Home / Pernikahan / WITHERED / TAMPARAN MURAY

Share

TAMPARAN MURAY

Author: Sisi suram
last update Last Updated: 2023-07-30 19:29:27

'Aku tidak bisa, Rose. Aku tidak bisa menghubungi Ken.'

"Jika wajahmu saja seperti itu, apa kau memang harus kembali?"

Aku yang masih memegangi surat dari Rose jadi diam, 'wajah macam apa yang kuperlihatkan saat ini?'

Aku yang matanya basah, menatap Rexy. Wajahnya berbayang namun aku tahu ia memperhatikanku.

Lelaki yang tatapan mengintimidasinya membuatku kembali menunduk ini, membuatku memegang erat surat dari Rose karena Rexy jongkok di depanku.

"Apa kau sungguh harus kembali, Arini?"

Kali ini, dadaku tak berdetak keras saat nama asliku keluar dari bibir Rexy. Mungkin, karena aku sudah menetapkan hatiku dan tak ada lagi alasan bagiku untuk menyembunyikan siapa diriku.

"Saya- ... saya harus kembali, Tuan," ucapku masih tidak menatap Rexy, "saya benar-benar harus kembali."

"Meski tempatmu kembali jauh lebih dingin dari kota tempatmu tinggal saat kau jadi imigran?"

Aku menatap Rexy kini, tatapan matanya membuatku menggigit bibir bawahku, membayangkan ke mana aku harus pulang atau di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • WITHERED   HANYA AKU YANG PANTAS UNTUKMU

    **********************Drrtt! Drrrrtt!Lelaki yang pipinya berkedut itu hanya melirik layar, ia menarik nafasnya dalam lalu mendekat pada meja. Namun, ia hanya memandangi ponsel yang akhirnya berhenti bergetar meski rentetan pesan masuk setelahnya.Ibunya menyerah, setidaknya untuk saat ini. Sementara di luar, Muray yang wajah marahnya bahkan bisa di lihat dinding bisu dan mata telanjang, terus melangkah. "Where are you going?"Muray menoleh pada sang asisten yang masuk ke dalam ruang kerjanya. "Aku mau keluar sebentar," jawab Muray mencangklong tas dan menyambar ponsel, "sore nanti aku kembali.""Are you looking for Mira again? Dia sudah ditangkap pihak imigrasi-" Muray menghentikan langkahnya, menoleh pada sang asisten yang berdiri dengan menggigit bibir, "sorry," ucapnya membuat Muray menarik nafas dalam lalu keluar tanpa kata selain membanting pintu yang membuat sang asisten terlonjak.Brak!"God, siapa yang akan percaya ia imigran gelap selama ini? Meski anti

    Last Updated : 2023-07-30
  • WITHERED   KATA YANG LEBIH DARI TAMPARAN

    "Bukankah Ibu harus istirahat?" Ucapan lembut itu terdengar dari dalam layar ponsel wanita paruh baya yang memang sudah mengenakan pakaian tidurnya.Ia menyunggingkan senyum untuk wanita muda penuh pesona yang memang begitu pantas bersanding dengan putra pertamanya, lelaki penuh nilai plus yang sama sekali tidak sebanding dengan anak panti asuhan yang di temukan di dalam tempat sampah.SAMA SEKALI TIDAK SEBANDING!"Ibu hanya sengaja menghubungi Ken karena Tian sama sekali tak bisa kumintai tolong, Nggit. Heran sekali, bagaimana Ken tetap mempekerjakan pemuda malas itu?"Anggita hanya menyunggingkan senyum manis yang menambah kecantikan dalam wajah ayunya yang membuat iri dan kagum di saat bersamaan."Katakan pada Ken, jika tak ingin ibu datang suruh dia menghubungi ibu, Nggit."Wanita paruh baya yang melihat anggukan Anggita mengucapkan perpisahan dengan memberinya kecupan yang Anggita balas. Saat layar ponsel yang ia pegang berubah gelap, ia melemparkan ponsel begitu saja lalu men

