"Kau harus mengatakannya padaku jika apa yang baru saja aku katakan dilakukan oleh Dave. Kau harus janji, Chloe." Nancy berkata sekali lagi sebelum pergi.
Chloe mengangguk. "Aku berjanji, aku akan mengatakannya padamu."
"Baiklah. Segera hubungi aku." Nancy harus memastikan sesuatu.
"Kalau begitu, aku pergi dulu."
Nancy mengambil tasnya kemudian melenggang pergi, ia berpapasan dengan Dave yang baru saja dari dapur membawa sebuah gelas, tanpa mengatakan apapun pada pemuda Taylor itu, Nancy melenggang setelah mengangguk kecil.
"Semoga saja, prasangkaku selama ini benar." Nancy menghembus napasnya pelan sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil dan segera melesat ke universitas.
***
"Chloe."
Sebelum tubuh Chloe sempat menyentuh lantai, Dave sudah menangkap lebih dulu tubuh Chloe yang melangkah oleng, langkahnya terlihat begitu goyah.
"Kau tak a
Namun, belum juga niatnya terlaksana sebuah ketukan pintu membuatnya berjengit kaget dan seketika saja wadah itu terjatuh tumpah mengenai kakinya. Celine mendesis lalu mengumpati siapa pelaku yang sudah menggagalkan niatnya."Celine, apa kau di dalam?""Ya, aku di dalam." sahut Celine seraya merapihkan pakaiannya, tak lupa ia juga memoleskan sedikit lipstik agar tidak kentara gugup."Kenapa kau lama sekali? Giliranmu akan segera tiba. Cepatlah sedikit jika kau tidak ingin kena tegur lagi." Itu sang manager dengan mulutnya yang sangat cerewet."Sebentar." Setelah ia rasa tak ada yang aneh dari wajah dan pakaiannya, Celine bergegas keluar dan langsung mendapati seorang wanita yang tengah menatapnya dengan alis tertaut."Apa kau sakit?" Celine menggeleng. Lalu, tanpa banyak omong ia segera melesat pergi dari sana."Aish, anak itu!"
"Aku meninggalkan istriku di rumah, kau pasti ingat jika ia sedang sakit. Aku tidak bisa berlama-lama di sini. Ah iya, kalau kau sudah sembuh cepat datang ke rumahku."Dave meraih mantelnya yang tersampir di kursi setelah mengatakan inti kedatangannya, setelah itu ia berbalik. Baru berapa langkah menuju pintu, suara Garvin kembali terdengar. Sebuah pertanyaan yang rasanya seperti awan hitam pembawa badai."Apa, Chloe baik-baik saja?"Baik-baik saja? Dave menggumam dalam hati."Tentu.""Dave!"Blam.Pintu itu sudah tertutup sempurna.***"Katakan padaku jika Dave mencium keningmu dengan begitu lembut dan hangat." Nancy berkata dengan begitu mantap."Ciuman di kening itu menandakan kasih sayang, kau tahu kan? Cinta itu saling mengormati bukan saling menuntut. Ciuman di kening tandanya ia mencintaimu dan juga menghormatimu
"Apa Chloe hamil?" tanya wanita itu dengan antusias. Sungguh, ia memang menunggu kehadiran sang cucu pertama.Dave terdiam sejenak, memandang wajah ibunya dengan raut yang sulit diartikan."Tidak, Chloe belum hamil."Mendadak, raut wajah sang ibu berubah menjadi datar lalu tanpa di sangka malah menonjok lengan kekar Dave."Cepatlah buatkan aku cucu, umurku sudah tua. Kita tidak tahu kapan ajal dan umur berakhir. Aku ingin sebelum itu terjadi, aku bisa merasakan memiliki seorang cucu yang menggemaskan. Kau tahu, Dave? Aku sangat iri dengan teman-teman ibu yang sudah memiliki banyak cucu. Sedangkan aku? Satupun aku tidak punya." ujar wanita itu yang malah terdengar seperti curhatan.Dave yang tidak tahu harus merespon seperti apa hanya bisa terdiam. Lalu tak lama, bangkit dari duduknya."Aku akan menyuruh supirku menjemput ibu. Aku harus segera kem
Chloe mengerang, satu lagi milik pria lain mendobrak dirinya, menghentakkan bagian selatannya seraya meremas bongkahan buah kenyalnya. Rasanya, sakit sekali. Ketika akhirnya Garvin selesai lalu saripatinya keluar di dalam diri Chloe, kemudian ia lari dari tempat seperti seorang penjahat. Meninggalkan Chloe yang terkapar pingsan. Sungguh, bercinta dengan kakak sendiri sangat jauh lebih sakit dibandingkan jika dua milik pria memasukinya.Langkah Chloe mundur teratur. Tidak, ia tidak akan menerima uluran salah satu dari mereka, sudah cukup. Chloe sudah tidak bisa menahan lebih banyak lagi rasa sakit.***Chloe sempat mengalami kejang sebelum akhirnya kesadarannya hilang sepenuhnya. Tidak bisa menahan untuk diam, Nancy nekat membawa Chloe ke rumah sakit, tubuh bagian selatan Chloe bersimbah darah. Saat Nancy datang, ia dapat melihat Chloe dalam posisi tidur yang nampak aneh, tubuhnya agak miring dengan tangan menyentuh lantai, di sana ponselnya t
