"Baik terimakasih atas penjelasannya Tuan Cruz, Saya Layla Johnson istri Logan. Senang berkenalan dengan kalian. Tapi aku harus pergi ke kantor sekarang. Silahkan kalian kembali bekerja." Pamit Layla untuk membubarkan semua pegawainya."Silahkan nyonya, saya akan mengantar anda ke garasi untuk memilih mobil yang akan anda gunakan ke kantor. Saya sendiri yang akan mengantar dan menemani anda kemanapun anda pergi, dengan atau tanpa Tuan Williams." Jelas Jovi yang semakin membuat Layla kesal."Bisakah aku pergi kekantor sendiri? Aku sudah terbiasa seperti itu." Tolak Layla."Maaf, ini sudah menjadi tugas saya selama ini Nyonya." Ujar Jovi bersikeras menjelaskan."Selama ini? Mengantar kekantor?" Tanya Layla heran."Saya bertanggung jawab atas keselamatan anda, jadi selama ini Tuan Williams mempekerjakan saya untuk mengawal anda dari kejauhan." Jelas Jovi yang cukup membuat Layla tercengang karenanya."Logan Melakukannya?" Tanya Layla lagi."Ya Nyonya, mari saya antar anda sekarang." Lay
"Huh! Kenapa tidak Bibi saja yang melakukannya?" Cibir Layla kesal dengan Bibinya yang semena-mena itu.Plak..."Kurang ajar! Dasar tak beradab! Kau sudah menjadi sampah seperti suamimu yang sampah itu." Umpat Nova geram."Heh! Sial, kalau kau bukan Bibiku tentu aku sudah membalas tamparanmu. Lihat saja apa yang bisa kulakukan untuk perusahaan ini." Ujar Layla kesal, ia pun pergi meninggalkan Bibinya agar tak lepas kontrol hingga menyakiti orang yang lebih tua, terlebih Nova adalah Bibinya sendiri.Layla menuju ke toilet untuk menenangkan hatinya yang sedang terbakar emosi, juga untuk menetralisir kegugupannya sebelum menemui para investor. Ia sedikit memoles kembali bedak dan lipstik serta memastikan penampilannya sudah sempurna. Kemudian dengan langkah yang mantap ia berjalan menuju ruang rapat dimana para pemegang saham tengah menunggu dirinya.Pintu ruangan terbuka. Nampaklah para investor yang tengah duduk dengan wajah-wajah suram. "Selamat pagi saudara-saudara. Maaf saya terlam
"Sebentar Tuan, informan kita menelepon. Kemungkinan rapat pemegang saham di perusahaan istri anda telah usai." Jelas Elias pada Logan."Nyalakan, aku ingin mendengarnya langsung." Titah Logan."Baik." Elias mengangkat panggilan tersebut dan menyalakan mode loud speaker."Lapor, Tuan! Nyonya Williams meminta tenggang waktu karena menurut beliau, beliau akan mendapat kucuran dana tambahan dari Williams Skyworks. Para investor memberi waktu dua minggu dan dalam sebulan kedepan progres pembangunan Apartemen tersebut harus sudah terlihat. Saya juga melihat ada seorang pria yang menggoda Nyonya Williams dan menawarkan bantuan dana untuk mengelabui investor lainnya dengan catatan Nyonya Williams harus mau tidur dengan laki-laki itu." Jelas informan rahasia Elias."Kurang ajar! Siapa laki-laki yang telah berani menggoda wanitaku?" Tanya Logan geram."Maaf Tuan Williams, kurasa ia ada James Peto. Pemodal lokal yang tidak terlalu berpengaruh bahkan jumlah asetnya tidak seberapa dibandingkan ju
