Share

Bab 156

"Karena itu kau memilih untuk melenyapkan dirinya, bukan begitu Tante?" Tuding Mas Reyhan yang disambut anggukan kepala oleh Fikri, temannya Mas Reyhan yang sedari tadi berdiri di dekatnya.

"Andai gadis itu tidak memberontak dan mengancam akan memberitahu pengacaranya dan membawa polisi, mungkin aku tidak berpikir untuk melenyapkankan nyawanya," sesal Tante Nur dengan mata yang tampak berkaca-kaca.

"Apa mungkin ia menyesal?" Bisikku pelan.

***

Wajah Tante Nur tampak muram, membuat keriput di dahinya semakin terlihat, sesekali tampak ekor matanya melirik putrinya dengan tatapan sayu.

Semua orang dalam ruangan ini kini terlihat menunggunya bicara.

"Apa sekarang kau ingin mengakui semuanya, tante?" Suara Mas Reyhan terdengar memecahkan kebungkaman

Tante Nur kembali luruh dan terduduk di lantai. Kepalanya menoleh dan memandang nanar pada Erika, putrinya.

"Hari itu, Aisyah mencariku dan bilang jika ia mengetahui semuanya." Ucapan Tante Nur terhenti sejenak, tampak ia seakan sedang mengat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status