Anggun menggigit bibir bawah sembari memberikan tatapan menggoda. Dia pun menyingkirkan tangan Rico dari perutnya dan kemudian bangun dari posisi tidur."Ini hariku ... hari ulang tahunku. Kali ini aku ingin memimpin," ucap Anggun sembari menduduki perut Rico."Baiklah, malam ini aku yang akan melayanimu, Sayang."Tubuh Anggun merunduk untuk meraih bibir suaminya yang merah. Dia melumat dengan lembut dan mesra di bibir itu. Rico pun hanya mengikuti permainan sang istri yang kini sedang menjadi nahkoda dalam lautan asmara.Rico mengerjap, ketika sang istri bermain semakin lama semakin liar. Dia tersenyum bangga ternyata Anggun adalah orang yang cepat belajar. Lingual Anggun yang lancip bermain lincah di dalam rongga mulut Rico. Rico pun terus menyeimbangi permainan sang istri yang membuatnya bergairah.Anggun melepaskan satu persatu kancing kemeja Rico dan membuka kemeja itu kemudiapn dia lemparkan secara random. Anggun pun melakukan apa yang Rico s
~Flashback~Setelah semua masuk ke dalam kamar masing-masing, dan Vita pun telah tertidur pulas. Allina keluar untuk mencari Angin segar. Dia sedang patah hati, dadanya terasa sesak dan perasaannya sedang hancur berkeping-keping. Pasalnya, mantan kekasih, sekaligus pria yang masih sangat dicintainya menikah dengan sepupunya sendiri.Allina tidak sengaja melihat Romeo yang sedang merenung di depan kolam renang hotel dengan ditemani satu botol whiskey. Tanpa berpikir panjang, dia pun menghampiri Romeo."Hai, sepertinya lagi galau neh?" tanya Allina."Hahaha, ya, begitulah," jawab Romeo dengan tertawa yang kemudian berucap lirih. "Lalu ... apa yang sedang kamu lakukan malam-malam begini?" Romeo balik bertanya."Sama, aku juga sedang galau karena patah hati. Mantan pacar yang sangat aku cintai hingga sekarang menikah dengan saudara sepupuku. Dan, rasanya sangat--""Menyakitkan," Belum sempat Allina melanjutkan perkataannya, Romeo sudah mengataka
Romeo langsung menatap tajam kemudian mendekat ke arah Allina dan berbisik, "Ini semua adalah ulahmu, Allina.""Hempt," Allina bergidik karena merinding ketika Romeo membisikkan sesuatu di indra pendengarannya. Bulu kuduknya pun semua berdiri. "Ma-maaf," ucapnya dengan terbata-bata."Tanggung jawab!" sahut Romeo sembari beranjak dari tempat tidur dan melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi.Allina terus memandangi punggung Romeo yang penuh dengan cakaran dari kuku tangannya, hingga pria tersebut masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya.Clek! pintu kamar mandi itu pun tiba-tiba terbuka kembali.Romeo mengeluarkan kepalanya di sela-sela pintu yang terbuka hanya sekedar untuk menggoda Allina."Heuh!" Allina terkesiap ketika kepergok bahwa dia sedang melihat Romeo."Kenapa liatin aku terus? Aku tahu aku tampan!" tutur Romeo dengan penuh percaya diri.Allina mengerjap mendengar ucapan Romeo yang dilontarka
Allina bingung harus bagaimana menjelaskannya kepada Anggun. Pasalnya, semua terjadi begitu saja tanpa direncanakan.Romeo melihat Allina yang salah tingkah ketika mendapatkan sebuah pertanyaan dari Anggun. Dia pun kemudian mengalihkan pembicaraan agar Anggun fokus kepadanya."Anggun, aku punya berita bahagia," ujar Romeo."Apa itu, Romeo?" tanya Anggun penasaran."Aku sudah memiliki seorang kekasih.""Really?" tanya Anggun dengan antusias."Of course.""Siapa dia?" tanya Anggun lagi."Baiklah, aku mau mengenalkan pacarku kepadamu" sahut Romeo dengan tersenyum manis."Lalu, di mana pacarmu sekarang?""Di sini dan ini orangnya," jawab Romeo sembari mencium tangan Allina."Oh my God, are you serious?" Anggun tampak terkejut. Namun, ada sebuah kebahagiaan terpancar dari wajah cantiknya."Ya, dan sebentar lagi, aku akan melamarnya untuk menjadi istriku. Tadinya, setelah lulus kuliah yang aku mau nikahi k
