meskipun demikian, beliau sangat berusaha mengembalikan mood Fina.“Udah jangan berpikir aneh-aneh soal suami kamu. Kamu bilang Rama ada ur
Read more

Baby Boy

 Waktu berjalan terasa sangat cepat. Sudah hampir sebulan Fina mengambil cuti menuju lahiran anak pertamanya. Usia kandungannya sudah masuk sembilan bulan. Kalau kata orang jawa, tinggal nunggu siang atau malam sang bayi keluar.Sementara Fina sudah mendapat cuti, tapi tidak dengan Rama. Karena memang Fina yang hamil bukan Rama. Di masa dirinya hamil tua, ingin sekali Rama ada disisinya untuk mendampingi, tapi sayangnya tuntutan pekerjaan membuatnya tak bisa siap siaga menemani sang istri.Sambil duduk menonton tayang televisi, ia juga sibuk dengan ponselnya. Awal bulan waktunya membayar semua cicilan yang menjadi tanggungan. Termasuk cicilan mobil Rama, Fina yang mengatur semua keuangannya.Tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit karena kontraksi. Fina berusaha menenangkan dirinya dengan mengatur nafas teratur. Minggu ini memang diperkirakan dirinya akan lahiran. Karena memang melalui jalan normal, maka tidak ada kepastian waktu kapan dia akan ter
Read more

Lebaran Bertiga

 Gema takbir berkumandang di segala penjuru dunia. Hari kemenangan bagi umat muslim kini tiba waktunya. Lebaran kali ini menjadi lebaran kedua bagi Fina bersama suami dan putra kecilnya. Ali sudah berumur setahun enam bulan. Lelaki mungil itu sudah mulai bisa memijakkan kakinya di bumi.Mengenakan setelan baju koko berwarna hijau lengkap dengan penutup kepalanya, Ali terlihat sangat mengemaskan. Safa yang menemani sang keponakan berulang kali membidik Ali dengan kamera ponselnya. Senyum dengan lesung pipi membuat ia semakin terlihat manis.“Ali, sini liat ate,” ucap Safa berusaha mencari angel yang tepat untuk keponakannya.Fina keluar dari rumahnya, melihat putranya bermain dengan adiknya. Ia dan suami sudah siap untuk berangkat ke masjid menunaikan sholat ied. Fina mengandenga tangan Ali, menuntunnya perlahan sambil mengajari putranya berjalan.Suasana desa menjadi ramai. Semua orang berbondong-bondong menuju masjid. Kali ini
Read more

Mulai Berbeda

 Waktu berjalan dengan cepatnya. Tak terasa kini Ali sudah berumur empat tahun. Rencananya, awal tahun ajaran baru Fina akan memasukkan anaknya ke jenjang taman kanak-kanak. Selain belajar setiap malam bersamanya, belajar bersama teman sebayanya juga bagus untuk melatih sosialnya.Beberapa bulan belakangan Rama disibukkan dengan proyeknya di kantor. Hal itu kerap kali membuat Fina susah untuk menghubungi suami. Setiap malam biasanya Rama menemani Ali belajar, tapi akhir-akhir ini tidak. Ali keburu ngantuk menunggu Ayahnya bisa dihubungi.Tidak hanya dirasakan oleh Ali saja. Fina juga merasakan ada yang berbeda dengan suaminya. Saking sibuknya, ia susah untuk dihubungi. Tak jarang Fina menjadi merasa kesal dengan sikap suaminya itu. Tapi lagi-lagi ia berusaha kuat, meski poin kedua yaitu komunikasi sedang tidak baik. Setidaknya poin pertama dan ketiga tetap ia kuatkan.“Mama, Ayah kemana?” tanya Ali yang duduk disebelahnya sambil sibuk
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status