Home / Romansa / Wanita Penggoda sang CEO / Chapter 10. Mencari Kambing Hitam

Share

Chapter 10. Mencari Kambing Hitam

Author: mbak miss
last update Last Updated: 2022-12-07 21:51:12

"Stop! Anda dilarang masuk, Tuan Erick."

Dengan sigap, Andrina pasang badan berdiri di hadapan seorang pria yang baru keluar dari lift. Dia merentangkan kedua tangannya untuk menghalangi jalan pria itu.

"Bisa tidak? Sehari saja kau tidak mengusik hariku dengan Gavin," keluh Erick frustasi, berusaha menahan bongkahan kekesalan dalam hatinya.

"Tidak! Karena ini memang tugas saya untuk menjauhkan Anda dari Tuan Gavin," tegas Andrina, "perintah langsung dari Nyonya Mutia."

Erick mendengus kesal setiap kali mendengar nama Mutia di sebut. Wanita tua itu selalu melakukan berbagai cara untuk menjauhkannya dari Gavin, termasuk mengirimkan wanita menyebalkan ini, contohnya.

"Sampai sini paham, Tuan?" tanya Andrian dengan nada penuh kelembutan diiringi senyum manisnya.

"Tidak!"

Erick menggeser paksa tubuh berbalut pakaian ketat itu, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruangan Gavin.

Melihat hal itu, Andrina tidak tinggal diam. Dia segera menyusul pria itu, kemudian menghadang kembali langkahnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 11. Pembalasan Andrina

    "Apa kau sedang mencari kambing hitam, Tuan?" Andrina mengulang pertanyaannya. "Tidak!""Lalu?" tanya wanita itu lagi dengan menaikkan sebelah alisnya."Ini semua gara-gara kau menunjukkan lekuk tubuhmu kepadaku," ujar Gavin dengan nada rendah.Baik Andrina maupun Erick sama-sama menganga tak percaya mendengar pernyataan Gavin. Kedua orang itu tampak sibuk dengan pikiran masing-masing."Apa Tuan Gavin mulai tergoda denganku? Itu artinya ...," batin Andrina menyeringai senang."Apa Gavin mulai sembuh? Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan. Gavin tidak boleh seperti itu, dia harus tetap seperti ini," pikir Erick gelisah."Apa yang telah kau lakukan, Andrina?" Erick bertanya penuh geram pada gadis di sampingnya. Matanya melotot tajam seolah ingin menguliti tubuh wanita itu hidup-hidup."Tidak ada. Aku hanya menjalankan tugas dari Nyonya Divia""Asal kau tau, Tuan Erick. Semalam, aku berhasil tidur satu ranjang dengan Tuan Gavin. Dia mendekap erat tubuhku," ucapnya dengan dibuat se-sensual mun

    Last Updated : 2022-12-09
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 12. Usaha Andhika

    [Dhika, kakak belum bisa jenguk kalian tapi kakak sudah transfer uang bulanan.][Bagaimana keadaan bapak? Jauh lebih baik, 'kan? Jangan sampai telat untuk menebus obat bapak! Pastikan sesuai resep yang Kakak berikan waktu itu.][Kalian jaga diri baik-baik. Setelah pekerjaan selesai, kakak akan segera menjenguk kalian.]Andhika menghela nafas panjang setelah membaca sederet pesan yang dikirimkan sang kakak. Lebih dari dua mingguan Andrina belum menjenguk mereka, sedangkan ayahnya terus menanyakan kakaknya dengan alasan 'rindu.'"Sebenarnya, pekerjaanmu apa sih, Kak Na? Apa tidak bisa meluangkan waktu beberapa jam saja untuk menjenguk bapak?""Hei, Dhik."Andhika tersentak ketika seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Dilihatnya, seorang pemuda seusianya mendudukkan diri di sampingnya."Gimana ada kabar?" tanya Andhika."Maka dari itu aku menemuimu, ada sesuatu yang akan kau sampaikan padamu.""Cepatlah! Tidak usah bertele-tele," ujar Dhika dengan tidak sabar."Yang kau minta waktu

