Home / All / Betrayal Of Love / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Betrayal Of Love: Chapter 21 - Chapter 30

39 Chapters

21. Bertengkar

Setelah pembicaraan sensitif mengenai hubungan percintaan Kabir dengan Fadhillah. Saras lebih banyak diam, tidak ingin mengusik atau membahas kembali. Takut kalau sewaktu-waktu emosi laki-laki itu berkobar. Ia tahu kalau Kabir berat melepaskan Fadhillah, terbukti dari tatapan mata laki-laki itu.  Selama perjalanan menuju rumah Lia, tidak ada yang mau membuka pembicaraan. Kabir sibuk dengan pikiran; antara lanjut dengan Fadhillah atau malah putus. Sementara Saras, ia sibuk dengan rasa sakit di hati.  Ingin rasanya ia pulang, memeluk ummi dan abi. Sekaligus menceritakan apa yang selama ini didapat dalam rumah tangganya. Namun, ia takut, takut berbagi rasa sakit itu dengan orang lain. Bagi Saras, yang mampu mengerti itu hanya dirinya sendiri.  Andaikan saja dulu ia mau menunggu Gemintang, mungkin sekarang ia sudah bahagia dengan laki-laki itu dibandingkan dengan Kabir. Lagi-lagi pikiran memandingkan kehidupan masa lalu dan masa kini selalu saja be
last updateLast Updated : 2021-08-12
Read more

22. Sikap Aneh Kabir

Lia merasa aneh dengan sikap Kabir semenjak laki-laki itu sampai di rumah. Ia merasa kalau anak dan menantunya tengah menyimpan sebuah masalah. Ingin bertanya pun rasanya sungkan. Takut dikira ikut campur dalam urusan rumah tangga mereka.  Sesekali senyum di wajah Saras membuat dirinya khawatir. Belum lagi tatapan Kabir yang sedang menyembunyikan sesuatu. Lia sangat kenal betul bagaimana sifat sang anak. Kabir begitu lihai menyembunyikan sesuatu, juga berbohong. Lia tahu itu, tetapi ia hanya bisa diam.  Lia tidak ingin mengekang Kabir. Hanya nasihat yang selalu dilontarkan untuk Kabir. Takut sewaktu-waktu anak itu lepas kendali atau membuat keputusan yang salah.  "Kak Saras, selama tiga hari ini Kakak ke mana saja? Acara syukuran dan yasinan sudah lewat, kalian baru datang. Padahal aku ingin menunjukkan sesuatu," ucap Adira menatap pada Saras ingin tahu.  Lia tersentak. Berbagai lamunan yang bersemayam di kepala mendadak hilang. Ia
last updateLast Updated : 2021-08-19
Read more

23. Kehamilan

Saras benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Kabir dua hari belakangan ini. Semenjak keduanya memulai dan menerima satu sama lain, sikap laki-laki itu berubah menjadi aneh. Selalu berubah-ubah dalam sekejap.  Benar-benar membuat perasaan Saras menjadi resah. Tinggal kembali di rumah membuat rasa bosan melanda. Apalagi mengingat tentang peristiwa bagaimana Kabir bercinta dengan sang mantan kekasih. Tepat di ruang tamu yang tengah diduduki oleh Saras.    Seulas senyum kecut terbingkai di wajah. Selalu saja kenangan buruk yang terlintas di kepala. Berusaha melupakan rasanya susah. File tersebut susah untuk dihalau. Saras tidak tahu bagaimana ke depannya nanti. Ia sudah pasrah dengan jalan takdirnya sendiri.    Ketukan dari pintu membuyarkan berbagai keresahan dan lamunan Saras. Ia beranjak dari duduk menuju ke arah pintu. Membukakan pintu melihat siapa yang datang bertamu.    Matanya mem
last updateLast Updated : 2021-08-22
Read more

