Beranda / CEO / Wanita Idaman CEO / Ancaman orang tua Adit

Share

Ancaman orang tua Adit

Penulis: Harumi Aina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-16 10:07:29

Proyek kerjasama dengan perusahaan asing menggantung. Baik Pak Adit maupun Om Seno belum ada yang mengambil keputusan. Aku juga tak ingin ikut campur masalah proyek karena bukan ranah untuk ku sentuh.

Sudah beberapa hari belum mendengar kabar dari Om Seno. Apakah terjadi sesuatu? Ingin datang menjenguknya tapi Om Seno melarang katanya nanti dijemput kalo mau datang.

Aku juga cerita pada Ibu masalah Om Seno, Ibu tidak berhenti istighfar. Sepertinya beliau sangat mengkhawatirkan kehidupan adik kandungnya itu. Bagaimanapun sesama saudara pasti ikut merasa prihatin.

Kebetulan hari ini libur kerja, bertepatan hari Minggu. Aku luangkan waktu belanja ke pasar. Awalnya Ibu yang ingin belanja tapi aku cegah, biar Ibu di rumah saja memasak.

Pulang dari pasar, setiba didepan rumah sudah terparkir sebuah mobil mewah. Aku mengerutkan dahi, siapa yang datang. Gegas aku masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum!" salamku.

"Wa'alaikumussalam, nah itu dia Ayu sudah pulang," ucap Ibu sambil menyambut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wanita Idaman CEO   Pergi dari sisi Pak Adit

    "Halo, Ayu kalian dimana sekarang? Om cari ke rumah kata tetangga sudah pindah?" tanya Om Seno via telepon. Kami memang sudah pindah sejak kedatangan orang tua Adit. Bahkan nomer HP Pak Adit juga sudah diblokir agar dia tidak mencari. Aku tidak ingin lagi berhubungan dengannya atau keluarganya. "Om, Ayu dan Ibu udah pindah. Ntar Ayu share lokasinya ya!" jawabku. "Oke, Om perlu bertemu! Ada yang ingin Om bicarakan pada kalian, oke kalo gitu Om tutup dulu ya!" Tut! Telepon terputus. *** POV author Sementara itu, keadaan Adit begitu bingung. Dia sangat kehilangan Ayu dan sudah berusaha menelpon tapi tidak diangkat tepatnya sudah diblokir. Adit bahkan mendatangi rumah Ayu, tapi kosong. Ayu dan Ibunya sudah pindah. "Ayu, kemana kamu pergi? Kenapa kamu nggak bilang apa-apa padaku, apa yang terjadi?" gumam Adit frustasi. Hingga dua hari Adit tidak semangat, bahkan untuk makan juga malas. Ria sebagai Mama pun merasakan kesedihan Adit. Tapi, hatinya sudah terlanjur membenci Ayu. "Wan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Wanita Idaman CEO   Membantu Om Seno

    Beberapa hari setelah aku share lokasi rumah pada Om Seno, dia menepati janji datang. Seperti dulu Om Seno tetap datang sendiri, karena kami sudah paham watak anak istrinya. "Assalamualaikum!" ucapan salam di luar. "Wa'alaikumussalam, masuk Seno!" jawab Ibu menyambut. Ibu mengajak adik kandungnya ke dalam, Om Seno masuk dengan menjinjing barang lalu duduk di kursi. Kali ini rumah yang kami sewakan ada perabot juga, lengkap dengan kursi di ruang tamu. Om Seno memperhatikan keadaan rumah dengan menatap kesana kemari. "Mbak, kenapa kalian pindah kesini? Apa nggak nyaman rumah yang kemarin?" tanyanya setelah puas memandangi. Aku keluar membawa nampan berisi minum dan cemilan. "Minum Om!" tawarku meletakkan suguhan di meja. Om Seno mengangguk dan minum. "Bukan nggak nyaman tapi Ayu yang minta pindah!" jawab Ibu. Om Seno beralih padaku seraya menyipitkan matanya. "Memang kenapa, Yu?" Aku menghela napas, kemudian perlahan menceritakan hal tentang kedatangan orang tua Pak Adit yang me

