Home / Pernikahan / Life After Marriage / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Life After Marriage: Chapter 21 - Chapter 30

38 Chapters

Bab 21 Mencari Yuan

Mana bisa Caramel tidur dengan perasaan campur aduk. Waktu sudah lebih dari pukul sepuluh malam tapi Yuan belum juga pulang. Ditambah angin dan hujan deras membuat perasannya semakin tidak tenang. Caramel masih terus menghubungi nomor Yuan dan Dirga meski tak mendapatkan respon berarti. Ke mana dia harus bertanya, sementara orang yang Caramel kenal hanyalah Dirga.Tok! Tok!Mendengar ketukan pintu membuat Caramel girang. Dia berharap itu adalah Yuan. “Mas Yuan.” Caramel langsung berlari ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Tapi kegembiraan Caramel seketika surut saat melihat seseorang yang berdiri di ambang pintu adalah Jennifer, bukan suaminya. “Hehe, ini Jenni, Kak. Kak Yuan belum pulang juga, Kak?” Jennifer turut khawatir. Caramel menggeleng lemas.Caramel masuk lagi ke kamar diikuti Jennifer yang juga terlihat bersitegang. Tidak biasanya Yuan pulang larut malam tanpa memberikan kabar. “Kakak buat kejutan untuk Kak Yuan?” tanya Jennifer setelah melihat balkon yang b
Read more

Bab 22 Keadaan Yuan

Caramel dan Jennifer menunggu Yuan di ruang tamu dengan perasaan gelisah. Caramel terduduk lemas di sofa dan terus berusaha menghubungi Yuan yang belum mendapatkan respon apa pun.Jennifer berulang kali melihat jendela setiap kali ada suara mobil. Ternyata Selina yang baru pulang dari club malam dengan diantar oleh pacarnya. “Kalian ngapain di sini? Nungguin aku?” tanya Selina saat dia sudah masuk ke rumah dan mendapati Caramel Jennifer berada di ruang tamu. “Jangan GR. Kak Yuan belum pulang sampai sekarang,” sahut Jennifer sewot.“Apa? Kok bisa? Memangnya Kak Yuan ke mana?”“Kalau kita tahu, kita juga nggak mungkin menunggu di sini, Kak,” sambar Jennifer kesal.“Ye, santai aja kali jawabnya. Udah ah, aku mau ke kamar. Tunggu aja, paling sebentar lagi juga dia pulang. Nggak usah pada berlebihan.” Selina pergi ke kamarnya tanpa ada rasa khawatir tentang ketidakadaan Yuan. Jennifer hanya menggeleng melihat tingkah kakak perempuannya tersebut. Waktu terus bergulir namun Yuan belum jug
Read more

Bab 23 Rencana Damitri

Keluarga besar Alexander tengah sarapan bersama di meja makan kecuali Selina. Setiap hari Damitri semakin memperlihatkan sikap manisnya kepada Caramel. Tak canggung bahkan sikapnya kadang terkesan berlebihan.Meski dipupuk dengan perhatian sedemikian rupa, tetap saja Caramel dan Yuan masih merasa ada kejanggalan. Entah mengapa mereka belum bisa sepenuhnya percaya. Namun sejauh ini belum ada kelakuan Damitri yang mencurigakan. “Caramel besok bisa temani Mamah?” tanya Damitri membuka obrolan.Semua orang melihat ke arah Damitri. Tampak heran dengan ajakannya kepada Caramel.“Ke mana, Mah?” Caramel balik bertanya dengan ragu.“Ke acara arisan. Bisa, 'kan? Mamah mau kenalkan kamu ke teman-teman Mamah,” jawab Damitri diiringi senyum tipis.“Mamah serius? Mamah nggak sedang punya rencana buruk, 'kan?” Jennifer menerka membuat mata Damitri mendelik.“Bisa-bisanya kamu menuduh mamah seperti itu. Mamah sudah berusaha menerima Caramel, kamu masih nggak percaya juga, Jen?” Damitri tersinggung d
Read more

