Share

Bab 2

Penulis: Yuki
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 19:33:27
Aku melihat ekspresi bosku yang penuh arti. Meski di dalam hati terasa sangat gelisah dan tergoda, aku tetap menggelengkan kepala. George menarik wanita itu ke sofa di dalam ruang VIP. Wajahnya menempel pada dada kirinya, mulutnya melakukan gerakan mengisap dan ekspresinya menunjukkan kenikmatan luar biasa.

"Ah ...."

Wajah wanita itu memerah dan dia mulai mengeluarkan desahan berat diiringi dengan gerakan George yang terus-menerus mengisap.

Seiring dengan semakin cepatnya gerakan George, desahan wanita itu pun semakin intens dan cepat. Aku yang berdiri di samping, merasakan jantungku berdetak kencang. Tanpa sadar, aku menelan ludah berkali-kali.

Akhirnya, setelah tubuh wanita itu bergetar hebat dalam waktu singkat, keduanya terdiam seperti patung. Tak lama kemudian, George bangkit dari tubuh wanita itu, lalu merogoh kantongnya dan mengeluarkan setumpuk uang tunai. Dia melemparkan uang itu ke samping wanita tersebut.

Wanita itu menghitung uangnya, lalu memberikan sebuah kecupan di udara. Kemudian, dia mengenakan kembali pakaiannya dan pergi meninggalkan ruang VIP.

George mendekatiku dengan senyuman yang sangat licik sambil terkekeh-kekeh, "Gimana? Setelah melihatnya sendiri, kamu mau coba juga nggak?"

Di dalam hatiku, rasa penasaranku semakin memuncak.

Sejak aku bekerja untuk George, dia selalu memercayai dan menghargai pekerjaanku. Aku memang tahu dia punya kebiasaan minum ASI, tetapi tidak pernah menyangka bahwa dia melakukannya dengan cara seperti ini.

"ASI benar-benar tonik terbaik! Tapi harus yang paling segar! Sumbernya juga harus dari wanita muda berusia 20-an. Itu baru benar-benar bermanfaat!" ujar George.

Meskipun usia bosku sudah hampir 50 tahun, dia terlihat seperti pria muda berusia 20 atau 30-an yang seumuran denganku. Selain itu, saat "minum susu" tadi, energinya sama sekali tidak mencerminkan usianya yang telah paruh baya.

"Jadi, minum ASI memang selalu dilakukan seperti ini?" tanyaku penasaran.

"Tentu saja!" jawab George.

Usai bicara, dia menoleh dan merangkul bahuku. "Lihat orang-orang di kelab ini, semuanya adalah orang kaya yang berkuasa!"

"Kamu sudah kerja denganku selama beberapa tahun. Datanglah ke kantorku malam ini. Aku akan mengatur supaya kamu bisa mencobanya. Percayalah, setelah pengalaman pertama itu, kamu nggak akan pernah melupakannya seumur hidup!"

Bab terkait

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 3

    Malam itu, aku datang ke kantor bosku dengan perasaan tak sabar.Ketika melihatku masuk, George memberikan senyuman penuh arti dan membawaku ke sebuah ruangan khusus di dalam kantornya. Tak lama kemudian, sebaris wanita cantik yang mengenakan tank top ketat mulai masuk ke ruangan itu satu per satu.Mataku langsung tertuju pada salah satu dari mereka. Seorang wanita dengan dada yang penuh dan tubuh yang sangat menggoda. George yang sepertinya langsung bisa membaca pikiranku, melambaikan tangannya kepada wanita itu."Matamu memang jeli bisa langsung milih yang terbaik! Namanya Mery. Ruangan ini aku tinggalkan untuk kalian berdua. Nikmatilah pengalamanmu!" Setelah itu, George pergi meninggalkan ruangan itu dengan dikelilingi oleh beberapa wanita lainnya.Mery memiliki kulit seputih porselen, halus, dan hangat saat disentuh. Aroma alami susu menguar dari tubuhnya. Dadanya sangat besar, bahkan lebih besar dari wanita blasteran yang kulihat di kelab sebelumnya. Setidaknya, dia memiliki ukura