    Last Updated : 2023-07-30
  • WITHERED   MIMPI YANG MENAKUTKAN

    Seandainya saja gadis dengan kuncir kuda ini tahu siapa Ken bagi Arini, mungkin ia tak akan hanya meninggalkan tamparan pada pipi Ken walau ada Banyu yang melihat.Namun, ucapannya seakan berkali-kali menampar lelaki tampan yang sorot matanya membuat rambut halus Sidney berdiri dan bersyukur bibinya memanggil."Ji- jika anda butuh kopi baru, panggil saja, Tuan," ucap Sidney lalu menatap Banyu yang sudah menyendok kue coklat gratis pemberian Sidney, "bye, Ban-you.""Bye, Sid, da-da," jawab Banyu membalas lambaian tangan Sidney yang menjauh. "Wow, rasanya aku bisa mati hanya karena ia menatapku sedingin itu, Bi."Nyonya Li yang sejak tadi memang mencuri-curi pandang pada meja Ken hanya diam, tak ingin berkomentar pada ucapan pelan sang keponakan, "just do your work, Kid.""Ugh, tidakkah aku melakukannya sejak pagi tadi, Bibi?" Ucap Sidney tak melihat bibinya mencuri pandang pada Ken yang rahangnya mengeras sekalipun tangannya menjulur untuk mengusap bibir Banyu dengan tissu."Ben, siap

    Last Updated : 2023-08-23
  • WITHERED   SENTUHAN PENGGANTI

    Ada warningnya ya. **************[AUNTY!]"!" Aku terbangun dengan rasa kaget yang memenuhi seluruh kesadaranku. Mataku langsung terbuka lebar sementara nafasku memburu.Ketakutan yang kurasakan masih begitu nyata bahkan saat tubuhku yang perlahan kurasakan, bisa ku gerakkan.Mataku langsung menatap pla- "plafon?"Bukannya kasur ke dua yang seharusnya kulihat.Aku langsung memaksa tubuhku yang lemas, bangun. Mataku menatap seluruh ruangan yang membuatku sadar jika aku sudah tidak lagi berada dalam kamar kecil dengan dua buah ranjang tingkat dan lemari.Deg! Deg! Deg!Denyut jantungku langsung memacu keras apalagi saat bayangan tangan yang tak sopan rasanya bisa diingat seluruh tubuhku yang jadi kaku. Apalagi saat aku melihat pakaian yang kukenakan, bukan lagi baju yang kupakaikan saat kantuk akhirnya menyapaku.Takut ..., 'seluruh diriku merasa takut.' Meski mulutku yang terbuka tak berani mengatakan apapun. Sementara seluruh diriku berkata apa yang kualami bukanlah mimpi buruk. Ta

    Last Updated : 2023-08-23
  • WITHERED   RUMAH NYAMAN

    "Damn it, seharusnya aku memang membunuh mereka semua."Ucapan sepenuh hati dari Rexy yang membiarkanku menangis sampai airmataku tak lagi keluar, membuatku sadar bahwa di bawah pengaruh obat tidur ataupun tidak, aku tetap tidak akan bisa melawan beberapa orang yang memang berniat buruk sejak awal.Bahkan, mereka sengaja mempertontonkan apa yang ingin mereka lakukan, pada dua anak kecil yang pasti juga ketakutan. 'Tidak! Ben dan Mariyam pasti sangat ketakutan.'Dua anak kecil yang diberi jatah satu piring untuk mereka habiskan bersama setelah kedua orang tuanya dideportasi itu, pasti sangat ketakutan saat tangan-tangan tak sopan menyentuhku."Ben, Mariyam ...,"Setelah 'menyalahkan diri-ku sendiri' berkurang, aku bisa memikirkan hal lain."Tuan, Ben dan Mariyam, bagaimana mereka?"Rexy yang masih menggendongku mematikan aliran shower, ia menarik nafasnya dalam lalu menatapku.Aku tidak tahu kenapa diriku berani menatap manik hijau keemasan milik Rexy. Mungkin adrenalinku masih begitu