Bab 24 Kejutan untuk Yuan

Semua keluarga Alexander sedang berkumpul di ruang keluarga atas permintaan Damitri yang akan menyampaikan hal yang menurutnya penting. Damitri akan memberi kejutan yang membuat kaget semua orang.Jujur saja Caramel sudah curiga. Dia memiliki feeling jika Damitri akan mengumumkan tentang kepulangan Evelin seperti yang Damitri katakan pagi tadi. “Ada informasi apa, sih, Mah? Yuan capek, pengen istirahat,” kelakar Yuan yang terlihat lelah setelah seharian bekerja. Bahkan sedari tadi Yuan terus menyenderkan kepalanya di bahu Caramel.“Tunggu dulu sebentar. Setelah kamu melihat pasti rasa capekmu langsung hilang,” jawab Damitri tampak antusias. Semua orang kembali fokus menonton televisi yang menyiarkan acara talk show. Sesekali mata Yuan terpejam karena rasa lelah membuat matanya terasa ngantuk. “Selamat malam semuanya.” Suara ramah seorang wanita membuat mereka menoleh bersamaan. Terkejut. Tentu saja. Bagi Yuan ini menjadi kejutan terburuk yang pernah dia rasakan. Yuan sudah menikah
Read more

Bab 25 Kembalinya Evelin

Langkah Yuan terhenti saat mendengar Evelin berkata seperti itu. Entah mengapa ucapannya itu membuat telinganya terusik. Yuan tidak suka ada orang lain yang menghina istrinya, siapa pun orangnya. Apalagi sampai mengungkit tentang perasaannya yang jelas hanya Yuan sendiri yang tahu.Yuan memicingkan mata dan memutar tubuhnya. Melangkahkan kaki kembali mendekat ke arah Evelin. “Percaya diri sekali kamu berkata seperti itu. Apa tadi kamu bilang? Istriku tidak sebanding denganmu? Ya, kamu benar. Istriku memang tidak sebanding dengan kamu. Dia mempunyai hati yang tulus, tidak seperti kamu yang hanya memiliki tubuh yang mulus. Untuk apa kamu mempercantik diri sedemikian rupa jika hanya untuk pameran belaka. Apa bangganya suami kamu memiliki seorang istri yang mengumbar auratnya ke mana-mana. Bahkan tanpa malu kamu menjadikan tubuhmu konsumsi publik. Asal kamu tahu, justru istriku lebih bernilai dibanding apa pun yang kamu miliki. Bahkan istriku yang cantik ini hanya memberikan kesuciannya
Read more

Bab 26 Pikiran Buruk Caramel

Sepeninggal Yuan dan istrinya, Evelin memasang wajah yang teramat sedih. Apalagi tujuannya kalau bukan untuk menarik simpati semua orang?Evelin duduk menunduk di sofa dengan menitikkan air mata. Sesekali ia menyeka air matanya membuat Damitri dan Selina merasa iba.“Sayang… maafkan ucapan Yuan, ya. Yuan itu sedang capek, makanya omongannya ngelantur.” Damitri mencoba menghibur.“Hati aku sakit, Tante. Tante lihat sendiri kan tadi bagaimana sikap Yuan terhadap aku? Dia sudah benar-benar membenci aku, Tante,” urai Evelin yang terus menjatuhkan air matanya.Damitri memeluk Evelin untuk menenangkan. Melihat Evelin serapuh itu membuat hatinya turut merasa sakit. Pasalnya selama ini Damitri sudah menyayangi Evelin layaknya anak kandung sendiri.“Kamu tenang saja, Sayang. Yuan tidak mungkin seperti ini kalau otaknya belum dicuci sama perempuan sialan itu. Tante yakin Yuan masih sangat mencintai kamu,” bisik Damitri takut jika ucapannya didengar oleh Jennifer yang selalu berpihak pada Caram
Read more

Bab 27 Kesalahpahaman

Semenjak peristiwa semalam sikap Yuan terlihat berubah. Morning kiss yang selalu dia sematkan di kening dan bibir istrinya kini terlewat begitu saja. Yuan sudah bersiap dengan pakaian kerjanya namun suasana pagi ini terasa berbeda.Jika biasanya Yuan dengan sikap manjanya akan meminta bantuan Caramel, berbeda dengan kali ini. Yuan memasang dasinya sendiri dan tidak ada canda tawa serta kejahilan di pagi ini. Caramel menjadi salah tingkah. Dia bingung bagaimana harus bersikap menanggapi suaminya yang begitu dingin. Entah apa yang ada di pikirannya. Sungguh hal itu tidak bisa Caramel tebak dengan pasti.“Em, Mas... nanti aku ada acara sama Mamah. Aku izin keluar rumah, ya,” izin Caramel terdengar hati-hati.“Iya,” balas Yuan seperlunya. Dia mengambil sepatu dan menenteng tas kerjanya tanpa melibatkan Caramel.Caramel tidak mengerti lagi. Meskipun pahit lebih baik Yuan berkata sejujurnya jika dia masih memikirkan Evelin, dengan begitu Caramel akan mulai mengulur hatinya kembali. “Mas….
Read more

