"Astaga, Mas! Itu beneran artinya itu?" Kinan membelalak karena terkejut kalau apa yanv diuacapkannya tempo hari pada tetangfany yang orang Jawa itu ternyaa nemiliki arti seperti itu. "Iya, Sayang, artinya memang seperti itu. Lagian kamu dapat bahasa itu dari mama sih? Perasaan Mas gak pernah deh kasih tau kamu?""Dari Laras, Mas. Kan dia orang jawa juga. Katanya gini 'Kinan, kamu kalau ketemu orang jawa yang lebih tua bilang aja amit, silitku mambu' gitu katanya. Wah kurang ajar si Laras. Bener-bener emang dia malah ngajarin aku yang enggak-enggak.""Hahahahaha, lah lagian kamu bukannya cari info dulu apa artinya malah main percaya aja. Udah tau si Laras itu kan usil orangnya." "Ya aku kira soal beginian dia nggak bercanda, Mas, sialan bener tuh si Laras. Liat aja ntar aku balas dia.""Hahahahah, udah anggep aja perkenalan bahasa jawa ke kamu. Ekhem ….""Kamu kenapa, Mas? Batuk? Atau sakit tenggorokan.""Ah, bukan itu. Tapi yang satu itu lho. Yuk ah, kita gass lagi.""Dikira orang
"Mas Andra jangan pergi dong! Aku kan sengaja datang ke sini buat nemuin Mas Andra! Aku tuh kangen tau. Daripada Mas jualan ayam mendingan Mas bantuin aku jualan mobil di showroomku. Mana tempatnya enak kan ber-ac." Mata Kinan mendelik melihat keberanian Selena yang tiba-tiva saja memeluk suaminya. "Woy apa-apaan nih! Kamu itu siapa? Datang nggak dijemput dan gak diundang. Dasar kuntilanak sawah!""Apaan sih! Situ iri ya karena aku bisa meluk Ms Andra?""Iri-iri gundulmu peyang! Dia suamiku ya jelas aku marah Markonih! Lepas gak tuh tangan!" "Gak! Aku gak mau lepas kalau Mas Andra belum jawab setuju buat ikut aku ke showroom dan tinggal sama aku." Selena semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Andra. Andra sejak tadi sudah berusaha melepaskan tangan perempuan itu tapi, entah kenapa susah sekali dibukanya. "Wooo bener-bener nih upilnya genderuo cari masalah! Belum tau saja dia siapa Kinan!"Sreett ….Kinan menarik paksa tangan Selena dari perut Andra lalu menghempaskannya hingga
"Ah Mas bisa saja, aku jadi malu. Padahal aku gak cantik-cantik amat." Selena tersenyum manis ke arah Fatih. Saat inilah Fatih beraksi karena merasa umpannya sudah ditangkap ikan pancingannya. Dan ia hanya tinggal tarik saja. "Ih aku tuh serius tau. Kamu lihat deh si Eka, udah badannya besar, lemak di mana-mana. Eh galak lagi tuh. Sebenarnya aku bosan sama dia tapi gimana ya, kita sudah ada anak sih."Selena hanya mengangguk-angukkan kepala tanda ia menanggapi ucapan Fatih. "Ya seharusnya Eka itu juga merawat dirinya sih, secara dia itu kan punya suami yang ganteng kayak Mas nya.""Ah masa aku ganteng sih?""Iya Mas itu ganteng mana penyayang istri lagi. Eka beruntung banget dapetin kamu.""Sayangnya aku yang kayak sial ya beristrikan dia. Seandainya saja istriku adalah kamu, aku pasti dangat senang.""Maksudnya, Mas?""Emmm sebenarnya aku tuh ada perasaan sama kamu sejak pandangan pertama."Selena menutup mulut dengan kedua tangannya. Ia membelalakkan mata sembari menatap Fatih. Ia