'Terlalu sering melakukan hubungan intim. Yang terjadi pada Chloe adalah dehidrasi akut dan syaraf punggung terganggu. Selain itu, sistem kekebalan tubuhnya melemah, ia terlalu memforsir tenaganya untuk melakukan permainan itu. Dan juga, ada luka yang cukup dalam pada bagian kewanitaannya.'Dave mengusap wajahnya kasar. Semua ini salah besar.'Tulang pada rahangnya mengalami keretakan, pendarahan terjadi karena kantung rahim Chloe masih terlalu muda dan belum bekerja dengan baik, dan lagi itu karena tekanan kelelahan. Satu lagi, kejiwaannya juga terganggu.'Dave menghela napas dalam-dalam, menyembunyikan wajahnya di atas ranjang di mana Chloe berbaring dengan alat medis menempel di beberapa bagian tubuhnya.Untuk beberapa hari, Chloe akan tidur, dokter menyuntikan obat penenang dan obat tidur. Katanya, agar Chloe dapat beristirahat, memulihkan tenaga dan merilekskan syarafnya yang rusak.
"Singkirkan wajahmu dariku, lepaskan aku!"Dan, yang di terima Celine adalah pukulan pada wajah cantiknya, ia mengerjap beberapa kali, pukulan pertama seumur hidupnya yang ia terima."Sok jual mahal! Kau baru saja tertimpa kesialan karena mobilmu mogok. Kami semua berbaik hati ingin menolongmu namun dengan timbal balik seperti ini. Jadi, kau diam saja."Tubuh Celine gemetar ketika sebuah bibir yang keras mendarat pada bibirnya, ia nyaris disetubuhi oleh para preman itu lalu tak lama sosok Dave datang dari arah belakang dan langsung menyelamatkannya bak super hero.Menendang kepala pria yang sedang melucuti pakaiannya lalu menghajar habis, ia merengkuh tubuh Celine menggunakan jaketnya dan melilitkan syal. Ia melindungi tubuh Celine yang menjadi tontonan lalu mengantar gadis itu pulang ke apartemennya. Dave paham, Celine tidak mungkin kembali ke rumah dengan keadaan seperti ini.***Sudah lebih baik
Sepanjang pemeriksaan, ekspresi wajah dokter itu terlihat tidak tenang, keadaannya seperti memburuk."Kurasa, ada baiknya kau melakukan cek lab." Kalimat pertama selepas melakukan pemeriksaan."Apa kondisinya semakin buruk, Dok? Tapi, keadaannya terlihat membaik." Itu, Garvin yang bertanya."Aku belum bisa memastikan, tapi keadaannya tidak baik.""Aku tidak mau." celetuk Chloe membuat dua orang pemuda beda profesi itu menoleh padanya dengan tatapan bertanya.***Dari rumah Dave sampai apartemen Arthur jika ditempuh dengan kendaraan umum hanya membutuhkan waktu empat puluh lima menit, namun dua jam kemudian setelah Chloe mengatakan akan datang, ia baru sampai.Di cuaca yang panas, Chloe mengenakan piyama sutra dan jubah tidur dengan bahan yang sama, keringat bercucuran seperti di luar hujan, Chloe itu bodoh atau apa.Tapi, Arthur ingat. Chloe sedang
Setelah itu, Louis menjentikkan jarinya. "Dengar, aku tidak ingin ada sosok pecundang yang menjadi sahabatku, maka aku mengambil mereka dari bar yang biasa aku kunjungi. Kau ingin mencobanya? Aku lebih senang jika kau memakai mereka daripada merebut apa yang bukan milikmu."Perkataan Louis kembali terngiang di otaknya. Melirik sedikit, ia menemukan seorang gadis yang tengah terlelap di balik selimut tebal yang menutupi tubuh polosnya.Semalam, Arthur mengiyakan apa yang di suruh Louis hingga ia berakhir di dalam sebuah hotel dengan salah satu gadis bar yang di bawa kawannya kemarin. Tak ada yang spesial, tubuh Chloe jauh lebih menggairahkan dan menggoda.Memakai kembali kaosnya lalu meletakkan sejumlah uang di atas nakas, Arthur segera berlalu dari sana.***"Sudah berapa kali aku masuk rumah sakit tali selalu berakhir di bawa pulang? Tidak akan ada gunanya aku pergi."Garvin mengus
