"Kita berangkat sekarang," ajak Gana pada mereka berdua.Victoria yang tidak mengerti kalau dirinya masih menunjukkan wajah tidak sukanya pada Gana terlihat oleh Marcho."Mama kedua kenapa? Apa masih tidak suka kita pergi berdua?" tanya Marcho mendekatinya.Gana melirik tajam ke arah Victoria, begitu menakutkan, tatapan yang tidak mau dibantah itu memang ciri khasnya."Tidak sayang, Mama kedua hanya ingin segera sampai, dari tadi lama juga di dalam rumah, memangnya kita mau ke mana? Apa kamu sudah punya tujuan?"Marcho melirik ke arah Gana yang berdiri paling depan."Gimana Pa? Mama kedua tanya kita mau ke mana, apa Papa sudah punya tempat yang bagus?" Gana berpikir sejenak dengan pertanyaan Marcho, karena belum ada plant sebelumnya, acara hari ini saja membuat pikirannya kehilangan milyaran dollar, lalu harus mencari tempat."Kalau begitu nanti Papa pikirkan di mobil," jawab Gana masih bingung.Victoria menepuk dahi, ternyata anak dan suaminya memang tidak berniat pergi, namun memak
Mereka berdua mendekati Gana yang sudah pingsan, Marcho panik melihat Papanya tidak sadarkan diri dan menyebut nama Marcella."Pa, kenapa Papa terus menyebut nama itu di depan Mama kedua, padahal Papa tau kalau diri Papa sudah mulai peduli sama Mama, tapi kenapa orang dewasa selalu rumit," batin Marcho.Victoria memapah pria galak dan berdarah dingin itu, dia sangat kesal karena harus di susah kan seperti ini."Marcho, kamu jalan duluan, nanti Mama kedua membawa Papa dari belakang, tolong panggil supir untuk membantu Mama, badan Papa berat," pinta Victoria pada anaknya.Marcho mengerti, dia sangat tidak mau Victoria susah, karena Marcho mengetahui wanita tidak akan sekuat itu untuk membawa pria pingsan."Ok, Ma, aku lari untuk panggil supir ke sini. Mama jangan bergerak dulu, kasihan Mama pasti akan capek," ujar Marcho.Victoria geleng-geleng kepala dengan ucapan Marcho, hanya untuk memapah tubuh Gana sebenarnya tidak akan sulit untuk yang sudah melakukan ilmu bela diri, tentu masih c
"Jose, aku harus masuk, aku tidak nyaman dengan pertanyaan kamu, ada yang sulit untuk aku jelaskan di sini, aku harap kamu bisa mengerti nanti," balas Victoria mulai membuka gerbang rumah.Jose hanya diam dengan balasan Victoria, ternyata masih tidak mau terbuka dengannya, kini yang di pikirkan Jose hanya mengatakan pada dirinya jika dia tidak cukup menarik untuk seorang Victoria, andaikan wanita lain, mereka tidak akan menolak pesona dan kesempatan bisa bersamanya."Kenapa Baby? Apa yang kurang dari aku?"Jose sudah melihat Victoria masuk ke dalam rumah, terlihat jika wajahnya sedikit kebingungan harus bagaimana, bahkan dirinya juga tidak mau beranjak dari depan rumah itu.Saat Jose berbalik badan, dia sudah berhadapan dengan seseorang yang ada di depannya."Jose Piter, apa yang kamu lakukan?" tanya seseorang itu mencengkram training olah raga yang dikenakan Jose."Tentu bertemu Baby Victor, ada yang salah?" tanyanya balik tidak mengerti maksud seseorang ini."Kamu bertemu berkali-ka