Sudah seharusnya kan mereka balas budi ke aku?' batin Selena sembari tersenyum-senyum. "Gimana? Mau kan? Nggak usah kelamaan mikir lah, sama aku aja, daripada kamu ngejar-ngejar Andra nggak dapet mending kan sama aku, aku jamin deh kamu bakal bahagia sama aku," ucap Fatih mengobral janji"Oke deh, Mas, aku mau," jawab Selena tersenyum penuh arti. "Tapi sampai kapan, Mas, kita akan diem-dieman dari Eka? Aku nggak mau ya, Mas, hubungan ini digantung. Aku juga mau jadi istri sah kayak Eka," ucap Selena lagi sembari memanyunkan bibirnya. "Nanti biar aku pikir lagi gimana caranya biar Eka mau menerima kamu sebagai madunya.""Pokoknya kamu tenang saja, nggak akan ketahuan kalau kamu nggak ngomong sama Eka, biar nanti aki perlahan yang akan memberitahunya," imbuh Fatih'Yess! Masuk perangkap juga si Selena. Mana sekarang dia udah glowing, seksi, tajir lagi. Gak apa-apa deh giginya maju, toh sebentar lagi juga rapi. Nyatanya dia lagi perawatan pakai behel. Kan lumayan bisa kecipratan hart
"Kalau begitu misal aku minta kamu berbagi suami kamu sama aku apa kamu akan kasih juga?""Apa?!" Sontak saja Eka berteriak lantaran dirinya terkejut. Mendadak hening Eka yang semula terkejut kini hanya terdiam. Fatih yang sudah gemetar dan deg-degan dari tadi terus mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Dia takut kalau Eka sampai marah besar. "Kamu serius, Len?" tanya Eka memecah keheningan"Menurutmu aku bercanda atau serius?" Selena bertanya balik yang membuat Fatih semakin tidak karuan. "Jadi kamu serius, Len?" Eka mengulangi pertanyaan yang sama dengan muka yang sudah merah padam menahan amarah. Bagaimana tidak marah? Sahabatnya sendiri berani-beraninya menyukai suaminya. Terlihat Selena menahan tawanya. Karena tidak tahan melihat ekspresi Eka akhirnya Selena mengungkapkan bahwa ini ….PRANK! "Masa iya sih aku mau ambil suami kamu. Suami dari sahabat aku sendiri. Ya nggak lah!" ucap Selena Akhirnya Fatih bisa bernapas lega karena Selena tidak jadi membongkar rahasia m
"Permisi! Paket!" Suara seorang pria membuat Kinan yang sedang membuat adonan ayam krispinya menoleh ke sumber suara itu. "Maaf siapa ya?" tanya Kinan saat melihat seorang pria menggunakan jaket berdiri tepat di pintu ruko yang baru ia buka sedikit. "Maaf, Mbak ini ada paket dan COD.""Paket? Tapi saya gak pesan paket kok. Tunggu sebentar ya biar saya tanya dulu sama suami saya." Si kurir tadi hanya menganggukkan kepalanya. "Mas, kamu ada pesan barang online? Itu ada paket dateng." Kinan bertanya pada Andra yang sedang membersihkan piring-piring kotor bekas membuat adonan. "Paket? Aku perasaan gak ada pesan barang online.""Lha itu ada kurir datang?""Masa sih? Punya kamu nggak?""Enggaklah, kalau punyaku mana mungkin aku nanya ke kamu.""Yaudah ayo kita lihat dulu, jangan-jangan itu modus yang lagi ramai, dia antar paket cod terus kita suruh bayar eh ternyata isi gak sesuai."Kinan dan Andra pun berjalan menuju di mana kurir masih menunggu mereka. "Maaf, Mas, itu paket atas nama
"Permisi, Mbak, mau beli ayam gepreknya sepuluh porsi dong!" ucap seorang pria di depan pintu ruko gerai ayam gepreknya Kinan. "Tunggu sebentar ya, Mas soalnya ayam gepreknya lagi digo …." Ucapan Kinan terhenti kala melihat sosok yang ada di pintu gerainya. Matanya berkaca-kaca dan tenggorokannya tercekat. Hanya satu kata yang bisa mengartikan semuanya yakni, rindu. "Bang Akmal!" Kinan menghambur ke arah di mana pria yang bernama Akmal itu berada. "Abang pulang kenapa gak bilang-bilang? Aku kangen, Bang!" Yah, yang datang kali ini adalah Akmal. Kakak kandung dari Kinan yang cukup lama pergi merantau karena harus bekerja di luar kota. "Abang juga kangen sama kamu. Abang lihat kamu makin chubby aja ya. Soalnya badan Abang berat nih nahan tubuh kamu biar gak jatuh. Hahahaha.""Bang Akmal jahat! Masa aku dikata gendut sih. Aku tuh gak gendut cuma sedikit berisi.""Kan Abang bilang kamu chubby bukan gendut.""Tau ah, ngomong-ngomong Bang Akmal ke sini sama siapa?" tanya Kinan penuh se
