Home / Romansa / The Calendula / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of The Calendula: Chapter 151 - Chapter 160

181 Chapters

Just

"Aku tidak tahu harus bagaimana untuk kelanjutannya. Seperti yang sudah-sudah, Ayahnya Matthew sangat menaruh harapan besar padaku. Aku juga takut jika suatu hari nanti mengecewakannya.""Kau tidak berniat untuk menjelaskan semuanya sekarang?""Aku ingin, tapi aku rasa belum saatnya. Kondisi Ayahnya Matthew sedang dalam keadaan tidak baik.""Ini terlalu sulit. Konteksnya sama saja seperti aku, hanya mengulang kejadian yang sama.""Makanya itu, bahkan ayahnya Matthew menyuruhku untuk memanggil ayah mulai sekarang. Aku harus bagaimana setelah ini?""Benarkah?"Salsha mengangguk, "Ya. Menurutmu apa yang harus aku lakukan?""Hm. Memangnya, kau sama sekali tidak ingin menjalin hubungan yang sesungguhnya dengan Matthew? Toh, kalian juga telah lama mengenal.""Tidak semudah itu, Tiff. Banyak sekali yang harus dikorbankan setelahnya. Apalagi, harus mengorbankan perasaan. Kau tahu? Matthew masih menyukaimu."Tidak ada jawaban, Tiffany sepertinya sedang terdiam tidak tahu harus menjawab apa men
Read more

Well

"Aku harus segera bergegas." Lily hanya mengangguk dan mengucapkan hati-hati. Setelahnya, tubuh Salsha menghilang di balik lorong.Namun, saat ia hendak keluar dari lift, tidak sengaja tubuhnya menabrak seseorang dari arah berlawanan yang mengakibatkan barang bawaan pria itu berhamburan di lantai."Maafkan aku, aku tidak sengaja." Gerakan tangan Salsha terhenti saat ia menangkap sebuah objek yang sudah tidak asing lagi, sebuah jus jambu. Jus yang ia rebut paksa dari Matthew. Ah, dia mengingat pria itu lagi."Maaf, itu milikku." Salsha mengerjap, "Ah, ya. Astaga, maafkan aku. Ini." Ia menyerahkan jus itu dan setelahnya mereka berpisah.Salsha menatap Vending Machine yang menampilkan jus jambu di sana. Salsha tersenyum melihat itu. Pikirannya, kembali melayang pada kejadian saat itu. Ah ya, ia sampai lupa, ia belum mengecek kadar gula darahnya sore ini. Dengan segera, ia mencari tempat duduk kosong di loby dan mengeluarkan alat-alat itu. Ia ingin segera agar tidak terlewat.***Tiffany
Read more

Handsome

I spend my weekends tryna get you offMy mind again, but I can't make it stopI'm trying to pretend I'm good, but you can tellSalsha tertegun saat ia beradu pandang dengan Matthew. Pria itu tersenyum ke arahnya sebelum atensinya kembali mengarah pada penonton. I spend my weekends tryna get you offMy mind again, I can't make it stopTryna pretend I'm good, but you can tellMm, I'm notI spend my weekends tryna get you offMy mind again, but I can't make it stopI'm tryna pretend I'm good, but you can tell'Cause you know me, you know me too well Sorak tepuk tangan dari seluruh para gadis yang ada di sana kembali mulai terdengar, mereka terpukau dengan suara Matthew yang seakan menghipnotis mereka, tak hanya bakat bermusiknya saja, wajah tampan Matthew juga menjadi idola banyak gadis, terlebih lagi Matthew memang tidak pernah absen memamerkan pesonanya. Bahkan, Salsha hampir saja ingin menutup telinganya karena teriakan mereka benar-benar sangat kencang. "Enjoy semua! Nikmati makan
Read more

