Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)
***
POV Author.Dokter Ayu menceritakan semuanya pada Rumi, termasuk tentang siapa orang yang sedang ia kagumi.
"Jadi dokter menyukai Tuan Ardan?" tanya Rumi memastikan.
Dokter Ayu mengangguk dengan wajah yang malu-malu.
"Ini akan jadi rahasia kita saja, Rum. Jangan membocorkannya pada siapa pun, sampai saya sendiri yang akan mengungkapkan semua ini," ujar Dokter Ayu.
"Baik, Dok. Tenang saja, kita harus saling mendukung. Biar bagaimana pun dua laki-laki itu berhak bahagia," papar Rumi.
-
-Hari berganti, Rumi datang pagi-pagi sekali ke rumah Ardan. Ia harus mengurus Arti.
"Rum, syukurlah kamu sudah datang. Saya dan Kak Ardan akan berangkat sekarang," ucap Gilang.
"I-iya, Tuan. Apa kalian tidak sarapan dulu?" tanya Rumi.
"Kami sarapan di luar. Kamu fokus saja mengurus Arti. Nanti kalau kerepotan mengerjakan urusan rumah, saya akan mencari pemba
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Gilang.Malam itu aku membaca isi dari surat Rumi. Aku sungguh terkejut. Bagaimana bisa dia mengungkapkan perasaan padaku.Rumi wanita yang baik dan cantik, tapi untuk membalas perasaannya aku tidak bisa. Di hati ini masih membekas sembilu yang perih.Mencintai satu wanita yang sama dengan Kakak kandungku sendiri. Namun, hal yang lebih menyedihkan dari itu, iyalah menerima kenyataan kalau wanita tersebut tidak akan bisa dilhat oleh mata lagi untuk selamanya.Ah, sosok Mbak Resti memang membuat aku lupa diri.--Hari berikutunya aku mengajak Rumi bicara soal surat itu. Aku menanyakan langsung kebenarannya."Rum, kamu tidak bercanda dengan isi surat itu?" tanyaku serius.Rumi menunduk, ia menjawab dengan gugup. "Benar, Tuan. Maaf kalau saya lancang, tapi perasaan ini tumbuh subur di dalam jiwa."Aku menarik nafas panjang. Bukannya
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Aku pulang ke rumah dengan rasa penasaran. Sebenarnya apa yang Gilang maksud?Kenapa Dokter Ayu tersinggung, dan seperti marah saat Gilang mengatakan hal itu?Aneh sekali.Sampai di rumah, aku langsung menidurkan Arti di dalam kamar. Putra tampanku belum genap satu bulan, jadi dia masih belum rewel.Kutatap dengan lekat wajah Arti, bibir dan hidungnya persis seperti Resti. Betapa aku merindukan sosok itu.Tak disadari air mataku jatuh ke pipi. Sedalam mana pun kerinduan, tak akan ada jalan untukku bertemu dengannya lagi.--Pagi harinya, Rumi datang seperti biasa. Ia mengurus Arti, sedangkan aku duduk menunggu Dokter Ayu.Namun, Dokter Ayu tak datang. Padahal biasanya sebelum jam delapan dia pasti sudah ada di sini."Rum, saya ke kantor dulu. Kalau nanti Dokter Ayu ke sini, tolong bilang padanya saya ingin bicara,"
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Gilang berlalu tanpa bicara apa-apa lagi. Sedangkan Rumi keluar saat Gilang sudah pergi."Maaf, Tuan. Saya tidak sengaja sudah mendengar keluhan Tuan Gilang. Jika memang kehadiran saya membuatnya tidak nyaman, maka saya akan mengundurkan diri," ucap Rumi menunduk sedih.Ditangannya masih menggendong Arti.Aku menelan ludah getir. Pasti Rumi sangat terluka mendengar pengakuan Gilang tadi."Tidak, Rumi. Jangan diambil hati ucapan Gilang tadi. Dia hanya belum mengerti, saya mendukung perasaanmu," sahutku mencoba tersenyum."Terima kasih, Tuan. Saya cukup sadar diri. Saya tidak bisa lagi bekerja di sini. Mohon jangan menahan saya!""Rum, dengarkan saya dulu. Kamu tidak perlu mengalah begini. Masalah Gilang tak ada hubungannya dengan tugasmu." Aku masih berusaha membujuk Rumi."Saya tahu, Tuan. Tapi perkataan Tuan Gilang ada benarnya juga. Jika s
