All Chapters of Pengantin Tuan Haidar: Chapter 451 - Chapter 460

606 Chapters

( S2 ) Bab 3. Serangan Balik

"Bang Gara pergi ke luar negeri itu artinya, dia nggak akan membawa Anisa ke rumah dalam waktu dekat ini. Aku harus memikirkan bagaimana caranya untuk mengatakan semua ini pada Abang," gumam Bara.Anisa mengejutkan Bara yang sedang melamun, gadis itu melingkarkan tangannya di leher laki-laki yang baru saja merenggut kesuciannya dengan izin sang empu."Sayang, kamu kenapa turun? Kamu lapar?" tanya Bara sambil mengusap wajah gadis manis yang berdiri di belakangnya.Ia menengadahkan wajahnya hingga wajah gadis itu menjadi sangat dekat dengannya.Anisa menggeleng pelan, "Aku hanya ingin bersamamu, di kamar sepi," ucapnya."Ya udah sini duduk!" Bara menepuk sofa di sampingnya, menyuruh gadis itu duduk.Anisa pun menurut, ia duduk di samping Bara. Gadis itu hanya diam saja sambil menunduk. Sejujurnya ia sangat malu dengan apa yang sudah mereka lakukan.Bara menarik Anisa, hingga gadis itu jatuh dipelukannya. Ia membelai rambut Anisa dengan
Read more

( S2 ) Bab 4. Hasrat Birahi ( khusus 21+ )

"Sayang, kamu tolong elus batangku! Dia butuh belaianmu," titah Bara sambil mengarahkan tangan sang gadis untuk menyentuh pusakanya."Bagaimana caranya, Mas?" Anisa sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Ia belum pernah melihat benda tumpul itu sebelumnya, selain milik Bara. 'Apa setiap laki-laki memiliki barang sebesar ini?' Anisa bertanya-tanya dalam hatinya sambil memegang batang panjang itu."Kamu elus saja seperti mengelus anak kucing!" titah Bara sambil terkekeh.Benar saja, Anisa langsung melakukan apa yang disuruh Bara, bahkan gadis itu sesekali mengajaknya berbicara selayaknya ia sedang berbicara pada anak kucing. Dan itu membuat Bara tertawa geli.'Astaga, ternyata benar-benar ada gadis sepolos ini, bukan terangsang, tapi aku malah geli melihat dia seperti itu. 'Anisa kamu memang istimewa. Pantas saja manusia es itu meleleh,' batin Bara sambil tersenyum."Sayang, coba kamu lihat ini!" Bara mengambil ponselnya lalu menunjukkan video sep
Read more

( S2 ) Bab 5. Canduku ( khusus 21++)

Anisa terkulai lemas dalam dekapan Bara setelah melakukan pertempuran ke duanya di hari itu. Wanita itu menjadi sangat liar setelah merasakan nikmatnya bercinta."Aku capek, Mas," ucap Anisa pelan sambil memeluk Bara yang masih duduk memangkunya."Kamu hebat, Sayang," puji Bara pada gadis itu sambil mencium puncak kepala Anisa. "Kamu berhasil memuaskanku. Aku bisa mencapai puncak kenikmatan bersama denganmu karena goyanganmu yang aduhai," ucapnya sambil menepuk-nepuk bemper kenyal Anisa.Dalam pergulatannya yang kedua, Bara tidak melakukan gerakan pada pinggulnya, semua berada dalam kendali Anisa. Laki-laki itu hanya memberikan sentuhan-sentuhan di daerah sensitif gadisnya yang membuat gerakannya semakin aduhai mengguncang keperkasaan Bara.Bara bangun dari duduknya sambil memeluk Naya. Ia tidak melepaskan gadis yang terus memeluknya itu. Bahkan keperkasaannya yang masih menegang belum ia cabut dari lubang kenikmatan kekasih abangnya itu.Ia berjal
Read more