24. Rasa Gamang

Saras menatap hamparan bunga yang dulu dirawat dengan kosong. Bunga yang seharusnya mekar, kini malah layu. Firasat buruk menyelimuti benak. Perasaannya benar-benar tak karuan. Embusan napas panjang terembuskan. Sangat membosankan berdiam diri di rumah tanpa melakukan pekerjaan apa pun. Diajak keluar oleh sang ibu mertua pun, ia menolak. Tidak memiliki gairah melakukan aktivitas apa pun. "Mengapa rasanya seperti sedang mati?" tanya Saras pada dirinya sendiri. Ia beranjak dari duduk, menghampiri pot bunga dan tanaman hijau yang dirawatnya. Tangannya terulur menyentuh bunga mawar yang sudah layu. "Seharusnya kamu mekar sekarang. Tapi kenapa malah layu? Kamu tidak suka, ya, mekar di sini?" Saras bergumam tidak jelas. Seharian ini ia melakukan hal seperti itu guna mengalihkan rasa stres. Menghibur diri sendiri, meski usaha yang dilakukan hanya sia-sia. Langkah Saras membawa memasuki rumah saat mendengar suara
last updateLast Updated : 2021-09-02
Read more

25. Perasaan Kabir pada Saras

"Kau sudah gila? Apa yang kamu katakan bohong, 'kan?"    Marcello begitu terkejut, bahkan sangat terkejut mendengar curahan hati Kabir. Laki-laki itu sedang gundah gulana dan bimbang hati menentukan keputusan yang tepat. Kabir tidak ingin melepaskan mereka berdua.    Kabir menatap malas pada Marcello. Lalu meneguk pelan wine yang dipesannya. Ia sengaja memanggil Marcello ke klub malam untuk menjadi teman minum serta teman ceritanya.    "Aku tidak berbohong. Dia hamil, aku harus bagaimana? Ingin bertanggung jawab, tetapi aku tidak bisa melepaskan Saras," ujar Kabir sembari menatap segelas wine dalam genggamannya.    Marcello mengembuskan napas kasar. Sungguh, ia menyumpahi Kabir yang tidak baik-baik. Ia mengusap wajah dengan kasar, menatap tidak percaya pada Kabir.    "Kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu sendiri, Ka," ucap Marcello pada akhirnya.&
last updateLast Updated : 2021-09-03
Read more

26. Pandanganmu tentang poligami?

Saras mengerjapkan mata kala merasakan intensitas cahaya di matanya. Ia merenggangkan otot-otot tubuhnya. Perlahan-lahan mata yang tadinya terpejam, kini terbuka. Ia menguap sebentar, lalu menoleh ke samping menyadari bahwa ruangan yang ditempati bukanlah kamar tidurnya.  "Selamat pagi," ucap laki-laki itu terdengar serak sehabis bangun tidur.  Sontak saja Saras langsung bangun dari tidurnya. Menutup mulut saat tidak sengaja mencium bau alkohol yang begitu menyengat dari mulut Kabir. Sementara Kabir hanya mengerjakan mata seperti orang bodoh menatap ke arah Saras.  "Kamu bau sekali! Kamu habis minum semalam?" Saras mendelik tajam menatap ke arah Kabir.  "Padahal minum sedikit," kata Kabir dengan tenang, sembari mengubah posisi yang tadinya menyamping menjadi telentang.  "Sama aja minum! Lagian minum kayak gitu haram juga, emang apa enaknya, sih?" Entah mengapa mood Saras mendadak berubah menjadi jelek.  Ka
last updateLast Updated : 2021-09-05
Read more

27. Kabar Kehamilan

Kabir sengaja mengambil cuti dari kantor. Ia ingin menghabiskan waktu bersama istri serta ibu mertuanya. Apalagi saat sang ibu mertua akan menginap, sang mama malah merencanakan acara makan-makan sesama keluarga saja di rumahnya. Membuat ia di sibukkan membantu Saras membeli perlengkapan makanan di pasar. Belum lagi Adira dan sang suami juga akan mampir ke rumah. Sudah seperti akan ada acara besar-besaran di rumahnya. "Kenapa kau mengambil cuti?" Lama berbelanja tanpa mengobrol sedikitpun membuat Saras tak nyaman. Lagi pula, Kabir tidak biasanya mengambil cuti cuma karena sang ummi menginap. Pasti ada alasan lain yang disembunyikan oleh laki-laki itu. Namun, Saras tidak ingin mengambil pusing. Tidak ingin berdebat dengan laki-laki itu.  Kabir yang tengah memilih ikan ke dalam keranjang, menoleh sekilas. Sudut bibir tertarik ke atas membentuk senyuman kecil. Lalu berjalan mendekat ke arah Saras, membantu wanita itu memilih berbagai ayam yang tersedia di s
last updateLast Updated : 2021-09-18
Read more

