"Dekkkkk.""Dalem, Mas.""Handukku mana ya?""Di lemari paling bawah sebelah kiri.""Mana?"Ck. Aku menghentikan aktivitas mengoreksi hasil ulangan para anak didikku dan mengambilkan handuk buat Mas Reihan."Ini loh Mas." Aku menyerahkan handuk berwarna biru untuknya.Cengir, Mas Reihan cuma menampilkan lesung pipi kirinya."Gak usah sok manis gitu, aku udah kebal sama sifat slebormu. Dih, sok cool. Coba para ciwi-ciwi fans Mas Rei tahu, belum tentu pada suka mereka," gerutuku.Cup.Sebuah ciuman mendarat di pipi kananku. Blush. Merona deh pipiku.Cup.Pipi kanan kena kecupan lagi. Dan ... hap."Stop, belum mandi belum gosok gigi habis dari rumah sakit bawa banyak kuman. Mandi sana, hush ... hush." Aku mendorong tubuh Mas Rei menuju kamar mandi. Dan dia cuma tertawa saja lalu segera masuk ke kamar mandi.Aku menatap keadaan kamarku yang seperti kapal pecah. Ternyata dibalik kesempurnaan
Terakhir Diperbarui : 2021-09-20 Baca selengkapnya