    Last Updated : 2022-12-15
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 13. Seperti Sosoknya

    ''Bagaimana, Pak? Boleh 'kan aku bekerja? Aku janji tidak akan melupakan semua tugasku. Pemilik restoran memberi keringanan, waktu kerjaku hanya sampai pukul tujuh malam," ucapnya dengan harap-harap cemas.Sandi terdiam sejenak terlihat seperti memikirkan sesuatu sebelum menjawab pertanyaan putranya.''Bagaimana jika kakakmu tahu, Dhika? Dia pasti tidak akan setuju." Bukannya langsung menjawab, pria itu malah balik bertanya kepada putranya.''Aku melakukan ini diam-diam, Pak," lirihnya.''Aku tidak tega membebani Kak Na terus-menerus. Aku ingin membantu. Dengan bekerja setidaknya, aku bisa menabung untuk biaya kuliah, nanti," sambung Andhika dengan menundukkan kepala.Ada rasa nyeri menelusup di hati pria baya itu. Sandi merasa telah menjadi orang tua yang gagal untuk kedua anaknya. Kondisi tubuh yang ringkih menahan sakit membuatnya tak bisa memforsir tenaga untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia berusaha menahan air mata agar tidak jatuh di hadapan putranya.''Baiklah," jawab Sa

    Last Updated : 2022-12-17
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 14. Mari Bermain, Tuan-Tuan

    ''Kamu siapa? Apa saya mengenalmu?" Seorang wanita muda menatap aneh pemuda itu.''Ma-maaf, Kak. Saya kira kakak saya," jawab Andhika dengan menahan malu karena salah sasaran.Wanita itu mengangguk saja, kemudian pergi meninggalkan dirinya tanpa sepatah kata pun.''Apa wanita itu ya, yang sejak tadi aku amati? Tidak-tidak, bukan dia."'Aku yakin jika yang kulihat tadi kakakku tengah bersama seorang pria. Lalu, kemana perginya? Siapa pria itu?" Banyak pertanyaan yang berkelebat dalam benaknya.Berbagai pikiran buruk mulai bersarang benaknya. Timbul sebuah kecurigaan mengenai pekerjaan sang kakak. Namun, Andhika tak ingin ambil pusing. Dia memutuskan untuk menanyakan masalah ini ketika bertemu kakaknya nanti.----------------''Kita mau kemana,, Tuan?'' tanya Andrina dengan mengikuti langkah lebar atasannya.Gadis itu tampak terseok-seok karena pakaian yang dia pakai juga sepatu hak tinggi yang membuatnya hampir kehilangan keseimbangan.''Kau ikut saja. Jangan banyak bertanya! Kau mau

    Last Updated : 2022-12-18
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 15. Andrina Mulai Berulah

    "Huh, tau begini ... Ogah! Aku diajak kemari," gerutu Andrina.Dia menatap malas dua manusia sesama jenis di depannya tengah bermesraan menikmati waktu berdua. Tanpa memedulikan kehadirannya, seakan dirinya ini hanyalah sebuah manekin bernafas.Telinganya terasa panas ketika mendengar tawa kecil dari mulut Erick yang tengah bermanja dengan kekasihnya. Dia juga harus menahan mual ketika melihat mereka melakukan sesuatu yang tidak semestinya dilakukan oleh sesama pria.Terkadang, Andrina tidak habis pikir, apa untungnya menjalin hubungan seperti itu. Bukankah lebih enak menjalin hubungan dengan wanita, bisa grepe-grepe, bisa melakukan sesuatu yang memuaskan. Kalau pisang sama pisang begitu, apa mereka puas?''Eh, apa yang kupikirkan? Ya ampun, Andrina sadar ... sadar, Drina. Gara-gara dua manusia abnormal itu pikiranmu jadi tak karuan," batin gadis itu dengan memukul pelan kepala bagian samping dengan kepalan satu tangannya.''Hei, Wanita Si*lan! Kenapa kau seperti itu? Dasar aneh," te