"Lagi ngapain kalian di sini?!"Fatih dan Selena menoleh ke arah suara itu dan ternyata Bu Nuri lah yang memergoki mereka tadi. "I-Ibu? Kok b-bisa ada d-di sini?" Fatih terbata bertanya pada sang Ibu. Ia tidak menyangka jika akan bertemu Bu Nuri saat sedang bersama Selena. "Bu, kok bisa ada di sini? Bukannya tadi Ibu lagi arisan sama Eka? Kok tau-tau di sini sih?" tanya Fatih lagi yang sudah bisa mengatasi keadaan. "Iya, tadi tu Ibu memang lagi arisan tapi terus tiba-tiba Bu Erni yang rumah sebelahan sama rumah Bu Rt yang paling besar itu. Tau kan kamu?" Fatih Mengangguk menjawab ucapan Bu Nuri. "Nah, tiba-tiba menantunya itu mau melahirkan. Jadi, dia nelpon anaknya, kan cafe ini punya anaknya Bu Erni. Nah, karena di sini gak ada yang jaga yaudah dia akhirnya ke sini terus ngajak Ibu deh. Kan Ibu juga harus berteman dengan orang-orang kaya biar ketularan juga kan kaya nya. Hahahaha," imbuh Bu Nuri lagi yang merasa bahagia karena ternyata Bu Erni mengajaknya ke cafe milik sang anak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUHari yang dinanti-nantikan oleh semua orang pun tiba. Kinan berkali-kali melihat jam, memastikan kapan waktu yang tepat baginya untuk menyuruh semua orang yang sedang sarapan itu untuk berkemas.Di sisi lain, dia tidak sabar untuk segera melihat orang-orang itu bergegas berangkat, tapi di sisi lainnya, Kinan tidak enak hati untuk membuat semuanya jadi tidak bisa menikmati makanannya.Andra yang peka terhadap air muka istrinya yang cemas itu pun menyudahi acara makannya dan mencuci kedua tangannya. "Sayang?" panggil pria tampan itu sambil meletakkan kedua tangannya di bahu Kinan dari belakang."Eh?!" respon Kinan terkejut. "Maaf udah ngagetin kamu, ya," ucap Andra. Kinan membalik badannya dan menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. "Nggak apa-apa, kok," ucap perempuan itu lirih "Nggak apa-apa kok keliatan cemas gitu? Kenapa, Sayang?" tanya Andra dengan penuh kesabaran.Sebenarnya, dari gerak-gerik sang istri, Andra itu sudah tahu bahwa pasti Kinan seda
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUWajah Selena begitu geram. Digelandang masuk ke dalam mobil polisi bersama dengan dua orang yang membuatnya naik pitam itu rasanya seperti disuruh memakan makanan kotor yang ingin segera dimuntahkan keluar sampai habis.Sejak dikawal menuju ke mobil polisi, Selena terus memperhatikan dua mobil polisi yang berada di belakang.Dia melihat Fredy yang memasuki satu mobil polisi dan Jane memasuki satu mobil lainnya. Di dalam mobil, baik Jane maupun Fredy diapit oleh dua orang petugas kepolisian di kanan dan kiri mereka. "Masuk Nyonya! Kami tidak mau bertindak kasar pada anda. Jadi tolong bersikap kooperatif pada kami."Seorang anggota kepolisian yang berdiri di belakangnya dan sedang memperhatikannya dengan tatapan kesal tampak mulai kehilangan kesabarannya melihat Selena yang berdiri di depan pintu mobil sejak tadi sambil memperhatikan dua mobil polisi lainnya yang juga membawa dua orang yang telah menimbulkan keributan tadi, tanpa berniat untuk masuk ke dala