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Gilang.Kami sampai di rumah Kak Ardan.Rumi langsung bergegas masuk setelah pintu dibuka."Bagaimana kondisi Arti?" tanya-nya sambil berjalan ke arah kamar.Bahkan Kak Ardan mematung menatapku sambil menautkan alisnya.Rumi sudah tak terlihat, ia masuk ke dalam kamar Arti. Sedangkan aku dan Kak Ardan masih saling menatap di ruang depan."Kenapa Rumi secemas itu? Arti kan sudah sehat," ujar Kak Ardan."Hehe, maafkan Gilang, Kak. Gilang lupa bilang kalau Arti demam kemarin, dan bukan hari ini," paparku sembari menggaruk kepala yang tidak gatal."Jadi Tuan berbohong?" sambung Rumi membawa Arti dalam gendongannya.Aku menelan ludah getir. Kak Ardan malah tersenyum puas ke arahku."Bukan begitu, Rum. Saya cuma tidak mau Arti kehilang sosok sepertimu," ucapku tulus.Rumi terdiam, rona wajahnya menjadi merah."Ya sudah. Kalian
Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Ardan.Sejak saat pernyataan mengejutkan dari Dokter Ayu itu, aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi.Kata Mama, Dokter Ayu masih mengunjungi Arti, tapi aku pasti sudah tak ada di rumah.Aku memang tak mungkin bisa membalas perasaannya. Karena aku ingin berkumpul dengan Resti dia surga nanti. Aku tak mau menikah lagi. Biarlah Arti aku rawat sendiri."Maaf kalau saya lancang, Tuan. Boleh saya katakan sesuatu?" tanya Rumi."Rum, tak usah memanggil saya dengan sebutan Tuan. Kita sekarang sudah menjadi keluarga," ujarku."Hem, sudah terbiasa. Jadi biarkan saja, Tuan.""Terserah kau sajalah, Rum. Katakan, ingin bertanya soal apa?"Rumi terlihat ragu-ragu untuk bicara. Ia berulang kali mengatur napas."Sekali lagi maaf, tapi apakah Tuan tidak kerepotan mengurus Arti seorang diri tanpa pendamping?"Aku memejamkan mataku beberapa detik
.Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Rumi.Hari ini semua marah padaku, hanya karena aku mengungkit tentang sebuah perasaan.Apa salah?Aku hanya merasa peduli dengan kakak iparku, dan Dokter Ayu.Biar bagiamana pun aku tahu rasanya diabaikan.Eh, Tuan Ardan malah meneriakiku. Itu tak terlalu sakit. Namun, yang membuat aku sedikit pilu, iyalah sikap suamiku.Mas Gilang seolah mendukung sikap kakaknya. Dia pun bersikeras membela Nyonya Resti.Aku tahu, sangat tahu kalau Nyonya Resti baik dan sangat sempurna. Akan tetapi dia sudah tak ada.Apa salahnya memulai kebahagiaan yang baru?Aneh memang laki-laki zaman sekarang. Diawal angkuh, nanti ketika sudah luluh langsung meminang.Aku yakin Tuan Ardan akan bertekuk lutut di hadapan Dokter Ayu. Seperti Mas Gilang yang menolakku terang-terangan waktu itu.Sore ini aku berhadapan dengan suamiku.Ada
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 1.***"Saya terima nikah dan kawinnya Raya Selina binti Ridwan Gani dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah."Riuh terdengar di ruangan tamu rumahku ini. Ijab Qabul sudah terlaksana.Kini Mas Rio sah menjadi suami dari Raya. Tentunya Raya berstatus sebagai istri kedua."Han, kamu kuat banget menghadapi ini semua," bisik Luna, sahabat karibku.Aku hanya merespon dengan senyuman. Sesungguhnya hatiku terasa perih, tapi apa boleh buat? Aku tak berdaya menentang keinginan Mas Rio untuk menikahi Raya..Selesai sudah ritual pernikahan. Sekarang suasana di rumahku mulai sepi. Hanya ada aku, Mama mertua, se