28. Keputusan Saras

Keputusan Saras sudah bulat. Ia tidak ingin menanggung beban masalah dalam rumah tangga terlalu lama. Berat rasanya bila harus melihat Kabir bersama Fadhillah kembali. Apalagi melihat raut kebimbangan dari wajah Kabir tatkala mendengar kabar kehamilannya. Membuat hati Saras tersentil.  Saras memegangi perut yang masih rata. Menatap ragu pada sang ummi yang masih ada di rumah menunggu Abi menjemput. Ia ragu antara berbagi cerita pada sang ummi atau tidak. Akan tetapi, apabila ia diam saja. Maka rasa sakit yang selama ini terpendam akan semakin parah.  "Kamu kenapa? Kayak lagi banyak beban pikiran." Rohayati yang melihat Saras melamun, menepuk pelan bahu anak perempuannya.  Saras mendongak menatap sang ummi. Binar sendu di balik mata Saras membuat Rohayati mengerutkan dahi. Terlebih lagi saat Saras memeluk secara tiba-tiba, begitu erat.  "Kamu kenapa, Sar?" tanya Rohayati sembari me
last updateLast Updated : 2021-11-14
Read more

29. Penceraian

Kabir begitu terkejut mendengar kabar penceraian dengan Saras. Padahal baru kemarin ia mendapati kabar bahwa Saras hamil dan akan memulai semuanya dari awal lagi. Namun, sekarang, ayah mertua serta ayahnya kompak menginginkan keduanya untuk bercerai. Sungguh, Kabir benar-benar terkejut bahkan tidak menyangka mereka menginginkan sebuah kehancuran dari hidup Kabir.    "Kenapa harus bercerai, Sar?"    Tentu saja Kabir tidak rela bila harus melepaskan Saras. Seorang wanita yang merupakan permata di mata laki-laki lain. Ia sedang mencari jalan keluar dari masalahnya, tetapi ia tidak ingin melepaskan Saras. Sedari pagi sampai sore lagi, Kabir benar-benar uring-uringan meminta penjelasan pada Saras.    Ditambah sang ibu dan ayah tidak mau membantu Kabir untuk mengobrol pada Saras. Apalagi ayah dan ibu mertuanya terlihat tak menyukai dirinya. Bahkan kemarahan terpatri di wajah orang tua itu. Kabir merasa bahwa ini
last updateLast Updated : 2021-11-24
Read more

30. Kekacauan Kabir

Kondisi Kabir benar-benar kacau saat tahu bahwa sidang penceraian kedua berjalan dengan lancar. Sementara dirinya sama sekali tidak menghadiri sidang tersebut. Kabir tak sanggup apabila hadir di sana, ia merasa malu, dan ia takut tidak bisa melepas Saras.    Lima botol vodka yang dibeli oleh Marcello, kini sudah habis tanpa sisa. Tempat Marcello menjadi sasaran berdukanya Kabir. Bahkan ia tak segan-segan merepotkan sang sahabat. Menjadikan laki-laki itu sebagai tempat berkeluh-kesahnya.    "Pulang sana! Jika kau terus-terusan begini, percuma saja, tidak akan ada yang berubah," ucap Marcello menatap iba kepada Kabir.    Marcello sempat terkejut dengan apa yang diceritakan oleh Kabir. Bahwa Saras menceraikannya dan tahu tentang perselingkuhan itu. Di satu sisi ia merasa senang melihat Saras mau melepaskan laki-laki berengsek seperti Kabir, tetapi di sisi lain ia merasa kasihan dengan kondisi Kabir yang sekar
last updateLast Updated : 2022-01-01
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status