"Bolehkah? Baiklah aku mau." Ucap Layla kembali sumringah, meski belum sepenuhnya dapat melupakan kejadian buruk pagi tadi."Aku wanita paling beruntung di dunia." Celoteh Layla yang membuat Logan tersenyum senang, ia cukup tersanjung dengan celetukan istrinya barusan.Logan menepi di sebuah villa di kota Bintang yang letaknya sekitar tiga jam perjalanan dari kota Metro. "Sayang, bangunlah kita sudah sampai." Logan mengguncang bahu Layla untuk membangunkannya."Emh... Kita dimana Log?" Ucap Layla yang masih mengerjap membiasakan matanya dengan cahaya yang masuk."Kamu masih mengantuk?" Tanya Logan."Eh-hem." Jawab Layla mengangguk."Baiklah." Logan keluar dari mobil dan membuka pintu penumpang kemudian menggendong Layla masuk ke dalam villa."Log, tidak perlu seperti ini. Aku malu dilihat pekerja-pekerjamu." Ucap Layla protes."Biarlah, mereka harus terbiasa melihat kemesraan kita." Ucap Logan sembari menciumi leher jenjang Layla."Log, jangan begini aku malu. Setidaknya kekamar dulu
"Aaaaahhhh... It's coming too..." Balas Layla yang juga mencapai nirwana bersama Logan.Layla segera masuk kedalam kolam setelah otaknya kembali berfungsi, dan menyadari bahwa ia dan Logan telah melakukannya diruang terbuka, dan itu sangat membuatnya malu. Ia berenang untuk menggapai pakaiannya yang telah dilucuti paksa oleh Logan."Log, cepat pakai celanamu, Ya Tuhan kenapa itu tetap mengacung." Ucap Layla yang telah memakai kembali pakaian renang miliknya sebelum ia keluar dari kolam renang."Ha-ha-ha, fokus sayang. Jangan melihat kearah itu terus. Kamu jadi nakal sekarang." Ucap Logan yang tak ada malunya memamerkan tubuh polosnya di ruangan terbuka. Meski tak benar-benar bisa dilihat dari luar secara bebas, namun tetap saja siapapun yang berjalan kearah kolam renang akan bisa secara langsung mendapat tontonan gratis."Log! Kamu menyebalkan. Pokoknya setelah ini, aku tidak mau lagi kita melakukannya di ruang terbuka." Geram Layla serius, namun Logan tak habis-habisnya menggoda La
Logan panik melihat Layla jatuh terduduk dengan ekspresi dingin dan air mata yang mengalir deras tanpa suara.Layla tak sanggup berkata-kata lagi, ia hanya menunjuk letak ponsel milik Logan. Segera Loganpun mengecek apa yang ada di ponselnya hingga Layla sebegitu terpukulnya."Astaga, aku tak pernah menyangka di pesta pertunangan yang kacau itu adalah kali terakhir aku melihat Nathan. Maafkan aku Sayang, aku turut berdukacita." Ucap Logan tulus."Bagaimana hal ini bisa terjadi, seseorang dari keluargaku melakukan bunuh diri. Aku tak pernah menyangka Nathan bisa melakukannya. Selama ini aku melihatnya sebagai seorang yang penuh percaya diri dan periang. Bahkan kakek sangat menggantungkan harapan besar pada Nathan." Layla merasa tak percaya dengan berita yang baru saja ia dengar."Kita semua secara kebetulan hidup dan nanti pasti mengalami kematian. Setelah itu akan lahir manusia-manusia baru. Itu memang sudah siklus dunia." Ujar Logan memberikan nasihatnya."
