All Chapters of Istri Hadiah - A Lover (Alec & Alea): Chapter 31 - Chapter 40

55 Chapters

Part 30

Setelah melihat mobil Alec keluar dari gerbang, Alea bergegas ke lantai satu. Meminjam ponsel salah satu pelayan untuk menghubungi Arza. Dan sepertinya Arza memang sengaja menghindari panggilannya. Nomor asing pelayan Alec diangkat di deringan kedua. “Arza?”Mengenali suara Alea yang langsung mendesak telinganya, Arza terdiam.“Jangan ditutup! Kau tahu aku tak akan berhenti sebelum kita bicara,” larang Alea sekaligus mengancam. Merengek dan memaksa.Arza terdengar menghela napas.“Panggilan ini aman. Setelah melihat mobil Alec keluar dari gerbang, Alea bergegas ke lantai satu. Meminjam ponsel salah satu pelayan untuk menghubungi Arza. Dan sepertinya Arza memang Aku meminjam salah satu ponsel pelayan. Alec tak mungkin menyadapnya seperti yang dilakukannya pada ponselku.”“Ada apa, Alea? Kau tahu ini tidak benar.” Suara Arza melirih. Tak henti-hentinya mendesah pelan dengan kekeras kepalaan
last updateLast Updated : 2021-07-17
Read more

Part 31

Seorang pelayan mendekat dan menyerahkan jubah satin berwarna krem kepadanya ketika Alea keluar dari ruang makan. Kedua tangannya memeluk tubuh untuk menutupi dadanya yang terbuka dengan pakaiannya yang robek. Berharap tak ada robekan lain selain di bagian depan.Meski Alec tak membiarkan para pelatan melihat ketika pria itu menyetubuhinya seperti hewan di ruang makan, Alea yakin para pelayan itu tahu ayang mereka lakukan di dalam sana. Dan berpura-pura tak tahu adalah satu-satunya pilihan yang mereka miliki.Alea mengambil jubah satin itu, mengenakannya untuk menutupi pakaiannya yang tak tertolong. Setidaknya penampilannya harus terlihats sopan dalam perjalanannya menuju kamar. Ya, kamar Alec. Ia tak ingin ke atas, tapi seluruh jenis kamar di ruangan ini sudah dikunci. Tujuan mutlak hanya di sana.Alec tak ada di kamar, membuat Alea sedikit bisa bernapas. Ia langsung menuju kamar mandi, membersihkan diri, sebersih mungkin hingga tubuhnya bersih dari segala maca
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Part 32

Pagi Alea yang tak pernah terasa baik sejak Alec datang tiba-tiba di hidupnya, hari ini semakin buruk oleh serangan muntah yang tiada henti-hentinya sejak bangun dari tidur.“Apa yang kaulakukan?” tanya Alea melihat salah satu pelayan yang berusaha menjauh seraya mengeluarkan ponsel di saku. Menekan beberapa tombol dan menempelkan di telinga tepat ketika Alea menoleh dan merasa mualnya sudah berhenti. Untuk sesi ini, dan biasanya akan muncul tak lama lagi.Alea berdiri dengan bantuan pelayan yang lain dan duduk di atas toilet.“Jangan hubungi suamiku. Dan jangan beritahu apa pun tentang ini.” Alea mengusap bibirnya dengan punggung lengan.“T-tapi, Nyonya. Anda terlihat butuh ...”“Aku tidak butuh apa pun.” Apalagi Alec, lanjut Alea dalam hati.“Anda harus ke rumah sakit.”Alea terdiam. Rumah sakit? Apakah ia bisa pergi ke rumah sakit dengan menggunakan keadaannya ini? Pergi k
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Part 33