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 4

    "Begitu caranya ... ah ... sebentar lagi akan ada susunya ...." Kedua tangannya menopang di leherku dan menekan kepalaku ke dadanya dengan kuat. Aku tidak melawan dan mulutku terus mencari sumber susu tersebut.Namun pada saat ini, pintu ruangan itu tiba-tiba didobrak hingga terbuka."Jordan! Biarkan aku sembunyi di sini!"Orang yang masuk adalah bosku dengan wajah panik dan ketakutan. Dia berlari ke arahku, mencari tempat untuk bersembunyi di ruangan sempit itu. Sebelum aku sempat bertanya apa yang terjadi, seorang wanita dengan ekspresi serius masuk ke ruangan dan membuntuti George. "George! Dasar pria berengsek, akhirnya aku menangkapmu!"Kini, di ruangan itu ada empat orang. Aku, George, Mery, dan wanita itu. Kami semua saling berpandangan dengan ekspresi penuh kebingungan. Suasana menjadi sangat canggung.Wanita itu berjalan mendekati George, lalu menarik rambutnya dengan kasar dan mulai memarahi George sambil menunjuk hidungnya.Semua minatku langsung hilang setelah mengalami kej

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 5

    "Jordan, jangan pergi! Temani aku sebentar lagi. Aku cuma ingin ada seseorang untuk diajak bicara."Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Meskipun tahu aku seharusnya tidak tinggal lebih lama, aku tidak bisa menolak permohonannya. Dengan enggan, aku memutuskan untuk mengobrol dengannya.Saat itu, Shely sudah hampir sadar dari mabuknya. Dia menuangkan dua cangkir teh dan duduk di sampingku. "Jordan, jujur saja, apa saja yang dilakukan si berengsek George waktu dia bersamamu?"Aku tahu seharusnya aku menjaga rahasia bosku. Namun, melihat betapa menyedihkannya Shely, aku memutuskan untuk berterus terang. Bagaimanapun, George yang bisa mengabaikan istri sebaik ini dan malah melakukan hal-hal seperti itu di luar sudah sangat merusak penilaianku terhadapnya.Aku menceritakan semuanya kepada Shely dengan jujur.Setelah mendengar ceritaku, Shely mulai menunduk dan mengusap air matanya. Aku segera mencoba menenangkannya. "Kak, jangan marah. Aku juga merasa Bos salah. Nanti kalau dia kembali, aku

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 6

    "Kak, kamu sudah mabuk. Aku masih ada urusan lainnya, pamit dulu ...."Ucapan Shely membuatku merasa tidak nyaman. Meski pikiranku sedikit terguncang, aku tetap memilih untuk pergi dari rumahnya tanpa menoleh ke belakang. Aku tidak menyangka Shely yang selama ini terlihat begitu pengertian, bisa melakukan hal seperti itu.Sambil berdiri di tepi jalan, aku bersandar pada tembok dan menarik napas dalam-dalam. Baru kusadari bahwa bajuku sudah basah oleh keringat.Keesokan harinya.Seperti biasa, aku berangkat kerja ke kantor. Namun begitu sampai di sana, aku mendapati bosku entah sejak kapan sudah berada di kantor. Saat melihatku, dia langsung memanggilku dan menyuruhku menunggunya di ruangannya.Aku langsung panik. Jangan-jangan dia tahu apa yang terjadi semalam dengan Shely? Padahal, aku yakin kami tidak melakukan apa-apa malam itu!Semakin kupikirkan, semakin cemas perasaanku. Dengan penuh kekhawatiran, aku melangkah ke dalam kantor George, sambil mencoba menyusun berbagai alasan dalam