Wanita itu mengamuk di dalam rumah dengan membanting barang-barang yang ada di depannya, tidak memperdulikan harga yang Gana beli untuk barang-barang tersebut."Kurang ajar! Sikapnya bikin aku muak! Bisa-bisanya dia membuang bunga dari Jose!"Victoria mengambil ponsel yang ada di dalam kamar, ternyata bukan ponsel yang diberikan Jose, ada ponsel baru yang diletakkan di dalam kamarnya."Ponselku mana? Aku mau menghubungi Jose, kenapa tidak ada? Ini ponsel siapa? Untuk siapa ponsel baru yang diletakkan di tempat tidurku? Apa punya Gana?"Victoria mengambil ponsel itu, ternyata sudah terpasang kartu baru yang sudah aktif dan hanya ada satu kontak nomor telepon, yaitu milik Gana."Sialan! Pria ini kekanak-kanakan! Dia sangat posesif sekali, beraninya dia membuang ponsel dari Jose juga, bagaimana aku bisa menjelaskan pada Jose kalau begini?"Dia duduk membuang ponsel itu ke sudut tempat tidur, tidak memperdulikan lagi ponsel baru yang kini berbunyi, pastinya itu dari Gana, namun dia tidak
Victoria menunggu es krimnya datang, dia tidak akan membiarkan dirinya terjebak dalam situasi membahayakan kalau dia tidak membutuhkan sesuatu."Ini es krimnya, apa boleh saya pergi dari sini?""Tentu, kamu boleh pergi, terima kasih dengan es krim ini," ucap Victoria.Victoria tidak akan menggunakan kekerasan kalau pria tua tadi tidak menggunakan kekuatan otot, namun saat itu juga dia santai membawa es krim di tangannya."Lumayan juga es krim ini, siang-siang santai dan makan es krim, enaknya duduk di taman dekat sini."Berjalan ke arah taman yang tidak jauh dari rumah, mungkin sedikit melelahkan, untuk itu dia harus pergi menggunakan ojek, entah itu ojek atau bukan, yang terpenting wanita itu ingin pergi ke taman."Ke taman!""Saya bukan ojek," tolaknya."Pokoknya ke taman! Atau aku akan menggunakan nama Gana untuk membuat hidup kamu hancur.""Jangan, siapa kamu sebenarnya? Kenapa kenal dengan Gana yang ada di depan rumah ini? Dia sangat misterius dan kejam, banyak korbannya.""Itu k
Jose memandangi sekilas wajah wanita yang begitu membuatnya kagum, baru sekarang dia menemukan wanita seperti Victoria."Jose, aku tanya sama kamu," ucapnya lagi.Jose menundukkan kepala sebentar, sementara senyumnya lebar untuk Baby Victor yang ada di sampingnya."Baby Victor, sebenarnya tadi aku bertemu dengan Gana di depan gerbang, dan dia mengatakan semua kebenaran ini, apa itu benar? Kenapa kamu tidak mau menceritakan semua dengan aku?" Victoria terdiam mendengarnya, dia sudah menutup rapat masalah ini untuk tidak membuat dirinya canggung pada Jose, namun Gana sudah memberitahukan."Awas kamu Gana! Aku akan jadikan kamu kepiting rebus," katanya kembali mengutuk Gana.Dia sudah tidak dapat menutupinya dari Jose, padahal dirinya memang lebih nyaman bersama Jose daripada Gana."Aku minta maaf sebelumnya sama kamu karena menutupi semua ini, tapi aku pikir kita bisa terbuka mulai sekarang, semua yang di katakan Gana benar, aku dan dia sudah resmi menjadi pasangan suami-istri," jawab
"Bangun Baby, kita pergi dari sini, aku mau mengajak kamu ke suatu tempat," ajaknya membantu wanita itu berdiri.Jose tidak mau melihat Victoria begitu meratapi hidupnya, padahal ada banyak hal yang sangat cerah dari dalam diri wanita ini."Jose, aku masih tidak mau pergi ke mana-mana, dulu," tolaknya masih mau memeluk idolanya itu.Dalam diri wanita itu hancur berkeping-keping, Marcho sudah diketahui sakit, namun dirinya tidak mengetahui penyakitnya, apalagi sikap Gana yang tadi sudah keterlaluan sekali."Aku tau Baby, tapi di sini rumah sakit, kita pergi ke mobil, di sana kamu bisa menangis sekencang mungkin, bahkan dalam perjalanan kamu bisa mengeluarkan suara kamu itu," katanya membujuk.Wanita itu berdiri dan berjalan di samping Jose, sangat sedih dan kecewa atas hari ini. Mungkin seandainya hidup ini tidak mempertemukannya dengan Gana dalam ruang lingkup keluarga pada masa silam, Victoria tidak akan menikah dengannya."Masuklah Baby, jangan tahan air mata kamu lagi, di sini kamu