    Last Updated : 2023-08-23
  • WITHERED   AKU MERASA AMAN

    Aku yang merebahkan diri di atas kasur hangat dan luas, menatap pintu kamar mandi yang masih lebar terbuka.Meski mulutku tidak mengatakan apapun, aku tahu sesuatu dalam diriku berubah. Hanya saja aku tidak ingin mengatakan apa itu dan lebih memilih membalik badanku ke arah lain.Aroma ruangan yang ku tempati menyeruakkan harum berbeda dengan hotel yang kamar-kamarnya selalu kubersihkan setiap malam sampai pagi menjelang.Pekerjaan yang selama lima tahun kulakukan karena kebaikan Muray-!Aku langsung terbangun, bukan karena mengingat aku harus menghubungi Muray. Langkahku masih tertatih karena luka di betis dan telapak tanganku belum sembuh.Cklekk!Suara pintu yang kubuka membuat Rexy menoleh, ia melihatku yang keluar tanpa alas kaki."Sir," panggilku."Is something wrong?" Tanya pria yang duduk dengan gelas berisi wine dingin di tangan."Ponsel anda ...," ucapku membuat rexy diam, meski samar aku bisa melihat dahinya mengerut walau itu hanya sesaat."Kau ingin menghubungi seseorang

    Last Updated : 2023-08-23
  • WITHERED   TAWARAN MENIKAH

    Ding! Bunyi lift yang pintunya terbuka membuatku berdiri tegak. Rasanya, meski tiap malam aku menaiki lift dengan membawa troli berisi alat-alat tempurku, kali ini terasa berbeda."Apa mereka akan naik?"Aku yang merasakan tatapan beberapa orang dalam lift tertuju padaku dan Rexy, melangkah masuk ke dalam lift yang pintunya langsung ditutup saat aku sudah berdiri di dalam kubikel berisi 6 orang termasuk Rexy.Tidak nyaman. Rasanya, begitu tidak nyaman saat aku mendengar keriauhan yang begitu berbeda dengan kota kecil tempatku tinggal saat keluar dari kamar dan menyusuri lorong hotel yang kesannya begitu berbeda.Seluruh kesadaranku membandingkan segala yang kulihat, segala yang kudengar meski mulutku rapat tertutup.Aku bahkan bisa merasakan punggungku berkeringat di bawah cuaca dingin kota ramai yang suara kendaraanya begitu bising.Tidak ada tumpukan salju yang bisa kulihat saat mataku menatap keluar, seolah badai salju lebat yang hampir tiap hari turun, tida menyapa kota ini.Yang

    Last Updated : 2023-08-23
  • WITHERED   MENGASIHANI DIRI

    "Sir ...?"Hanya itu kalimat yang bisa keluar dari mulutku, sementara otakku berhenti bekerja seketika.Kalimat yang sering Sidney ucapkan sebagai bahan bercandaan itu membuat tubuhku membeku.Sementara tangan besar Rexy yang menyentuh pipiku membuat rasa panas yang begitu terasa perih, karena aku seorang wanita yang sudah terluka bahkan kehilangan jati diriku karena pernikahanku.Menikah kembali hanya untuk sebuah pengakuan dan diterima di negara asing yang suara keriuhannya membuatku lepas dari status imigran gelap ... 'tidak mungkin mampu kulakukan.'Aku memang anak panti yang tidak mengenal bagaimana kasih seorang ayah dan ibu itu terasa. Tapi, bukan berarti aku tidak menginginkan untuk memiliki keluarga yang saling menjaga, saling melindungi, saling perduli. Tertawa dan mengisi bersama untuk segala hal yang dunia tawarkan.Saat bertemu Ken dan menerima pinangannya sekalipun aku tahu keluarga Ken tak menyukaiku, aku tahu dan yakin jika kami akan bisa bertahan karena kupikir kami s

    Last Updated : 2023-08-23

Latest chapter

  • WITHERED   210. APA MEREKA BAHAGIA?