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUKeesokan harinya, Fatih berniat mengajak Andra untuk pergi ke showroomnya guna mewujudkan apa saja yang telah mereka bahas kemarin malam. Kebetulan dia juga sudah membuat janji dengan salah satu supplier truck yang menyediakan jasa modifikasi food truck.Eka yang mendengar obrolan keduanya pun segera berjalan menyambangi Fatih dan Andra untuk kemudian kembali mengutarakan keinginan yang tiba-tiba terlintas di pikiran."Boleh aku ikut membahasnya bersama dengan kalian?" tanya Eka sedikit basa-basi. Fatih dan Andra pun bersamaan menoleh akibat kedatangan Eka yang menurut mereka begitu tiba-tiba."Memang sudah seharusnya seperti itu, kan?" balas Fatih seraya tersenyum dan menggeleng pelan dengan pertanyaan aneh sang istri."Sepertinya nanti kami sangat butuh saran-saran lain darimu," jawab Andra yang juga tak luput dengan senyumannya."Aku juga mau ikut!" seru Kinan yang juga baru saja datang. Andra yang mendengar itu pun menaikkan sebelah alisnya sekilas."Ak
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSepasang mata itu mulai menyipit, memandang ke arah sepasang pria yang begitu ia kenal dengan baik tengah berduaan.Kerutan pada kening Selena bahkan mulai bermunculan ...."F-fredi?? S-siapa yang duduk dengannya??"Seketika, rasa sesak di dadanya kian hebat, debaran jantungnya kini berdetak tak karuan, amarah yang kian mencuat bahkan tangan terkepal sempurna, mendapati sang pujaan hati tengah menjalin kasih dengan wanita lain.Betapa tidak? Fredi terlihat tengah asyik berduaan dengan sosok wanita berpenampilan hedon, beberapa perhiasan mahal menghiasi kedua pergelangan tangan, jari jemari, leher dan juga sepasang telinganya.Selena benar-benar dibuat geleng-geleng kepala melihat kemesraan yang terjadi saat ini."Ck! Sialan, bisa-bisanya dia melakukan ini padaku."Saat itu pula amarahnya mulai meledak! Tanpa berpikir panjang wanita itu lekas melangkahkan kaki menghampiri mera Fredy."Ah! Kamu bisa aja, Say.""Serius Jane, kamu benar-benar terlihat cantik se
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKUSelena menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal. Wajahnya tampak masam terlihat. Ia juga heran kenapa Fatih dan juga Eka tidak mau menggubrisnya lebih jauh. Karena sudah diabaikan begitu saja, Selena pun pada akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kesal yang ia rasakan masih juga belum surut. Sepanjang jalan, ia terus mengomel tak jelas. Tentunya merutuk pasangan suami istri tersebut.Sejak perceraian itu, Selena sudah tak mau menganggap Eka sebagai teman lagi. Karena menurutnya, Eka adalah wanita perusak kebahagiaannya. Padahal jika ditelisik dari fakta, justru dialah wanita yang merebut kebahagiaan sahabatnya sendiri.“Kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan Fatih, ya? Padahal aku sudah dapat pengganti yang tampan seperti Fredy,” keluh Selena dengan suara lirih.Ya, begitulah Selena. Ia masih terkurung dengan dilemanya sendiri. Jika tidak berada di dekat Fatih, ia bisa meredam rasa cintanya. Namun, akan sangat berbeda bila jarak mereka dekat, S
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang