Seharian ini pikiran Suci tak lepas dari kejadian tadi malam.Bayangan ketika dirinya mendengar nama wanita lain disebut oleh suaminya setelah mereka bercinta, membuat mood Suci kian hancur berantakan.Bahkan seharian ini dia tidak semangat melakukan hal apa pun di luar.Hingga dirinya hanya berakhir dengan mengurung diri di kamar.Dalam kekalutannya itu, Suci teringat akan perkataan Bi Lia padanya sewaktu dirinya dan Bi Lia sedang membuka beberapa hadiah pernikahan saat sedang mempersiapkan pakaian untuk dibawa ke Maldives.Suci buru-buru membongkar kopernya mencari-cari sesuatu di sana, tak butuh waktu lama, apa yang di cari Suci pun ketemu juga.Suci menyimpan lingerie itu di kamar mandi untuk dia kenakan malam nanti.Sekarang waktu masih sore, ada baiknya Suci istirahat terlebih dahulu sebelum Venus kembali. Sebab, suaminya itu bilang bahwa dirinya akan berlayar bersama Roger ke sebuah pulau di Maldives yang jaraknya cukup jauh dari penginapan.Ada kemungkinan Venus akan pulang ma
"Beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku pantas untukmu, Mas..." ucap Suci seraya bangkit dari duduknya.Suci meraba ke arah dada Mars yang terbalut piyama tidur lalu mulai membuka satu persatu kancing piyama itu."Suci," tangan Mars menghentikan kegiatan Suci."Aku nggak mau mendengar penolakan Mas. Ijinkan aku melayanimu dengan sungguh-sungguh, malam ini..."Suci menarik perlahan tangan Mars yang memegangi jemarinya. Dia tersenyum manis. Selimut yang tadinya menutupi tubuhnya bahkan sudah tersingkap sebagian.Mars terus menarik napas panjang setiap kali kulit lembut tangan Suci bersentuhan dengan kulitnya. Sengatan-sengatan aneh itu kian menjadi menguasai seluruh tubuhnya. Menggelitik hingga ke bawah perut.Rasanya, sudah sangat lama, Mars tidak pernah berada dalam keadaan seintim ini dengan seorang wanita. Setelah malam panas dan panjang yang pernah dilaluinya bersama Jasmine dahulu.Sebagai seorang lelaki normal, Mars tidak ingin munafik bahwa sebenarnya dia pun mengingink
Seorang wanita dengan pakaian sexynya terlihat keluar dari sebuah taksi online.Usai membayar dan sang supir taksi mengeluarkan barang bawaannya dari bagasi mobil, si wanita tampak susah payah menarik kopernya menuju sebuah apartemen mewah di Jakarta.Wanita itu masuk ke loby gedung berlantai 57 itu. Berjalan menuju lift dan menekan tombol angka 25.Tak lama, lift sampai di tempat tujuan.Wanita itu mengeluarkan key card dari mini clutchnya dan mulai membuka pintu apartemen bernomor 50 di hadapannya.Seorang lelaki yang sedang berkutat dengan laptop di depan ruang TV menoleh ke arah pintu apartemennya yang terbuka."Abis dari mana lo? Bawa-bawa koper segala," tanya Venus pada Hanni yang kini menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang letaknya berhadapan dengan Venus."Gue abis dari apartemen Daren," jawab Hanni dengan wajah berseri-seri."Asik dong abis main kuda-kudaan," ledek Venus yang memang tahu bahwa Daren adalah salah satu sephianya Hanni.Hanni tersenyum manis. "Kenapa emang, hah?
Pagi hari yang cerah waktu Maldives.Roger baru saja menyelesaikan tugasnya untuk memastikan sarapan sudah tersedia di meja makan untuk Tuan Muda Mars dan Nona Suci."Selamat pagi, pasangan yang berbahagia," sapa Roger sumringah ketika mendapati Mars dan Suci keluar sambil bergandengan tangan dari dalam kamar mereka."Seperti biasa, ini menu sarapan kalian hari ini," beritahu Roger.Mars memperhatikan menu masakan yang terhidang di meja.Sepertinya semua menu masakan itu rasanya pedas. Sementara Mars tahu kalau Suci tidak suka pedas.Tiba-tiba saja sebuah ide muncul dalam benak Mars. Lelaki itu tampak membisiki sesuatu ke telinga Suci. Lalu Suci manggut-manggut dengan senyuman lebar."Dapur di sini, di mana? Saya mau masak," kata Mars pada Roger.Roger langsung melongo."An-anda mau ma-," Roger langsung menutup mulutnya sadar dia keceplosan. "Maksud saya, Bos serius mau masak?" ulang Roger.Mars mengangguk. "Iya, saya mau masak buat Suci," jawab Mars yakin.Roger mengedikkan bahu lalu
Banyak aktifitas seru nan romantis yang dilakukan Mars dan Suci hari ini di Maldives.Antara lain, berjalan kaki melintasi hutan tropis. Menikmati petualangan laut dengan mencoba berbagai macam olahraga air, seperti snorkeling, kayak mau pun diving.Makan siang romantis di tepi samudra sambil menikmati sejuk angin sepoi-sepoi di tengah nuansa indah alam Maldives.Dan terakhir, Mars mengajak Suci untuk melakukan perjalanan dengan perahu. Menelusuri perairan laut biru yang tenang sambil menikmati nuansa jingga langit Maldives di waktu senja.Rona keemasan yang terpancar dari sang raja langit, begitu memanjakan mata. Menentramkan jiwa.Saat itu, Mars dan Suci duduk bersisian saling merangkul menghadap ke arah matahari terbenam. Kepala Suci bersandar nyaman di bahu Mars."Pemandangan alam di sini memang luar biasa indah, Suci," puji Mars yang kagum akan pesona alam Maldives yang menakjubkan.Bibir mungil Suci mengerucut, tangannya meraba ke belakang dan menarik tengkuk Mars, membuat kepala
Setelah memastikan Suci tertidur, Mars yang terlanjur tidak bisa tidur karena Suci yang terus mendesaknya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan wanita itu tentang Hanni, berniat mendatangi Roger untuk menanyakan kebenaran perihal hal tersebut.Untungnya, si penjahat kelamin itu tidak sedang berada di Club melainkan di kamar penginapannya."Ada apa Mars?" tanya Roger yang kelihatan kaget melihat kehadiran Mars di waktu selarut ini."Ada yang mau gue omongin sama lo," kata Mars. Lelaki itu duduk di sofa yang ada di teras penginapan. Perasaannya mulai diselimuti kekhawatiran."Ngomong apaan?" tanya Roger sambil menguap."Nggak usah pura-pura ngantuk lo!" Mars menimpuk Roger dengan bantal sofa.Roger hanya terkekeh."Sebenernya, Hanni itu siapanya Venus sih?" tanya Mars to the point."Kan gue udah bilang, Hanni itu sahabatnya Venus," jawab Roger apa adanya."Terus, sejauh apa hubungan mereka selama ini? Jawab jujur pertanyaan gue?" cecar Mars tak sabaran."Itu sih privasi, Bro. Sorry gue
Setelah kejadian kemarin malam tentang Hanni, seharian ini Suci terus saja diam.Dia terus memasang wajah jutek dan tak mau diajak bicara.Bahkan ketika makan malam berlangsung Suci masih membisu.Hal itu membuat Mars jadi serba salah.Meski dia tak juga menyerah untuk merayu Suci supaya berhenti ngambek.Seperti biasa, setelah melakukan aktifitas malam sebelum tidur, cuci muka dan gosok gigi, Suci keluar dari kamar mandi dan hendak tidur.Suci masuk ke dalam selimut di mana Mars sudah menunggunya.Lelaki itu langsung merangsek dan memeluk tubuh Suci dari belakang."Ih, apaan sih? Lepas nggak!" kata Suci dengan wajah kesal. Dia berusaha melepas tangan Mars yang melingkar di perutnya.Mars tetap bertahan. Bahkan dia semakin mempererat pelukannya. "Aku minta maaf," katanya setengah berbisik. Mars bicara dengan bibirnya yang hampir menempel di telinga Suci, membuat tengkuk Suci merinding."Bosen ah dengernya! Seharian ini kamu udah minta maaf puluhan kali tapi kamu tetep aja nggak mau jel
"Mas, apa penyakitku ini bisa sembuh? Rasanya, aku sudah sangat lelah hidup seperti ini," ucap Liliana usai dirinya menjalani therapy di rumah sakit.Sudah hampir satu minggu ini mereka stay di rumah sakit untuk menjalani pengobatan penyakit langka yang Liliana derita.Kondisi mental Liliana yang tidak stabil membuatnya seringkali merasa berhalusinasi hingga tanpa sadar melukai dirinya sendiri.Kondisi ini bermula sejak dirinya menjalani operasi pengangkatan rahim usai melahirkan Venus.Seolah ada sesuatu yang menghantuinya, Liliana seringkali merasa ketakutan dan berteriak histeris tanpa sebab. Bahkan tak jarang hal itu menyebabkan Liliana kejang hingga akhirnya pingsan.Dokter di Swiss sendiri sudah bekerja sama dengan beberapa dokter ahli di bidang syaraf dan mental, belum ada yang berani menyimpulkan penyakit jenis apa yang sebenarnya Liliana derita selama ini.Dan anehnya, sejak dirinya mengalami menopouse, kondisi Liliana justru semakin parah akibat adanya komplikasi serius pada