    Last Updated : 2022-12-20
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 16. Andrina Beraksi

    ''Permisi, Tuan-tuan ... Saya ingin memberikan ini atas pesanan seseorang yang ditujukan untuk ruangan ini."Kedatangan seorang pelayan pria mengalihkan perhatian kedua pria yang berada di ruangan tersebut. Keduanya kompak mengernyit bingung mencoba menerka-nerka apa isi di dalam kereta dorong makanan itu."Apa ini?" tanya Erick yang tidak bisa lagi membendung rasa penasaran."Apa benar di sini ada yang bernama Erikson Liem?""Iya, saya sendiri.""Ini kiriman dari penggemar Anda, Tuan," ujar pria itu seraya membuka penutup stainless pada tempat bawaannya.Baik Gavin maupun Erick sama-sama terkejut saat melihat dua botol wine mahal kesukaan mereka. Namun, Erick tak ingin ambil pusing. Dia mempercayai mentah-mentah ucapan pelayan pria itu."Letakkan saja di sini. Setelah itu kau boleh pergi," titah Erick.Si pelayan pun menurut, dia mengerjakan sesuai perintah. Setelah selesai, dia segera pamit undur diri.Andrina yang sedari tadi mengintip di balik pintu hanya terkikik sendiri. Dia seg

    Last Updated : 2023-01-03
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 17. Andrina Beraksi 2

    ''Kau sangat tampan, Tuan. Tapi sayang...."Andrina memandangi wajah lelap pria yang berada di atas ranjang. Jemari lentiknya menyusuri garis wajah pria tampan itu.Wanita mana yang tidak tertarik dengan pria setampan Gavin. Dia pun sempat terpesona dengannya sejak pertama kali bertemu. Siapa yang menyangka jika pria berpostur sempurna ini mempunyai orientasi seksual yang menyimpang, bahkan tanpa rasa malu menunjukkan perilakunya secara terang-terangan.''Apa yang membuatmu seperti ini, Tuan?"''Seandainya, aku bisa membuatmu kembali normal. Dengan senang hati, aku akan membantumu. Tapi sayang ... jangankan tertarik, melirik pun tidak." Wanita itu tersenyum kecut saat mengingat usahanya selama beberapa bulan terakhir ini.''Tapi, tenang saja. Aku akan membuatmu normal dengan caraku."Andrina segera beranjak dari tempatnya, menuju lemari pakaian untuk mengambil baju misinya. Pakaian yang biasa digunakan wanita pekerja malam, kini melekat sempurna pada tubuhnya.Dia terus memandangi pant

    Last Updated : 2023-01-07
  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 18. Luka Hati

    "Apa yang kau lakukan, Andrina," teriak Gavin yang terkejut ketika melihat sang sekretaris berada pada tubuh bagian bawahnya.Pria itu menarik paksa rambut panjang itu hingga terdengar ringisan pelan dari si empunya.''Lancang kau, Andrina," geram Gavin tepat di depan wajah Andrina.''Sssh, lepas, Tuan ... Sakit," rintihnya diiringi desisan tertahan.''Siapa yang menyuruhmu?"''Tidak ada, Tuan. Inisiatif saya sendiri," jawab Andrina dengan suara tertahan.''Jangan bohong, Andrina!" Suara Gavin menggelegar di kamar itu, matanya memerah menandakan dia sedang berada pada emosi level tertinggi.''Tidak, Tuan. Saya hanya ingin membuat Anda sadar."''Awww...," pekik Andrina ketika Gavin menghempaskan kasar tubuh mungilnya ke lantai.Dia hanya bisa menahan ngilu pada area panta* dan lengannya.''Kau benar-benar murahan. Aku menyesal telah mempekerjakan wanita sepertimu," hardik Gavin dengan menunjuk wajah sekretarisnya.''Aku juga menyesal telah mengizinkanmu tinggal di sini. Kemasi barang-b

    Last Updated : 2023-01-08

Latest chapter

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 27. Di mana Gavin?

    Setelah mendatangi apartemen yang kini menjadi hak milik Andrina, Erick melajukan mobilnya menuju ke kediaman mewah Mutia. Bukan hal sulit baginya untuk masuk ke sana. Karena sebelum hubungan terlarangnya bersama Gavin terbongkar, dia sering bertandang ke kediaman mewah itu."Gavin! Gavin! Keluar kamu!" Suara bass Erick menggema di ruang utama.Pria itu terus berteriak memanggil nama Gavin, berharap pria itu segera menunjukkan batang hidungnya."Gavin, keluar! Aku tau kamu di dalam!""Keluarlah! Aku ingin bicara.""Gavin!"Teriakan itu berhasil mengusik ketenangan Mutia yang tengah bersantai di gazebo samping rumah. Wanita paruh baya itu berdecak kesal sembari meletakkan kasar majalah yang sejak tadi menjadi temannya."Anak ini kalau dibiarkan akan semakin menjadi."Mutia segera beranjak untuk menghampiri sumber keributan yang ada di rumahnya."Heh, apa kamu gak pernah diajari sopan santun!" hardik Mutia, "masuk rumah orang bukannya salam malah teriak-teriak macam orang gila, ini ruma

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 25. Seperti Simpanan Pria Kaya

    "Tuan ... Tolong dengarkan saya dulu!" Andrina terus mengekor kemanapun Gavin melangkah. Dia berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya mengenai peristiwa malam itu."Jangan seperti ini! Saya minta waktu Anda semenit saja.""Saya mohon, Tuan."Akan tetapi, Gavin seakan menulikan telinga. Pria itu justru sibuk berkemas memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper daripada menanggapi ucapan wanita itu."Tuan, tolong jangan pergi! Dengarkan saya dulu.""Tuan, malam itu—"Andrina meneguk ludah kasar saat mendapat tatapan tajam dari Gavin. Nyalinya mendadak ciut saat merasakan aura mencekam di hadapannya. Namun, wanita itu tak ingin menyerah begitu saja tekadnya sudah kuat untuk memberitahu kejadian yang sebenarnya."Malam itu ... saya—""Diam, Andrina! Atau ‘ku robek mulutmu," gertak Gavin.Dia benar-benar tidak ingin diingatkan dengan peristiwa malam sialan itu. Akibat kejadian itu, dia telah mengkhianati Eric

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 25. Remuk Redam

    "Tuan, sadar! Tolong, jangan seperti ini! Ini tidak benar." Andrina berteriak berusaha menjauhkan tangan Gavin yang membelit erat tubuhnya.Gadis itu berusaha menjauhkan wajahnya dari serangan bibir atasannya. Gavin seperti orang kesetanan yang ingin melahap habis dirinya."Tuan Gavin, sadar! Tolong lepaskan saya!" "Tubuhmu wangi, Andrina. Aku suka," ucapnya lirih mirip seperti suara desahan."Anda kenapa? Kenapa jadi seperti ini? Aku mohon, lepaskan aku! Hiks ... Hiks...."Wanita itu meronta-ronta berusaha untuk melepaskan diri dari kungkungan atasannya. Air mata mulai mengenang di kedua matanya.Namun, semakin dia berusaha keras memberontak semakin membuat naluri Gavin tertantang. Pria itu justru membenturkan tubuh mungil sang sekretaris ke sebuah dinding, lalu menyerangnya dengan brutal, bahkan tidak mengindahkan permohonan Andrina yang meminta dilepaskan."Tuan, hentikan!" seru Andrina yang mulai kewalahan menghadapi serangan atasannya.Air mata lolos begitu saja ketika Gavin mula

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 24. Melaksanakan Rencana

    "Ingat! Selalu didekatku, jangan jauh-jauh!" bisik Gavin ketika mereka hendak memasuki lobby hotel bintang lima.Andrina mengangguk tanda paham."Usir setiap wanita yang mendekatiku! Terserah bagaimanapun caranya, aku tidak peduli.""Baik, Tuan."Keduanya terus berjalan hingga memasuki sebuah ruangan luas tempat acara diadakan. Suasana ballroom sangat meriah, alunan musik mengalun merdu menyapa pendengaran sepasang bos dan sekretaris itu. Si empu acara tampak menyapa satu per satu tamunya didampingi pasangannya, termasuk menyapa Gavin dan Andrina. Senyum ramah tak pernah pudar dari keduanya."Selamat datang, Gavin! Lama aku tidak melihatmu. Kau sudah sebesar dan setampan ini," seru Tuan Rendra seraya menepuk pelan kedua lengan pria itu.Gavin tersenyum tipis menanggapi. "Bagaimana kabar Mutia? Aku juga lama tak jumpa dengan mommy-mu." Giliran istri Tuan Rendra yang bertanya.Semua itu hanya basa-basi belaka. Sesungguhnya, wanita itu juga sudah mengetahui rencana istri almarhum sahaba

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 23. Rencana Tidak Berlaku

    "Apa kau pikir aku jatuh hati padamu?"Wanita itu semakin merapatkan tubuhnya pada pintu ketika melihat Gavin bergerak pelan mendekatinya. Sungguh hatinya merasa ketar-ketir saat ini."Katakan, Andrina!" bisik Gavin yang sudah menghimpit tubuhnya, bahkan gadis itu harus menahan nafas karena sapuan hangat nafas pria itu menerpa kulit wajahnya."Ma-maaf atas kelancangan saya, Tu-tuan. Bisakah Anda menyingkir?" Kedua tangan wanita itu menahan dada bidang yang hendak menempel pada tubuhnya."Tatap aku dan jawab pertanyaanku!"Seakan dihipnotis, Andrina menuruti perintah atasannya. Tatapannya terpaku pada manik coklat yang sejak tadi menatap lekat ke arahnya. Percayalah! Ritme jantungnya semakin tidak terkontrol."Apa kau pikir kau pikir, aku jatuh hati padamu?" Gavin mengulang pertanyaannya."Jawab saja! Aku butuh jawabanmu."Andrina mengangguk pelan. Dia refleks menutup mata saat melihat Gavin semakin memangkas jarak. Ingin rasanya, dia terlepas dari posisi ini, tetapi kenapa kakinya ter

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 22. Rencana Terselubung

    "Datanglah ke acara ini!" Mutia menyodorkan sebuah undangan ke hadapan putranya.Gavin tampak melirik sekilas, tidak niatan sedikitpun untuk meraih apalagi menyentuh undangan itu."Kenapa bukan mommy saja? Biasanya mommy yang antusias mendatangi acara-acara seperti itu.""Mommy ada acara di waktu yang sama Gavin! bisa, tidak? Sekali ini saja ... Turuti mommy. Kalau mommy tidak ada halangan, mom tidak akan repot-repot menemuinmu," sahut Mutia dengan menahan kekesalannya."Ya kalau mom ada halangan, mom tidak usah hadir, gitu aja kok repot," sahut Gavin seraya menunjuk dagu undangan di depannya."Jika si pemilik acara bukan sahabat baik daddy-mu, mommy tidak akan sebingung ini. Dia termasuk orang yang berjasa untuk perusahaan ini.""Jika tidak ada dia, mungkin perusahaan ini sudah gulung tikar puluhan tahun lalu. Sebab daddy-mu lebih sibuk mengurus wanita itu daripada bisnisnya," sambungnya."Jangan pernah menyebut dua keparat itu di depanku, meskipun mereka sudah mati rasa benciku tida

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 21. Harus Menepati Janji

    "Heh, Gavin ada, gak?"Suara gebrakan di mejanya berhasil mengejutkan Andrina yang semula fokus dengan pekerjaannya. Seketika wanita itu melayangkan tatapan maut pada pria yang berdiri angkuh di hadapannya. "Apa kamu gak pernah diajarin sopan santun, Tuan Erick?""Berani kamu sama saya?" Erick menunjuk geram wajah Andrina lengkap dengan tatapan sengitnya."Lah, memang situ siapa? Hantu atau setan atau jangan-jangan ... Iblis yang menyamar jadi manusia?""Wanita ini—" Tanpa basa-basi, Erick segera menarik rambut panjang Andrina yang sengaja digerai, hingga membuat si empu memekik kesakitan."Lepas! Sakit tau?" Andrina berteriak dengan suara tertahan. Tak ingin mengalah begitu saja, wanita itu pun segera meraih rambut Erick menggunakan kedua tangannya sebagai pembalasan. Yang membuat Erick meloloskan jeritannya."Berani kamu, hah?!" "Kalau iya, kenapa?" Andria membalas dengan nada berteriak.Kerib

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 20. Penyebab Gavin Seperti ini

    ''Itu karena...." Gavin masih ragu untuk mengungkapkan karena takut menyinggung perasaan sang ibu.''Karena apa, Gavin? Katakanlah! Mommy butuh alasanmu," desak Mutia."Karena aku aku takut bosan, Mom. Lalu berakhir selingkuh dan saling menyakiti satu sama lain.""Aku ... Aku tidak ingin seperti mommy dan daddy, yang tiap hari ribut karena masalah perselingkuhan.''Mutia menegang di tempat kala mendengar pengakuan dari mulut putranya. Dia tidak menyangka masalahnya bersama sang suami lah yang membuat putranya seperti ini.''Maafkan, Mommy...," gumam Mutia setetes air mata luruh ke pipinya saat mengingat peristiwa itu.Kala itu memang kerap terjadi pertengkaran antar dirinya dan mendiang sang suami yang tidak lain adalah Wibisono. Tentu masalahnya masalah rumah tangga pada umumnya jika bukan hal perekonomian ya perempuan. Untuk perekonomian memang keluarga kecil Mutia tak pernah kekurangan karena sang suami mempunyai banyak bisnis yang menjamur di berbagai kota dalam negeri dan dua neg

  • Wanita Penggoda sang CEO   Chapter 19. Siasat Mutia

    ''Kenapa Anda masih mempertahankan gadis itu, Nyonya?" tanya Freddy setelah panggilan atasannya berakhir.Mutia menghembuskan nafas kasar. "Apa kau tau alasanku, kenapa aku begitu pemilih dengan wanita yang bersedia menjalankan misi dariku, Freddy? Padahal bisa saja aku mengambil salah satu wanita malam yang ada di club-club malam." Wanita baya itu memandang lurus ke depan.''Saya kurang paham, Nyonya," jawab Freddy penuh kesopanan.''Itu karena aku akan menjadikannya sebagai ibu dari cucuku. Yang tentu saja bersedia mengandung benih putraku."''Dan itu artinya ... Anda akan menjadikan Andrina sebagai menantu," tebak Freddy penuh kehati-hatian.''Ya," jawab Mutia singkat, "aku sudah tua tidak selamanya aku akan terus mengawasi putraku. Aku pun butuh penerus untuk memajukan bisnis keluarga. Di sisa umurku ini, aku ingin melihat putraku menikah dan mempunyai keturunan, Freddy," sambungnya dengan wajah sendu.Ibu mana yang tahan melihat anaknya seperti itu. Terlebih dengan terang-terang

DMCA.com Protection Status