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 2.***Malam ini aku tak bisa tidur. Bayangan Mas Rio yang sedang sekamar dengan Raya menghantuiku.Sungguh hatiku terasa nyeri dan pilu. Aku hanya wanita biasa, berbagi suami bukanlah hal mudah."Jadi itu alasan kenapa Mas selama ini sering bersikap dingin terhadapku?""Sekali lagi maafkan aku, Han. Aku dan Raya saling mencintai sejak lama. Saat itu, ketika kau datang memintaku untuk menikahimu status Raya dan aku masih berpacaran. Namun, Mama meyakinkan dan membujuk agar aku tak menolakmu. Mama selalu berdalih soal bakti. Jadi aku terpaksa menurutinya. Bukan cuma itu, Han. Aku juga sudah berusaha semaksimal yang aku bisa untuk mencintaimu sebagai istriku, tapi kenyataannya berkata lain. Raya adalah c
Persahabatan yang ternoda.Part: 48.***Semua yang berada di luar, menjadi masuk menemui Rama.Layla mencoba menghapus air matanya. Namun, Naomi lebih dulu menangkap tangan Layla.Perlahan Naomi menyentuh wajah Layla. Diusapnya mata yang sudah basah itu. Bukannya reda, tangis Layla malah semakin pecah."Lay, maafkan aku!" Naomi memeluk Layla.Semua beralih menatap ke arah mereka berdua.Kini Naomi dan Layla berbicara di luar. Abraham dan Dev juga turut menyusul."Apa dirimu benar-benar mau memaafkan saya?" tanya Layla.Mengangguk Naomi tanpa ragu, dan berkata. "Iya, Lay. Lupakan yang telah berlalu! Sekarang kita sudah memiliki kebahagiaan masing-masing. Jangan pernah membuatku menjauhimu lagi. Aku menyayangimu," ucap Naomi."Saya berjanji, tidak akan pernah kesalahan yang sama terulang. Teirma kasih, Naomi. Saya juga menyayangimu," papar Layla.Terharu Abraham dan Dev. Keduanya enggan mengganggu, hanya menatap dari belakang..Hari berlalu ....Kini kehidupan Layla sudah sempurna. Pe
Persahabatan yang ternoda.Part: 47.***Setelah menikah, Layla tetap tinggal di rumah miliknya sendiri. Abraham mengalah, karena sang istri memiliki tanggung jawab atas toko besar yang dipunyai.Tak ada yang berubah. Sepasang pengantin baru itu masih memanggil dengan sebutan Tuan, dan Nona.Bagi yang mendengarnya akan merasa iri, karena sebutan itu terkesan unik dan romantis."Nona manis, hari ini ada kasus yang sangat besar. Seorang klien saya berasal dari kalangan bawah. Bahkan untuk menyewa jasa saya pun, ia menggadaikan sebuah surat rumah," ujar Abraham."Benarkah, Tuan? Kalau begitu dirimu harus semangat! Kalau boleh saya tahu, apa permasalahan yang sedang dihadapinya?" tanya Layla sambil memakaikan kancing baju sang suami."Bapak itu namanya, Pak Samsir. Beliau hanya seorang penjual ketoprak keliling. Saat Pak Samsir berjalan mendorong gerobak jualannya, tiba-tiba melaju sebuah mobil dengan kecepatan tinggi. Pak Samsir yang hendak menyeberang hampir terlindas, untungnya pengend
Persahabatan yang ternoda.Part: 46.***Dua bulan kemudian ....Layla dan Abraham semakin dekat, bahkan rasa itu sudah tumbuh di hati Abraham."Bu, jika aku ingin mempersunting Layla, apakah Ibu setuju?" tanya Abraham dengan ragu-ragu.Berkaca-kaca mata Mira, ia terharu sekaligus bahagia. Layla sudah akrab pula dengan dirinya. Bagaimana mungkin Mira tak merestui."Tentu saja Ibu setuju," sahut Mira senang.Abraham tersenyum sembari memeluk sang ibu. Rencananya lamaran akan dilakukan nanti malam. Jika Layla menerima, maka pernikahan segera dilangsungkan dalam waktu dekat.***Ketika hari mulai gelap, Abraham bersiap-siap dengan detak jantung yang semakin kencang.Gugup Abraham ingin menyatakan cinta pada seorang janda kembang. "Sudah siap?" tanya Mira mengedipkan sebelah matanya."InsyaAllah, Bu."Detik berikutnya mereka berangkat. Dua puluh menit perjalanan, akhirnya Abraham dan Mira sampai.Gemetar lutut Abraham ketika mencoba keluar dari mobil. Mira tertawa kecil menyaksikan keg