Bab 28 Mempermalukan Caramel

Caramel tengah duduk melamun di taman sambil melihat kolam ikan yang berada di depannya dengan pandangan kosong.“Kak,” panggil Jennifer yang menyusul Caramel. Jennifer tahu kakak iparnya itu sedang tidak baik-baik saja. Untuk itu dia mencoba menghibur dan membuat hubungan Caramel dan Yuan kembali membaik.“Eh, Jen....” Caramel langsung mengusap wajahnya dari sisa-sisa air mata yang terjatuh tanpa ia sadari.“Boleh aku ikut duduk di sini?” tanya Jennifer santun.Caramel tersenyum. “Tentu saja,” balasnya kemudian mengubah posisi duduknya agar Jennifer bisa duduk di sebelahnya.“Kakak kenapa?” Pertanyaan Jennifer membuat Caramel salah tingkah.“Kenapa? Kakak nggak kenapa-kenapa. Kakak baik-baik saja kok, Jen.”“Bohong!” sambar Jennifer cepat.Caramel bergeming sejenak. Dia tidak bisa mengelak lagi jika dirinya memang sedang dalam keadaan tidak karuan.“Kakak berantem ya sama kak Yuan? Masalah apa? Masalah kak Evelin?” Pertanyaan Jennifer seolah menyudutkan Caramel.“Jen, enggak. Kakak—
Read more

Bab 29 Bertemu Teman Lama

Tatapan yang semula hangat kini berubah masam. Mereka memandang Caramel rendah karena hasutan yang Evelin tuturkan.Padahal hal itu belum tentu kebenarannya, namun mereka mudah saja percaya.“Ish, ish, ish... Licik sekali kamu rupanya. Cara kamu menjerat orang kaya sangatlah menjijikkan. Ternyata selain kamu tidak punya harta, kamu juga tidak punya moral, Caramel. Sangat disayangkan wajah secantik dirimu, nyatanya tidak sepolos penampilanmu.” Cibiran pedas itu akhirnya keluar dari mulut teman Damitri, membuat Damitri turut merasa senang. “Iyalah, Jeng. Namanya juga bosen hidup susah. Ya harus cari jalan instan,” sambung mereka lagi.“Kok Jeng Dami mau sih menerima menantu seperti dia? Jelas-jelas Evelin lebih segalanya. Dia tidak hanya cantik, tapi juga wanita karir. Dia tidak akan menghabiskan harta Yuan karena dia sendiri pun bisa bekerja. Awalnya saya respect dengan Caramel, tapi setelah mengetahui kalau dia suka main dukun, maaf. Saya tidak tertarik lagi.”Caramel mencoba bersaba
Read more

Bab 30 Pesan Misterius

Tok! Tok!“Masuk!” sahut Yuan dari dalam ketika mendengar suara ketukan pintu. Matanya masih terfokus pada monitor laptop di depannya.“Siang, Kak,” sapa Jennifer memasuki ruangan Yuan.“Hai, Jen. Tumben, ada apa?” sahut Yuan hanya melihat beberapa detik kemudian menatap monitornya lagi.“Lihat aku bawa apa?” Jennifer memamerkan bekal makanan yang dia bawa.Yuan malas menanggapi. “Bawa apa memangnya?” jawabnya tidak antusias.Jennifer menarik kursi dan duduk di depan meja Yuan. Senyumnya mengembang membuat Yuan merasa aneh.“Kenapa kamu cengengesan? Ada yang lucu?” seloroh Yuan.“Enggak.”“Lalu kenapa kamu melihat Kakak seperti itu?” Yuan menutup laptopnya beralih memandang Jennifer dengan teliti.“Coba katakan dosa apa yang sudah kakak perbuat pagi ini?” tanya Jennifer mencondongkan sedikit badannya.Yuan tampak berpikir. “Dosa apa? Maksud kamu?” tanyanya bingung.“Kakak sudah membuat kak Amel menangis.” Jennifer kembali menyenderkan punggungnya ke belakang.“Iya aku memang bersalah.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status