Beranda / Romansa / WEDDING ON PAPER / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab WEDDING ON PAPER: Bab 61 - Bab 70

91 Bab

Sulit bersatu

Beberapa menit kemudian, Uwa Nawi telah datang membawa Trixa. Dari jauh mata Rexa tak berkedip melihat Uwa Nawi menggendong bayi mungil yang tak asing baginya. Sementara Uwa Nawi imut terhenyak melihat kehadiran Rexa bersama Yatri. Langkahnya sempat terhenti namun lirikan mata Yatri meyakinkan dia dari jauh. Semakin dekat, Rexa semakin melihat jelas wajah putri kecilnya. Betapa terkejutnya dia setelah melihat Trixa adalah bayi yang ia temukan di taman. Bayi yang membuatnya jatuh hati seketika setelah melihat senyumannya. Bayi yang sempat ia cari-cari karena mengingatkannya dengan anak yang di kandung oleh Yatri. "Ternyata anak itu anakku, Trixa .." lirih Rexa.Yatri mengambil alih menggendong Trixa dari Uwa Nawi. Sekejap Uwa Nawi melempar senyum ke Rexa. Rexa perlahan mendekati Yatri, mengusap kepala Trixa untuk kedua kalinya. Matanya berkaca-kaca, wajah anak yang selama ini ia gambarkan di siluet saja, kini t
Baca selengkapnya

Tak dapat restu

Randy keluar dari mobilnya, melihat Bu Wanda sedang menunggu di teras rumah,     ibunya itu terlihat memasang wajah yang sedang marah. Sebagai anak yang paling lembut bersikap, Randy hanya mengukir senyum untuk ia layangkan ke ibunya. "Udah malam, Bu. Kok masih di luar saja?"    "Ibu dari tadi menunggu mu, kamu dari mana? selama ini selain mengurus bisnismu, apa lagi yang kau urus?" tanya Bu Wanda menyerang Randy dengan berbagai pertanyaan yang sulit membuat Randy jujur.   Randy memeluk ibunya, menenangkan hati yang sedang di balut amarah itu. "Jangan marah, Bu. Apapun yang di lakukan Randy itu semata hal baik," ujarnya.   Bu Wanda melepas diri dari pelukan anaknya. Amarahnya tak terbendung lagi.   "Kamu pikir Ibu tidak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana? Ada hubungan apa kamu dengan mantan istri Rexa itu?"   Randy yang tak mau berdebat
Baca selengkapnya

Memusingkan

Rexa meresapi imajinasi birahinya. Yang selama ini selalu ia tahan-tahan pada perempuan lain, hanya Yatri seorang yang mampu menjadikannya pria sejati lagi. "Sayang, ayo kita lakukan lagi, menyatukan cinta kita," ucap Rexa. Tanpa sadar, di balik telepon, Yatri menganggukkan kepalanya. Hatinya menggiring alam bawah sadarnya untuk saling bersahutan. Lakon visual itu mereka ingin lakukan lagi, bahkan Yatri yang memulai lebih dulu menggebu menelpon Rexa. Sebagai pria yang sangat mencintai wanitanya, dia mengusap kening Yatri pada layar. Berharap rasa itu kembali tumbuh. Malam itu suasana panas pada kamar masing-masing membawa kepuasan tersendiri pada mereka berdua. Permainan yang memuaskan dari jauh telah mereka jadikan ladang menumbuhkan benih cinta yang hampir terkikis. Karena kelelahan, Yatri tertidur tanpa mematikan ponselnya, Rexa melihat itu tersenyum, tingkah laku istrinya tak pernah berubah, selalu saja konyol dan membu
Baca selengkapnya