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 7

    [ Jordan, ayo datang ke rumahku untuk minum-minum. Sekaligus merayakan promosimu. ]Malam hari setelah pulang kerja, aku tiba-tiba menerima pesan dari bosku. Aku merasa tidak enak hati untuk menolak, jadi pergi ke rumahnya.Setelah mengetuk pintu dan menunggu sesaat, yang membuka pintu untukku adalah Kak Shely. Dia memakai celemek. Seketika, aku merasa canggung.Namun, Kak Shely tetap bersikap tenang. Dia tersenyum dan berkata, "Ayo masuk, Jordan. George sudah menunggumu sejak tadi."Aku mengikuti Kak Shely masuk ke ruang tamu. Setelah menyuruhku duduk, Kak Shely kembali ke dapur untuk lanjut memasak.Keberadaan Kak Shely membuatku merasa gelisah. Bosku menuangkan segelas anggur untukku. Kami mulai mengobrol."Sebentar lagi kita sudah bisa makan. Shely sudah hampir selesai kok.""Sayang! Cuka di rumah habis! Bantu aku beli dong!"Shely tiba-tiba mematikan kompor dan berteriak.Setelah mendengarnya, bosku pun bangkit dan hendak pergi. "Jordan, aku keluar sebentar. Sayang, temani Jordan

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 8

    Aku sontak terperanjat dan buru-buru bangkit dari sofa. Yang masuk adalah 5 orang petugas polisi. Begitu masuk, mereka langsung menahanku di lantai.Ada apa ini? Kenapa polisi tiba-tiba datang? Aku tanpa sadar mengira ini adalah jebakan yang diatur oleh bosku. Dia pasti ingin memergokiku dan Kak Shely melakukan tindakan tak senonoh. Namun, kami berdua tidak melakukan apa pun!Ketika aku berpikir demikian, bosku tiba-tiba masuk dengan membawa sebotol cuka. Dia termangu melihat pemandangan di dalam. Saat berikutnya, dia juga ditahan oleh polisi.Sepertinya, bosku tidak tahu apa-apa tentang ini. Salah satu polisi menghampiri bosku, lalu menepuk bahunya dan bertanya, "Kamu manajer umum Noble Group?"Bosku masih kebingungan. Meskipun begitu, dia mengangguk untuk menanggapi."Baru-baru ini kami mendapat informasi bahwa Noble Group terlibat dalam beberapa transaksi ilegal. Mohon bekerja sama dalam penyelidikan."Kemudian, bosku dibawa pergi oleh polisi, meninggalkan aku dan Kak Shely yang keb

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 9

    Hari ini, ketika aku beristirahat di ruang kantor, tiba-tiba polisi meneleponku. Mereka memintaku untuk datang ke kantor polisi sore ini dan berkerja sama dalam penyelidikan.Setelah mengakhiri panggilan, jantungku berdetak kencang. Bagaimanapun, aku takut diriku terlibat dalam masalah ini.Setelah membereskan semuanya, aku buru-buru menuju ke kantor polisi. Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan tindakan ilegal apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan ini. Satu-satunya yang bisa terpikir olehku adalah sesuatu yang diperlihatkan oleh Kak George hari itu.Setibanya di kantor polisi, aku dibawa ke ruang interogasi dan duduk di hadapan seorang polisi.Polisi itu membuka beberapa dokumen, lalu mendongak dan menatapku. "Kamu wakil manajer Noble Group, 'kan?"Aku baru teringat bahwa diriku dipromosikan menjadi wakil manajer sehari sebelum bosku ditangkap polisi. Setelah memikirkan ini, jantungku berdetak makin kencang. Kedua tanganku sampai bergetar tak terkendali. Jika perusahaan benar-b