Persahabatan yang ternoda.Part: 45.***Cukup lama Layla tak sadarkan diri, bahkan Abraham masih setia menemani. Cika pun datang dikabari oleh Karin.Sedangkan di sisi lain, Dev pulang dengan rasa sesal. Entah apa yang membuatnya bisa berkata sekejam itu pada Layla.Namun, tiba-tiba ia merasa bersalah. Biar bagaimana pun juga, Layla tetaplah berjasa dalam hidupnya.Gundah hati Dev. Ia sangat marah karena Layla hampir merusak rumah tangganya. Namun, Dev tersadar, dirinyalah yang awal mula menumbuhkan benih cinta.Sampai di rumah, Dev langsung memeluk Naomi dengan erat. Tangisnya pecah, tubuhnya gemetar hebat."Ada apa, Mas?" tanya Naomi bingung."Mas sudah mendatangi Layla. Mas mencacinya, tapi Mas lupa bahwa sejahat-jahat Layla, dia tetaplah peduli pada putri kita, dan juga kehidupan kita, Noami. Mas malah menghakiminya dengan kata-kata kasar tadi."Terdiam Naomi mendengarkan perkataan sang suami. Dirinya tahu, Dev sudah tak memiliki perasaan lagi pada Layla. Bahkan Naomi senang, jik
Judul: persahabatan yang ternoda.Part: 44.***Sore itu Abraham dan Layla semakin akrab. Namun, tak ada getaran apa-apa di hati mereka."Saya permisi pulang lebih dulu. Ada klien yang akan datang ke rumah nanti. Semoga kita bisa bertemu lagi," ujar Abraham."Baiklah. Hati-hati di jalan," sahut Layla.Seperginya Abraham, Layla masih terpaku di kursi kayu yang ia duduki.Menyaksikan banyak pasangan yang lalu lalang. Betapa hati Layla merindukan kasih sayang.'Bagaimana mungkin, aku bisa melupakan Dokter Dev. Sedangkan kelembutan dan kenyamanan itu hanya pernah aku dapatkan darinya," batin Layla.Jatuh perlahan air mata itu. Tak bisa dipungkiri, cinta untuk Dev begitu dalam."Nyonya Layla, ada yang ingin bertemu di rumah. Orang itu sudah menunggu dari tadi," ucap Cika yang tiba-tiba datang menyusul Layla."Siapa?" tanya Layla tak bersemangat."Lihat saja sendiri. Ayo pulang."Layla tak banyak bicara lagi. Ia pun pulang bersama Cika. Saat ini hanya Cika yang setia menemaninya.'Maaf, Nyo
Persahabatan yang ternoda.Part: 43.***Sebisa mungkin Cika membuat Naomi mau bertemu dengan Layla. Hingga akhirnya pertemuan sudah diatur di sebuah restoran ternama.Naomi penasaran kenapa Layla ingin berjumpa dengannya lagi. Emosi Naomi yang sudah menumpuk, ingin segera ia luahkan pada tempatnya.Tepat pukul 14: 30 Layla dan Naomi bertemu.Berdebar dada Layla saat menatap kembali mata sendu Naomi. Mata yang dulu meneduhkannya, mata yang dulu memandangnya penuh cinta."Naomi," lirih Layla dengan suara yang gemetar."Apa maumu? Apa ingin membanggakan diri atas kemenanganmu menghancurkan kebahagianku?" tanya Naomi."Tidak, Naomi. Saya ingin meminta maaf."Tersungging bibir Naomi saat mendengar ucapan Layla. "Dulu kau pun pernah berkata demikian."Jatuh bulir bening itu membasahi pipi yang sudah tak berhias seperti sebelumnya. Layla memang kehilangan Naomi sejak ia menjalin asmara dengan Dev.Layla ingin meraih cinta dari sang pujaan, malah kehilangan cinta dari sahabat terbaiknya."
