Share

75-KALA

last update Last Updated: 2021-11-27 12:32:00

Wanita itu tersenyum, dia berjalan melewatiku yang sedang terdiam dan tak bergerak akibat melihat perubahan yang terjadi di depan warung.

Secara tiba-tiba muncul kereta kencana yang entah darimana datangnya. Terdengar sebuah suara kereta kencana yang tiba-tiba muncul dari arah Gunung Sepuh, kereta kencana yang dia tumpangi sebelumnya ketika dia datang kesini.

Kereta kencana itu datang dan berhenti tepat di depan warung. Dia kemudian berjalan mendekati kereta kencana sembari dikawal oleh beberapa pengawal yang entah darimana datangnya.

Dia kemudian naik dan tersenyum pada ku untuk yang terakhir kali, dan dia sempat berkata.

“Ketika kamu tidak kuat dan berusaha untuk menghindari apa yang menjadi takdirmu selama ini, maka kamu bisa pergi, bersama keluargamu ke

pujangga manik

Terima kasih sudah menjadi pembaca setia Warung Tengah Malam untuk weekend apabila uploadnya telat mohon di maklum tetapi jangan lupa kasih vote dan komen untuk saya tetap semangat upload bab terbaru terima kasih

| 3
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Sutris
ini cerita cocoknya judulnya kampung kafir bukan kampung sepuh
goodnovel comment avatar
Sutris
ko ga bs d buka lg bab selanjutnya,mana koin udah terpotong.banyak amat sih bab yg ga bs kebuka tp koin d potong
goodnovel comment avatar
Yani Putrisari Msi
tambah hari tambah seru ceritanya lanjut Thor .........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • WARUNG TENGAH MALAM   76-TERLEMPAR

    Aku sontak terdiam melihat Kala berbicara bahwa dirinya adalah makhluk yang melakukan perjanjian dengan leluhurnya dahulu. Sesosok Makhluk yang selama ini dicari-cari oleh Bapak dan Kakek serta Kakek Buyutku karena sebuah tulisan dari Ki Wisesa pada sebuah foto yang diturunkan turun temurun. Makhluk tersebut kini hadir, tepat tak jauh dari tempatku berdiri. Dia datang dengan santainya dan tersenyum kepadaku dengan wajahnya yang mengerikan, terlihat giginya yang tajam serta kulitnya yang berwarna hijau gelap. Makhluk itu adalah mahluk memanipulasi perjanjian dengan leluhurku, sehingga keluargaku harus membuat warung dan melayani mereka hingga saat ini, dan kini dia datang dan menyapaku. “Hanya kamu dan Ki Wisesa yang sudah bertemu dengan ku Jang, suatu kehormatan bagi dirimu untuk bertemu Kala yang agung ini, Kake

    Last Updated : 2021-11-28
  • WARUNG TENGAH MALAM   77-MENYUSURI

    Dalam filosofi bahasa sunda terdapat tiga alam yang hidup secara berdampingan satu sama lain. Yang biasa kita sebut sebagai Triloka. Biasanya kata triloka ini merujuk pada pertunjukan wayang golek yang para pemainya terdiri dari tiga alam yang berbeda yang saling berdampingan satu sama lain.Dalam kisah wayang golek tersebut, alam tempat kita berpijak, tempat kita mencari nafkah dan tempat kita untuk hidup dan akhirnya meninggal itu disebut Alam Marcapada. Yang berarti, Ujang dan para warga yang tinggal di Kampung Sepuh berada di alam Marcapada.Sedangkan untuk para makhluk yang datang ke warung, dan tinggal di Gunung Sepuh, dalam kisah wayang golek disebut Alam Mayapada. Sebuah alam ghaib tempat tinggal para makhluk halus.Juga ada satu lagi tempat yang dihuni oleh sosok Batara Guru, yaitu Sawarga Maniloka. Tempat