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 10

    Begitu staf itu melambaikan tangannya, kedua satpam itu langsung melepaskanku.Sikap staf itu tiba-tiba menjadi sangat sopan. "Maaf, aku nggak tahu identitasmu tadi. Maaf sudah lancang padamu ....""Di mana bos kalian? Aku mau ketemu bos kalian!" seruku.Staf itu tampak agak bingung. "Bos kami? Bukannya kamu tahu siapa bos kami?""Gimana bisa aku tahu siapa bos kalian? Cepat! Jangan buang-buang waktuku! Aku mau ketemu bos kalian!" Sikapku sangat keras kepala. Lagi pula, mereka tidak berani macam-macam padaku.Staf itu mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu menghubungi seseorang. "Tampan, tunggu sebentar. Aku coba tanya bos kami lagi di mana ...."Namun, setelah staf itu menghubungi beberapa kali, masih tidak ada yang menjawab panggilan. "Maaf, sepertinya bos kami lagi pergi. Aku juga sudah lama nggak melihatnya. Apa kamu butuh pelayanan lain?"Sikap staf itu sangat rendah hati. Namun, aku tidak punya minat apa pun sekarang. Aku langsung melambaikan tanganku dan meninggalkan kelab ini.

Bab terbaru

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 12

    Salah satu polisi melemparkan sebuah surat kontrak kepadaku, lalu berkata, "Kamu pintar sekali bersembunyi!"Aku menatap surat kontrak itu. Itu adalah surat kontrak yang dikirim kurir hari itu. Entah bagaimana, ada sidik jariku di sana.Sebenarnya masalah ini tidak ada kaitannya denganku. Namun, tanggal yang tertulis pada surat kontrak yang tidak diketahui asal-usulnya itu adalah dua tahun lalu. Dengan kata lain, aku adalah penanggung jawab dari Noble Club sejak dua tahun lalu.Seketika, aku memahami apa yang terjadi. Bosku dan istrinya ingin menjadikanku kambing hitam. Mereka berdua yang merancang semua ini supaya aku terjebak.Setelah memahami hal ini, aku memejamkan mata dan mengembuskan napas panjang. Karena tidak bisa mengelak, aku membiarkan suami istri itu berbicara omong kosong kepada polisi.Pada akhirnya, aku ditahan. Bosku dan istrinya pergi dengan senyuman yang tak tertahankan. Aku mengira kehidupanku telah hancur.....Beberapa hari kemudian, aku dibawa keluar karena para

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 11

    Aku dibawa ke sebuah aula besar. Di sini sangat ramai dan bising. Bukan hanya suara musik, tetapi juga suara orang-orang mengobrol.Perasaanku sungguh campur aduk. Aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskan kepada Kak Shely. Dengan seluruh bukti yang kudapat sekarang, terbukti bahwa Kak George memang terlibat dalam aktivitas ilegal.Pertunjukan segera dimulai. Aku melihat kursi kosong di barisan paling depan. Sepertinya kursi itu disiapkan untuk seseorang. Jika kursi itu untuk bos kelab ini, berarti itu tempat duduk Kak George. Wajar jika kursinya kosong.Di panggung, seiring musik diputar, para wanita berjalan naik. Tiba-tiba, musik berhenti dan lampu padam.Ketika aku mengira ada masalah yang terjadi, tiba-tiba musik diputar lagi dan lampu dinyalakan lagi. Pada saat yang sama, para wanita itu telah melepaskan pakaian mereka dan menari dengan tubuh telanjang.Jika itu dulu, pemandangan seperti ini pasti akan membuatku berhasrat. Namun, aku merasa sangat gusar sekarang. Yang ada di pik

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 10

    Begitu staf itu melambaikan tangannya, kedua satpam itu langsung melepaskanku.Sikap staf itu tiba-tiba menjadi sangat sopan. "Maaf, aku nggak tahu identitasmu tadi. Maaf sudah lancang padamu ....""Di mana bos kalian? Aku mau ketemu bos kalian!" seruku.Staf itu tampak agak bingung. "Bos kami? Bukannya kamu tahu siapa bos kami?""Gimana bisa aku tahu siapa bos kalian? Cepat! Jangan buang-buang waktuku! Aku mau ketemu bos kalian!" Sikapku sangat keras kepala. Lagi pula, mereka tidak berani macam-macam padaku.Staf itu mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu menghubungi seseorang. "Tampan, tunggu sebentar. Aku coba tanya bos kami lagi di mana ...."Namun, setelah staf itu menghubungi beberapa kali, masih tidak ada yang menjawab panggilan. "Maaf, sepertinya bos kami lagi pergi. Aku juga sudah lama nggak melihatnya. Apa kamu butuh pelayanan lain?"Sikap staf itu sangat rendah hati. Namun, aku tidak punya minat apa pun sekarang. Aku langsung melambaikan tanganku dan meninggalkan kelab ini.