Cinta yang terpaksa

Saat itu Randy ke rumah  Uwa Nawi, di teras rumah, ada Yatri yang siap-siap menuju toko kuenya. Dengan berlari kecil, dia menghampiri Yatri. Wajah sumringah ia menghiasi wajahnya."Randy," sapa Yatri yang terkejut. "Iya, maaf ya, aku pagi-pagi udah bertamu saja," ucap Randy yang sedikit terlihat pucat. Yatri menggelengkan kepala, dia memaklumi cara Randy ingin menggaet hatinya lebih lagi. "Kamu mau ke toko?" "Iya, mau antar?" tanya Yatri memberi peluang besar pada saudara tiri Rexa itu. Dengan senyuman yang lepas, Randy berkata, " Tentu." Uwa Nawi yang mengintip di balik gorden hanya bisa mengusap dada. Dia tahu hati keponakannya itu hanya terpaksa menerima Randy, selain berutang Budi, itu cara Yatri pula agar bisa melupakan Rexa secepatnya. Di dalam mobil, Yatri hanya membisu, tatapannya kosong ke arah luar jendela. Dia m
Baca selengkapnya

Pecahan cinta

Setiba di toko, Yatri keluar dari mobil. Sementara Randy melirik ke kaca spionnya. Sedari tadi dia memang mencurigai mobil yang membuntuti mereka, tetapi kecurigaan itu tak ia tampakkan kepada Yatri.   Randy keluar pula dari mobilnya, berpura-pura tak mengetahui kejanggalan itu. Dia mengikuti Yatri yang masuk lebih dulu ke dalam toko. Sementara Gerald memotret itu dari jauh, sebenarnya dia tak tega menunjukkan foto itu ke Rexa, namun bila tak melakukan demikian, itu malah akan jadi pemicu kemarahan Rexa lagi.   "Hu, kisah cinta yang membagongkan!" Gerald mengumpat.   Dari jauh dia menyuruh pengawal yang mengawasi toko Yatri masuk ke dalam mobilnya. Mereka akan menunggu Rexa di dalam mobil saja, tak ingin Gerald menambahkan kecurigaan Randy.   "Pagi, Bu."  "Pagi, kalian cepat sekali selesainya? oh ya, apa ada yang terjadi semalam atau tadi?" tanya Yatri setengah berbisik pada Fitri, k
Baca selengkapnya

Kekecewaan

Rexa tiba di tempat toko Yatri, di luar sudah ada Gerald yang menunggunya, karena tak ingin membuat Rexa melihat peristiwa di dalam toko, Gerald segera menghampiri mobil Rexa untuk mencegatnya. "Bos, lebih baik kita pulang saja," pinta Gerald. Rexa mengerutkan alis, dia bingung dengan permintaan Gerald yang tiba-tiba di luar rencana sebelumnya. "Apaan sih?"  "Bos, kita pulang saja. Nanti di rumah aku jelasin ya," sahut Gerald mengusap-usap pundak Rexa. Rexa yang rak mengerti malah melerai tangan Gerald. "Pulang? jauh-jauh saya dari Singapura hanya untuk melihat toko saja? aku mau masuk menemui Yatri," kata Rexa melangkah namun tangannya lagi-lagi di halangi oleh Gerald. "Janganlah, Bos. Dengerin akulah, ayo kita pulang saja." "Tidak, saya mau menemui Yatri, mau mengajak dia rujuk lagi, sudahlah, kamu ikut saja masu
Baca selengkapnya

Kebimbangan

Uwa Nawi dan Randy masih setia menemani Yatri yang belum tersadar dari pingsannya. Sebagai Uwa, tentu Uwa Nawi cemas, dia tahu, kehilangan Trixa adalah musibah besar bagi keponakannya itu. "Randy, bagaimana ini? Yatri akan menderita bila tak mengambil Trixa kembali," keluh Uwa Nawi.   Randy menggeleng kepala, dia bingung dengan tindakan apa yang harus pula ia lakukan. Sebagai penyambung, dia tak memiliki hak untuk mencegah Rexa. "Ini dilema, Uwa. Trixa tidak di bawa oleh orang lain, yang membawanya adalah ayah kandungnya sendiri, cara untuk kita mau lapor bagaimana," sahut Randy.   Uwa Nawi terdiam, yang dikatakan Randy pun ia benarkan, Rexa juga memiliki hak atas Trixa. Tapi bila melihat keadaan Yatri, ia tak yakin keponakannya itu akan baik-baik saja bila tak melihat anak bungsunya.   "Uwa jaga Yatri, saya mau keluar dulu," pamit Randy. Dia keluar sembari memikirkan segala cara agar bisa membawa
Baca selengkapnya

