Hari ini sudah genap enam bulan aku tinggal bersama James dan Jesen, aku tidak menyangka keseharianku sekarang ini sangat membahagiakan. Sebenarnya James sudah melamarku beberapa kali, namun aku masih ragu untuk menuju jenjang selanjutnya.Keluarga besar James juga tidak mempermasalahkan latar belakangku, namun aku tahu mereka pasti masih khawatir jika orang lain juga mengetahuinya. Keluarga besar dari Papanya terutama, saudara-saudara dari Om Richard sangat ingin menjatuhkan LEWIS Group yang didirikan oleh Om Richard sendiri dulu tanpa bantuan dari keluarganya. Tante Lena sangat khawatir jika saudara dari suaminya yang iri mengetahui hal ini pasti akan berdampak ke LEWIS Group sendiri. Aku sendiri belum pernah bertemu secara langsung dengan paman-paman James, jadi aku belum terlalu mengerti seberapa pengaruhnya itu nanti.Weekend ini James harus tetap bekerja karena ada project dengan salah satu investor, aku berencana meminta ijin kepadanya untuk pergi dengan Lin
Setelah puas mengobrol dan berbelanja dengan Lina, kami berencana untuk pulang karena sudah terlalu lelah. Aku mencoba menghubungi James, namun nomornya tidak diangkat. Aku sedikit khawatir karena biasanya James selalu mengangkat telepon dariku.Karena hari sudah hampir malam, aku akhirnya memutuskan ikut Lina naik taksi yang sudah dipesannya. Untung rumah Lina searah dengan rumah James, jadi setelah mengantar Lina tadi tersebut lanjut mengantarku.Kulihat keadaan di dalam rumah sangat gelap, biasanya pekerja terakhir selalu menghidupkan lampu sebelum dia pulang kerumahnya. Aku kembali menelepon James namun tetap tidak ada jawaban.Aku masuk perlahan ke dalam rumah, aku terkejut karena ada banyak sekali lilin-lilin yang berjejer membentuk sebuah jalan. Aku mengikuti arah lilin yang tertata itu, dan terlihat lampu kelap-kelip dan bunga yang menghiasi di samping lilin-lilin itu.Di ujung jalan itu terlihat lilin yang tertata membentuk gambar hati dan di tengah-ten
Tubuhku merasakan gejolak aneh, ketika melihat pemandangan indah di depan mataku. Terlihat James sedang berdiri tegak, dengan rambut basah dan handuk kimono yang hanya terlilit seadanya. Bagian dadanya yang bidang terpampang dengan jelas, yang membuatku tertegun ketika melihatnya. "Apa yang kamu lihat sayang" Suara berat James menyadarkanku dari lamunan, aku terkesiap dan menjadi salah tingkah dibuatnya. James yang melihatku malah tersenyum geli. "Kenapa kamu kesini James?" Aku berusaha menetralkan suaraku, dan mencoba bersikap seperti biasa. Aku sangat malu dengan pikiran dan mataku yang berkelana melihat dada bidang itu. "Aku hanya ingin melihatmu sebelum tidur, atau kamu mau menemaniku malam ini sayang" Entah kenapa aku sangat terkejut dengan ajakannya itu, padahal sebelum ini kami sudah sering tidur bersama. Mungkin karena efek imajinasiku tadi, membuatku berpikiran yang tidak-tidak dengan ajakannya. "Tidak James, malam ini