Persahabatan yang ternoda.Part: 42.***Di dalam mobil, Naomi tak berkata apa-apa. Hanya air matanya yang mengalir begitu saja."Mas tak menyangka, bisa-bisanya kau bersama pria lain membawa Jelita. Sekarang Mas mengerti, kenapa dirimu menolak diajak pulang ke rumah," ujar Dev yang masih gemetar menahan emosinya."Terserah apa yang mau Mas katakan tentangku. Namun, satu hal yang pasti. Aku bukan dirimu, Mas. Aku masih tahu dengan batasan-batasan itu. Mas Abraham memang tadi bersamaku. Akan tetapi kami tak sengaja bertemu. Lagi pula, dia hanyalah anak teman Mama. Aku malu dengan tindakanmu yang semena-mena. Bahkan Mas lupa, bahwa Mas sendiri sedang bermain gila dengan Layla. Turunkan aku di sini! Aku tak sudi satu mobil dengan Mas lagi," papar Naomi panjang lebar.Setelah cukup lama Naomi berdiam diri menahan segala gejolak hati. Akhinya semua tertumpah. Dev terpaku mendengar penuturan Naomi. Ia semakin merasa bersalah karena telah memukul Abraham tanpa mendengarkan penjelasannya."M
Persahabatan yang ternoda.Part: 41.***Ketika pagi menyapa, Layla dan Dev bersiap untuk pulang ke Jakarta. Tampak cerah raut wajah Layla, rencananya telah berhasil. Ia berpikir, setelah ini Dev tentu akan jatuh ke dalam pelukannya lagi.Waktu berjalan ....Suasana hening tanpa ada yang membuka obrolan. Ketika keduanya sudah sampai, Layla sengaja mengulur waktu untuk tetap bisa bersama Dev."Dokter Dev, saya ingin meminta waktumu sebentar saja untuk menemani saya mengambil sesuatu di agen barang perlengkapan toko milik saya itu," ucap Layla."Baiklah, tapi saya tak bisa lama," sahut Dev.Layla mengangguk. Dev masih tak tahu, jika dirinya sudah masuk dalam perangkap Layla.Saat Layla sampai di tempat tujuannya. Dev diminta untuk mengangkatkan beberapa barang ringan. Kemudian Layla mengabadikan lagi gambar Dev itu. Tentunya untuk memanasi situasi.Detik berikutnya, Layla langsung mengunggah ke sosial media miliknya. Seperti biasa, Melati yang gemar mengecek akun Layla itu pun melihat
Persahabatan yang ternoda.Part: 40.***Layla menarik nafasnya panjang, sembari menetralkan perasaan. Cukup lama ia berpikir, akhirnya muncul satu ide di kepalanya."Setelah saya mencabut tuntutan. Saya mau Dokter menemani saya ke luar kota untuk seminggu ke depan," ujar Layla."Cuma itu?" tanya Dev dengan rona wajah berseri.Layla mengangguk pelan. Namun, di hati tersirat satu keinginan untuk membuat cinta Dev tumbuh lagi selama waktu seminggu nanti.***Di sisi lain, Naomi dan Melati dibebaskan. Cika suda memberi surat pernyataan berdamai atas perintah Layla.Waktu berjalan ....Naomi mengambil Jelita dari pelukan Dev. "Aku tak tahu kenapa Layla bisa mencabut tuntutannya. Tapi apa pun itu, aku tetap tidak akan berterima kasih, atau pun minta maaf padanya," ujar Naomi.Dev berdehem pelan, sambil menyerahkan Jelita."Mama yakin, perempuan jalang itu punya tujuan lain," sahut Melati."Sudahlah, Ma. Mama selalu memperkeruh suasana. Layla melakukan ini karena Jelita. Harusnya kalian be