Praangggg ...Alec membanting guci di meja ke lantai tepat di hadapan Janu, hancur berkeping-keping. Janu tetap bergeming di tempatnya, ekspresinya datar nyari tenang denga kemurkaan yang dilimpahkan Alec padanya. Pun dengan dua pelayan wanita yang menjaga Alea di rumah sakit. Beberapa pecahan itu mengenai betisnya dan darah merembes dari sana. Tapi kedua pelayan wanita itu sama bergeming. Menyadari pelarian sang Nyonya adalah keluputan mereka."Dia sedang sakit dan ... hamil. Tapi kalian bertiga tak becus dan membiarkannya lolos di depan hidung kalian? Huh?" Alec maju beberapa langkah di depan Janu, melayangkan satu tinju yang bisa dipastikan akan mematahkan tulang hidung pengawal malang itu.Janu terdorong dua langkah ke depan, tapi keseimbangan tubuhnya bekerja dengan baik dan menahannya dari terjengkang ke belakang. Lalu kembali ke tempatnya semua. Mengabaikan darah yang mengucur dari hidungnya."Cari dia sekarang! Pastikan aku melihat istriku sebelum
last updateLast Updated : 2021-07-19
Read more

Part 34

“Siapa kau?” cicit Alea, beringsut menjauh dan memberi jarak sejauh mungkin dengan pria yang dipanggil bos. Pria itu hanya menjawab dengan seringai, lalu berpaling.“Apa Alec yang menyuruhmu membawaku pulang?”Pria itu tak mengiyakan ataupun menyangkal. Entah apa yang membuat wanita itu menuduh suami sendiri atas dalang penculikan ini, semua bukan urusannya. Ia menggunakan Mahendra satu ini hanya untuk memancing kawan lamanya keluar dari persembunyian. Tanpa mengusik Cage, apalagi Ganuo.“Aku tak ingin pulang ke rumah!” teriak Alea.Pria yang duduk di jok depan mendengus sambil menoleh ke belakang. “Tenang saja, cantik. Kami tak akan membawamu pulang.”Ujung kelopak mata Alea berkerut. Tetap bertanya dengan putus asa ke mana mereka akan membawanya jika bukan ke rumah? Apakah ini salah satu trik Alec untuk menghukumnya karena melarikan diri dari rumah? Apakah penculikan ini ditujukan untuk membuatnya t
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

Part 35

Suara langkah kaki yang bergema dari arah ujung lorong rumah sakit membuat Arsen menoleh. Melihat Alec Cage, adik iparnya dengan satu bodyguard yang berjalan di belakang, mendekat ke arahnya. Dengan kemarahan yang siap meledak kapan pun.Walaupun ia tahu kemarahan Cage kali ini pun tampak tak terelakkan, setidaknya Arza dan anak Cage masih hidup. Kebebalan adiknya benar-benar sudah berada di batas ambang kesabaran Cage. Dan ia pun sudah kehilangan akal untuk membersihkan otak adiknya itu.Bagaimana tidak? Alea mengelabui pengawal pria itu demi mencari Arza dan membuat adiknya itu nyaris mati karena pendarahan. Apakah Alec dalang di balik peringatan keras ini? Arsen menggeleng. Alec bahkan sibuk mengerahkan seluruh anak buahnya untuk menemukan Alea lengkap dengan nyawa dan kebebalan adiknya. Tetapi siapa yang tahu kelicikan pria itu?Jika saja Arza tidak menghubunginya dan mengatakan Alea dalam bahaya. Dan ia terlambat semenit saja untuk menyelamatkan Arza dan ny
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

Part 36

“Dirga?” Alec mengulang penuh tanda tanya. Gerakan tangannya yang mengetuk-ngetuk pahanya terhenti dan matanya melirik ke arah Arza yang duduk setengah berbaring di ranjang pasien. Dengan perban mengeliling kepala dan beberapa luka yang sudah hampir mengering di pipi, dagu, dan bibir.Ia bisa memahami bagaimana histerisnya istrinya hingga nyaris membuat anak mereka terbunuh, tapi tak cukup memaklumi ketololan istrinya yang jelas-jelas lebih mementingkan keselamatan Arza dibandingkan keselamatan anaknya.Menahan kemurkaan pada pria yang duduk di atas ranjang itu jelas suatu keajaiban yang pernah terjadi seumur hidupnya. Bagaimana begitu tenangnya dia menghadapi adik ipar angkat sekaligus selingkuhan istrinya. Juga jika bukan karena informasi penting yang dikatakan oleh Arza. Alasan inilah yang membawanya datang ke ruangan ini. Arsen menelponnya dan mengatakan Arza sudah sadar dan ingin segera berbicara dengannya. Yang tadinya ia pikir tentang Alea.&l
last updateLast Updated : 2021-07-21
Read more