( S2 ) Bab 6. Hubungan Terlarang

"Kenapa minta maaf?" tanya Anisa."Aku udah membuatmu sakit seperti ini," jawab Bara, "Dan terima kasih sudah memberiku kenikmatan, kamu wanitaku yang luar biasa."Bara menatap lekat wajah cantik Anisa. Lalu, beralih menatap ladang yang dia garap ketika melihat gadis itu meringis.'Pantas saja dia meringis, bibir ini terlihat membengkak dan memerah,' kata Bara dalam hatinya sambil terus memandang ladang gundul yang bersih itu."Mas Gara, jangan dipandangi terus! Aku malu." Anisa menutup wajahnya saat Bara terus memandang mahkotanya."Apa terasa begitu sakit?" tanya Bara sambil mengusap dengan lembut ladang gundul itu.Anisa menggeleng, "Nggak sakit, cuma sedikit perih aja," jawab gadis manis itu.Bara mencium lahan gundul itu dengan sangat mesra. "Biar cepet sembuh," ucapnya setelah mencium daerah keramat itu sambil menyeringai. Lalu menutupnya dengan selimut.Ia segera memakai boxer dan kaus berwarna hitam, kemudian naik ke te
Read more

( S2 ) Bab 7. Barang Rongsok

"Setelah Abang kembali dari luar negeri, gue harus jujur pada semuanya," gumam Bara saat ia hendak membuka pintu kamar mandi.Saat pintu terbuka ternyata Anisa masih berdiri di depan kamar mandi, menunggu laki-laki tampan itu keluar.Bara melangkah menghampiri Anisa."Kamu kenapa masih di situ? Apa kamu mau aku ...." Bara menarik pinggang gadis manis itu hingga tubuh mereka bersentuhan."Mas Gara ... lepasin!" Anisa meronta, tapi wangi tubuh sang pujaan hati begitu harum, menyeruak ke dalam penciumannya yang menenangkan hati. Ia tidak lagi memberontak saat Bara kembali melumat bibir ranumnya."Aku harus mendapatkan vitamin ini setiap hari untuk menjaga imun," ucapnya sambil terkekeh setelah melepas ciumannya."Ada-ada aja," sahut Anisa sambil menggelengkan kepalanya, lalu berjalan cepat pergi keluar dari kamar itu sambil memegangi bibir dengan senyum yang tidak pernah sirna dari wajahnya.Bara segera memakai pakaian, lalu menyusul Anisa ke la
Read more

( S2 ) Bab 8. Kesalahan Fatal

"Apa kamu sudah menawan anak gadis orang?" Andin melempar irisan timun kepada Bara.Bara malah terkekeh geli melihat mommy-nya marah. "Sebentar lagi dia kan jadi istriku. Sah sah aja dong kalau dia aku ajari dari sekarang supaya menjadi istri yang baik.""Anak sialan! Siapa yang ngajarin kamu kayak gitu?" Andin sangat marah dengan ucapan anaknya. 'Kenapa penyakitmu kamu wariskan ke anakku, Lang,' ucap Andin dalam hatinya."Otak mesum kamu menurun pada Bara," kata Haidar sambil terkekeh geli. "Tapi, aku nggak melakukan sebelum halal," elak Andin. Haidar terkekeh melihat raut wajah istrinya. "Sabar, Bee!" "Iya, Mom," timpal Bara sambil terkekeh."Kamu harus secepatnya menikah! Bawa perempuan itu ke rumah!" titah Haidar pada Bara."Siap, Dad," jawab Bara sambil tersenyum bahagia. Gara menoleh pada saudara kembarnya lalu berkata, "Kalau sudah menikah, jangan nakal lagi!""Maafkan aku ya, Bang,"
Read more

( S2 ) Bab 9. Siapa Yang Kamu Hamili?

“Mommy nggak mau bantuin kamu,” sahut Andin, “Kamu aja jarang pulang, udah nggak sayang lagi sama Mommy.”Andin pura-pura merajuk pada anaknya karena Bara jarang sekali pulang ke rumah.  “Siapa bilang aku nggak sayang? Mommy adalah permaisuri di hatiku, nggak ada yang lain. Nyonya Haidar Mannaf adalah wanita tercantik di muka bumi ini.” Bara bangun dari duduknya, berjalan menghampiri sang mommy, lalu mencium kedua pipi wanita cantik itu. “Bantu aku ya.”“Kamu sudah besar, jangan cium Mommy lagi!” protes Haidar pada anaknya.“Memangnya kenapa?” tanya Bara sambil memeluk sang mommy dari belakang. “Wanita cantik ini punya aku dan Abang, bukan cuma Daddy aja.”“Daddy nggak kebagian dong! Sejak kalian lahir, Mommy kamu sudah jarang cium Daddy,” sahut Haidar. “Kalian cepatlah menikah! Daddy dan Mommy mau produksi anak baru, biar kita bisa barengan
Read more

