Share

136. Losin Control

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 15:00:17

Seminggu penuh Lova dirawat di rumah sakit, tubuhnya pulih perlahan dan selama seminggu itu, Caid hampir tidak pernah meninggalkannya. Dia ada di sana, memastikan Lova mendapatkan perawatan terbaik, menjaganya dengan cara yang begitu intens dan penuh perhatian.

Caid menjelma menjadi bayangan yang tak terpisahkan, selalu hadir, selalu berjaga. Lova tak terganggu dengan sikap Caid yang seperti itu—setidaknya sebagian besar waktu. Dia memakluminya, meskipun kadang tingkah pria itu cukup membuatnya kesal. Terutama ketika Caid menjadi terlalu protektif.

Setiap kali Lova bergerak sedikit saja, Caid akan langsung memperhatikannya, seperti seorang penjaga yang siap siaga melindungi. Ketika Lova mencoba meraih gelas air di meja samping ranjangnya, Caid langsung melesat ke arahnya, mengambil gelas itu dengan cepat.

“Biar aku saja. Kau masih lemah” katanya sambil menyerahkan gelas tersebut.

“Aku cuma minum, bukan mendaki gunung. Lagian karna

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   137. Possessive Caid

    “Sudah cukup lama sejak terakhir kita bertemu, kita hanya berbicara sebentar saat pernikahanku dan Ale dulu” Ucap Liliana, suaranya lembut namun penuh dengan nada nostalgia, padahal belum lewat empat bulan sejak kejadian ituLova tersenyum kecil, merasa ada sedikit ketegangan di antara mereka, meskipun Liliana selalu terlihat anggun dan ramah, ada sesuatu yang agak membuatnya risih yaitu tatapan Aleandro padanya“Caid diam dulu” Lova berdesis pada Caid yang masih memeluknya dan kali ini mengecup pipinya. Posisi pria itu juga ikut berubah, yang semula berdiri dipinggir ranjang kini ikut naik ke atas ranjang dan mendekapnya eratCaid tersenyum tipis, bukannya mengurai pelukan, dia justru semakin erat memeluk Lova, seolah ingin menegaskan posisinya di hadapan Liliana dan Aleandro yang masih dibiarkan berdiri, sengaja. "Aku hanya ingin memeluk istriku" Ucap Caid dengan nada tenang namun penuh arti.Liliana menahan tawa kecil, matanya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   138. The other side of Caid

    Warning! Mengandung penyiksaan!Alasan Caid membawa Lova pulang lebih cepat bukan hanya karena Caid tak ingin banyak yang mengganggu Lova namun juga karena teman-temannya sudah berhasil mendapatkan Meredith dan membuat wanita jalang itu berada dipenjara bawah tanah di mansionnyaTepat setelah memastikan Lova tertidur dengan tenang, Caid meninggalkan kamarnya. Langkahnya cepat dan tegas, menuruni anak tangga menuju lantai dasarDi ruang kerjanya, Dylan, Dayn, Lucius, dan Enid sedang duduk santai di sofa besar, berbincang dengan nada yang agak keras. Begitu Caid tiba, suasana langsung berubah. Keempat pria itu berhenti berbicara dan menatap Caid“Dia sudah tidur?” tanya Dylan“Sudah” jawab Caid pendek, suaranya serak, seolah menahan amarah yang berkecamuk “bagaimana dengan media?” tanya Caid setelahnya“Sejauh ini aman, aku bisa memblokirnya. Tenang saja tak ada satupun yang akan curiga mengenai masala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   139. Efek yang menenangkan

    “Kau darimana?” tanya Lova, dia terbangun karena haus dan ke dapur untuk mengambil minum. Namun hal yang tak dia sangka adalah Caid berdiri di ambang pintu dapur, tubuhnya penuh dengan bercak merah darahRasa khawatir langsung melanda Lova saat melihat Caid dalam keadaan seperti itu. Pandangannya yang tajam seketika berubah menjadi ragu, ada ketegangan di antara keduanya.“Kau... terluka?” tanya Lova dengan suara ragu. Ia tetap diposisi, tak mendekat ataupun menjauhi Caid, matanya terfokus pada darah yang mengotori bajunya.Caid mengangkat tangan, menunjukkan dengan jelas betapa kotornya dirinya. Namun, ia tidak menjawab langsung. Mata abu itu terlihat sayu dan agak berat“Apa yang kau lakukan?” suara Lova kali ini lebih keras dan tegas dari sebelumnyaCaid menatapnya dalam diam, pikirannya seolah terkunci pada sesuatu yang jauh lebih gelap daripada apa yang terlihat“Caid Walton, jawab pertanyaanku!