Pada awalnya Felix juga ingin menempuh pendidikan ditempatyang sama dengan Darren tapi mempertimbangkan nanti orang tuanya hanya bertiga saja jadi Felix memilih tinggal. Anak itu menempuh pendidikan di tempat yang sama dengan Mario."Kau terlihat senang sekali?" Dave yang baru selesai mandi segera menghampiri Chloe yang tengah mempersiapkan bajunya sambil tersenyum bahagia."Tentu saja. Aku sangat merindukan Darren." katanya."Kalian video call setiap hari dan masih mengatakan rindu? Astaga." Dave mengacak pelan rambut Chloe yang sudah tertata membuat wanitanya itu mengerutkan bibirnya lucu. "Melihatnya secara langsung jelas berbeda dengan melihat dilayar. Aku terkadang iri dengan Celine dan Garvin." katanya."Felix anak yang ceria dan tidak pergi jauh sehingga Celine bisa melihatnya setiap hari. Sedangkan Garvin melihat Darren setiap hari.""Kau benar juga. Daripada kita
"Jika, kau dan Dokter itu saling mencintai. Ceraikan saja Dave. Aku juga tidak ingin memiliki menantu jalang sepertimu."Perkataan sarkas yang di luncurkan Nyonya Taylor berhasil membuat lubang di hati Celine, begitu terjal sampai terasa sangat ngilu. Sungguh, rasanya mulutnya ingin meluapkan segala perkataan yang ingin ia katakan, tapi sayangnya hanya mampu sampai di tenggorokan karena rasa nyeri di hatinya sudah sepenuhnya mengambil alih. Bahkan, untuk mengeluarkan sepatah kata saja rasanya sangat sulit."Mama."Perhatian dua orang wanita dewasa itu teralihkan saat Felix tiba-tiba saja datang dan menghampiri mereka."Sayang.""Mama kenapa menangis?"Celine langsung merengkuh tubuh si anak tapi tak dapat membuat tangisannya terhenti. Nyonya Taylor memalingkan wajahnya tidak tega melihat keadaan cucu dan juga menantunya. Tapi, ma
"Dan, kau berniat menghancurkan rumah tangganya." sela Nyonya Taylor dengan pandangan bengis. Mungkin, jika muncul sinar laser di sana Ansel sudah tinggal nama."Iya, pada awalnya memang seperti itu. Tapi, ketika aku melihat Felix, aku kasihan pada anak itu.""Lantas, mengapa kau bisa berbuat seperti itu pada Celine?""Saya bukanlah orang munafik yang mengatakan bahwa saya sudah tidak lagi mencintai Celine. Saya masih mencintai menantu Nyonya."Nyonya Taylor menggertak giginya kuat-kuat. Dave dan Chloe belum usai, menanti pertamanya itu masih berada di rumah intensif dan belum ada kemajuan untuk penyakitnya. Sekarang, di tambah lagi dengan permasalahan Celine dengan Dokter yang bern
Dave yang menyadari kehadiran sang anak tak berani mendekat. Darren sedang dikabuti dengan kesedihan dan ia tidak ingin Darren semakin tertekan melihatnya jika ia menghampiri anak itu. Toh, Darren sedang bersama Emily dan ia percaya jika wanita itu dapat menjadi tumpuan untuk Darren. Lengkap sudah penderitaan Dave, ia sangat tidak becus menjadi ayah dan sangat tidak bertanggung jawab sebagai suami. Pantas saja, Chloe menggugat cerai padanya."Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita. Bertahanlah, Chloe. Aku janji aku akan menjadi ayah dan suami yang baik untukmu.""Baiklah, Bi. Aku mau." Darren berbalik dan langsung mengangguk pada Emily.Emily tersenyum. "Darren memang anak baik. Kita makan sekarang, yuk."Nyonya Jacobs itu menuntun Darren agar duduk di kursi tunggu dan mulai menyiapkan m
"Wow, kau bahkan rela mengungkap identitas mu sebagai dokter tripel-board, Nona Joko, demi menyelamatkan Chloe?" Ansel yang sedari tadi menunggu di luar berkomentar saat Yuna keluar ruanganDokter Joko atau si kelinci kuning adalah salah satu dari beberapa dokter terhebat yang pernah ada karena memiliki kemampuan super jenius juga menjadi kebanggaan rumah sakit tempatnya bekerja selama ini. Joko atau Yuna selama ini begitu dihormati ketika berkarir di Amerika karena kemampuannya. Berbagai pujian sering mendatanginya karena hasil kerjanya yang selalu memuaskan. Petinggi rumah sakit mereka yang terdahulu yang pernah divonis lumpuh bahkan kini menunjukan perubahan signifikan setelah di operasi oleh Yuna, oh ya dia juga bagian dari tim peneliti yang menciptakan vaksin untuk sebuah virus berbahaya. Walau masih muda perstasinya sangat mengagumkan. Yuna selain pada dasarnya cerdas dia juga sangat ambisius dan selalu ingin menjadi yang terdepan maka inilah hasilnya.