    Last Updated : 2021-11-29
  • WARUNG TENGAH MALAM   78-HILANG

    “Kang, kalau Akang teh kuncen tempat ini?” Kata Mang Nandi yang penasaran denganku. “Ah bukan Kang, saya mah hanya yang punya warung di kampung, dan gak sengaja ketemu sama Akang berdua," kataku. “Masa, Kang ah, emang ini dimana Kang, Kampung Parigi bukan?” kata Mamat. “Bukan Kang, Kita semua mungkin sekarang sedang ada di Gunung Sepuh,” kataku mencoba menjelaskan. “HAAAH??? ” Mamat dan Mang Nandi seketika kaget dengan yang aku ucapkan. Aku pikir itu wajar, mengingat mereka mungkin tersesat dan terjebak di Pasar Jurig sehingga mereka akan kaget kalau mereka ternyata ada di Gunung Sepuh. “Ja...jadi… kita semua ada di dalam gunung anu di keramatkan Kang? ” Kata Mamat sambil bergidik ketakutan. “Mang, Mang, Mang Nandi! ”Ucap Mamat. Mang Nandi yang saat itu berjalan di depan Mamat menengok ke arah Mamat, lalu terlihat Mamat melambaikan tangannya ke arah Mang Nandi. “Mang, Mang kadieu! (Mang Kesini!)” Kata Mama

    Last Updated : 2021-11-30
  • WARUNG TENGAH MALAM   79-AUMAN

    “MAMAT.... MAMATTTT! ” Mang Nandi berteriak mencari-cari Mamat. Begitupun denganku... aku mencoba membantunya dengan berteriak. “Eh, Kang tadi yang hilang siapa namanya? Mamat?” kataku kepada Mang Nandi. “Iya, Kang, Mamat,” jawab Mang Nandi. “Eh iya, Akang ketemu dari tadi tapi belum tahu nama Akang sendiri siapa?” kata Mang Nandi bertanya kepadaku. “Panggil saja nama aku Ujang, Kang,” kataku. “Oh iya, kalau aku biasa dipanggil Mang Nandi oleh Mamat, Kang,” Kata Mang Nandi. “Ya udah atuh hayu Mang kita cari lagi,” kataku.

    Last Updated : 2021-12-01
  • WARUNG TENGAH MALAM   80-ROKOK

    Mang Nandi tiba-tiba berlari meninggalkanku disana dengan keadaan yang tampaknya sangat panik, karena mendengar sesuatu yang berbicara dan menyuruh kita berdua untuk pergi dari tempat tersebut. Krosak Krosak Tak peduli di depan ada semak belukar ataupun ranting-ranting pohon hutan yang menghalangi jalan setapak di hutan tersebut, Mang Nandi terus-menerus berlari dan tidak melihat sedikitpun ke belakang. Aku yang ada di belakangnya tiba-tiba berlari menyusul Mang Nandi, aku takut Mang Nandi akan seperti Mamat, hilang ditelan oleh gelapnya Gunung Sepuh. Gunung Sepuh pada malam hari akan berubah menjadi labirin yang seringkali menyesatkan kepada siapapun yang masuk kedalamnya.

    Last Updated : 2021-12-02
  • WARUNG TENGAH MALAM   81-MAMAT

    Banyak orang berpikir, bahwa para makhluk halus yang manusia temui hanya berbentuk manusia dengan muka dan wajah yang menyeramkan, Seperti kuntilanak, tuyul, pocong, dan makhluk-makhluk yang menyeramkan lainnya. Yang seringkali datang dan mengganggu para manusia yang ada di dekatnya. Namun nyatanya tidak seperti itu, para makhluk-makhluk tersebut bisa beradaptasi dengan tempat dimana mereka tinggal. Sehingga tak jarang, mereka menyerupai dirinya menjadi hewan-hewan mistis yang akhirnya menjadi mitos bagi masyarakat, terutama di masyarakat sunda. Bagi sebagian orang yang hidup di tanah Priangan, mereka percaya kepada tempat-tempat tertentu sering kali dijaga oleh beberapa makhluk yang berupa hewan mistis yang sering kali menampakan dirinya di depan manusia. Seperti domba lukutan, Domba yang dipenuhi lumut hijau ya

    Last Updated : 2021-12-03
  • WARUNG TENGAH MALAM   82-TERPISAH

    “MAMATTTT!!” Mang Nandi berteriak sembari berlari. Mang Nandi berlari mengejar Mamat yang tiba-tiba muncul dari arah Gunung Sepuh dengan berjalan kaki sendirian. Terlihat tidak ada ketakutan dari wajah Mamat pada saat itu, dia berjalan dengan senyuman dan sedikit tertawa. Seperti tidak terjadi apa-apa pada dirinya. Mungkin bagi sebagian orang akan curiga akan tingkah Mamat ini, dia datang dan berjalan dengan santainya dari arah Gunung Sepuh, yang dimana tempat itu adalah tempat yang tidak aman bagi manusia. Apalagi di malam hari seperti sekarang ini. Namun Mang Nandi sepertinya tidak memperdulikan hal itu, partner kerjanya yang malam ini menghilang di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh kini secara mendadak muncul di hadapannya. “Eh, Mang!” kata Mamat sembari tersenyum

    Last Updated : 2021-12-04
  • WARUNG TENGAH MALAM   83-MOBIL

    Makhluk-makhluk gaib yang kita lihat selama ini, tidak selamanya datang dan menakut-nakuti manusia ketika mereka menampakan diri. Beberapa dari mereka malah bisa bekerja sama satu sama lain dan hidup berdampingan di dua alam yang berbeda. Namun, Ada saja manusia yang ingin meminta bantuan lebih dari mereka. Sehingga mereka senantiasa diberi sesembahan dan ritual untuk menyenangkan hati mereka, dan berakhir dengan timbal balik berupa kekayaan dan jabatan yang diinginkan oleh manusia itu. Tapi, ada hal yang tidak bisa dipungkiri. Banyak juga para makhluk yang menyatakan kesetiaannya kepada manusia. Sehingga tak jarang, banyak para manusia itu mempunyai sesosok makhluk yang seringkali mengikutinya dari belakang. Namun hal ini berbeda, dengan apa yang manusia lakuka

    Last Updated : 2021-12-05

Latest chapter

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 4 - AKHIR CERITA

    Waktu semakin malam, aku dan Iman kini berjalan melewati rumah-rumah di Kampung Sepuh menuju warung. Sekarang para warga bisa berjalan dengan santainya pada malam hari, bahkan tanpa bantuan senter sekalipun, karena baru beberapa bulan yang lalu jalanan Kampung Sepuh dipasangin lampu jalan bertenaga surya untuk penerangan. Ya siapa lagi kalau ada andil Pak Ardi di dalamnya, Pak Ardi benar-benar ingin merubah Kampung Sepuh agar bisa disamakan dengan kampung-kampung yang ada di sekitarnya. Sehingga apapun yang dia lakukan agar Kampung Sepuh bisa terlihat lebih modern dan bisa diterima oleh masyarakat yang masih menganggap Kampung Sepuh itu adalah Kampung Keramat. Ketika aku sampai, rupanya Ujang sudah duduk di depan warung. dengan aura yang kini tampak berbeda dari yang aku temui di siang hari. Aku yang baru sampai dipersilakan untuk duduk dan bersila, dan akupun secara tidak sadar mengikuti apa yang dia perintahkan. “Aku akan menunjukan A Sidik sesuatu.

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 3 - SUASANA MALAM

    Obrolan yang sangat panjang di depan warung tersebut membuatku terkesima, oleh cerita-cerita Ujang yang dia dapatkan dari pengalamannya sendiri ataupun dari para warga yang mengalami kejadian-kejadian diluar nalar yang terjadi di Kampung Sepuh ini.Setelah perjanjian yang mengikat mereka terputus, para warga mulai beradaptasi kembali dengan suasana malam. Dan sekarang mereka sudah terbiasa dengan malam hari di Kampung Sepuh yang kini sedang aku kunjungi.Disana pula aku mendapatkan beberapa cerita yang tidak aku tulis dalam cerita, cerita-cerita yang menyeramkan terutama ketika menyangkut Ujang pada masa kecil dengan mitos-mitos dan pantangan-pantangan yang ada di sekitar mereka.Pulau Jawa bagian selatan masih penuh misteri, dengan landscape pegunungan yang membentang hingga ke Pantai Selatan. Membuatnya banyak mitos dan kejadian-kejadian yang diluar nalar, yang sering kali bersinggungan dengan manusia yang hidup di dalamnya.Dan bagiku, itu adalah penga

