Kini pandangan pria muda itu beralih pada Kirana yang masih terpaku tanpa bicara sepatah katapun. "Maksudnya ada Kirana?" Dengan memperlihatkan wajah serius pria itu bertanya."A-aku tidak bohong Mas," elak Kirana mencoba membela diri. Akan tetapi naas sama sekali Reza malah lebih kecewa karena memang uang itu berada dibawah bantal."Mau sampai kapan kamu mengelak terus, jika kamu tidak suka pada Mama, kamu tinggal ngomong, biar Mama yang akan pergi," lirihnya merintih dibarengi dengan cairan bulir-bulir bening yang jatuh tanpa permisi.Bu Sinta berubah drastis menjadi baik dan lemah sikapnya tatkala berada didekat Reza. Membuat Reza merasa kasihan pada sang Mama yang terlihat tidak bersalah sama sekali. Akan tetapi ia merasa kecewa dengan sang istri yang telah dengan teganya menuduh muridnya itu pencuri."Apa benar kamu tidak suka dengan Mamaku? Sehingga kamu menuduhnya sekeji itu!" tanya Reza penuh penekanan."Mas dengerin penjelasan aku dulu." "Tidak ada yang mesti kamu jelaskan.
Ayam jantan baru saja berkokok di luar, menandakan jika subuh pun berlalu. Wanita muda berparas cantik itu pun masih terdiam dibalik pintu yang dimana di dalam kamar tersebut ada Reza.Kriet! Pada akhirnya Reza keluar dan hendak membuka pintu. Ternyata disana sudah terdapat istrinya yang saat ini ia benci.Tak banyak bicara dan bersuara, Reza pun hendak melangkah tanpa menyapa istrinya yang jelas berada di sebelah."Mas, tunggu! Aku hanya ingin bicara denganmu sekarang." Wanita muda itu mencoba menahan tangan Reza dengan kuat."Ada apa lagi? Bukankah semalam sudah jelas jika kamu tidak menyukai Mamaku, lantas untuk apa kamu kesini?" tanya Reza ketus."Terserah kalau kamu tidak percaya! Yang jelas aku sama sekali tidak menuduh siapapun, apalagi ibumu! Jika kamu menyangka kalau aku yang mengada-ngada, maka itu hak kamu untuk membenciku selamanya juga!" "Lantas apa lagi?" ucap Reza heran."Ada yang lebih penting lagi yang ingin aku tanyakan padamu Mas, apa benar kamu menikahiku hanya
"Mas, boleh aku bertanya padamu sekarang? Apa kamu ada waktu untukku saat ini?" Wanita cantik berambut panjang lurus itu melangkah menghampiri kediaman suaminya yang baru saja menyimpan tas kerjanya diatas nakas, yang berada dikamar."Ada apa Kirana? Sekarang aku mau mandi. Bisakah kamu nanti bertanya ya?" sergah pria muda itu menolak.Reza membuka kancing baju satu persatu, untuk dibukannya. Tak ada rasa penasaran tentang pertanyaan sang istri."Mas, aku ingin sekarang." Wanita muda berparas cantik itu mencoba memegang tangan Reza kuat, sehingga mampu menghentikan langkah Reza seketika."Kirana apa kamu tidak lihat, aku berkeringat begini. Badanku sudah bau karena seharian aku kerja. Bisakah kamu menanyakan hal ini nanti saja," bentak pria muda itu kesat disaat Kirana memaksanya untuk bicara.Pada akhirnya Kirana pun tak mau mengalah, walaupun suaminya tetap menolak untuk bicara, akan tetapi wanita muda itu nekad memegang tangan Reza begitu erat."Sebentar saja, aku hanya ingin bic
Sikap Reza yang jutek serta dingin itu membuat ibu satu anak ini tidak mau menyerah begitu saja. Walaupun keluarga tidak harmonis rumah tangga orang lain tapi Kirana tak ingin kalau sebelum perang. Gegas ia belanja kebutuhan dan juga pakaian yang serba baru. Uang pemberian dari Reza ia belanjakan semuanya. Kebetulan Bu Sinta tak mengetahui kalau baru-baru ini wanita mudah bertubuh tinggi itu diam-diam menerima nafkah pemberian suaminya. Jika biasanya Bu Sinta yang mengambil, lantas sekarang Kirana pun tak mau selalu dan selalu mengalah terus menerus."Pakaian sudah, kecantikan pun sudah. Alat-alat mandi sudah, berarti apa lagi ya?" Gumamnya memikirkan apa lagi yang harus dibelinya. Mungkin jika dirinya merubah penampilan demi agar sang suami mau dan terkesima dengan kecantikan natural yang ia miliki selama ini. Usaha, apa boleh buat. Yang penting jarang menyerah, terus berjuang mendapatkan hati suami.Rambut panjang yang lurus serta menghitam pekat, membuat wajah Kirana semakin can