"Allina adalah calon istriku," tutur Romeo menjawab pertanyaan Vita.Vita terdiam dengan mata yang mengkristal. Dia tidak menyangka bahwa Allina akan mengkhianati dan menikungnya. Padahal hanya Allina yang tahu bahwa dia sangat menyukai Romeo."Romeo, tolong hentikan mobilnya!" pinta Vita kepada Romeo dengan suara parau karena menahan tangis."Vita, kamu mau kemana?" tanya Allina dengan penuh perhatian."Aku lupa, bahwa aku mau ke toko buku. Aku mau membeli novel.""Baiklah, hati-hati, Vita!" tutur Allina dengan khawatir."Ya, terima kasih," jawab Vita singkat.Vita turun dari mobil Romeo. Dia pun segera berlari karena air matanya sudah tak tahan ingin menetes dari kedua matanya. Dia merasa kecewa kepada Allina. Sahabat yang sangat dia percaya untuk berbagi cerita ternyata mengkhianatinya.Sementara, di dalam mobil. Allina merasa cemas dan tidak enak kepada Vita. Dia takut terjadi sesuatu kepada sahabatnya itu."Me
Alllina menatap dengan raut wajah kecewa kepada Hexa. Menurutnya, mantan kekasihnya itu sudah sangat keterlaluan. Dia tidak berhak ikut campur masalah kehidupan pribadinya.Hexa pun nelakukan hal yang sama. Dia membalas menatap Allina dengan penuh kerinduan. Tidak bisa dipungkiri, dia masih mencintai wanita yang kini sedang berdebat dengannya. Dia pun menyesal telah menikah dengan Rindu. Tadinya, dia hanya ingin balas dendam dan membuat Allina sakit hati dengan cara menikahi salah satu anggota keluarganya. Namun, ternyata apa yang dia lakukan itu sia-sia. Allina malah membawa pria lain."Hexa, jangan pernah kamu merendahkan calon suamiku. Dia adalah pria yang aku cintai, kamu harus menghormatinya. Karena, aku pun menghargaimu sebagai suami dari adik sepupuku."Diam-diam, Romeo sudah mengirim sebuah pesan kepada daddy-nya agar segera datang ke kediaman Allina untuk bertemu dengan keluarga besar Allina."Maaf, semuanya," Romeo menjeda perdebatan Allina dan
Deg!Rico tidak tahu apa yang harus dia katakan kepada Vino. Dia ingin mengatakan bahwa Anggun adalah istrinya. Namun, Anggun pernah mengatakan bahwa dia-lah yang akan mengatakan langsung kepada Vino.Namun, melihat kesungguhan Vino kepada Anggun, dia pun tidak tega untuk menyembunyikan hubungannya terlalu lama dari Vino. Rico tidak mau membohongi Vino lagi dan membuat Vino berharap lebih kepada istrinya."Rico, bagaimana? Bisa aku menyewa penginapanmu yang berada di sana?" tanya Vino."Itu bisa di atur, kamu bisa menghubungi Andy asisten pribadiku untuk mengurusnya dan kamu tidak usah menyewa, itu semuanya free." Namun, ada yang ingin aku sampaikan kepadamu, Vino," ujar Rico dengan tatapan serius."Apa itu?" tanya Vino yang tak kalah serius."Sebenarnya-""Rico sebentar, mamaku menelepon!" izin Vino kepada Rico untuk menghentikan sejenak apa yang akan dia katakan.Rico pun menunggu Vino yang sedang menerima telepon denga
"Brengsek kamu, Hexa," umpat Romeo kepada Hexa yang sedang melakukan pelecehan terhadap Alllina.Hexa menghentikan aktivitasnya dan kemudian melihat ke arah pintu. "Wow, super hero sudah datang ternyata untuk menyelamatkan sang pujaan hati," cibir Hexa dengan suara lantang. Dia pun bangkit dan berdiri sembari tolak pinggang. "Jangan ikut campur urusanku. Bukankah, kamu yang lebih dulu merusak Allina? Aku pun sama ingin mencicipi wanita murahan ini!" ujarnya sembari tersenyum mengejek."Kurang ajar, Kamu. Berani-beraninya mengatakan Allina wanita murahan." Romeo pun menghampiri Hexa dan kemudian memberikan satu pukulan di wajah pria brengsek tersebut."Ada apa ini?" tanya Ayah Allina dengan napas terengah-engah karena mengejar Romeo.Ayah Allina heran, kenapa Romeo kembali lagi ke rumahnya dengan wajah panik dan calon menantunya itu pun tiba-tiba menannyakan kamar Allina. Setelah diberi tahu, Romeo berlari sangat kencang ke arah kamar putrinya. Awalnya, Wi