    ***********************Selembar surat.Hai, onty Mira.Well, emm... Aku sudah lulus sekolah per-surat ini sampai padamu. Sementara Ben masih sedang mempersiapkan diri untuk ujian penerimaan siswa baru hmmm... kuharap ia diterima. Well, aku dan Muray mommy tahu ia akan berusaha yang terbaik.Oh, apa rajutan baju dan syal yang Rose kirim sudah sampai padamu? Ia menanyakan satu hal itu setiap hari. Sampai aku bosan rasanya (just kidding lol).Apa kau tahu onty? Sidney hamil anak ke 3 dan uncle Carter begitu senang sampai tak perduli pada gosip yang beredar tentang seproduktif apa dirinya. Huh! Sungguh para penggosip tua yang suka sekali membicarakan orang lain!Jika kota kecil ini bukan tempat yang indah, kurasa aku dan Ben tidak akan betah tinggal di sini (this is a BIG lie, ok?) Karena aku suka sekali dengan sandwich tuna buatan nyonya Li. Ia titip salam untukmu by the way.Oh, apa kau tahu onty? Banyak turis yang datang untuk bermain ski berkat resort baru milik kakakmu. Hmm... Ia

  • WITHERED   209. WITHERED

    Hujan masih saja turun dengan deras. Rintiknya begitu ruah bahkan tak mau berhenti saat tubuh tanpa nyawa ditimbun tanah merah yang juga basah.Apa dunia sedang ikut berduka untuk terlepasnya sebuah nyawa dari raga? Siapa yang tahu. Yang jelas, empat orang penggali makam akhirnya bisa pulang ke rumah mereka dengan mengantongi lembaran rupiah.Senyum syukur yang mereka pancarkan tidak ada hubungannya dengan punggung sepi yang menatapi makam dengan nisan baru. Obrolan mereka yang meninggalkan area makam, tak memiliki korelasi apapun dengan sorot mata yang sedang lelaki pemilik barisan gigi paling rapi tunjukan. Mungkin satu-satunya penghubung mereka dengan lelaki itu hanya cipratan air yang membawa tanah pada sepatu pun ujung celana.Entah kalimat apa yang ia ucapkan pada makam yang diguyur hujan itu. Rintik dan tetesan air dari langit seolah tak membiarkan telinga manusia mendengar apa yang lelaki pemilik barisan rapi itu sampaikan.Pun, gerakan tubuhnya yang akhirnya berbalik lal

  • WITHERED   208. NILAINYA

    Pernahkan kamu merasa ingin mati sampai tak bisa melihat dirimu membayangkan hari esok? Pernahkan kamu dikhianati duniamu sampai bernafas saja terasa sesak?Pernahkan kamu merasa dirimu jadi manusia paling bodoh hanya karena mengikuti kata hatimu? Pernahkah kamu merasa sendirian diantara tawa menggema yang bahkan matamu lihat dan menyentuh kulit telingamu yang tipis?Jika tidak pernah, jangan berani-beraninya menyalahkan pilihan yang ku ambil. Aku adalah anak yang tumbuh dengan tuntutan orang tua yang lupa jika sentuhan hangat itu hal yang penting. Aku adalah anak yang tidak diajari untuk mengasihi orang lain jika orang itu tidak mampu memberiku sesuatu.Aku adalah anak yang diajari semua yang kumiliki ada harganya termasuk kehidupan nyaman yang merenggut senyum polosku. Apa aku melawan? Tidak! Karena menjalani hidup seperti itu adalah apa yang dunia kenalkan padaku! Sampai datang hari dimana seseorang bertanya, 'apa aku bahagia?'Ah, andai saja aku tidak diam seolah kalimatnya

