All Chapters of Ketika penjahat jatuh cinta: Chapter 1 - Chapter 10

10 Chapters

Ikut Merampok

Perkenalkan, nama saya Gogi. Seorang cowok yang numpang hidup di alam liar alias di jalanan. Saya cowok normal yang ingin cepat kaya tanpa "BEKERJA". Kalau kamu semua sepemikiran dengan saya, selamat! Kamu termasuk orang-orang yang bodohnya hakiki. Saya harap kamu segera bertobat, karena tidak ada orang kaya yang tanpa bekerja kecuali korupsi dan memelihara si botak (situyul yang belum diketahui namanya).Siang ini seperti mencekam bagi saya karena belum ada target selanjutnya yang harus saya rampok. Mata saya memutar ke kanan dan ke kiri melihat semua sudut kamar yang tampak suram. Cat kamar yang saya tempati tiba-tiba berubah warna menjadi kuning kecoklatan, padahal awal catnya berwarna putih. Mengalahkan putihnya kain kafan. Saya tersadar sejenak ketika cat tembok tidak pernah saya rawat dan akhirnya berubah warna, apalagi perasaan orang. Jangan heran ketika saya tetap jomblo, karena saya memang tidak pernah menjaga perasaan orang termasuk tukang parkir, tukang sioma
Read more

Nginap di kos

Pagi ini suasana perusahaan Bintang Utara terasa tegang. Seorang cewek bernama Gea menghentakkan sebuah map biru berisi dokumen tepat dimeja Siska. Siska adalah salah satu karyawan yang sering ketiduran didalam ruangan kerja. Wajah yang terbalut make up itu tampak menegang dan segera merapikan rambutnya."Keruangan saya sekarang," perintah wanita yang bertubuh langsing ini. Suara tumit sepatunya terdengar jelas. Dengan sangat tergesa-gesa Siska mengikuti langka Gea dengan kondisi jantung yang berdebar kencang. Nasibnya saat ini sedang dipertaruhkan. Gea melipat kedua tangannya didada. Pandangan penuh kegeraman. Sedangkan Siska masih mematung berdiri tepat dihadapan Gea yang sedang sibuk membaca laporan di komputernya."Kenapa kamu tidur?" Tanya Gea dengan suara yang masih stabil. Belum sempat dijawab oleh Siska, Gea menyambar pertanyaan lagi, "kamu masih mau kerja atau tidak?"Siska menunduk, ia berharap nasibnya tidak sama seperti Ivan, yang dipecat secara tida
Read more

Curiga

Mata Ivan terbelalak. Ia masih tak menyangka berada dirumah Gogi saat ini. Subuh ini adalah hari pertama Ivan mengikuti misinya sebagai seorang perampok. Ia dikagetkan oleh Gogi yang sedang membuka perkakas senjatanya. Beberapa pistol milik Gogi tersusun rapi didalam laci. "Kamu mau ngapain Gog?" Tanya Ivan ketakutan," Saya mau merampok, bukan untuk membunuh orang. Kamu gila ya!"Gogi berbalik kearah Ivan yang masih duduk diatas tempat tidur," lebih baik kamu mandi sekarang. Setelah itu kita akan latihan menembak di markas kami," terang GogiGogi mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkannya, termasuk obat bius yang selalu ia gunakan untuk melumpuhkan sasaran. Lelaki ini tampak lihai memainkan pistol diujung telunjuknya. Ia memutar-mutarkan pistolnya dengan menggunakan jari telunjuknya. Dengan sigap ia menempelkannnya kesaku jaketnya sebelah kiri. Aroma keringat yang melekat berhari-hari menyeruak didalam ruangan. Hal itu membuat hidung Ivan tida
Read more

Pindah

Hampir satu jam pak Vino menenggelamkan dirinya dikesunyian malam. Ia tampak stres menghadapi bu Gea yang sengaja memberikannya tekanan kerja yang cukup berat. Sudah tidak tahan menahan kantuk yang menyerang, Vino memutuskan untuk pulang. Kakinya tampak tergesa-gesa menuju kearah mobil. Sesampainya didalam mobil, ia dikagetkan dengan boneka beruang yang masih ada dikursi belakang mobilnya. Segera ia menariknya dan meletakkan boneka yang malang itu kedepan kursi lalu memasangkannya sabuk pengaman. Sepertinya dia mulai tidak waras saat ini. "Paling tidak saya ngak sendirian," ucap Vino sembari menjalankan mobilnya menuju kos-kosan Rara. Ia ingin mengembalikan boneka yang tak sengaja ia bawa tadi pagi.  Konsentrasi Vino buyar ketika ponselnya berdering. Terlihat nama kontak 'Monik' yang tertera dilayar ponselnya. Tak mau mengambil resiko ditengah jalan, ia menepi kepinggir jalan dan mengangkat telfon dari Monik. Monik adalah kekasih Vino yang berprofesi
Read more

Gea Hilang

Suara musik roker terdengar jelas dari gedung rumah berwarna putih itu. Segelas kopi hangat menemani pembicaraan antara Gogi dan Ivan. Kamar yang mereka tempati itu terlihat berantakan dan usang. Sebenarnya Ivan tidak menyukai kondisi tempat tidur yang kotor, tapi ia semakin terbiasa semenjak mendedikasikan hidupnya bersama Gogi. Semakin hari Ivan semakin tampak brutal. Jiwanya yang dulunya terkenal lembut dan mempesona kini berubah 180 derajat menjadi orang yang super tega. Ia sudah menanamkan dirinya untuk melakukan apapun demi mendapatkan uang.Tombol hitam pada radio jadul itu sengaja Gogi matikan, "Saya punya rencana," Gogi membuka pembicaraan yang sempat hening."Apa?" Sambut Ivan penasaran."Saya ada target untuk besok pagi. Kita usahakan subuh sudah ada dilokasi," Gogi mengkerutkan keningnya. Hal baru akan dimulai. ***Suara klekson saling bersahutan. Jalanan dipenuhi kendaraan yang tampak saling mendahului satu sama lain. Dua l
Read more

Ungkapan Hati Rara

Semua jasa media televisi sengaja ia gunakan sebagai bentuk pencarian. Tapi sayangnya belum ada tanda-tanda tertangkapnya pelaku. Hal itu membuat Vino semakin stres. Belum lagi menghadapi Monik, yang ternyata diam-diam  datang ke kantor untuk mengajaknya makan siang. Namun ajakan Monik ditolak mentah-mentah oleh Vino, hal itu membuat Monik marah. Monik menunggu Vino diseberang kantor, lengkap dengan dinas kerja yang belum sempat ia ganti. Mereka berdua saling bertatapan. Ada rindu yang tak terkatakan oleh Monik yang membelenggu jiwanya sejak tadi malam. "Tolong sempatkan waktumu untukku, akhir-akhir ini kamu terlalu sibuk," ucap Monik sambil menyentuh pipi Vino. Monik memasang wajah sedih. Tapi sayang, rasa capek dan tekanan pekerjaan membuat Vino harus menolak sang kekasih.  "Maaf sayang, aku banyak pekerjaan. Lain waktu pasti akan aku usahakan. Aku janji". Seketika wajah manis berbalut make up tipis itu berubah menjadi kusut. Air mata
Read more

Berusaha menggoda

Sudah tiga hari Gogi menganggur di rumah. Dan sudah tiga hari juga ia tidak mandi. Lelaki ini memang terkenal dengan kejorokannya. Tidak heran jika sampai saat ini ia masih menyendiri. Namun berbeda dengan Ivan, ia tampak begitu rapi. Aroma tubuhnya menyeruak sampai ke dapur membuat bik Ani semakin mendekat."Rapi banget. Pak Ivan mau kemana," Tanya bik Ani sambil membersihkan ruang tamu."Biasa bik, mau ketemu kekasih saya dikampung," jelas Ivan. Gogi tersenyum tengil. Setelah berhasil menjual mobil milik Gea sepertinya mereka memilih untuk beristirahat dari semua kegiatan. Ia duduk sambil menyilangkan kakinya ke depan sembari menggigit biskuit. Berita hilangnya Gea kini menyebar di televisi. Hal itu membuat Gogi sedikit resah. Tetapi tidak untuk Ivan. Ia tampak tenang sambil tersenyum tengil melihat wajah Gea terpampang di televisi."Cantik banget wanita itu. Aduh, kasihan banget hidupnya. Bibik sumpahi yang menculik segera mati. Te
Read more