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 9

    Hari ini, ketika aku beristirahat di ruang kantor, tiba-tiba polisi meneleponku. Mereka memintaku untuk datang ke kantor polisi sore ini dan berkerja sama dalam penyelidikan.Setelah mengakhiri panggilan, jantungku berdetak kencang. Bagaimanapun, aku takut diriku terlibat dalam masalah ini.Setelah membereskan semuanya, aku buru-buru menuju ke kantor polisi. Sepanjang perjalanan, aku terus memikirkan tindakan ilegal apa yang bisa dilakukan oleh perusahaan ini. Satu-satunya yang bisa terpikir olehku adalah sesuatu yang diperlihatkan oleh Kak George hari itu.Setibanya di kantor polisi, aku dibawa ke ruang interogasi dan duduk di hadapan seorang polisi.Polisi itu membuka beberapa dokumen, lalu mendongak dan menatapku. "Kamu wakil manajer Noble Group, 'kan?"Aku baru teringat bahwa diriku dipromosikan menjadi wakil manajer sehari sebelum bosku ditangkap polisi. Setelah memikirkan ini, jantungku berdetak makin kencang. Kedua tanganku sampai bergetar tak terkendali. Jika perusahaan benar-b

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 8

    Aku sontak terperanjat dan buru-buru bangkit dari sofa. Yang masuk adalah 5 orang petugas polisi. Begitu masuk, mereka langsung menahanku di lantai.Ada apa ini? Kenapa polisi tiba-tiba datang? Aku tanpa sadar mengira ini adalah jebakan yang diatur oleh bosku. Dia pasti ingin memergokiku dan Kak Shely melakukan tindakan tak senonoh. Namun, kami berdua tidak melakukan apa pun!Ketika aku berpikir demikian, bosku tiba-tiba masuk dengan membawa sebotol cuka. Dia termangu melihat pemandangan di dalam. Saat berikutnya, dia juga ditahan oleh polisi.Sepertinya, bosku tidak tahu apa-apa tentang ini. Salah satu polisi menghampiri bosku, lalu menepuk bahunya dan bertanya, "Kamu manajer umum Noble Group?"Bosku masih kebingungan. Meskipun begitu, dia mengangguk untuk menanggapi."Baru-baru ini kami mendapat informasi bahwa Noble Group terlibat dalam beberapa transaksi ilegal. Mohon bekerja sama dalam penyelidikan."Kemudian, bosku dibawa pergi oleh polisi, meninggalkan aku dan Kak Shely yang keb

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 7

    [ Jordan, ayo datang ke rumahku untuk minum-minum. Sekaligus merayakan promosimu. ]Malam hari setelah pulang kerja, aku tiba-tiba menerima pesan dari bosku. Aku merasa tidak enak hati untuk menolak, jadi pergi ke rumahnya.Setelah mengetuk pintu dan menunggu sesaat, yang membuka pintu untukku adalah Kak Shely. Dia memakai celemek. Seketika, aku merasa canggung.Namun, Kak Shely tetap bersikap tenang. Dia tersenyum dan berkata, "Ayo masuk, Jordan. George sudah menunggumu sejak tadi."Aku mengikuti Kak Shely masuk ke ruang tamu. Setelah menyuruhku duduk, Kak Shely kembali ke dapur untuk lanjut memasak.Keberadaan Kak Shely membuatku merasa gelisah. Bosku menuangkan segelas anggur untukku. Kami mulai mengobrol."Sebentar lagi kita sudah bisa makan. Shely sudah hampir selesai kok.""Sayang! Cuka di rumah habis! Bantu aku beli dong!"Shely tiba-tiba mematikan kompor dan berteriak.Setelah mendengarnya, bosku pun bangkit dan hendak pergi. "Jordan, aku keluar sebentar. Sayang, temani Jordan