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 2 - TAWARAN

    Sebuah warung kecil, yang awalnya aku tuangkan dalam Kata-kata yang menjadi cerita hingga saat ini. Kini aku lihat sendiri bentuknya, sebuah warung yang dulunya hanya berada dalam imajinasiku sendiri. Kini, aku melihatnya dengan kedua mataku sendiri.Bekas-bekas runtuhnya warung yang aku ceritakan masih tersisa, dengan banyaknya genteng-genteng yang rusak karena hangus terbakar disusun dan disimpan di rumah Ujang. Warung itu tampak baru, karena setelah kejadian yang menimpa Ujang. Pak Ardi dan para warga sepakat membangun kembali warung tersebut.Warung yang kini aku lihat ini, adalah salah satu point utama dalam ceritaku. Dimana, banyak kejadian yang silih berganti muncul dan harus di hadapi oleh Ujang dan warga Kampung Sepuh.“Kang!” Kataku sambil berdiri dan menyapa Ujang yang mendekatiku.Ujang hanya tersenyum, sifatnya yang agak pendiam terlihat jelas olehku. Ujang tidak setampan atau setinggi orang-orang yang menjadi karakter utama di da

  • WARUNG TENGAH MALAM   EXTRA BAB 1 - AKU (PENULIS)

    “Dik, rumah orang tua kamu dimana sih, aku dah nungguin di Alf*mart deket rumah kamu. ” Sebuah text W* tiba-tiba muncul di HP ku pada pagi itu. Dan ketika aku baca, ternyata Iman sudah sampai di Ciwidey tempat dimana orang tua ku tinggal. Hari ini adalah hari minggu di akhir Februari. Dan pada hari ini, aku sengaja mengosongkan jadwalku untuk berkunjung ke Kampung Sepuh bersama dengan Iman, anak dari Mang Rusdi yang kini bekerja di tempat yang sama denganku. Aku berkunjung ke Kampung Sepuh, semata-mata untuk bersilaturahmi kepada semua warga yang ada disana. Karena sudah memberiku izin untuk membuat cerita tentang mereka, termasuk dengan segala yang terjadi di dalamnya. Iman dan Mang Rusdi adalah dua orang yang namanya sama dengan cerita yang aku buat. Sedangkan sisanya, aku sengaja memberi nama baru. Dan itu sudah sesuai dengan kesepakatan mereka ketika aku membuat cerita ini. “Ok, tunggu nanti aku kesana, beli aja makanan ama minuman buat ol

  • WARUNG TENGAH MALAM   267-TUTUP

    Kini,Semuanya kembali normal, Tidak semua orang tahu akan cerita ini. Bahkan hanya beberapa orang yang aku percaya yang mengetahui tentang apa yang terjadi tentang pertarunganku dan Kala pada saat itu.Karena apabila aku bercerita kepada semua orang, pasti banyak orang yang tidak percaya. Karena menganggap itu hanyalah fantasi dan ilusi semata dari seseorang yang kehilangan kakinya di Gunung Sepuh.Namun, berbeda dengan Mang Rusdi dan Mang Darman. Yang kini sering kali menghabiskan waktunya untuk menemaniku di dalam warung, bahkan istri Mang Rusdi sering kali membantuku di rumah untuk sekedar membersihkan rumah dan memastikan aku bisa makan dengan lahap di hari itu.Karena mereka sadar, aku kini hanya sendirian di Kampung Sepuh. Sudah tidak ada lagi orang tua yang menjadi panutanku saat ini. Sehingga mereka secara sukarela membantuku dan menganggapku sebagai bagian dari keluarga mereka yang tidak boleh mereka abaikan.“Mang, nongkrong wae di

  • WARUNG TENGAH MALAM   266-HANCUR

    Dua minggu kemudian.Warung yang sudah hancur akibat aku bakar, kini kembali berdiri. Lengkap dengan etalase yang sudah diperbaiki dan barang-barang yang dagangan yang mengisi penuh etalase dan rak-rak dagangan di warungku ini.Dan suasana sore hari yang penuh dengan hilir mudik warga kampung yang pulang dari sawah dan ladang terlihat olehku yang kini menjaga lagi warung yang sudah aku buat kembali bersama para warga dengan bantuan modal dari Pak Ardi.Aku seperti biasa kini sedang duduk dan bercengkrama dengan Mang Rusdi dan Mang Darman yang baru pulang dari berkeliling kampung untuk berdagang. Canda dan tawa menghiasi obrolan-obrolan tersebut karena sesekali Mang Darman berceloteh dan bercanda atas apa yang dia lakukan.Mereka berdua sudah mengetahui kejadian yang menimpaku di tempat itu, bahkan pertarungan ku dengan Kala di Gunung Sepuh. Dan itu membuat mereka tercengang karena mereka tidak mengetahui bahwa ada makhluk yang seperti itu di Gunung Sepuh.