Randy terluka

 Yatri ke rumah lama Rexa. Meski agak gugup, dia harus menemui orang-orang yang ada di rumah itu, termasuk Bu Anne. Ini bentuk perjuangan seorang ibu yang ingin mengambil anaknya kembali. Setelah sekian lama, Yatri Menginjakan kaki di rumah mewah itu. Bu Yat sedang menyapu halaman terperangah melihat kehadiran Yatri. Sontak wanita tua itu berlari menyambut Yatri dengan isak tangis. "Bu Yatri, kemana saja, Non?" tanya Bu Yat yang tak canggung. "Apa kabar, Bu Yat?" "Kami baik-baik saja, Bu Yatri sudah lahiran? anaknya mana? kenapa Bu Yatri meninggalkan Tuan? Tuan sangat menderita," kata Bu Yat ceplas-ceplos. Yatri hanya tersenyum miring, menganggap kalimat Bu Yat alibi untuk menyatukan dia dan Rexa kembali. "Bu Yat, Reza telah membawa anakku, apakah Rexa membawa bayi perempuan?" tanya Yatri tanpa basa-basi lagi. "Bayi perempuan? Tuan Rexa belum pernah pulang semenjak dari Singapura, di dalam rumah
Baca selengkapnya

Masa kritis Randy

Setiba di rumah sakit, para perawat menjemput Randy lalu memasukkan ke ruang gawat darurat.  Saat itu Yatri menunggu di luar sembari berdoa keselamatan pria yang selalu baik padanya. Rexa pun ikut duduk di ruang tunggu. Melihat itu, Yatri menyorot dengan tatapan tajam."Jika terjadi apa-apa pada Randy, aku tidak memaafkan kamu.""Aku tidak separah itu memukuli Randy, kita lihat hasil pemeriksaan dokter," sahut Rexa yang juga ikut lelah dengan tuduhan Yatri.Tidak lama berselang, dokter keluar dari ruangan itu. Yatri bergegas menghampiri."Dokter, bagaimana?" "Pembuluh darahnya tersumbat, kami harus operasi dia."Dari luar ada suara jeritan Bu Wanda yang datang bersama Ray. Dia meronta ingin masuk ke dalam ruang pemeriksaan melihat kondisi Randy."Saya ingin melihat anak saya, say mau masuk!" Bu Wanda berteriak-teriak tanpa henti.Bu Wanda murka melihat kehadiran Ya
Baca selengkapnya

Kisah Rexa

Gerald masih mendengarkan Rexa berbicara lewat telepon, saat itu Yatri hanya bisa mengamati raut wajah Gerald yang nampak begitu serius. Dalam hati Yatri menggebu ingin merampas telepon itu, ingin berkata sesuatu pada Rexa yang sesungguhnya, ingin membuat kesalahpahaman itu segera berakhir. 'Tapi, ah, tidak Yatri. Rexa telah melakukan kesalahan juga, dia sudah menganiaya Randy hingga kritis,' ucap Yatri dalam hati. Gerald telah menutup telepon, dia naik ke atas lantai dua untuk mengambil sesuatu. Melihat itu, Yatri menghampiri Trixa, putrinya itu terlihat bahagia, mungkin salah satunya karena telah bersama ayah kandungnya meskipun hanya sesaat. "Kamu bahagia ya, Nak?" tanya Yatri berbisik. Dari atas, langkah Gerald terdengar turun dari tangga. Pria berwajah oriental itu membawa sebuah map biru yang cukup tebal. Tanpa melirik ke Yatri, Gerald memberikan aba-aba pada anggota Rexa untuk mengikutinya ke kantor polisi. Rombongan mobil mewah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status