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   140. Desire 21+

    Caid menggendong Lova dengan mudah, meskipun tubuh mereka masih basah dari air panas bathtub. Lova yang terkejut meronta sedikit, berusaha menyesuaikan diri dengan posisi Caid yang kuat dan penuh dominasi. Tangannya terletak di leher Caid, sementara tubuhnya dibawa menuju ranjang.Caid menurunkan Lova perlahan, memastikan tubuhnya tetap dekat dengan tubuh Lova. Mata Lova terfokus pada setiap gerakan Caid, yang kini mulai melepaskan piyama tidurnya dengan gerakan lambat yang penuh sensualitas. Lova menahan napas, merasa sedikit terjepit oleh ketegangan yang tercipta di antara mereka."Perutmu mulai berbentuk, Love" kekeh Caid dengan senyum nakal yang tak bisa disembunyikan. Dia memandang perut Lova dengan penuh minat, seolah ingin mengeksplorasi setiap perubahan yang terjadi pada tubuh wanita itu sejak kehamilan mulai tampak jelas.Lova menatap Caid dengan mata yang sedikit membelalak, tubuhnya terasa lebih sensitif dari biasanya. Perutnya yang mulai membuncit ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   141. End of intimacy 21+

    Lova bergerak pelan dan terkendali, membiarkan setiap gerakan menciptakan ketegangan yang mendebarkan di antara mereka. Kali ini Lova balas dendam pada Caid dia tak memasukan batang keras itu kedalam miliknya, melainkan hanya menggesekannya, bergerak diatasnya hingga cairan Lova membanjiri batang Caid.Caid menarik napas dalam-dalam, mencoba menjaga kendali dirinya, tetapi gerakan Lova yang menggoda membuat pikirannya kabur.“Love…” desis Caid, mencoba mencari celah untuk tenang, meskipun jelas bahwa separuh dari dirinya ingin melakukan lebih.Lova hanya tersenyum kecil, tidak menghentikan gerakannya. “Bukankah itu tujuanmu, Caid? Aku hanya melakukan yang kau lakukan padaku tadi” pinggulnya bergerak, menindih batang Caid dengan gerakan intensCaid tertawa pendek, nada suaranya terdengar seperti geraman hewan buas "Relova" gumam Caid di antara desahan yang terputus.Lova berhenti sejenak, mendongak untuk menatap mata C

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   142. Ending of Main Story

    Ophelia berdiri di lorong rumah sakit, mondar-mandir tanpa henti. Matanya melirik ke arah pintu ruang persalinan, tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. Sementara itu, Calton duduk dan nampak terlihat tenang, tetapi getaran kecil di kakinya menunjukkan bahwa dia sama cemasnya."Kenapa lama sekali?" gumam Ophelia dengan nada khawatir. "Bagaimana kalau ada sesuatu yang salah? Lova kelihatan begitu lemah saat terakhir kita bertemu." Ophelia khawatir, bagaimana pun dia pernah ada diposisi Lova saat melahirkan Caid dulu dan Ophelia tahu betapa menyakitkannya ituCalton menghela napas, berusaha memberikan rasa tenang meski hatinya sendiri berdegup kencang. “Lova itu perempuan yang kuat, Helia. Kau lihat sendiri bagaimana dia menghadapi semuanya selama ini. Caid juga ada di sana untuk menjaganya.”Ophelia mendesah, tapi tidak sepenuhnya tenang. "Tetap saja... Ini pertama kalinya aku menjadi nenek. Aku tidak tahu bagaimana harus bersikap. Dan Caid... dia pasti panik di dalam sana."Mendenga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   (S2) 1. Dylan Story