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 6

    "Kak, kamu sudah mabuk. Aku masih ada urusan lainnya, pamit dulu ...."Ucapan Shely membuatku merasa tidak nyaman. Meski pikiranku sedikit terguncang, aku tetap memilih untuk pergi dari rumahnya tanpa menoleh ke belakang. Aku tidak menyangka Shely yang selama ini terlihat begitu pengertian, bisa melakukan hal seperti itu.Sambil berdiri di tepi jalan, aku bersandar pada tembok dan menarik napas dalam-dalam. Baru kusadari bahwa bajuku sudah basah oleh keringat.Keesokan harinya.Seperti biasa, aku berangkat kerja ke kantor. Namun begitu sampai di sana, aku mendapati bosku entah sejak kapan sudah berada di kantor. Saat melihatku, dia langsung memanggilku dan menyuruhku menunggunya di ruangannya.Aku langsung panik. Jangan-jangan dia tahu apa yang terjadi semalam dengan Shely? Padahal, aku yakin kami tidak melakukan apa-apa malam itu!Semakin kupikirkan, semakin cemas perasaanku. Dengan penuh kekhawatiran, aku melangkah ke dalam kantor George, sambil mencoba menyusun berbagai alasan dalam

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 5

    "Jordan, jangan pergi! Temani aku sebentar lagi. Aku cuma ingin ada seseorang untuk diajak bicara."Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Meskipun tahu aku seharusnya tidak tinggal lebih lama, aku tidak bisa menolak permohonannya. Dengan enggan, aku memutuskan untuk mengobrol dengannya.Saat itu, Shely sudah hampir sadar dari mabuknya. Dia menuangkan dua cangkir teh dan duduk di sampingku. "Jordan, jujur saja, apa saja yang dilakukan si berengsek George waktu dia bersamamu?"Aku tahu seharusnya aku menjaga rahasia bosku. Namun, melihat betapa menyedihkannya Shely, aku memutuskan untuk berterus terang. Bagaimanapun, George yang bisa mengabaikan istri sebaik ini dan malah melakukan hal-hal seperti itu di luar sudah sangat merusak penilaianku terhadapnya.Aku menceritakan semuanya kepada Shely dengan jujur.Setelah mendengar ceritaku, Shely mulai menunduk dan mengusap air matanya. Aku segera mencoba menenangkannya. "Kak, jangan marah. Aku juga merasa Bos salah. Nanti kalau dia kembali, aku

  • Tumbal Untuk Bisnis Gelap   Bab 4

    "Begitu caranya ... ah ... sebentar lagi akan ada susunya ...." Kedua tangannya menopang di leherku dan menekan kepalaku ke dadanya dengan kuat. Aku tidak melawan dan mulutku terus mencari sumber susu tersebut.Namun pada saat ini, pintu ruangan itu tiba-tiba didobrak hingga terbuka."Jordan! Biarkan aku sembunyi di sini!"Orang yang masuk adalah bosku dengan wajah panik dan ketakutan. Dia berlari ke arahku, mencari tempat untuk bersembunyi di ruangan sempit itu. Sebelum aku sempat bertanya apa yang terjadi, seorang wanita dengan ekspresi serius masuk ke ruangan dan membuntuti George. "George! Dasar pria berengsek, akhirnya aku menangkapmu!"Kini, di ruangan itu ada empat orang. Aku, George, Mery, dan wanita itu. Kami semua saling berpandangan dengan ekspresi penuh kebingungan. Suasana menjadi sangat canggung.Wanita itu berjalan mendekati George, lalu menarik rambutnya dengan kasar dan mulai memarahi George sambil menunjuk hidungnya.Semua minatku langsung hilang setelah mengalami kej

DMCA.com Protection Status