Suzy, Bob, Layla, dan Logan terpaksa tinggal di rumah kecil disebuah cluster tak jauh dari mansion Johnson Family. Rumah itu dibeli oleh Almira karena ia tahu bahwa Bob sekeluarga akan dikeluarkan dari mansion karena keinginannya tersebut."Menyebalkan! Kenapa selalu tenang Nova. Tak bisakah orang-orang itu sedikit memikirkan aku. Menyebalkan! Menyebalkan!" Umpat Suzy selagi ia bersiap-siap dengan pakaian berkabungnya. Ia menggunakan setelan kemeja dan celana kulot hitam, serta headscraf berwarna senada. Tak lupa ia menenteng tas tangan berwarna hitam, mengenakan sepatu boot hitam dan memakai kacamata hitam. "Bob! Bob! Dimana kau?" Teriak Suzy mencari suaminya, ia tak tahu bahwa Bob langsung pergi dengan sepeda motornya seketika setelah ia masuk kamar untuk bersiap."Sial, apa aku harus berjalan kaki ke mansion? Menyebalkan! Sebaiknya aku memesan taksi saja. Dandananku bisa hancur jika aku berjalan kaki dengan cuaca sepanas ini." Oceh Suzy seorang diri.Suzy pu
"Itu benar Bu, ibu jangan khawatir lagi. Bahkan gaji Logan lebih banyak dariku meski kini aku menjabat sebagai Direktur pengganti sementara di Johnson Architect." Tambah Layla mengikuti sandiwara yang dibuat Logan."Benarkah?" Mata Suzy seketika berbinar, bahkan kesedihannya hilang entah kemana. Rasa sakit hatinya pada Nova terlupakan begitu saja."Iya benar Bu. Mulai sekarang, hidup kita akan lebih baik." Ucap Layla sembari memeluk Suzy. Ia merasa bahagia karena ibunya bisa menerima Logan dengan mudah meski tanpa mengetahui bahwa Logan adalah seorang crazy rich."Lalu kalian kenapa tidak pulang kerumah beberapa hari terakhir?" Tanya Suzy."Kami berlibur, karena selama ini Layla selalu berhemat. Jadi aku berinisiatif untuk mengajaknya bulan madu ke kota bintang." Jawab Logan tenang."Benarkah? Kamu beruntung Layla. Oh ya apa kalian akan pergi melayat ke mansion kakekmu?" Tanya Suzy lagi."Entahlah, apa ibu tidak keberatan?" Tanya Layla hati-hati."Itu uru
Tok... Tok... Tok..."Ohhh, shit kau tidak menutup pintunya Log." Layla spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya yang basah dengan peluh."Ha-ha-ha, tenang sayang itu hanya Jack yang mengantar makanan untukmu," ujar Logan yang tak tahu malunya berjalan begitu saja kearah pintu untuk mengantar troli makanan Layla sembari bertelanjang tanpa sehelai benangpun."Kau gila, kenapa bertelanjang seperti itu. Memalukan!" gertak Layla kesal."Tadi bukankah kau melakukan hal yang sama?" Logan menarik troli yang telah ditinggalkan oleh Jack dan menutup pintu kamarnya."Enak saja! Itu tidak sama, aku melakukannya karena tidak tahu bahwa disana ada tamu yang menginap. Sedangkan kamu, kau tahu ada Jack diluar dan tetap saja berpenampilan bugil seperti itu, memalukan!" elak Layla."Ha-ha-ha, Jack tidak akan tinggal jika tahu kita sedang bersenang-senang. Dia hanya mengetuk untuk memberi tahu bahwa makanan telah tiba." Logan sungguh tidak menyadari bahwa kegiatan panasnya telah dinikmati
"baiklah hukuman pertama, kamu harus memijat punggungku," ucap Layla dengan senyum licik. "Itu mudah." Logan pun sibuk mencari minyak gosok untuk memijat Layla. Namun kemudian logan berhenti dari aktifitasnya sejenak karena melihat Layla bukannya berbaring dan menunggu Logan, tapi justru berganti pakaian renang two piece berwarna merah yang hanya menutupi sebagian kecil saja dari tubuh indahnya."Ayo tuan Logan, kau ini jadi memijatku atau tidak?" Layla dengan santainya melenggang keluar dari kamar tanpa memakai kimononya."Sa... Sayang... Kamu mau kemana? Pakai Kimonomu sebelum sampai di kolam renang. Ini masih siang, banyak orang di luar." Logan begitu panik, karena mengingat dokter Ashley, Miki, dan Benny masih tinggal dirumahnya dan tidur di paviliun yang berada tepat di tepi kolam renang. Layla tak peduli dengan celotehan Logan. Ia justru meninggalkan suaminya itu dengan acuh.Logan seketika mengejar Layla yang terlihat menuju ke arah kolam renang. "Sayang tunggu, kamu sedang
