Home / Romansa / Aku Berpindah Agama Karena Aib / Chapter 1 - Chapter 5

All Chapters of Aku Berpindah Agama Karena Aib: Chapter 1 - Chapter 5

5 Chapters

Bagian 1

Aku Berpindah Agama Karena AibBagian. 1"Kak, aku hamil" ucap Arleta padaku ketika dia baru saja datang menemuiku.Arleta mendatangiku di sebuah taman tempat kami biasa bertemu. Arleta menyerahkan sebuah alat testpack yang sepertinya sudah dia gunakan, karena di alat itu nampak dua garis merah. Aku terkejut mendengar perkataannya, namun aku mencoba tetap tenang di hadapan Arleta, gadis yang sudah aku pacari setahun belakangan ini."Syukurlah," jawabku sambil mengelus perutnya. Perut Arleta memang terasa agak mengeras. Ciri khas perempuan hamil yang aku tau, karena adik-adikku semua perempuan dan rata-rata telah menikah dan punya anak. Dan sedikit banyak aku tahu bagaimana ciri-cirinya perempuan hamil."Kok syukurlah sih Kak, aku ini  takut," ucap Arleta dengan wajah yang terlihat panik."Aku akan tanggung jawab, Dik" jawabku yakin. Arleta hanya terdiam membisu. Terlihat ada raut wajah keraguan disana."Tapi Kak, apa kamu yakin kalau Pa
Read more

Bagian 2

Aku Berpindah Agama Karena AibTok tok tok!Aku mengetuk pintu dengan ragu ketika aku dan Arleta sudah berada di depan pintu rumah Pak Hartono. Tubuh mungil Arleta bersembunyi di belakang punggungku. Arleta benar-benar takut menghadapi Papanya sendiri. Tangan Arleta begitu kuat mencengkeram lenganku. Tingkahnya persis seperti anak kecil yang sedang ketakutan di marahi oleh orang tuanya.Tidak lama, terdengar seseorang sedang membuka kunci pintu dari dalam. Seketika jantungku berdesir. Arleta semakin mencengkeram lenganku. "Kak, aku takut" bisik Arleta pelan."Ssst, tenang ya, Sayang" jawabku menenangkannya."Loh, Mas Gadi--" ucap Mbak Ningsih sambil mencoba melongok ke arah belakang punggungku dan berusaha melihat Arleta. Ternyata yang membukakan pintu adalah Mbak Ningsih. "Lah, Non Leta kok nemplok di belakangnya Mas Gadi to, udah kayak jin yang suka nempel di badannya orang ae" ucap Mbak Ningsih dengan logat jawanya yang kental
Read more

Bagian 3

Aku Berpindah Agama Karena AibAkupun segera beranjak menyusul Pak Hartono yang sudah berjalan terlebih dulu menuju dapur. Kulihat Mbak Ningsih sedang mengatur meja makan dengan rapih. Aku hanya tersenyum ketika Mbak Ningsih melihatku. "Duh Mas Gadi ini, tatapannya itu lho, bikin klepek-klepek!" ujar Mbak Ningsih dengan ciri khas bicaranya yang genit-genit manja."Heh, Ningsih! Ngapain kamu godain calon ayah anak aku!" celetuk Arleta yang sedang membawa satu wadah besar nasi goreng pesanan Pak Hartono. Aku dan Arleta terbelalak. Kemudian Arleta tersadar akan perkataannya itu. Mbak Ningsih pun ikut terkejut dengan kata-kata Arleta."Hah? Calon ayah? Emang Non Leta ham--""Sssttt!" dengan buru-buru aku mengangkat jari telunjukku ke arah bibirku. Memberi isyarat pada Mbak Ningsih untuk menghentikan perkataannya. Aku khawatir Pak Hartono mendengar apa yang kami bicarakan."Ada apa to kok rame banget," celetuk Pak Hartono yang berjala
Read more

Bagian 4

     Nayla beranjak pergi dari hadapanku setelah aku memohon padanya untuk jangan membahas perihal kehamilan Arleta pada Pak Hartono. Ku lihat Nayla menghampiri Pak Hartono. Entah apa yang mereka bicarakan. Aku harap Nayla bersedia membantuku. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk bisa bicara jujur pada Pak Hartono.      Nayla Pratiwi. Dia adalah wanita yang pernah ada di masa lalu ku. Nayla adalah mantan kekasihku sebelum aku menjalin hubungan dengan Arleta. Hubungan kami tidak di restui oleh kedua orang tua Nayla. Karena mereka ingin melihat Nayla sukses menjadi seorang Dokter. Pada saat itu, Nayla masih berkuliah di jurusan kedokteran. Dan aku, aku hanyalah seorang penjual gorengan yang tidak akan mampu memberikan kebahagiaan materi pada Nayla. Itu sebabnya aku mundur dari hubunganku bersama Nayla. Meskipun kami saling mencintai. Dan kini, aku bertemu lagi dengannya setelah sekian tahun disaat dia sudah sukses menjadi seorang dokt
Read more

Bagian 5

Aku Berpindah Agama Karena AibBagian. 5Atas permintaan Pak Hartono, pagi-pagi sekali aku sudah berada di kediaman beliau. Hari ini adalah hari pembuktian perkataanku kemarin. Hari ini juga aku akan buktikan bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan Arleta. Ku rasakan suasana di minggu pagi ini terasa sangat berbeda. Matahari pagi lembut menyapu kulit ari ku. Ku hembuskan nafasku perlahan, aku tatap dalam-dalam bayangan diriku dalam cermin ruang keluarga rumah Pak Hartono. 'Gadi Prasetyo, hari ini akan menjadi titik balik dalam hidupmu.' ucapku dalam hati.Keputusan terbesar sepanjang sejarah hidupku telah aku pilih. Setelah apa yang sudah terlewati, aku tidak akan menambah luka di hati Arleta lagi. Sudah cukup kebodohanku kemarin. Meskipun pilihanku ini menyesakkanku. Dan bahkan mungkin dianggap suatu kesalahan besar, tapi aku mencoba untuk menerima dan memulai semuanya dari titik nol dalam hidupku.Dadaku masih terasa sesak. Ku
Read more
DMCA.com Protection Status