Embrace

Saat ini, ia sedang berjalan menuju apartemen David selepas membeli beberapa bahan makanan yang tidak jauh dari sana. Tiffany memang berniat untuk menginap di apartemen pria itu setelah sepulangnya mereka dari makan malam.Tiffany menggosok gosok hidungnya, hingga meninggalkan seburat merah diujungnya. Dan, sepertinya ia terserang flu ringan."Kau kedinginan?" Tanpa menoleh, Tiffany mengangguk samar."Bertahanlah, sebentar lagi akan sampai." ucap David tanpa melepaskan pandangannya pada Tiffany."Kau benar benar melupakannya." Tiffany sontak menoleh dengan alis yang menyatu."Melupakan apa? Ku rasa, tidak ada yang ku lupakan." Tiffany menatap David dengan tanda tanya."Sebentar," Tiffany tersentak berhenti, mengamati David yang tengah mengeluarkan sesuatu didalam saku mantel tebalnya, "Kau melupakan syalmu." Tiffany menahan nafasnya, saat David melingkarkan syal tebal berwarna merah di lehernya. Lalu, mengikatnya simpul membuat lehernya tertutup tebalnya syal."Setelah sampai, kau har
Read more

Drunk

"Sebentar. Aku sedang berbicara dengan Salsha. Ya, sebentar lagi aku akan masuk ke dalam.""Kau sedang bersama David?""Ya, aku menginap di tempatnya sekarang."Salsha terdiam mendengar itu. Omong-omong soal David, ia menjadi teringat dengan seorang gadis mabuk yang mengatakan jika ia sangat kesal dengan David. Entah kenapa, saat itu perasaannya tidak enak. Ia harap, tidak akan terjadi satu hal yang buruk."Sal?""Ya?""Aish, kau asik melamun saja. Kau pasti sedang memikirkan hari ini.""Astaga, kau ini bisa saja!""Ah ya, apa kau lusa ada waktu kosong di malam hari?""Lusa? Ada, aku hanya ada shift sampai sore. Ada apa?" Salsha membuka jus jambunya lalu meminumnya."Aku ingin mengajakmu pergi ke beauty festival jika kau mau. Aku juga mengajak temanku yang lain, kau bisa berkenalan dengannya.""Beauty festival? Ah, aku tidak terlalu menyukainya.""Oh ayolah, kau ini sudah memiliki kekasih. Kau harus memperhatikan penampilanmu juga. Aku tidak mau tahu, pokoknya kau harus ikut."Salsha
Read more

Didn't expect

Akhirnya, Gilang sampai juga di dalam kamar Rosa. Ia segera membaringkan gadis itu di sana. Tubuhnya sangat pegal juga sakit, membawa gadis itu dari mobil hingga di sini bisa membuat tulangnya remuk."Astaga, badanku." Gilang mengeluh seraya merenggangkan tubuhnya pada sisi ranjang. Namun, secara tiba-tiba tangan Rosa menariknya hingga membuat Gilang sedikit menindih tubuh itu."Ros! Kau ini apa-apaan! Lepaskan—""David?""Hah?"Gilang salah, ia pikir Rosa sudah selesai dengan mabuknya."Rosa! Sadarlah! Aku ini Gilang, bukan David!"Agaknya, Rosa sudah sepenuhnya dikendalikan oleh rasa mabuk, bukannya menjauh gadis itu malah semakin kencang memeluknya seolah tidak menginginkan Gilang pergi."Rosa, kau ini sedang mabuk! Lepaskan!""David, ayolah. Kau sudah jarang sekali ada untukku, hari ini saja kau tidur bersamaku seperti di kantor saat itu. Jangan memikirkan Tiffany, hanya aku. Aku yang pantas untukmu!""Hah? Apa?" Gilang merasakan tubuhnya membeku. Ucapan Rosa tadi membuat pikiran
Read more

Adult

"Tiffany, maafkan aku." David terus mengulangi kalimat yang sama sampai Tiffany sudah selesai dengan tugasnya. Luka David sudah terbalut dengan kain kasa."Istirahat sebentar di sini, aku akan ambilkan selimut untukmu." Tiffany menyeka air matanya lalu membaringkan tubuh David di sana.Tak lama, ia kembali dengan selimut tebal yang ia ambil dari kamar. Bukannya ia tidak mau memapah David ke kamar, hanya saja tubuh pria itu sangat besar dan Tiffany tidak mempunyai cukup tenaga untuk itu."Tidurlah di sini untuk malam ini. Aku akan menjagamu, maafkan aku."Tiffany menata rapih selimut itu dan memastikan tidak ada satu hal yang terlewat. David masih terus merancau meminta maaf padanya, peluh perlahan mulai membanjiri kening pria itu hingga membuat tubuhnya menggigil. "David, astaga. Aku sudah memaafkanmu, tolong jangan seperti ini." Air mata sudah tidak dapat Tiffany bendung lagi, melihat kondisi David sekarang membuat hatinya jauh lebih sesak, seperti ditikam ribuan belati. Tubuhnya j
Read more