Part 37

Sepanjang perjalanan kembali ke rumah Alec, Alea terus memikirkan kata-kata Arsen yang terus berputar di benaknya. Tangannya masih tertahan di atas pangkuannya. Menahan dorongan yang semakin intens untuk menyentuh perutnya dan mencoba menyisipi kehangatan yang mungkin masih ada di sana. Terus bergulat dalam dilemanya hingga mobil berhenti di pelataran rumah Alec dan tangannya masih tetap bergeming kaku di pangkuan.Alea menatap pintu rumah yang terbuka. Terngiang kata-kata Arsen yang masih tak menemukan titik temu di hatinya.‘Jika memang sangat sulit menerima Cage sebagai suamimu, lakukan itu sebagai ayah dari anakmu. Darah selalu lebih kental dari air, Alea. Apapun penyangkalanmu, anak itu pasti akan lebih berarti daripada Arza.’Bayangan-bayangan kehidupannya yang haus kasih sayang oleh orang tua mulai merayapi hatinya.Haruskah ia memberi kesempatan untuk pernikahannya dan Alec?“Nyonya, kita sudah sampai.”
last updateLast Updated : 2021-07-24
Read more

Part 38

“Apa yang kaulakukan di sini, Naina?” Alec melirik tiga koper besar yang berjajar di samping Naina. Sore itu, Naina tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya tepat ketika Alec hendak keluar untuk urusan mendadak.“Tante sedang pergi ke Kanada.”“Lalu?”“Dan aku sendirian di apartemen.”“Dan kau butuh teman, begitu?”Naina menampilkan senyum lebarnya. “Kau tahu aku tidak berani sendirian tinggal di apartemen.”“Ke mana perginya teman-teman yang biasa kau aja bersenang-senang?”“Mereka ...” Naina berkedip, “punya urusan sendiri, Alec.”Alec diam. Meneliti raut muka Naina tapi enggan mencari tahu lebih banyak. “Jika kau datang ke rumah ini dengan niat yang lain ...”“Aku bersumpah tidak memiliki niat buruk apa pun pada kalian.”Mata Alec menyipit curiga. “Aku tidak mengatakan niat b
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more

Part 39

“Siapa saja yang tahu tentang kesepatakanmu dan Arsen?” cecar Alea begitu pintu kamar terbuka dan ia yakin bukan pelayan yang sedang membawakan camilan atau apa pun. “Kenapa?” “Apa semua keluargamu tahu?” “Aku tak perlu membuka mulut dan mereka pun pasti akan tahu. Banyak gosip tersebar. Dan aku pun punya beberapa anggota keluarga berhati serigala yang berbulu domba, yang setiap saat mengincar posisiku. Memangnya apa yang tiba-tiba membuatmu khawatir? Kau tak mungkin beranggapan orang-orang akan berpikir pernikahan kita terjadi karena kita saling mencintai, bukan?” Alea mengerjap. Kehilangan kata-kata. Ia bahkan tak tahu kenapa terlihat merajuk seperti ini. “Cukup kita menampilkan kemesraan di depan umum, dan semua pihak akan menganggap pernikahan kita sangat baik-baik saja dan sempurna.” Alec berhenti sejenak. Tatapannya berubah lebih dalam. “Meski beberapa di antara mereka berpikir kau menyelingkuhiku.” Alea terkesiap pelan.
last updateLast Updated : 2021-07-26
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status