Bangun tidur ngerasa remuk? Bener. Meski cuma sekali, kuakui semalam itu terlalu lama. Mungkin dua-tiga jam baru tuntas. Ah, bodohnya. Kurentangkan kedua tangan dan kaki menjauhi tubuh sejauh mungkin, kemudian sadari sesuatu menghilang. "Sara?" Aku beranjak, menarik celana dalam dari pinggir kasur, mengenakannya seraya memanggil nama istriku berkali-kali. Istri? Mengucapkannya aja buatku ngerasa lucu. Enggak nyangka aja gitu semuanya berlalu dengan cepat seolah skenario yang Tuhan berikan tanpa rintangan berarti. Mulus. "Ra? Lo di mana?" Aku sampai perlu mengetuk pintu kamar mandi dan mendapati Sara menunduk, duduk di atas toilet tertutup. "Kenapa, Ra?" Jongkok di hadapannya, kupegangi wajah Sara agar melihatku. Matanya sembab, memerah "Lo nangis?" Sara menepis tanganku. Dia kembali menunduk. "Fleknya keluar lagi, Sa. Darahn
Last Updated : 2021-05-22 Read more