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Wanita Idaman CEO   Menjadi direktur keuangan

    "Maaf, saya mengadakan rapat hari ini untuk membahas tentang pengangkatan direktur keuangan baru. Perkenalkan dia adalah direktur keuangan baru mulai hari ini, Ayu perkenalkan dirimu!" pinta Om Seno. "Baik, terima kasih pada Tuan Brotoseno selaku direksi dan pemilik grup Atmajaya yang sudah mengangkat saya sebagai direktur keuangan di perusahaan ini. Nama saya Ayu, dulu saya juga pernah menjabat sebagai manajer di perusahaan lain. Setelah menikah saya resign dari pekerjaan. Kini, saya mencoba peluang lagi untuk kembali mengasah kemampuan saya. Harap semua membantu saya dalam pekerjaan ini di kemudian hari," ucapku panjang lebar memperkenalkan diri. Semua yang hadir bertepuk tangan, aku memandangi mereka dengan senyum hangat, berharap bisa menjadi lebih akrab. Sebelum memasuki perusahaan, aku meminta Om Seno tidak mengatakan kalo aku keponakan beliau agar masalah perusahaan tidak bertambah. Om Seno pun menyetujui demi kebaikan bersama. Rapat dilanjutkan setelah Om Seno menyuruhku du

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Wanita Idaman CEO   Penyamaran Desi

    "Om, Ayu sudah memeriksa anggaran perusahaan yang bocor. Ternyata semua bermuara ke bagian personalia dan pemasaran," kataku saat mendatangi kantor Om Seno. Sengaja Om Seno satu hari ini berada di perusahaan untuk melihat hasil kerjaku dan juga mengawasi bagian lain. Om Seno juga berencana ingin merombak ulang pegawai tiap bagian. "Oh, jadi akar masalahnya di situ. Kenapa para direktur nggak ada yang melapor?" ucap Om Seno geram. "Ayu akan selidiki dulu Om, menurut Olivia manajer personalia dan pemasaran itu kabarnya anak buah Tante Fitri. Jadi, mungkin selain mereka ada pihak lain yang terlibat," balasku menerangkan. Om Seno mengangguk dan bergumam, "Pantas saja si Fitri punya banyak uang untuk memberi lelaki preman itu." "Apa Om sudah menyelidiki lelaki itu?" tanyaku. "Blom, kita urus dulu masalah perusahaan sebelum lebih parah." Sesaat kami berdua terdiam, tiba-tiba aku menemukan ide. "Om, Ayu ada ide! Bagaimana kalo Ayu ___" Aku berbisik di telinga Om Seno agar tidak seoran

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Wanita Idaman CEO   Mengumpulkan bukti

    Om Seno masuk ke kantor saat aku sedang mengecek data pemasaran. Aku coba untuk bertanya mengenai target pasar apa yang di kerjakan perusahaan. "Om, mengenai soal ini kerjasama dengan perusahaan atau pasar mana saja yang sedang berjalan?" tanyaku sambil menyerahkan data ke tangan Om Seno. Om Seno segera mengecek sebentar. Awalnya mengangguk kemudian mengerutkan dahi. "Data ini pasti salah! Ini sudah melebihi dari perkiraan," ucap Om Seno. "Ayu pikir pun begitu, Om. Karena nggak mungkin semua ini lewat tanpa sepengetahuan Om. Ayu sudah memeriksa kalo beberapa pasar itu hasil labanya bukan ke perusahaan tapi ke rekening seseorang. Ayu akan mendatangi pasar yang aneh itu, meminta informasi dari bos nya," jelas ku menerangkan. Pantas perusahaan rugi begitu banyak, ada seseorang yang jahil menggunakan barang atau produk perusahaan Om Seno untuk mengeruk kekayaan sendiri. Mengatasnamakan produk dari grup Atmajaya tapi hasil laba masuk ke rekeningnya sendiri. Ini tak bisa dibiarkan karen

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Wanita Idaman CEO   Pengalihan warisan

    Hari ini mulailah dijalankan rencana. Sejak kedatangan Om Seno ke rumah malam itu, kami menyusun sebuah rencana untuk menangkap semua dalang kejahatan di perusahaan. Om Seno mengatakan agar saat menangkap tersangka, Tante Fitri jangan sampai ditangkap dulu. Nanti ada bagian sendiri buatnya, karena Om Seno masih ingin mengungkap siapa lelaki preman yang sudah diberinya uang itu. Yang paling penting perusahaan bisa distabilkan dan dibenahi dulu. Aku berangkat ke kantor seperti biasa, Om Seno yang menjemput. Setibanya di perusahaan sudah banyak para staf dan karyawan yang berdatangan. Pukul sembilan pagi, Om Seno kembali mengadakan rapat. Setelah semua orang berkumpul dan duduk tenang, Om Seno pun mulai buka suara. "Pasti kalian semua bertanya-tanya ada apa dengan rapat yang tidak biasa ini. Saya cuma ingin memberitahu bahwa perusahaan ini sudah rutin mengadakan acara dan pesta penghargaan pada staf dan karyawan yang berprestasi setiap tahun. Jadi, esok hari perusahaan akan mengadaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Wanita Idaman CEO   Menangkap pelaku

    Malamnya, aku mengajak Ibu untuk menghadiri pesta perusahaan. Itu juga permintaan Om Seno, dengan memakai gamis pemberian Om Seno dulu Ibu terlihat anggun. Om Seno datang menjemput kami lalu bersama-bersama hadir ke pesta. Sampai disana sudah banyak yang datang. Memakai baju ala-ala ke pesta semua terlihat gembira. Begitu kami memasuki aula, semua menyambut hormat dan kami duduk di kursi utama. Acara dimulai, sebelum Om Seno memberi kata sambutan menyingkir kebelakang untuk menelepon. Tak lama terlihat hadir banyak pria yang memakai jaket. Dari perawakannya aku tau mereka polisi yang menyamar agar tak terjadi kegaduhan dan pelaku kabur. Beberapa polisi terlihat berbaur agar tak kentara dengan pura-pura ikut menikmati pesta ini. Aku celingukan mencari para pelaku, syukurlah akhirnya mereka datang semua. Acara pun dimulai, Om Seno naik ke panggung dan memberi kata sambutan. "Terima kasih pada kalian yang sudah mau hadir, malam ini saya akan umumkan siapa aja dari para pegawai dan ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Wanita Idaman CEO   Mr. Nicholas

    Sudah beberapa hari sejak diriku menggantikan posisi Om Seno, sejak itu pula kesibukanku menjadi direksi. Aku mencoba untuk berbaur dan mengenal semua staf dan karyawan. Sejauh ini mereka menghormati diriku selaku Bos grup Atmajaya. Om Seno masih malang melintang di perusahaan untuk membantuku sampai aku bisa mandiri. Bahkan aku masih mempersilahkan Om Seno duduk di kursi kebesarannya dan aku duduk di hadapannya. Awalnya Om Seno menolak tapi aku minta hanya sampai aku bisa berdikari. Seperti hari ini, aku dan Om Seno asyik mempelajari tentang kerjasama dengan perusahaan lain. Tiba-tiba aku teringat proyek dengan perusahaan asing itu. "Om, gimana proyek dengan perusahaan asing itu? Apa mau kita saja yang mengerjakan?" tanyaku. "Kemarin Pak Adit nggak jadi ambil kah?" Aku menggeleng tak tau. "Kemarin Pak Adit bilang proyek itu diserahkan pada Om aja. Tapi entah sekarang gimana, Ayu kurang tau." "Kalo gitu, Om telepon dulu!" ucap Om Seno lalu mengambil ponsel dan menelepon. Aku me

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-31

Bab terbaru

  • Wanita Idaman CEO   Saling mengancam

    Aku tersenyum mencoba bersikap ramah. "Tante Fitri, ada apa pagi-pagi kesini?" tanyaku. "Halah, nggak usah pura-pura kamu Ayu! Kamu pasti sudah merayu suamiku agar memberikan perusahaan ini padamu kan!" kata Tante Fitri dengan keras. Tanpa tendealing, Tante Fitri langsung mengamuk. Aku yang merasa malu dilihat banyak orang pun mengajak Tante masuk ke kantor untuk berbicara baik-baik. "Tante, bisa kita bicara di kantor? Agar nggak mengganggu yang lain bekerja," ajak ku sambil melangkah. Akan tetapi, langkahku di cekal. "Kenapa? Kamu malu kalo yang lain tau bahwa sebenarnya kamu orang miskin yang sudah merayu suami orang, hah!" hardiknya. Mendengar suara Tante Fitri mulai banyak pasang mata yang melihatnya. Aku bukannya malu terhadap diriku tapi malu dengan kelakuan Tante Fitri. Bisa saja aku memanggil satpam untuk menyeretnya keluar tapi selama masih berhubungan dengan Om Seno, aku pun harus sabar. Setidaknya menjaga image baik Om Seno didepan orang. "Terserah Tante mau bilang ap

  • Wanita Idaman CEO   Ulah Tante Fitri

    "Diam kamu! Marissa bukan anakku, apa kamu pikir aku akan menyerahkan perusahaan pada kalian yang hanya gila harta dan suka menghamburkan uang. Dan kamu Fitri, sebenarnya apa yang kamu lakukan selama ini di perusahaan?" selidik Om Seno marah. "Apa maksud Papa?" tanya Tante Fitri heran sekaligus terkejut. Wajahnya seperti ketakutan. Kami semua memandang pertengkaran Om Seno dan istrinya. Karena malu jadi tontonan, akhirnya Om Seno pamit pada kami. "Maaf semuanya, saya pulang duluan ya!" Dengan gusar Om Seno melangkah pergi sambil mendorong paksa Marissa dan Tante Fitri naik mobil. Ibu cuma menggeleng kasihan melihatnya. Sedangkan orang tua Mas Adit ikut heran, aku menowel tangan Mas Adit agar membawa orang tuanya pulang. Mas Adit mengerti lalu mengajak Om dan Tante pergi. Kami berjalan bersama menuju parkir, setelah para tetua masuk mobil tinggal aku dan Mas Adit di luar. Kekasih hatiku itu menggenggam erat tanganku. "Ayu, nanti sampai rumah telepon Mas ya, Yang! Kamu masih ingatk

  • Wanita Idaman CEO   Dilamar

    "Ayu, walaupun begitu kami nggak akan melarang karena demi kebahagiaan Adit kami hanya bisa mendukung dan mendoakannya. Kami nggak akan mengganggu hubungan kalian lagi dan merestuinya. Bukankah begitu, Pa?" tanya Tante Ria pada suaminya. "Benar, apa yang diucapkan istri saya. Sebenarnya kami ingin menguji sampai mana kesetiaan kalian dalam hubungan ini. Kami juga ingin mencari menantu yang mencintai Adit tulus tanpa status dan embel kekayaan. Sekarang kami bisa melihat bahwa kamulah calon menantu yang tepat untuk Adit." Om Ridho akhirnya buka suara. Aku berjalan mendekati keduanya dan membantu agar mereka bangun. "Om dan Tante, Ayu sudah maafkan kalian! Ayu juga minta maaf kalo masih ada kekurangan!" "Nggak Ayu, kamu sudah sempurna! Adit sudah menjelaskan pada kami bahwa kamu sosok istri yang diinginkannya. Tante mohon beri Adit kesempatan ya! Besok, kami akan balik keluar negeri. Tolong jaga Adit untuk kami," pinta Tante Ria memohon. Karena terharu aku refleks memeluk Tante Ria.

  • Wanita Idaman CEO   Permintaan maaf Adit dan orang tuanya

    "Ayu! Tunggu!" panggil Pak Adit. Kami bertiga berhenti melangkah dan menoleh kebelakang. Terlihat Pak Adit mengejar sampai tersengal-sengal. Begitu sudah mendekat beliau berhenti, aku menunggu apa yang akan dikatakannya. "Ayu, maafkanlah orang tua saya atas perbuatannya. Sungguh saya nggak mengira mereka akan melakukan hal memalukan itu," ucap Pak Adit sedih. Aku masih diam, memberi kesempatan Pak Adit untuk mendengar penjelasannya. Sengaja ingin berlama-lama menatap wajahnya. Bagaimanapun aku juga merindukannya. Tiba-tiba tanpa aku duga, Pak Adit berlutut. Matanya berembun menatap dalam padaku. Aku dan Ibu juga mister Nicholas menjadi terkejut, tak menyangka Bos besar seperti Pak Adit mau berlutut di depanku hanya ingin permintaan maaf dariku. "Pak Adit bangun! Jangan begini, nggak enak dilihat orang," kataku akan berniat membuatnya bangun tapi Pak Adit tak bergeming. "Nggak, Ayu! Sebelum kamu memaafkan orang tua saya, maka saya akan terus berlutut," kata Pak Adit menyedihkan.

  • Wanita Idaman CEO   Menghancurkan mimpi Marissa

    Mencari keberadaan Om Seno dan keluarganya. Saat ada yang mengangkat tangan, aku segera menoleh. "Sini, Ayu!" panggil Om Seno. Semua mata memandang ke arahku saat mendengar Om Seno memanggil. Marissa dan Tante Fitri cemberut tak senang. Sedangkan Pak Adit sampai tak berkedip, Tante Ria dan suaminya melongo. Aku dan Ibu berjalan dengan anggun menuju meja dimana dua keluarga saling bertemu itu. Hingga tiba, Om Seno bangun lalu memperkenalkan diriku pada calon besan. "Pak Ridho dan Bu Ria, kenalkan ini keponakan saya dan Ibunya," ucap Om Seno menunjuk. Kulihat Tante Ria dan suaminya menganga tak percaya. Aku tersenyum mengangguk dan membatin, ini belum seberapa Tante Ria. Nanti kalian akan lebih terkejut lagi. "Jadi, Ayu keponakan anda ternyata Pak Broto?" tanya Tante Ria masih tak percaya. "Benar, saya dan Ibunya sudah lama berpisah jadi baru ini bertemu. Bagaimana, cantik kan keponakan saya!" puji Om Seno sengaja membuat Marissa cemburu. "Papa apa-apaan sih! Sudah tentu cantik a

  • Wanita Idaman CEO   Mr. Nicholas

    Sudah beberapa hari sejak diriku menggantikan posisi Om Seno, sejak itu pula kesibukanku menjadi direksi. Aku mencoba untuk berbaur dan mengenal semua staf dan karyawan. Sejauh ini mereka menghormati diriku selaku Bos grup Atmajaya. Om Seno masih malang melintang di perusahaan untuk membantuku sampai aku bisa mandiri. Bahkan aku masih mempersilahkan Om Seno duduk di kursi kebesarannya dan aku duduk di hadapannya. Awalnya Om Seno menolak tapi aku minta hanya sampai aku bisa berdikari. Seperti hari ini, aku dan Om Seno asyik mempelajari tentang kerjasama dengan perusahaan lain. Tiba-tiba aku teringat proyek dengan perusahaan asing itu. "Om, gimana proyek dengan perusahaan asing itu? Apa mau kita saja yang mengerjakan?" tanyaku. "Kemarin Pak Adit nggak jadi ambil kah?" Aku menggeleng tak tau. "Kemarin Pak Adit bilang proyek itu diserahkan pada Om aja. Tapi entah sekarang gimana, Ayu kurang tau." "Kalo gitu, Om telepon dulu!" ucap Om Seno lalu mengambil ponsel dan menelepon. Aku me

  • Wanita Idaman CEO   Menangkap pelaku

    Malamnya, aku mengajak Ibu untuk menghadiri pesta perusahaan. Itu juga permintaan Om Seno, dengan memakai gamis pemberian Om Seno dulu Ibu terlihat anggun. Om Seno datang menjemput kami lalu bersama-bersama hadir ke pesta. Sampai disana sudah banyak yang datang. Memakai baju ala-ala ke pesta semua terlihat gembira. Begitu kami memasuki aula, semua menyambut hormat dan kami duduk di kursi utama. Acara dimulai, sebelum Om Seno memberi kata sambutan menyingkir kebelakang untuk menelepon. Tak lama terlihat hadir banyak pria yang memakai jaket. Dari perawakannya aku tau mereka polisi yang menyamar agar tak terjadi kegaduhan dan pelaku kabur. Beberapa polisi terlihat berbaur agar tak kentara dengan pura-pura ikut menikmati pesta ini. Aku celingukan mencari para pelaku, syukurlah akhirnya mereka datang semua. Acara pun dimulai, Om Seno naik ke panggung dan memberi kata sambutan. "Terima kasih pada kalian yang sudah mau hadir, malam ini saya akan umumkan siapa aja dari para pegawai dan ka

  • Wanita Idaman CEO   Pengalihan warisan

    Hari ini mulailah dijalankan rencana. Sejak kedatangan Om Seno ke rumah malam itu, kami menyusun sebuah rencana untuk menangkap semua dalang kejahatan di perusahaan. Om Seno mengatakan agar saat menangkap tersangka, Tante Fitri jangan sampai ditangkap dulu. Nanti ada bagian sendiri buatnya, karena Om Seno masih ingin mengungkap siapa lelaki preman yang sudah diberinya uang itu. Yang paling penting perusahaan bisa distabilkan dan dibenahi dulu. Aku berangkat ke kantor seperti biasa, Om Seno yang menjemput. Setibanya di perusahaan sudah banyak para staf dan karyawan yang berdatangan. Pukul sembilan pagi, Om Seno kembali mengadakan rapat. Setelah semua orang berkumpul dan duduk tenang, Om Seno pun mulai buka suara. "Pasti kalian semua bertanya-tanya ada apa dengan rapat yang tidak biasa ini. Saya cuma ingin memberitahu bahwa perusahaan ini sudah rutin mengadakan acara dan pesta penghargaan pada staf dan karyawan yang berprestasi setiap tahun. Jadi, esok hari perusahaan akan mengadaka

  • Wanita Idaman CEO   Mengumpulkan bukti

    Om Seno masuk ke kantor saat aku sedang mengecek data pemasaran. Aku coba untuk bertanya mengenai target pasar apa yang di kerjakan perusahaan. "Om, mengenai soal ini kerjasama dengan perusahaan atau pasar mana saja yang sedang berjalan?" tanyaku sambil menyerahkan data ke tangan Om Seno. Om Seno segera mengecek sebentar. Awalnya mengangguk kemudian mengerutkan dahi. "Data ini pasti salah! Ini sudah melebihi dari perkiraan," ucap Om Seno. "Ayu pikir pun begitu, Om. Karena nggak mungkin semua ini lewat tanpa sepengetahuan Om. Ayu sudah memeriksa kalo beberapa pasar itu hasil labanya bukan ke perusahaan tapi ke rekening seseorang. Ayu akan mendatangi pasar yang aneh itu, meminta informasi dari bos nya," jelas ku menerangkan. Pantas perusahaan rugi begitu banyak, ada seseorang yang jahil menggunakan barang atau produk perusahaan Om Seno untuk mengeruk kekayaan sendiri. Mengatasnamakan produk dari grup Atmajaya tapi hasil laba masuk ke rekeningnya sendiri. Ini tak bisa dibiarkan karen

DMCA.com Protection Status