Tatapan yang semula hangat kini berubah masam. Mereka memandang Caramel rendah karena hasutan yang Evelin tuturkan.Padahal hal itu belum tentu kebenarannya, namun mereka mudah saja percaya.“Ish, ish, ish... Licik sekali kamu rupanya. Cara kamu menjerat orang kaya sangatlah menjijikkan. Ternyata selain kamu tidak punya harta, kamu juga tidak punya moral, Caramel. Sangat disayangkan wajah secantik dirimu, nyatanya tidak sepolos penampilanmu.” Cibiran pedas itu akhirnya keluar dari mulut teman Damitri, membuat Damitri turut merasa senang. “Iyalah, Jeng. Namanya juga bosen hidup susah. Ya harus cari jalan instan,” sambung mereka lagi.“Kok Jeng Dami mau sih menerima menantu seperti dia? Jelas-jelas Evelin lebih segalanya. Dia tidak hanya cantik, tapi juga wanita karir. Dia tidak akan menghabiskan harta Yuan karena dia sendiri pun bisa bekerja. Awalnya saya respect dengan Caramel, tapi setelah mengetahui kalau dia suka main dukun, maaf. Saya tidak tertarik lagi.”Caramel mencoba bersaba
Read more