( S2 ) Bab 10. Jujur Pada Mommy

“Aww … sakit banget tahu, Mom.” Bara mengusap-usap kepalanya yang dipukul nampan oleh sang Mommy.“Jawab!” bentak Andin kepada anaknya.Wanita cantik itu sangat kesal dengan kelakuan Bara yang tidak jauh beda dengan sepupunya, Gilang. Kelakuan sang anak sama persis dengan Om-nya sebelum menikah.“Semuanya aman kok, Mom. Aku selalu pakai pengaman. Hanya semalam aja aku bablas karena aku sengaja menitipkan benih di rahim wanita yang aku cintai itu,” jawab Bara dengan jujur kepada mommy-nya.Andin kembali melayangkan nampan kepada sang anak, tapi kali ini Bara berhasil menghindar. “Anak sialan! Siapa gadis itu? Kalian cepatlah menikah!”“Nanti aku bawa ke rumah kalau Abang pulang dari luar negeri,” jawab Bara dengan serius sambil memegangi kepalanya.“Abangmu sekitar satu bulan di sana, bahkan lebih. Dia harus mengurus perusahaannya yang di sana.” Andin memerhatikan
Read more

( S2 ) Bab 11. Ini Sangat Rumit

Andin dan putranya langsung menoleh kepada suara yang sangat mereka kenali.“Daddy!” ucap Bara dan sang mommy bersamaan.Laki-laki yang sangat Bara takuti jika sampai rahasianya terbongkar kini ada di hadapannya. Ucapan sang mommy tentang daddy masih terngiang di telinganya.“Kenapa kalian melihat Daddy seperti itu?” Haidar merasa heran dengan anak dan istrinya. Wajah mereka terlihat pucat saat melihat dirinya.‘Tamatlah riwayatmu, Bara. Petualanganmu cukup sampai di sini,’ ucap Bara dalam hatinya sambil berusaha menelan ludahnya dengan susah payah karena tiba-tiba saja tenggorokkannya menjadi kering.Tidak ada yang menjawab pertanyaan Haidar. Bara ataupun istrinya sama-sama diam seribu bahasa.“Kenapa kalian diam saja? Cepat katakan!” bentak Haidar, “Apa perlu Daddy panggil Abang supaya dia juga mendengar pengakua kamu?” Haidar menatap anaknya dengan tajam.Tatapan laki-laki
Read more

( S2 ) Bab 12. Cinta Pertama

"Biasalah, Sayang. Kelakuan adikmu yang membuat kepala Mommy pusing," jawab Andin sambil memijat kepalanya."Jangan terlalu dipikirkan, Mom! Bukannya Mommy sudah biasa dengan kelakuan anak nakal itu. Dari kecil sampai dewasa dia masih tetap nakal." Gara terkekeh sambil memeluk sang mommy yang sedang duduk. "Anak itu selalu bikin Mommy naik darah. Tapi, kalau nggak ada dia sepi banget," kata Andin sembari menggelengkan kepala."Jangan marah-marah lagi! Nanti Mommy cepat tua," ucapnya setelah mencium pipi wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya."Dewasa apanya?" kata sang mommy mencibir anaknya. "Dia itu selalu berbuat sesuatu tanpa berpikir dulu.""Bang, apa kamu akan tetap menganggapku saudara, walaupun aku merebut yang kamu miliki?" Bara menatap lekat wajah abangnya yang begitu mirip, seperti sedang berdiri di hadapan cermin.'Apa yang akan anak itu katakan? Kalau Gara tahu masalah ini sebelum pergi ke luar negeri. Pikirannya
Read more
PREV
1
...
4445464748
...
61
DMCA.com Protection Status