Layla cukup tercengang dengan cerita Jack tentang Logan. Ia juga begitu penasaran dengan sosok Lucy yang menurut Jack begitu berarti bagi Logan. Perasaan cemburu sedikit menyentilnya, mengetahui bahwa ia bukanlah wanita pertama bagi Logan, juga karena Logan pernah begitu mencintai wanita selain dirinya."Aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang suamiku," sesal Layla."Jika saat ini Tuan Logan belum membuka seluruh jati dirinya pada anda, saya rasa ada dua kemungkinan sebabnya. Yang pertama, Tuan Logan belum siap bercerita pada Anda. Atau yang kedua, Tuan Logan memang tidak ingin menceritakan masa lalunya pada anda karena ingin berfokus pada masa depannya bersama Anda dan bayi yang tengah Anda kandung." Jack berusaha membesarkan hati Layla."Aku masih penasaran dengan insiden yang hampir membahayakan nyawamu, dan juga penyebab mantan kekasih Logan itu meninggal dunia." "Itu..., sebenarnya saya malu mengakuinya. Saat itu kondisi perekonomian saya sedang sangat buruk. Saya mempunyai h
Layla mulai gelisah karena Logan tak kunjung pulang semenjak berpamitan tadi pagi. Layla berpikir keras, kira-kira apa yang akan dilakukan oleh Logan dengan penampilannya yang paripurna tersebut. "Dimana kamu Logan, kenapa belum juga pulang?" gumam Layla sembari menimang-nimang ponselnya karena bingung harus menelepon Logan atau tidak. "Masa bodoh, aku tidak akan peduli!" ucapnya kesal pada Logan namun tak bisa melampiaskan kemarahannya."Bahkan aku berdandan untuk kesia-siaan. Dasar bodoh, dan murahan!" oloknya pada dirinya sendiri."Apa yang kupikirkan hingga aku begitu bersemangat untuk merias diriku. Dasar wanita murahan." Layla begitu kesalnya hingga melampiaskan amarahnya pada pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.Karena merasa malu dengan dandanannya yang sangat nampak berusaha menggoda Logan, dan sayangnya Logan sendiri justru sibuk dengan dunianya sendiri. Layla pun menghapus makeup yang menempel di wajahnya. Merapikan kembali seluruh lingerie
Setelah berhasil membodohi Layla dan kedua orangtuanya Logan menyusun rencana berikutnya dan kini melibatkan Dokter Ashley. Tentu Karena Logan Akhirnya memutuskan untuk menandatangani surat perjanjian pengaksesan otak Lucy. Logan merasa tindakan ini sangat mendesak untuk dilakukan mengingat ancaman dari komplotan musuhnya tentang Layla bukanlah ancaman kosong belaka. Logan tidak ingin mengulang kesalahan untuk yang kedua kalinya, yaitu abai dengan keselamatan orang terdekatnya. Logan berupaya bagaimana caranya segera mengetahui dalang dibalik kematian Lucy yang mungkin kini mengincar Layla. Ia sangat berharap, setelah berhasil mengakses otak Lucy dan mengetahui siapa penjahat itu, ia bisa segera bebas dari ancaman tersebut dan bisa berbulan madu dengan tenang bersama Layla. Mempunyai banyak anak dan menua bersama Layla.Logan telah berpakaian sangat rapi dengan menggunakan tuxedo seakan ia akan pergi menikahi seorang gadis. Namun nyatanya, ia berdandan serapi itu adalah untuk me