Berusaha menggoda

Sudah tiga hari Gogi menganggur di rumah. Dan sudah tiga hari juga ia tidak mandi. Lelaki ini memang terkenal dengan kejorokannya. Tidak heran jika sampai saat ini ia masih menyendiri. Namun berbeda dengan Ivan, ia tampak begitu rapi. Aroma tubuhnya menyeruak sampai ke dapur membuat bik Ani semakin mendekat."Rapi banget. Pak Ivan mau kemana," Tanya bik Ani sambil membersihkan ruang tamu."Biasa bik, mau ketemu kekasih saya dikampung," jelas Ivan. Gogi tersenyum tengil. Setelah berhasil menjual mobil milik Gea sepertinya mereka memilih untuk beristirahat dari semua kegiatan. Ia duduk sambil menyilangkan kakinya ke depan sembari menggigit biskuit. Berita hilangnya Gea kini menyebar di televisi. Hal itu membuat Gogi sedikit resah. Tetapi tidak untuk Ivan. Ia tampak tenang sambil tersenyum tengil melihat wajah Gea terpampang di televisi."Cantik banget wanita itu. Aduh, kasihan banget hidupnya. Bibik sumpahi yang menculik segera mati. Te
Read more

8

Pagi-pagi buta Monik dikejutkan dengan nada dering ponselnya yang berbunyi tiada henti. Selimut tebal itu seketika dia hempaskan dari atas wajahnya. "Siapa sih, telfon subuh-subuh begini!" Ucapnya spontan setelah menguap beberapa kali.Ternyata Ivan. "Ada apa,Van?" Tanya Monik penasaran. Hampir 6 bulan terakhir mereka jarang komunikasi. "aku butuh bantuan kamu. kamu ada waktu pagi ini?"Monik diam sejenak sambil berfikir jadwal kerja hari ini."Kayaknya sih nggak ada", balasnya dengan mata sedikit memicing. "Oke, nanti aku kerumah kamu,ya!" Monik membalas dengan nada malas. "Hmmmm", lirinya pelan lalu mematikan panggilannya. Belum sempat Monik memejamkan matanya kembali, seorang lelaki yang bernama"my char" tertera di layar ponselnya. Dengan malas ia menatap layar ponselnya. Tapi seketika ia membalasnya dengan senyuman manis lalu mengangkat telfon dari lelaki yang ternyata selama ini memiliki hubungan spesial dengan Monik."Halo sayang," Ucap Monik begitu manis. Seketika panggil
Read more

Akibat Mabuk

Permisi, pak Gogi". Suara wanita terdengar jelas dari balik pintu. "Sebentar", saut Gea singkat. Ia menuju kearah pintu. Pandangan matanya langsung kepada wanita itu yang ternyata adalah bik Ani."Mau cari siapa?" Tanya Gea jutek."Loh, aku ini pembantu lama dirumah ini. Kamu siapa? pembantu baru?" Ucap bik Ani dengan nada jawa yang tidak terlalu kental. Bik Ani bingung. Baru 1 bulan ia balik ke kampung, sudah ada yang menggantikan dirinya. Hal itu membuat ia kecewa dan langsung menerobos masuk ke rumah. "Pak Gogi, pak Ivan", Teriaknya kencang. Langkahnya terhenti ketika didapatinya mereka terbujur kaku diatas kasur. Beberapa luka memar menghiasi wajah mereka. "Loh, loh, loh, pak, kenapa iki?" tanyanya bingung. "Heh, beraninya kamu masuk! kamu siapa! seenaknya masuk rumah orang", bentak Gea kesal, ia menarik ujung baju bik Ani agar segera keluar. Tetapi bik Ani menepis kencang. Kesal dengan sikap bik Ani yang sedikit arogan, Gea menarik tangannya hingga ke luar pintu."Kamu yang
Read more
DMCA.com Protection Status