Warning 18+ "Bolehkah malam ini sayang?" Bisikan James membuatku seperti tersihir, aku tidak bisa berkata apa-apa. Tubuhku kaku dan bibirku seperti kelu untuk menjawab pertanyaan James yang mendadak itu. James melepas pelukannya, dia memegang pudakku untuk mengarahkan pandanganku kembali menghadapnya. Badanku masih belum bisa kukendalikan, aku masih bertahan dengan diamku. Sedetik kemudian tubuhku telah melayang, James menggendongku dan membawa ke arah ranjang. "James!" Aku terpekik karena kaget dengan perbuatannya yang tiba-tiba. Dia hanya diam sambil meletakkanku di atas kasur secara perlahan. James berlari kecil mengelilingi ranjang dan masuk kedalam selimut tepat di sampingku. Dia memelukku sambil memejamkan matanya, aku masih belum tahu harus menjawabnya seperti apa. Dia juga tidak berbicara apa-apa lagi setelah tadi berbisik. "Aku tidak akan melakukannya jika kamu belum siap sayang." Dia mengatakannya masih dengan mata yang tertutup, membuat
Pagi ini aku terbangun sedikit siang, mungkin karena kelelahan bergulat semalam membuat tubuhku sakit semua. Aku melihat James yang masih tertidur di sampingku, tubuh polos kami yang masih menempel satu sama lain membuatku teringat dengan kejadian semalam, dan itu membuatku sedikit malu. Perlahan aku menyingkirkan lengan James yang melingkariku, aku pun mengambil semua pakaianku yang berserakan di lantai dan masuk ke dalam kamar mandi. Setelah lebih dari setengah jam aku membersihkan diri dan berganti pakaian, aku pun menjalani rutinitas pagiku seperti biasa.Karena hari ini adalah hari Minggu dan mereka libur , aku pun sedikit leluasa untuk berkutat di dapur. Aku berencana membuat kue kering, Jesen dan aku suka sekali cemilan manis. Katanya kue buatanku sangat enak, dan membuatku menjadi semangat untuk membuatnya lagi.Ketika kedua lelakiku sudah bangun semua, kami pun sarapan bersama. Jesen sangat senang, ketika tahu aku membuatkan camilan untuknya. Disela-sela m
Hari ini adalah hari pertunanganku dengan James, kini aku sedang berada di salah satu ruangan dindalam gedung acara, tempatku dirias untuk acara nanti. Jantungku berdegup cepat, dan perasaan gugup terus menyerangku. Walaupun ini bukan acara pernikahan, namun tetap saja ini langkah awal kami menjajaki hubungan yang lebih serius nantinya. Aku memakai gaun A line seperti ketika di pernikahan Kak Jeremy waktu itu. Namun gaun yang sekarang kupakai, berlengan pendek dengan lebih banyak detail payet dan brukat dengan bagian punggung yang terbuka. Aku sangat menyukai gaun ini yang terlihat sangat indah, karena gaun ini dibuat menggunakan ukuranku membuatnya terlihat menempel dengan tepat disetiap lekukan tubuhku. Riasan flawles di wajahku, juga sangat sesuai dan serasi dengan gaunnya.Aku perlahan keluar menuju ruangan tempat acara di adakan, di sampingku ada Mama dan Jesen yang memegangi tanganku dan mengantarkanku ke arah James. Aku merasa malu dengan tatapan James, yang sa
Dengan kemampuan terakhirku, aku meraih tasku yang dibawakan oleh Alice, kemudian aku berlari keluar dari gedung itu.Sesampainya di depan gedung, aku menghentikan taksi yang kebetulan sedang lewat dan masuk kedalamnya. Dari dalam mobil, aku melihat James yang menyusulku dan berteriak memanggilku.Ada perasaan sakit dihatiku, ketika berusaha untuk tidak menghiraukannya. Aku hanya ingin melarikan diri saat ini, rasa bersalah dan rasa malu yang aku rasakan sudah tidak terbendung lagi.Aku meraih ponsel yang ada di dalam tas, aku mencari nama Lina disana dan menghubunginya. Ketika deringan kedua, panggilanku tersambung dan terdengar suara dari seberang sana."Lina!"Teriakku di detik pertama panggilan itu tersambung, kemudian aku menangis sejadi-jadinya. Lina terdengar bingung dan panik, dia mencoba memanggilku dari ujung sana, namun tangisanku tidak berhenti. Sopir taksi yang seperti paham dengan keadaanku, memberikan sekotak tisu untukku mengelap air mata.Setel