    Oke bagi yang penasaran, kisi-kisi tentang asmara Dylan ini ada di chapter 87 yaa, dialog akhir antara Dylan dan Caid. Nah jika di bab 87 itu POV nya Caid maka ini POV nya Dylan, hihihi------- Happy Reading --------Dibawah cahaya neon kasino yang menyilaukan, seorang pria tampan duduk dengan percaya diri di meja judi. Mata coklat gelapnya yang tajam memantulkan kilatan cahaya, sementara tangannya bergerak gesit, menandakan bahwa dia sudah terbiasa dengan permainan ini.Di sebelahnya, seorang wanita cantik berdiri dengan anggun, tubuh tinggi nan ideal itu mengenakan gaun hitam yang memamerkan bentuk tubuhnya yang sempurna. Dia melirik pria itu dengan senyum menggoda, lalu mendekat."Jadi, kau benar-benar yakin bisa menang besar malam ini?" bisiknya, suaranya lembut namun penuh tantangan. Jemari lentiknya mengusap dada bidang pria ituPria itu mengalihkan pandangannya ke wani

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Wanita Incaran Sang Billionaire   (S2) 2. Tipe yang berubah

    Lumia Lorenzo, putri perdana menteri AS. Ayahnya, Petrus Lorenzo adalah seorang perdana menteri luar negeri. Petrus sudah diakui dengan kemampuan dan loyalitasnya, karena itu, dia sudah menjawab sebagai menteri selama dua periode dan ini masuk periode ketigaLumia adalah kebalikan dari semua prinsip yang Dylan junjung. Gadis mungil itu bahkan hanya setinggi dadanya meskipun sudah menggunakan high heels setinggi 10 cm. Wajahnya simetris, dengan pipi menggembung seperti tupai yang memberi kesan manis nan polos. Daripada cantik, dia terkesan imut dan menggemaskan. Namun, tingkahnya benar-benar berbeda dari penampilannya.Tidak seperti kebanyakan wanita yang menghadiri pesta tersebut dengan penuh kehati-hatian, Lumia tampak seperti berada di dunianya sendiri. Gaun biru yang dikenakannya tidak hanya menonjolkan sosok mungilnya, tetapi juga menyampaikan kepribadiannya yang hidup dan tanpa beban.Dia tampak tidak peduli dengan tatapan tajam atau komentar halus para tam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   Extra part (5) Happy End

    Kediaman Hilton yang luas dan elegan terlihat semakin hidup hari itu. Di ruang tengah yang mewah, suara tawa dan obrolan lembut bercampur dengan tangisan kecil bayi yang sesekali terdengar.“Akhirnya kalian datang juga. Lumia sudah menunggu” kata Dylan sambil mengarahkan pandangannya ke Matthias. “Dan siapa ini? Calon kakak besar yang gagah, ya?”Matthias tersenyum lebar, jelas sekali jika dia senang mendapat perhatian dan menjadi pusat perhatian “Uncle Dylan! Mana bayinya?” tanyanya tanpa basa-basi.Dylan tertawa kecil dan mengangguk. “Di sana, dengan Aunty. Tapi hati-hati, ya. Dia masih sangat kecil.”Matthias mengangguk penuh semangat. Dengan panduan Lova, ia berjalan ke arah sofa besar tempat Lumia duduk. Wanita muda itu terlihat anggun meskipun kelelahan, mengenakan gaun sederhana yang nyaman. Di pelukannya, seorang bayi mungil dengan kulit kemerahan sedang tidur nyenyak.“Lova, terima kasih sudah datang” sapa Lumia dengan senyum lembut. Matanya berbinar saat melihat Matthias mend

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   Extra part (4) Dunia tak berubah

    Matahari bersinar hangat di atas taman hijau yang luas. Angin lembut menerpa rambut Lova yang tergerai, membuatnya merasa lebih damai dari biasanya. Dia duduk di atas tikar piknik yang empuk, mengenakan gaun longgar yang menonjolkan perut besarnya. Di sebelahnya, Matthias tertidur pulas dengan kepala di pangkuannya, tangannya kecilnya masih menyentuh perut Lova seolah sedang mencoba merasakan gerakan adik kecilnya.Lova tersenyum lembut, mengusap rambut Matthias dengan penuh kasih. Pandangannya lalu beralih ke Caid, yang duduk di sebelahnya, tangan kekarnya melingkar di pinggangnya dengan erat. Matanya yang gelap tampak lebih lembut hari itu, penuh perhatian saat menatap istri dan anaknya."Dia sudah tidak sabar, ya," gumam Caid sambil menyentuh tangan Matthias yang masih berada di perut Lova. "Setiap hari dia bertanya kapan adiknya keluar."Lova terkekeh pelan, matanya bersinar bahagia. "Dia memang sangat antusias. Tapi aku juga tidak kalah senangnya. Akhirnya,

