Home / Fantasi / Somehow 1949 / Chapter 1 - Chapter 3

All Chapters of Somehow 1949: Chapter 1 - Chapter 3

3 Chapters

BAB 1 - Di bawah hujan

Hari Sabtu, harusnya jadi penghujung minggu yang penuh kebahagiaan. Namun, tidak begitu bagi seorang gadis berambut lurus yang tengah mengumpat sambil mendorong sepeda motor matic berwarna merahnya. Weekend nya selalu buruk selama dua minggu terakhir dan sialnya dia masih punya satu minggu lagi di bulan ini.Entah karena peruntungannya yang jelek atau doa-doa manusia teraniaya yang telah berdoa selama seminggu untuk mendoakan kesialannya yang berakhir terkabul di setiap penghujung minggu. Gadis itu, Geovani, merupakan mahasiswi pelit yang banyak tidak disukai teman seangkatan maupun para senior. Dia bahkan pernah tanpa perasaan mengeluarkan seorang senior yang tidak mau mengumpulkan ringkasan artikel untuk kerja kelompok.Tidak hanya itu, kepribadiannya yang suka ceplas ceplos tanpa direm juga kemungkinan besar menjadi pemicu sumpah serapah manusia yang membenc
Read more

BAB 2 - Hari yang masih panjang

Hujan tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti. Langit masih gelap dengan gemuruh yang sesekali muncul. Geo merasa bosan sekaligus tidak nyaman. Kalau dilihat dari keseluruhan hari ini, kondisi saat inilah yang paling menyebalkan. Bayangkan saja duduk di bangku kayu sambil ditatap orang asing yang tidak menampilkan ekspresi wajah apa pun. Ingin berteriak mesum tapi orang itu tidak mengedipkan mata, ataupun melakukan hal aneh lain selain hanya diam memandangi Geo dengan wajah datar. Awalnya gadis itu berusaha bersikap acuh, tetapi semakin lama semakin menjengkelkan ditatap tanpa mengatakan sepatah kata pun. Seperti sedang diawasi stalker saja.“Maaf, apa ada sesuatu di wajahku? Atau apa ada yang mau kamu katakan padaku?” Geo akhirnya buka suara. Orang itu menggerakkan sedikit matanya, tetapi ekspresi wajahnya tetap datar.
Read more

BAB 3 - Dimensi lain

Langit mulai berubah warna. Semburat kuning tampak di ufuk barat. Para pedagang mulai mengemasi barang dagangan mereka dengan raut wajah khawatir seolah tahu sesuatu akan segera terjadi. Mereka bergegas mengemasi dagangannya dan tidak ingin terlalu lama berada di luar dan harus segera kembali pulang. Angin dingin yang berhembus meremangkan tulang belakang juga menghantarkan perasaan tidak nyaman. Seperti akan ada sesuatu yang tengah bersiap untuk menyelinap. Kebingungan, gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Tubuhnya berputar sembari menatap sekeliling. Dia berdiri di tengah sebuah tempat yang mirip pasar tetapi dengan suasana yang jauh berbeda dengan pasar yang dia tahu. Semuanya tampak sederhana. Sebuah tambir di geletakkan di tepi jalan ditutupi kain. Beberapa orang mulai sibuk berkemas menutup dagangannya dan memasukkannya ke sebuah keranjang dari anyaman bambu.
Read more
DMCA.com Protection Status