Rico pun menghadap ke arah Mahika. “Silakan!”Nisa membuka kimono satin yang dikenakannya.“Kak Mahika!” teriak Anggun ketika Nisa akan membuka pakaiannya.“Maafkan aku Anggun, hanya dengan cara ini dia tahu bahwa aku adalah Nisa.”Anggun pun membalikkan badannya. Anggun harus memberikan kesempatan kepada Nisa untuk membuktikan kepada suaminya. Dia sengaja tidak melihat apa yang akan Nisa atau Rico lakukan. Jika, melihat mungkin dia akan cemburu dan terluka.Nisa mendekat ke arah Rico. Dan meloloskan gaun piyama satin sutra yang dia kenakan. “Mas, kamu tahu bagaimana membuktikan bahwa aku adalah Nisa.Rico mengernyitkan keningnya, kemudian pandangannya beralih kepada Anggun yang sedang membelakanginya dan Nisa. Dengan ragu dia mulai mengangkat tangannya. Dia pun menyentuh puncak dada Nisa dan mengarahkan bulatan itu k
Dua minggu kemudian.Persyaratan untuk pernikahan telah rampung. Tiba saatnya Alresca dan Nisa menikah.Nisa menggunakan wali hukum dikarenakan dia sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini. Sedangkan, Rico dan ayah dari mempelai pria menjadi saksi pernikahan mereka berdua.Akad pernikahan mereka diadakan di sebuah hotel milik Rico Adelard. Keluarga besar Adelard, Whisley, dan kedua sahabat Anggun yaitu Allina dan Vita hadir dengan pasangan masing-masing.Tidak ada siapapun lagi yang hadir. Nisa hanya ingin orang-orang terdekat yang bisa menjadi saksi pernikahannya dengan Alresca. Karena dia tahu, wajah yang dia gunakan sekarang adalah milik orang lain yang pastinya kelak akan mengundang masalah baru.Ketika Alresca mengucapkan ijab qobul. Rico mengernyitkan keningnya. Pasalnya binti yang digunakan Mahika adalah ayah dari Nisa. Namun, dia pun segera mungkin menepis kecur
Di dalam kamar, Alresca, Nisa dan Dayana tidur bertiga. Mereka tidur menghadap bayi cantik nan mungil yang tidur di antara mereka. Tak sengaja, kedua orang dewasa itu saling beradu pandang dan saling melontarkan senyuman.Deg! jantung keduanya tiba-tiba berdegup dengan kencang.Alresca pun semakin menatap Nisa dengan lekat. Entah mengapa? Baginya, Nisa terlihat tampak cantik malam ini. Dia pun tiba-tiba menginginkan sesuatu dari wanita itu.Alresca bangkit dari posisi tidurnya dan menurunkan kedua kaki di atas lantai. Kemudian, dia pun beranjak dari tempat tidur dan berputar ke tempat Nisa berada.Pria itu membungkukkan tubuh dan kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah wanita yang sedang berbaring dan melihat ke arahnya."Kumohon kita jangan melakukan di sini! Di sini ada Dayana, tidak baik," ujar Nisa sembari mendorong dada Alresca yang bidang itu dengan lembut."Aku hanya ingin menciummu," jawab Alresca dan kemudian memegang ked
Keesokan harinya, Nisa sudah berada di rumah Anggun dan Rico. Dia pun berkenalan dengan ketiga bayi kembar Anggun yaitu, Dayana, Davin, dan Devan. Belum apa-apa, dia merasakan ikatan batin dengan ketiga anak tersebut. Apakah karena ketiga anak itu adalah anak Rico? Entahlah, dia pun tidak tahu. Yang jelas, dia begitu bahagia karena bisa merasakan menjadi seorang ibu. Walaupun, bisa saja dia kelak mengangkat anak adopsi bersama Alresca. Namun, sekarang dia lebih baik menikmati dan belajar dulu menjadi seorang ibu."Kak," panggil Anggun dengan lembut kepada Nisa.Nisa menoleh dan kemudian tersenyum sembari menggendong Devan yang baru terbangun sembari menangis."Siapa yang bangun?" tanya Anggun ingin tahu apakah Nisa sudah b
Rico pun mendamaikan hati dan menetralisir rasa agar kegugupan dalam dirinya segera terhempas. Dia pun melakukan peregangan, karena dia sudah lama tidak olahraga kenikmatan pada malam hari bersama istrinya."Huh," Rico mendadak merasa tidak percaya diri. Dia pun meniupkan udara dari dalam mulut dan menghirup aromanya.“Tidak bau.” Namun, dia masih tidak percaya diri. Dia pun memutuskan menggosok giginya untuk yang kedua kali agar tercium aroma mint dari mulutnya."Sudah wangi, ayo kita lakukan Anggun!" Monolognya di depan cermin dengan kepercayaan diri yang sudah kembali.Anggun pun sedang berdiri di depan jendela melihat ke arah luar. Ternyata, di luar hujan turun begitu deras. Momen yang sangat pas untuk bercinta, pikirnya sembari tersenyum sendiri.Rico pun keluar dari kamar mandi dan mendapati sang istri sedang berdiri di depan jendela sembari tercenung. Dia pun menghampiri kemudian melingkarkan tangan di perut rata istrinya.
