Lahat ng Kabanata ng REFLECTION: Kabanata 11 - Kabanata 12

12 Kabanata

11. Penyesalan

 Kelas dimulai setelah Wang Laoshi memasuki ruangan. Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, ia mengadakan kuis hari ini. Terlihat sangat jelas dari ekspresi mahasiswa itu mereka mengutuki Wang Laoshi dalam bahasa mereka masing-masing  yang tentu saja tidak dimengerti oleh sang guru. Sarah juga terkejut, namun kemudian ia memasang kembali wajah datar.Seledri panik, sangat panik. Hari ini adalah hari kegagalannya yang lain. Setelah berpuas menggunakan cermin ajaib untuk urusan sekolahnya, ia harus mandiri sekarang. Tumbal, ya sebuah tumbal yang sangat tidak bisa ia berikan untuk mengganti itu semua. Mana mungkin sebuah cermin meminta jiwa atau sejenisnya.Sarah lalu mengambil perannya sebagai ketua kelas seperti biasa dan membagikan lembaran soal itu. Ia berhenti sedikit lama di meja Seledri dan menatapnya. Sebuah tatapan ajakan lomba ‘mari kita buktikan nilai siapa yang tinggi kali ini’.Seledri sudah bulat pada pendiriannya, ia menja
Magbasa pa

12. Akhir

Malam berlalu, hari itu Seledri tidur di kamar Ica dan memastikan sahabatnya baik-baik saja. cermin yang muncul secara misterius semalam sudah cukup membuatnya takut akan terjadi sesuatu pada Ica.“Wang Shi Li …”Seledri terkejut saat mendengar namanya dipanggil lagi. Lebih terkejut lagi saat ia melihat Ica berdiri di sana. Tatapan kosong dan juga memegang cermin di dadanya. Sebuah pemandangan yang sangat tidak diinginkan.“Ica, buang cermin itu sekarang!” teriak Seledri.“Aku adalah cermin dan cermin adalah aku.”“Tidak Ica, kau adalah sahabatku dan aku tidak akan membiarkan cermin itu mengambilmu.”“Aku adalah cermin dan cermin adalah aku.”Seledri mendekati Ica dan berusaha menyadarkannya. Tangannya ditepis dengan mudah. Tubuh Seledri terpental.“Uhuk!” Seledri berusaha bangkit. Ia tidak peduli apapun yang terjadi. Ia tidak akan membiarkan Ica dia
Magbasa pa
PREV
12
DMCA.com Protection Status