Salt

"Aku lepaskan." kuncian Rosa yang erat membuatnya tak bisa kabur dari cengkeramannya. Miliknya yang terangsang dibawah sana juga serasa sangat menderita, ingin mengeluarkan cairannya."Di dalam saja!" desahan beserta penolakan tegas keluar dari bibirnya.Gilang masih berusaha menahannya, berusaha membaringkan Rosa ke kasur. Tetapi Rosa melawan dengan menahan pundaknya dan terus memompa di sana. Gilang takut akan terjadi sesuatu hal yang lain setelah ini, ia tidak mau mengambil resiko yang terlalu jauh."David.. please.." mohon Rosa berharap penuh. Rosa mengabaikan permintaan Gilang agar keluar di luar. Tangan kanan yang merangkul leher Gilang tadi turun, menuju ke daerah dibawah sana. Mencapai kedua bola itu, ia meraba, meremas, memainkan bola itu dengan tangannya yang halus.Bibir di atas sana juga mengarah ke leher sahabatnya itu, menjilatinya dan memberi gigitan kecil di sana. Godaan tak tertahankan terus dilakukan oleh iblis kecil ini. Terus berusaha untuk membuatnya keluar. Rosa
Read more

Sudden

"Wah, sepertinya ini terlihat enak.""Tentu saja, makanlah." Tiffany segera memasukan satu sendokan ke dalam mulutnya dan seketika saja raut wajahnya berubah."Bagaimana? Enak, bukan?" Tiffany mengunyah perlahan seraya tersenyum kecil, "Enak, hanya saja kau terlalu banyak.""Hah? Terlalu banyak?""Coba saja."David menuruti permintaan Tiffany dan sama seperti Tiffany, raut wajah pria itu berubah."Ini sangat asin!" David memprotes pada dirinya sendiri."Itu! Kau ini kenapa? Kau ingin cepat menikah? Omelette asin, nasi goreng juga asin." Tiffany tertawa renyah melihat perubahan raut wajah David yang sontak membuat pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merutuki ucapannya tadi."Tak apa, aku akan mengatasinya." Tiffany mengambil kembali nasi goreng itu dan menyulapnya di atas wajan hingga rasanya kembali normal dan enak."Bagaimana sekarang rasanya?" David kembali mencicipinya dan reaksinya benar-benar membuat Tiffany tersenyum lebar."Wah! Kau benar-benar luar biasa! Ini
Read more

Don't Care

Dengan mulut yang menganga, Salsha berjalan gontai menuju ibunya dan juga Matthew yang sialnya sedang tersenyum lebar. Ini benar-benar kejutan di pagi hari. Lagi pula, apa yang dilakukan pria itu di sini dan mengapa tidak memberitahunya?"Matthew? Kenapa kau bisa ada di sini?""Aku berniat untuk mengantarmu ke rumah sakit, tapi karena kau terlalu lama di kamar, jadi ibumu mengajakku untuk sarapan bersama.""Mengapa kau tidak memberitahuku lebih dulu?""Aku ingin memberimu kejutan. Kau suka?"Tidak ada jawaban dari Salsha, gadis itu perlahan menduduki posisinya, ia tidak dapat mencerna kejadian pagi ini."Cepat sarapan. Kasihan Matthew, dia sudah menunggu lama di sini. Dimakan, Matthew." Ibunya berkata seraya memberikan sepiring nasi goreng dengan beberapa sayuran pelengkap di sana.Salsha masih terdiam saja seraya menatap Matthew yang kini sedang asik berbincang dengan ibunya. Merasa di tatap, Matthew berbalik menatap Salsha seraya mengedipkan sebelah matanya.Karena ketahuan, Salsha
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status