"Apa aku tidak salah dengar Mas? Sejak kapan kamu mencari anakmu, bukankah kamu sama sekali tidak mau mengakui dan tidak mau bertanggung jawab ya, selama ini?"Gegas Kirana menjawab dengan nada amat marah. Bagaimana bisa seorang Alvin yang sombong dan juga angkuh sekarang bisa-bisanya menanyakan anak yang sama sekali tidak mau diakui dulu. Padahal sudah jelas hanya dia ayahnya seorang diri. "Kirana, aku mohon pertemukan aku dengan gadis kecilku. Sekarang aku percaya kalau anak yang dulu kamu kandung itu adalah anakku. Aku menyesal sebab telah mencampakkan kamu dulu," sahut Alvin menggenggam tangan Kirana sembari bersimpuh padanya. Memohon agar wanita yang dulu ia sia-siakan mau menerima dan memaafkan kesalahannya."Lepaskan tanganku! Jangan sekali-kali kamu berani menyentuhku lagi!" Lagi-lagi wanita muda itu menepiskan tangan Alvin dengan reaksi wajah yang amat marah. Amarahnya sudah tak terbendung lagi, kebenciannya selama ini telah memuncak sehingga Kirana tak akan dengan mudah me
"Kirana aku mohon beritahu aku dimana keberadaan anakku! Aku hanya ingin bertemu dan memberinya kasih sayang sebagaimana seorang ayah saja," ungkap Alvin penuh permohonan. Akan tetapi tak ada lagi rasa kasihan yang tersimpan di benak wanita muda itu. Ia bahkan tetap menutup mulutnya dengar rapat, agar tidak terbuka."Lepaskan tanganku! Aku harus pergi, aku tak ingin ada orang yang melihat kita berada disini!" dengus Kirana sembari menepiskan tangan pria yang sedati tadi menggenggam tangannya dengan erat.Tangan mulus Kirana mungkin berhasil terlepas, namun tidak dengan pelukan yang dilayangkan Alvin pada tubuh wanita itu. Alvin memaksanya memeluk tubuh mantan pacarnya begitu kuat, hingga Kirana pun kesusahan untuk memberontak."Sial! Apa-apaan ini?!" gerutu wanita berambut panjang itu kesal. Semua barang yang dibawanya terlepas begitu saja."Jika kamu tidak ingin memaafkan aku, maka izinkan aku untuk memelukmu yang terakhir kalinya. Aku begitu menyesal telah menyia-nyiakan akmu demi m
"Mas Reza aku bisa jelasin semuanya kalau diantara aku dan Alvin memang tidak ada apa-apa. Sekarang kamu bisa tanya pada dia, kalau kita tidak ada hubungan apapun 'kan Vin?" Kirana semakin wara-wiri dibuatnya. Saat kedatangan sang suami bersama mantan istrinya membuat wanita beranak satu itu kepanikan karena didapati dirinya sedang berpelukan. "Vin sekarang kamu jelasin pada Mas Reza jika kita tidak mempunyai hubungan apapun. Bantu aku Vin, aku mohon," sahut Kirana penuh permohonan berharap Alvin mau membantu menjelaskan jika yang barusan dilihat oleh mata Reza atuh hanya sebuah pelukan biasa."Aku dan Kirana memang sudah lama menjalin hubungan dibelakangmu. Semenjak menikah denganmu dia tidak pernah merasakan kasih sayang yang sesungguhnya. Maka dari itu dia mencariku demi memenuhi hasrat hatinya," celoteh Alvin membuyarkan semuanya. Terutama Kirana dan juga Reza, mereka amat terkejut dibuatnya. Istri Reza nampak membelalak, ia tak menyangka jika mantan pacarnya akan mengada-ngada
"Maaf Kirana, aku sama sekali tidak bermaksud menghancurkan kamu dengan suami kamu. Kapan kamu menikah dengan dia. Jadi sekarang kamu benar sudah menikah lagi dengan mantan suami Tiara," ucap Alvin merasa terkejut dengan kenyataan bahwa mantan pacarnya kini telah bersuami. "Bukan urusan kamu! Aku sungguh kecewa, jangan harap aku mau memaafkan kamu lagi, kejadian barusan sudah cukup membuatku membuka mata, bahwa kamu hanya lelaki tidak tau diri! Aku benar-benar marah! Aku muak dengan kehadiranmu! Andai kamu tidak ada hari ini, mungkin hari-hariku tidak sehancur ini."Wanita muda berambut hitam itu nampak menggerutu, perubahan penampilannya hari ini betapa hancur berantakan dengan adanya Alvin dan juga Tiara.Mengapa mereka buta datang tiba-tiba bersamaan, atau mereka sedang berencana untuk menghancurkan kembali Kirana?"Kirana aku mohon kamu jangan pergi," sergah Alvin sembari memegang tangan wanita malang itu kembali.Plak!Sebuah tamparan mendarat. Sengaja Kirana lakukan, sebab ia am