Pesta besar di kediaman Taylor sekaligus penyambutan kembalinya putra sulung yang menempuh pendidikan di negeri jauh, Amerika Serikat.Kedatangannya telah ditunggu dan rupanya bukan hanya oleh keluarga dirumah tapi satu negara ini karena bahkan di bandara internasional yang menjadi tempatnya mendarat nanti bak pesta sambutan pribadi telah diatur dengan sedemikian rupa oleh penggemar keluarga pengusaha.Sementara dibandara begitu diramaikan oleh orang yang menunggu anak pertama keluarga Taylor, dirumah kediaman diramaikan oleh gelak tawa anak-anak yang katanya ikut membantu para orang tua untuk menyiapkan acara penyambutan.Di pimpin oleh Axel yang mana paling tua diantara rombongan anak-anak entah sudah berapa kali mereka memecahkan balon hingga mengagetkan. Meskipun sudah di tegur pun akan terjadi lagi dan lagi. Itu yang disebut membantu?"Kak~" suara Mario yang merengek karena terus saja di jahili Felix dan Leo.
Sebagai jawaban dari pihak salah satu rumah sakit ternama di Amerika - John Hopkins yang dimintai tolong oleh dokter rumah sakit Indonesia, mereka mengatakan kalau salah dua dari dokter hebat mereka tengah berada di negara tersebut dan dengan senang hati akan memberikan bantuan.Ketika mereka menanyakan apakah bisa membantu seorang pasien yang sedang dalam keadaan kritis karena sumsum tulang belakangnya yang patah dan menusuk dada hampir mengenai jantung sosoknya langsung terpikirkan. Dokter dengan sertifikat tripel-board yang juga merupakan lulusanterbaik universitas John Hopkins dan bahkan meraih gelarnya di usia muda.Namun tidak terpikirkan sebelumnya kalau dokter tersebut terlihat begitu belia. Yeah, di mata para dokter senior tentu saja sosok yang kini berdiri sambil menunjukan tandapengenal dari rumah sakit bergengsi itu masih sangat belia bahkan mungkin bisa terlihat seperti anaknya kalau mereka jalan bersama.Yang mereka pi
"Kalau kau sungguh ingin dia sembuh, maka jangan bertindak seenak jidatmu. Biarkan mereka yang mengerti menanganinya. Setidaknya dengan begitu aku bisa merasakan sedikit simpatimu."Rasanya sesuatu ikut meremas hati Emily, ia bisa merasakan bagaimana kesakitan dalam setiap ucapan yang keluar dari mulut Garvin, cinta seorang kakak kepada sang adik yang luar biasa besar dan ketakutan akan kehilangan. Entah bagaimana sesungguhnya rumah tangga pasangan Taylor ini hingga tampaknya Garvin sangat membenci seorang Dave Taylor.Dan, Dave sendiri terlihat begitu bersalah. Apakah rumor yang beredar tentang rumah tangga Dave Taylor dan kedua permaisurinya adalah kebenaran? Bahwa dia hanya mencintai salah satunya saja dan tidak dengan keduanya? Bahwa sang ratu sesungguhnya di anggap oleh Dave hanya sebatas tragedi sementara selirnya adalah cinta yang sesungguhnya?Astaga. la tidak berani membayangkan hal itu terjadi padanya. Membayangkan membagi
Pada sebuah taman bunga yang luas, yang udaranya terasa segar dan sangat sulit ditemukan di kota Jakarta. Chloe Moretz Lautner merasakan kalau dia seperti sudah berada di belahan bumi yang lain karena betapa menyegarkannya tempat ini.Tenang, segar dan sangat nyaman. Bunga-bunga yang tumbuh juga menebarkan semerbak wewangian memanjakan penciumannya."Di mana ini?" ia bertanya-tanya sembari kakinya melangkah pada jalan setapak untuk menyusuri semakin dalam padang bunga tersebut."Tempat yang indah dan nyaman. Tapi, apakah aku seorang diri?" Oh ya, apa tidak ada orang lain lagi yang mengunjungi tempat seindah ini? Kenapa hanya ada dirinya. Padahal tempat ini sangat cocok untuk piknik keluarga atau kalau tidak mungkin bisa berkencan. Seperti Edward Cullen dan Bella Swan."Chloe." baru saja gadis cantik itu memikirkan tentang piknik atau kencan, telinganya mendengar suara seseorang memanggil namanya.Di