  • WITHERED   207. EPILOQUE

    PRANGG! Bunyi cangkir yang jatuh bersama isinya itu membiat suster Yuli menoleh pada wanita yang berdiri langsung menatapi pintu.Suster yang dengan senang hati menerima tawaran Arga untuk merawat Anna ini, menatap Anna yang tangannya terkepal saat Arga masuk membawa tubuh wanita yang tangannya lunglai di udara. Tanpa kata, Arga langsung meletakkan tubuh Arini di atas lantai dingin di hadapan Anna. Wanita paruh baya yang dulu mengambil dirinya sebagain anak dengan syarat, Arga harus melupakan masa lalu. Hal yang tidak akan pernah bisa Arga lakukan meski ia begitu pandai bermain lakon."Aku ingin ibu mengenalnya, Bu," ucap Arga mengusap pipi Arini. Begitu lembut dan penuh rasa.Tatapan yang tidak pernah Anna lihat dari anak yang ia rawat dan besarkan dengan segala tuntutan kesempurnaan tanpa cela."Namanya Arini, Bu, usianya 28 tahun," ucap Arga masih menatap Arini dengan pandangan yang begitu lembut.Pandangan yang masih tersisa saat ia mendongak menatap sang ibu yang menahan nafany

  • WITHERED   206. MEREKA HARUS MENGENALMU

    Aku tidak lagi bisa melihat Banyu karena mobil yang kunaiki tenggelam semakin dalam, sementara air yang masuk dari celah-celah mobil sudah menenggelamkan separuh lututku.Bohong jika aku tidak merasa takut saat air dingin danau semakin menenggelamkan kakiku. Dan akan terus naik sampai tak ada lagi ruang tersisa untuk udara.Menenggelamkan apa pun yang ada di dalamnya termasuk diriku.Aku bisa merasakan punggungku berkeringat meski seluruh tubuhku merasa dingin. Rambut-rambut halusku berdiri sementara tanganku yang gemetar kutahan untuk menurunkan jendela karena itu satu-satunya jalan keluarku.'Apa aku menyerah pada hidupku?'Kurasa iya, aku menyerah untuk hidup. Tapi, bukan karena aku ingin mati. "Ingin mati?" Ucapku menatapi tanganku yang gemetaran. Bahkan tremor yang kulihat tidak berhenti ketika kedua tanganku, kusatukan. Rasanya ... rasanya aku bisa melihat akan berakhir seperti apa diriku. Sendirian di dalam mobil yang akan jatuh ke dasar danau. "Apa akan ada orang yang menem

  • WITHERED   205. TERTAWA BERSAMA

    ****************"Kenapa kau begitu keras kepala bertahan untuk hidup?"Suara yang terdengar begitu putus asa itu terdengar di dalam kamar penuh barang pecah yang sengaja di banting, dilempar, dihempaskan semau tangan yang memegangnya.Tangan gadis muda dengan wajah kuyu yang terlihat begitu lelah apalagi saat memandang perutnya yang membuncit."Kenapa kau begitu keras kepala untuk hidup?" Ulang gadis muda itu dengan mata menatap perutnya sendiri. Ia seolah sedang mengajak bicara bakal manusia yang tumbuh dengan sangat baik meskipun sudah banyak cara dan usaha ia upayakan agar janin yang tumbuh sehat di dalam rahimnya mati. "Apa yang kau harapkan dariku? Aku tidak akan pernah menerima kehadiranmu, aku tidak akan mau menerima keberadaanmu dan aku tidak ingin kau hadir dalam kehidupanku.""Apa yang kau harapkan dengan bertahan, hah? Kenapa kau tidak mati saja?"Anna, gadis dengan wajah begitu kuyu itu menatap wanita lain yang masuk ke dalam kamarnya setelah men

  • WITHERED   204. FORGET ME NOT

    "Kamu harus menghilang, Arini."Aku yang matanya membesar hanya bisa menatap Anggita dengan waspada. Sementara Anggita berjalan mendekati dapur, mengambil pisau yang membuat ku berteriak seperti orang kesetanan saat ia menghampiri kamar."JANGAN, ANGGITA! JANGAN LAKUKAN! AKU AKAN PERGI! AKU AKAN PERGI! ANGITA!"Brug! Aku yang berteriak bahkan jatuh tersungkur bersama kursi yang membuatku makin tak bisa bergerak saat Anggita mengangkat tubuh bulat Banyu yang tangannya jatuh lunglai."KEN! KEN!"Sampai aku tidak tahu kalimat apa saja yang kuteriakkan dalam ketakutan saat Anggita mengangkat tubuh kecil Banyu lalu menggendongnya dan menghampiriku yang terus memohon."Kenapa kamu menangis, Arini? Aku tidak akan menyakiti Banyu."Aku berusaha menghentikan isakku. Sementara mataku menatapi Anggita dengan permohonan yang terpancar dari seluruh diri. "Aku hanya membawa Banyu agar kamu tidak macam-macam."Aku benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Anggita katakan, saat tangannya yang m

  • WITHERED   203. AKU HARUS MENGHILANG

    Nyut!!Kepalaku begitu sakit. Mungkin karena aku belum tidur sama sekali.Nyut!!Tidur? Ah, iya. Aku baru tidur tiga jam kurang sejak kemarin malam. Pantas saja kepalaku berdenyut-denyut.Nyut!"Kemarin?" Rasanya aku mengucapkan kalimat itu dengan otak yang berpikir, sementara mataku masih terpejam rapat.Bukan hal biasa, karena setelah aku menelan obat agar bisa tidur, tubuhku akan terbangun lebih dahulu dibandingkan mata. tapi, aku yang masih belum mampu membuka mata merasakan rasa tak biasa. Rasa yang membuat seluruh diriku merasa waspada.'Waspada? Waspada pada apa?' Aku yang rasanya tidak bisa menggerakkan tubuh ingin membuka mata. Tapi, mataku yang rapat terpejam terasa begitu berat sekedar untuk kuangkat.'Apa yang terjadi?' Aku yang kesadarannya belum sepenuhnya bangkit, bisa merasakan dahiku berkeringat. Sementara dadaku berdetak begitu cepat. Otakku menggali memori. Aku yang keluar dari rumah Arga bertemu dengan Nabila juga wanita tua yang kembali terkejut menatapiku, 's

  • WITHERED   202. WARNING

    Aku yang memutuskan memejamkan mata, bisa merasakan langit gelap semakin cerah. Dan benar saja saat aku membuka mata, langit pagi yang mendung sudah lebih terang. "Ga," panggilku pada lelaki yang kepalanya sudah bersender pada kepala sofa. Sementara tangannya yang memeluk pundakku sudah meregang.Aku menarik nafasku dalam, menatapi lelaki dengan barisan gigi rapi yang masih lelap tertidur. "Aku pulang dulu, terimakasih sudah mau mendengarkan ceritaku," ucapku menyentuh pipi Arga lalu bangun dari sofa yang membuatku sadar bokongku kebas. Aku menghampiri pintu yang semalam kubuka dengan password yang Arga berikan padaku, lalu membuka pintu yang otomatis tertutup begitu aku sudah keluar. Lorong tidak begitu sepi, aku bisa melihat dua anak berseragam SD berdiri di depan lift sementara empat orang dewasa di samping mereka bercengkrama. Dari lorong lain aku bisa mendengar suara langkah terburu-buru yang lalu bergabung dengan kumpulan manusia yang sudah berkumpul menunggu lift terbuka.

DMCA.com Protection Status