"Tuan Williams sangat membutuhkan Layla disisinya. Kami berjanji akan menjaga Nyonya Layla Johnson dengan baik. Juga, memberikan pengobatan yang terbaik pada Tuan Williams." "Bagaimana ini Bob?" Suzy panik."Ayah ijinkan aku, kini aku harus berbakti kepada suamiku, seperti ibu berbakti pada Ayah. Tolong jangan egois, aku sangat mencintai Logan." Layla yang tidak tahu menahu soal sandiwara Logan, begitu terbawa suasana hingga menangis tersedu-sedu.Karena hal itu dengan berat hati Bob dan Suzy mengantar anak dan menantu mereka ke bandara untuk penerbangan ke Singapura. Setelah pesawat yang ditumpangi oleh Layla dan Logan take off, Bob dan Suzy pun memutuskan untuk pulang ke rumah mereka. Namun, disisi lain setelah sesi drama antara Layla dan kedua orangtuanya, Logan dan Layla masuk untuk check in dan pemeriksaan. Kemudian barulah setelah itu, bukannya membawa Layla menuju ruang keberangkatan, justru Logan mambawa Layla menuju pintu keluar bandara."Log, harusnya kita
Logan terbangun di ranjang milik Jack. Hal itu berkat usaha Suzy dan Bob yang susah payah memindahkan tubuh Logan. "Lucy...." Logan berteriak diujung mimpinya. Entah apa yang terjadi di khayalannya selama ia pingsan."Log?" Layla memberanikan diri untuk mendekat."Awas, dia belum stabil. Jangan sampai dia membahayakan janinmu," ujar Bob khawatir."Layla? Sedang apa kita disini?" Logan merasa linglung."Sayang? Kau baik-baik saja? Baru saja kamu pingsan? Apa kamu merasa sakit? Apa perlu aku memanggil dokter?" tutur Layla begitu cemas dengan keadaan Logan.Logan berpikir sejenak, iya merasa ucapan Layla ada benarnya. Ia harus mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya saat ini, mengingat ini pertama kalinya ia mengalami hal seperti ini. Ia memang sadar betul jika ia adalah orang yang cukup sulit mengendalikan emosi dan sering kali meledak-ledak. Namun ini adalah pertama kalinya ia merasa begitu marah hingga mengalami shock dan pingsan."Iya, kurasa aku butuh se
Keringat membasahi pakaian Logan. Wajahnya memucat dan suhu tubuhnya begitu dingin. Giginya bermegemeletuk sedang bola matanya melirik kesana kemari dengan pandangan mengabur."Lucy..." Braaaaakkk...Tubuh Logan limbung hingga terjatuh di lantai, sedang tak seorangpun berani mendekatinya. Bahkan, Layla sekalipun. ***"Ohhh Baby, Jangan berhenti! Itu terasa nikmat!" Lucy melenguh merasakan tikaman cinta dari Logan. Mendengar hal itu, Logan hilang kendali dan menambah tempo permainannya hingga Lucy menyerah terlebih dahulu."Ohhh Baby, it's coming... Ohhh my God, it's so good, Baby," erang Lucy."Tahan sedikit lagi Sayang, kita keluarkan bersama." Logan mempererat pelukannya pada tubuh polos Lucy dan mengulum bibir ranum milik Lucy dengan beringas."Ohhhh God, it's coming..." Logan begitu terlena dalam pelepasannya sampai tak sadar menggigit bibir Lucy hingga mengeluarkan darah."Oh Sayang maafkan aku, aku tidak sengaja," ujarnya merasa bersalah. Ia mengelap darah di bibir Lucy perla
Tut... Tut... Tut...Logan berusaha menghubungi Layla saat Suzy memaksanya untuk mengantarkannya menemui Layla di apartemen yang ceritakan pada Suzy."Halo?" sapa Layla diseberang."Bagaimana keadaanmu?" tanya Logan sungguh berharap Layla sudah membaik."Aku baik-baik saja, kau pergi kemana? Bibi Annete bilang kau sedang ada urusan." tanya Layla sembari mengunyah apel di kamarnya."Sayang, dengarkan perintahku dengan baik. Karena aku tidak bisa mengulang perkataanku ini. Waktu kita terbatas, kau harus meminta bantuan Jack Lee untuk mencari apartemen disewakan di area pinggiran Metro Local A yang jaraknya paling dekat ke kantormu. Kalau tidak ada yang disewakan, beli saja unit yang ada disana dengan harga berapapun yang mereka minta asalkan kita mendapat satu unit apartemen itu. Segera minta Jack untuk mengisinya dengan perabot sederhana yang penting nampak ada kehidupan di dalam apartemen itu. Waktu kita hanya satu setengah jam. Jovi tidak bisa mendampingimu karena aku menugaskan dia