POV James Hari ini adalah hari pertunangan kami, aku sudah menantikannya dari jauh hari. Jika aku boleh memilih, sebenarnya aku ingin langsung menikah dengannya. Namun pasti Daisy tidak akan setuju dengan keputusanku itu, dia selalu mengutamakan kebahagian orang lain dari pada dirinya sendiri. Itulah salah satu alasan aku bisa mencintainya sedalam ini, karena dia benar-benar penyayang. Aku sudah bersiap dengan tuxedo yang aku kenakan, dengan rambut yang kutata ke belakang yang membuatku terlihat sedikit lebih muda. Setelah merasa semua sudah pas dan sempurna, aku pun melangkahkan kakiku ke ruangan tempat acara ini akan berlangsung nantinya. Walaupun aku sudah pernah menikah sebelumnya, namun perasaan tegang dan gugup tetap ku rasakan. Aku mencoba mengatur napasku agar rasa gugupku tidak terlihat, dan juga agar Daisy tidak mengetahui kegugupanku ini. Aku ingin terlihat gagah di depannya, agar dia tidak akan bisa berpaling dariku. Acara pun akan segera dimu
Mobil yang kami tumpangi berhenti di sebuah parkiran, aku tidak tahu jelas tempat apa ini karena di luar cukup gelap. Aku melepas seatbelt dan akan membuka pintu mobil, namun lenganku buru-buru dihadang oleh James."Tunggu dulu, Sayang!""Kenapa? Bukankah kita sudah sampai?""Aku ingin memberikan kejutan untukmu, jadi sebelum keluar kamu tutup mata terlebih dahulu.""Kejutan? Bukankah tempat ini gelap, kejutan apa yang kamu maksud, Sayang?"Aku bingung dengan apa yang direncanakan oleh James, karena tempat ini terlalu sepi dan gelap. Bahkan dari kaca mobil, aku tidak bisa melihat pemandangan di luar selain lampu tempat parkir."Namanya bukan kejutan kalau aku beri tahu, kamu percaya saja sama aku."Akupun mengikuti semua arahan James, dia melilitkan sebuah kain untuk menutupi mataku. Setelahnya terdengar suara James membuka dan menutup pintu mobil di sebelahnya, dan tidak lama kemudian pintu di sebelahku terbuka. James meraih tanganku dengan lembut,sambil memegang bagian atas kepalaku
Ternyata James menahan diri dengan sangat baik. Aku kira kami akan menjalani malam panas di ranjang, tapi nyatanya kami hanya tiduran dengan posisi James yang memelukku dari belakang. Walaupun dia sempat membisikkan tepat di telingaku dengan suara rendah, bahwa dia sedang sangat menahannya. Aku hanya terkekeh mendengar bisikan darinya, dan hanya menikmati tubuh hangat James yang menyentuh punggungku. Aku sangat menyukai posisi ini, perasaan nyaman yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata.Aku masih tidak menyangka, kalau saat ini aku sudah menjadi istri seseorang. Dulu untukku membayangkannya saja sangat sulit, dan aku kira aku akan tetap berada di kubangan lumpur itu hingga aku sudah tidak terpakai lagi. Tapi seperti pangeran berkuda putih, James mengangkat ku dari kubangan itu dan bahkan kini menjunjungku hingga ke atas langit.Semoga saja tidak ada hal lain yang menjatuhkan ku dari ketinggian ini, karena itu pasti akan semakin membuatku terpuruk dari sebelumnya. Aku masih mera