  • WARUNG TENGAH MALAM   265-SELAMAT

    Aku kembali berdiri, di tengah-tengah hamparan rerumputan yang luas. Dengan salah satu pohon besar yang ada di puncak yang terlihat olehku dari kejauhan. Rerumputan itu kini tampak lebih hijau dari sebelumnya, dan tidak terlihat lagi ilalang-ilalang yang tinggi menjulang hingga menutupi badanku saat itu. Panas yang terik, dengan angin segar yang berhembus dari pegunungan membuatku merasakan suatu perasaan yang sangat lega. Entah mengapa. Hatiku kini terasa sangat tenang ketika berada di tempat ini. Aku pun berjalan, melewati rerumputan tersebut dengan kakiku yang tidak memakai alas kaki sama sekali. Mencoba untuk berjalan dan duduk kembali di pohon besar yang berdiri di tengah-tengah rerumputan di atas sana. Jalanan yang kulalui sangat begitu mulus, tidak ada serangga-serangga yang menggigit kakiku, tidak ada jalanan yang becek bercampur lumpur. Juga tidak ada lagi lubang yang membuatku terperosok. Semuanya sangatlah berbeda, aku seper

  • WARUNG TENGAH MALAM   264-DETAK JANTUNG

    Pandangan ku tiba-tiba gelap, aku sudah tidak bisa merasakan apapun lagi. Aku yang sudah pasrah kini hanya bisa membiarkan tubuhku yang tertutup oleh tanah yang menimpaku seketika dari atas sana. Dan para warga yang menyaksikan hal itu secara langsung tiba-tiba panik dan langsung berteriak memanggilku. “UJANGGGGGGGG!!!” Mang Rusdi yang pertama berlari ke arah tanah longsoran tersebut dan memindahkan batu, ranting-ranting dan tanah untuk mencariku dengan kedua tangannya. Begitu juga dengan Aki Karma, Mang Dadang, dan Mang Uha serta warga-warga yang lainnya yang membantu memindahkan semua material longsor yang menutupi tubuhku, dan berharap aku masih bisa bertahan dengan tubuh yang tertutup oleh longsoran tanah tersebut. Sedangkan Pak Ardi, dia langsung menelpon anaknya dan Pak Caca untuk segera meminta bantuan. Karena kini situasinya sangat berbeda, Pak Ardi membutuhkan lebih banyak orang agar bisa lebih cepat menyelamatkan aku yang berada di d

  • WARUNG TENGAH MALAM   263-MUNCUL

    Mereka semua berlari masuk ke dalam hutan Gunung Sepuh yang masih terlihat gelap dan menyeramkan, dengan aura mistis yang kental dan terasa oleh semua warga Kampung Sepuh pada pagi itu.Meskipun waktu itu adalah waktu di mana pagi akan menjelang, namun tetap saja. aura-aura mistis yang terasa oleh para warga yang sedang berlari ke dalam sangatlah terasa.Apalagi dari mereka semua, hampir sebagian besar belum pernah keluar pada dalam gelap semasa hidupnya, mereka sudah terbuai oleh bantal dan selimut tebal dari mereka lahir hingga saat ini, dan mereka mematuhi larangan untuk keluar rumah hingga pagi tiba. Sehingga mereka tidak mengetahui rasanya masuk ke dalam hutan pada saat-saat seperti ini.“JANGGGG, UJANGGGG!!!!!”Mang Rusdi berteriak-teriak sambil berlari. Senternya di arahkan ke segala arah, mencoba mencariku di dalam gelapnya hutan Gunung Sepuh yang luas tersebut. Para warga lainnya juga melakukan hal yang sama, mereka berlari sambil men

DMCA.com Protection Status