Rico berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Alresca. "Bangunlah!" pintanya agar Alresca segera beranjak.Alresca pun beranjak dari duduknya dan berdiri di hadapan Rico. Sejujurna, dia masih bingung dengan apa yang akan dilakukan Rico kepadanya. Bukankah, kesepakatan di antara mereka sudah deal. Lalu, untuk apa Rico memintanya berdiri? Apakah pria itu akan memukul wajahnya? Tetapi kenapa?Hari ini dibenaknya begitu banyak pertanyaan yang dia tidak tahu jawabannya. Dia pun hanya bisa pasrah sekarang."Ya, aku sudah berdiri sesuai permintaanmu, Mas Rico!" sahut Alresca kepada pria yang lebih dewasa daripadanya. Dia mengerutkan keningnya ketika Rico lebih mendekat ke arahnya.Setelah tubuhnya hanya berjarak sekitar 30 sentimeter. Rico membuka tangannya kemudian memeluk Alresca sangat erat."Semoga kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aku do'akan agar kamu selalu bahagia dengan Mahika. Percayalah, dia wanita yang
Alresca dengan sengaja menatap dalam wajah Anggun di hadapan Rico. Dia ingin memandang dengan puas wajah cantik wanita yang selama ini dia cari dan cintai. Berat memang ketika harus berhenti begitu saja. Cintanya kepada Anggun bukanlah cinta biasa. Wanita ini adalah cinta pertama dan perjuangannya hingga menemukan Anggun begitu luar biasa. Dalam hati dia masih ragu, apakah dia akan benar-benar melepaskan wanita tersebut dan menikah dengan Nisa. Atau …?Sungguh Rico ingin menusuk mata Alresca dengan garfu yang berada di piringnya. Ternyata, apa yang dikatakan oleh Andy benar adanya. Di tatapan pria tersebut terdapat cinta yang teramat besar untuk istrinya. Rico sekarang tahu dengan jelas, bagaimana perasaan Alresca kepada Anggun, karena diam-diam dia pun telah menyelidiki tentang pria tersebut.“Sayang, kebiasaan suka blepotan kalau makan,” tutur Rico memberi tahu.“Owh begitu, tolong bersihkan!&r
Nisa menengadah menatap wajah Alresca yang tertidur setelah membicarakan masalah pernikahan. Dia terus menatap wajah itu dengan lekat.“Aku baru sadar, ternyata kamu sangat tampan, Alresca,” gumamnya dalam hati.Dia pun sangat menyayangkan, di balik wajahnya yang sempurna ada penderitaan yang mendalam. Entah penyakit apa yang bersarang di tubuhnya. Entah apa yang telah membuatnya menderita seperti itu. Begitu banyak pertanyaan dalam benaknya. Pria ini begitu penuh misteri, dan dia harus membantu mencari cara agar Alresca bisa sembuh.Nisa memberanikan diri untuk menyentuh wajah pria tersebut. Dia mengulurkan tangannya dan memegang pipi Alresca yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Pria yang akan menjadi suaminya itu, membuatnya begitu iba. Tanpa sadar, Nisa tersenyum
~3 Bulan Kemudian~Anggun sedang merasa kerepotan dengan ketiga bayi kembarnya dikarenakan ibu dan mertuanya sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Dia membutuhkan seorang jasa pengasuh untuk membantunya mengurus ketiga bayi kembarnya. Dia terus berpikir keras, siapa yang kira-kira bisa mencarikan seorang pengasuh untuknya. Tentunya pengasuh yang tidak asal-asalan, karena dia takut bayinya kenapa-kenapa seperti yang terjadi diberita-berita.Tiba-tiba dia teringat dengan Mahika alias Nisa. Ya, ketika Anggun dalam keadaan koma di rumah sakit, walaupun matanya tidak terbuka tetapi pendengarannya normal dan bisa mendengar apapun yang dikatakan oleh orang-orang di sekelilingnya.Ketika Nisa datang menjenguk dan berkata sesuatu pun, dia mendengar dan perkataannya itu terekam dimemonynya. Dia pun tidak menyangka bahwa Mahika adalah Nisa—mantan istri dari suaminya. Momen ini ingin dia jadikan ajang pendekatan kepad