Setelah selesai acara inti, James tidak memperbolehkanku berdiri lagi begitu lama. James langsung mengantarkanku masuk ke dalam ruang rias tadi, dan ditemani oleh Lina. Benar kata Alice waktu itu, bahwa James akan membawaku kabur dari acara setelahnya. Aku tidak menyangka kalau James akan segentle itu, untuk menghadapi pertanyaan-pertanyaan para tamu seorang diri.Setelah itu aku menghabiskan waktu hanya untuk mengobrol dengan Lina, hingga aku ketiduran. Entah berapa lama, dan setelah aku bangun aku berada di kasur dan sudah berganti pakaian. Aku sangat asing dengan ruangan ini, bahkan James pun tidak terlihat disana. Ini bukan kamarku atau kamar James, ini juga bukan kamar di rumah utama.Aku mencoba turun dari kasur, dan berjalan keluar mencari siapapun orang yang aku kenal. Aku hanya takut diculik oleh seseorang, mungkin memang kedengarannya lucu, tapi mungkin saja ada seseorang yang tidak menyukaiku karena menikah dengan James. Tapi kalau aku diculik, mana mungkin aku dibiarkan be
Isi suratnya tidak terlalu panjang, tapi aku sangat merasakan ketulusan Jesen dalam setiap tulisannya yang masih belum rapi.'Untuk Mama DaisyTerimakasih sudah mau jadi Mama Jesen. Jesen sayang sekali sama Mama. Jesen janji akan jadi anak baik buat Mama dan Papa. Jesen juga akan jadi kakak yang baik buat Baby DE.I Love You Mama'Aku sama sekali tidak habis pikir dengan surat yang di tulisnya ini. Bagaimana anak ini begitu polos, dan menyayangiku sedalam ini. Bahkan aku tidak melakukan apapun untuknya, tapi dia menganggap semua yang kulakukan begitu istimewa.Aku kembali memeluknya dengan erat, sedangkan yang kupeluk malah seperti orang dewasa yang menepuk-nepuk punggungku secara perlahan.Bagaimana bisa ibu kandungnya meninggalkan anak yang hatinya setulus ini. Bahkan dia rela membenci keluarga yang menjelek-jelekkan ibunya itu, walaupun dia tidak ingat wajahnya.Aku berjanji untuk menjaganya dengan sepenuh hati, dan akan berusaha untuk selalu membahagiakannya.Dari arah panggung te
Hari yang sudah dinanti-nanti kini sudah ada di depan mata, perasaanku sudah campur aduk karena gugup. Aku sudah berada di kamar rias dengan memakai gaun pernikahan, make up pada wajah dan rambut yang tertata dengan cantik, membuatku terlihat sangat berdeda dari biasanya.Terlihat dari pantulan cermin senyumku yang mengembang begitu lebar, aku hanya berharap acara hari ini akan berjalan dengan lancar. Semoga kejadian sebelumnya tidak terulang kembali dan tidak akan mempengaruhi pernikahanku ini.Mama dan Alice masuk kedalam kamar, untuk mengiringku menuju mobil yang akan mengantar kami menuju gereja. Karena acara akan segera dimulai dan James sudah menungguku disana, kami pun segera bergegas untuk berangkat.Sesampainya di depan pintu gereja, Mama dan Alice membantuku untuk merapikan gaun. Kulihat gereja yang akan menjadi tempat bagi kami untuk mengucap janji, ini gereja yang sama tempat Kak Jeremy dan Kak Emely menikah dulu. "Mama selalu mendo'akan yang terbaik untuk kalian, kamu ja
Tidak terasa lusa sudah hari pernikahanku dan James, semua dibuat sibuk oleh semua persiapan acara. Walaupun sudah ada WO yang menanganinya, semua keluarga tetap ikut memberi saran dan membantu. Alice malam ini menginap disini, dan tidur denganku. Katanya kita akan pesta piyama, sebelum melepas masa lajangku. Sebenarnya Kak Emely sangat ingin ikut dengan kami, tapi perutnya yang sudah mulai membuncit membuat kami takut jika harus tidur bertiga di ranjangku.Sebenarnya Alice yang paling takut, karena katanya kebiasaannya tidur lumayan parah. Aku sendiri sedikit melotot ke Alice, saat dia mengatakannya, tapi dia hanya memperlihatkan cengiran tanpa dosa.Aku pun pasrah dengan kondisiku nanti saat kami tidur, tapi aku tetap senang karena Lina mau menggantikan Kak Emely untuk menginap juga.Alice sangat mudah bergaul, jadi tidak ada rasa canggung diantara kami bertiga, bahkan aku sempat merasa seperti obat nyamuk, karena mereka bercerita tentang banyak hal yang aku
Pernikahanku tinggal seminggu lagi, semua persiapan pernikahan sudah hampir selesai. Aku tinggal fitting baju pernikahan terakhir, agar gaunnya nanti sesuai dan tidak perlu dirubah lagi.Dan hari ini aku juga sudah janjian dengan WO yang mengurus pernikahanku, untuk persiapan terakhir acara yang masih belum selesai dipilih. Rencananya aku akan janjian di rumah, setelah dari rumah sakit untuk periksa kandunganku.James juga jadi calon suami siaga saat ini, karena mulai hari ini dia sudah tidak masuk bekerja. Semua pekerjaan sudah dia serahkan kepada Alex dan Andre, katanya agar Alex segera bisa membantu nanti, jadi semua tanggung jawab diserahkan kepadanya untuk sementara.Tapi James masih memantau pekerjaan Alex dari rumah, jadi sekarang semua waktu James sepenuhnya untukku dan Jesen.Setelah aku kembali, aku tidak diperbolehkan oleh James untuk mengantar Jesen ke sekolah. Entah karena apa, tapi aku mengikuti saja apa keinginan James.Aku tahu James Berusaha meli
Warning 18+"Ini kebab pesanan kamu."James meletakkan bungkusan kebab di atas meja yang ada di hadapanku. Dia pun melepas jaketnya dan ikut duduk disampingku sambil menghela napasnya."Terimakasih sayang, maaf ya udah ngerepotin kamu. Aku juga gak tahu, kenapa tiba-tiba pengen banget makan itu.""Tidak apa-apa sayang, mungkin itu mau anak kita yang ada di dalam sini."James menenangkanku, sambil mengelus perutku yang masih rata. Entah kenapa aku sangat menyukainya, dan membuatku sudah tidak mual lagi berdekatan dengan James.Aku pun langsung mendekat, dan memeluk James dengan erat. Sebenarnya aku sangat merindukannya, dan ingin memeluknya seperti ini sejak pertemuan kami kembali waktu itu."Sayang, kamu sudah tidak mual lagi berdekatan denganku?"Tubuh James sedikit menegang saat pertama kupeluk tadi, mungkin dia kaget karena aku memeluknya secara tiba-tiba."Aku suka waktu kamu mengelus perutku tadi sayang, entah kenapa aku sudah tidak
"Sayang!"Aku memanggil James sambil mengetuk pintu kamarnya."Sayang, bangun dong!" teriakku lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari dalam.Aku akhirnya membuka pintu kamar yang tidak terkunci dan masuk ke dalam. James ternyata masih tertidur pulas, namun aku tidak segan untuk membangunkannya,"James sayang, ayo bangun!"Aku menggoncang-goncangkan badannya agar dia segera bangun. Beberapa detik kemudian dia bangun sambil mengucek matanya, dan melihatku yang sedang ada dihadapannya."Ada apa sayang? Ini masih tengah malam, apa kamu mau tidur denganku? Sini langsung masuk aja!"James malah kegirangan mengira aku sudah tidak mual lagi berdekatan dengannya, tapi melihat matanya sudah terbuka dengan lebar, membuatku senyumanku merekah."Sayang aku mau itu!"Kataku mencoba merayunya, entah kenapa aku sangat menginginkanya. Walaupun ini masih tengah malam, tapi aku tidak bisa tidur kalau belum merasakannya."Benarkah