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   Extra part (3) Cemburu dengan anak

    Lova duduk di kursi makan dengan ekspresi tenang, tetapi jantungnya berdebar kencang. Dia telah menyiapkan sarapan untuk Matthias, yang sedang menggambar sesuatu di buku kecilnya. Caid duduk di seberangnya, membaca laporan di tablet, terlihat seperti biasa: tenang, mendominasi, dan mengendalikan segalanya."Aku hamil" kata Lova tiba-tiba, memecah keheningan dengan suaranya yang terdengar datar tapi penuh tekad.Caid menghentikan gerakan tangannya yang hendak mengambil secangkir kopi. Mata gelapnya beralih dari tablet ke wajah Lova, terpaku pada ucapan yang baru saja keluar dari bibirnya. Sekilas, ia tampak bingung, seolah otaknya membutuhkan waktu untuk mencerna informasi itu.“Aku hamil” Lova mengulang lagiKeheningan yang terjadi setelah kata-kata itu terasa berat, seperti udara di sekitar mereka mendadak berubah. Caid menatap Lova lekat-lekat, ekspresi wajahnya sulit ditebak. Jari-jarinya yang masih menggenggam tablet perlahan melonggar, hi

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   Extra part (2) So Hot

    Caid menghentakan miliknya, memompa inti Lova hingga sampai pada klimaksnya. Dihentakannya dalam-dalam pinggangnya sekali lagi, tubuh mereka bergetar dalam gelombang gairah yang saling memenuhi.Ditariknya benda panjang nan berurat itu kemudian melepaskan pengaman yang berisi cairan putih kental miliknya.Keringat menetes di pelipis keduanya, namun hanya satu yang terlihat puas. Lova mendengus keras, matanya menyipit tajam saat menatap pria di atasnya.“Kenapa kau selalu main aman?” Lova bertanya dengan nada kesal, napasnya masih memburu. “Aku ingin anak lagi, Caid. Apa kau bahkan memikirkannya?”Caid menundukkan kepala, menyentuh wajah Lova dengan lembut, tetapi senyumnya yang santai hanya membuat Lova semakin frustrasi. “Matthias baru tiga tahun, Love. Kau serius ingin anak lagi sekarang?”“Ya! Aku serius” tegas Lova, menyingkirkan tangan Caid dari wajahnya.Caid tertawa kecil mendengar

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   Extra part (1) Family

    3 tahun kemudian..."Di mana Matthias?" Lova memutar tubuhnya, mencari putranya yang seharusnya berada di kamar bermain.Seorang pelayan mendekat dengan ekspresi cemas. "Nyonya, saya baru saja melihat tuan muda keluar melalui pintu belakang."Jantung Lova berdebar keras. Matthias jarang sekali pergi tanpa memberitahu. Ia tahu putranya yang berusia empat tahun itu pintar dan penuh rasa ingin tahu, tapi naluri keibuannya langsung membuatnya khawatir.Lova melangkah keluar dengan tergesa, sepatu haknya membuat suara berirama di lantai. Ketika ia mencapai taman belakang, ia mendengar suara sesuatu yang mencurigakan.Bang!Lova terhenti. Suara itu adalah tembakan—dan itu berasal dari arah taman yang lebih dalam. Jantungnya seolah berhenti sejenak. Tanpa berpikir panjang, ia berlari ke arah suara itu.Di sana, Matthias berdiri dengan sebuah pistol kecil di tangannya. Tubuh mungilnya berdiri tegak, matanya yan

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   (S2) 33. Racing the limit (End)

    Setelah pernikahan yang menguras emosi, Dylan membawa Lumia ke sebuah tempat yang sejak awal ia siapkan dengan hati-hati. Sebuah mobil meluncur melewati jalan kecil yang diapit oleh pepohonan, sebelum akhirnya berhenti di depan sebuah rumah yang megah namun terasa hangat.Lumia turun dari mobil dengan perlahan, matanya terfokus pada rumah di depannya. Ia berdiri diam beberapa saat, mencoba mencerna perasaannya. Rumah itu terasa aneh baginya—familiar namun seperti mimpi yang lama terkubur.“Dylan...” panggilnya pelan, suaranya hampir bergetar. “Ini...?”Dylan mendekatinya, menyelipkan tangan ke pinggangnya dengan lembut. “Masuklah. Lihatlah lebih dekat.”Lumia mengikuti Dylan memasuki rumah itu, langkahnya terasa berat karena perasaan gugup yang membuncah. Begitu pintu utama terbuka, ia langsung disambut oleh interior yang begitu detail, hingga membuat dadanya berdebar kencang. Setiap sudut rumah itu terasa seperti

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   (S2) 32. Measure of sorrow

    Kamar Lumia dipenuhi aroma bunga segar dan suara gemerisik sutra. Lumia berdiri di depan cermin besar, mengenakan gaun putih sederhana namun elegan, dengan renda yang menjuntai hingga lantai. Cahaya matahari pagi menyinari rambutnya yang dibiarkan tergerai, memberikan kilauan keemasan yang membuatnya tampak memukau."Kau terlihat seperti malaikat, sangat cantik" ujar seorang wanita yang membantu menyempurnakan veil pengantinnya.Lumia hanya tersenyum kecil, tetapi ada kilatan gugup di matanya.Pintu terbuka, ayahnya, Petrus, muncul dengan setelan kemeja putih rapi yang dipadukan dengan jas abu-abu tua. Wajahnya tampak serius, tetapi sorot matanya menyiratkan kebanggaan yang sulit disembunyikan.“Lumia” panggilnya lembut, suaranya sedikit serak. Ia berjalan mendekat, memperhatikan putrinya yang kini terlihat begitu dewasa dan cantik“Papa..” Lumia berseru lirih. Rasanya dia hendak menangis namun dia tak enak dengan perias yan

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   (S2) 31. Reveal

    Lumia menatap cincin di jari manisnya dengan campuran perasaan yang sulit dijelaskan. Cincin itu tidak berkilau mewah, tetapi desainnya elegan, seolah-olah Dylan tahu bahwa ia tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.Namun, yang lebih membuatnya gelisah adalah momen ketika cincin itu dipakaikan ke jarinya—begitu mendadak, tanpa persiapan, tanpa janji, dan di depan ayahnya yang sakit.Ia menghela napas panjang, pikirannya melayang ke detik-detik itu.Dylan berdiri di hadapannya dengan raut serius, sementara Petrus mengangguk kecil, memberikan persetujuannya tanpa banyak bicara. Lumia bahkan tidak sempat memproses semuanya sebelum Dylan berlutut, mengeluarkan cincin dari sakunya, dan menatap matanya dengan intens.Lumia bahkan belum mengenal siapa pun dari keluarga Dylan. Orang tua pria itu, saudara, bahkan masa lalunya yang lebih dalam—semuanya adalah misteri baginya. Lumia mengerti bahwa Dylan bukan tipe orang yang suka membuka diri, tetapi jik

  • Wanita Incaran Sang Billionaire   (S2) 30. Lamaran

    Lumia tak bisa tenang selama disekolah, karena itu baru 10 menit sejak kelas pertama, dia langsung izin untuk pulang untuk menemani papa-nya. Namun apa yang didengarnya setelah sampai dirumah sungguh membuat dunia terasa hampaPapanya sakit dan Lumia tak tahu sama sekali“Mia...”“Apa yang sebenarnya terjadi, Pa?” tanyanya akhirnya, suaranya serak, hampir berbisik. Air mata yang ia tahan mulai memburamkan pandangannya. “Kenapa Papa tidak bilang apa-apa padaku?”Petrus menghela napas panjang, menyandarkan tubuhnya ke kursi dengan lelah. “Papa tidak ingin kau khawatir, sayang. Kau masih muda, masih punya banyak hal yang harus kau pikirkan. Papa tidak ingin menjadi beban untukmu.”“Beban?” suara Lumia meninggi, nada protes yang bercampur kesedihan. “Papa bukan beban! Aku ini anak Papa, aku berhak tahu! Aku bisa membantu! Kenapa Papa malah menyembunyikan ini dariku? Apa papa akan pergi t

DMCA.com Protection Status