"Kamu tidak mau menyingkirkan dari tubuh yang memang bagus ini?" tanya Jose pada wanita yang masih berada dalam dekapannya. Dia tidak akan memaksakan Victoria untuk menerimanya, kesabaran Jose terlalu luas untuk ini."Eh, maaf Jose, tadi aku tiba-tiba ke peluk sama kamu," ucap Victoria canggung.Jose menjauh sedikit darinya, namun tawanya terdengar di tempat itu, dia tidak percaya bisa melihat wajah merah jambu milik Baby Victor yang malu-malu saat ingin bersentuhan bibir, beruntungnya dia melepaskan, kalau tidak, Jose akan selamanya melakukan itu."Jose! Kamu sedang tertawa karena apa? Ayo katakan?!"Victoria mendekati Jose dengan membawa bola basket, akan tetapi Jose justru kebalikan tubuhnya masih tertawa begitu dirinya sudah di ganggu wanita ini."Astaga, ayo katakan sama aku, tidakkah kamu melihat ke arah sini? Kita bisa bicara, kenapa kamu tertawa? Ada yang salah dengan aku?"Jose menoleh ke arah Victoria dengan mudah, namun tangannya ada di kedua pipi wanita itu."Pipi kamu mer
"Ok! Aku akan pergi karena Victoria tidak boleh menganggap aku arogan atas pancingan suaminya sendiri!"Jose dengan terpaksa pergi, dia tidak mungkin meneruskan apa yang diinginkan Gana untuk bisa berkelahi dengannya. Gana masih ada di parkiran, sekilas sudah melihat mobil Jose berlalu cukup jauh, dan dia mulai melihat ke atas gedung lantai dua yang dia rasa itu adalah tempat kamar hotel Victoria. "Aku harus kembali, Victoria tidak boleh mengetahui ini, justru aku tidak akan bisa membiarkan Victoria melihat Jose lebih dari aku, dia adalah istriku satu-satunya."Gana masuk ke dalam hotel kembali, hari ini sudah berlalu begitu cepat, hingga pada hari berikutnya telah tiba, Victoria ada pertandingan yang menentukan masa depan yang selalu dia impikan selama ini. Marcho dan Gana ada di kursi penonton, bahkan Jose yang tidak kalah melihat Victoria di kursi VIP, apalagi Jose termasuk orang penting juga di dalam kampus. "Saatnya kamu bisa membuktikan semua impian kamu, Victoria. Hanya dir
Victoria mencari di mana dirinya bisa mendapatkan taksi, dan terlihat jika ada mobil yang sudah berhenti di sampingnya. "Masuklah, Baby. Kamu tidak akan bisa mengejar Gana selama menolak tawaran aku," ucap Jose yang sudah ada di dalam mobilnya itu. "Jose, Aku masuk! Tolong agar aku bisa mengejarnya.""Baiklah Baby, kamu tidak akan kehilangan dia selama yang mengendarai mobil itu aku," jawab Jose. Wajah Jose tersembunyi, menunduk sedih ketika Victoria sudah berada di dalam mobilnya, wanita yang ada di sampingnya itu bukan untuk dirinya, melainkan sedang meminta bantuannya agar bisa mengejar pria yang menjadi saingannya sendiri. "Demi cinta yang aku miliki, sungguh aku rela wanita idamanku bersama pria yang sangat dia cintai, padahal aku sendiri merasakan sakit yang luar biasa, dan aku sulit melepaskan bayang Victoria dalam pikiran ini, tapi yang aku lihat, dia sama sekali tidak mau menganggap aku lebih dari seorang idola, aku akan berusaha mengembalikan senyumnya, senyum yang terpa
Selama pelarian Victoria, dia tidak menemukan tempat yang nyaman untuknya merasakan tenang. "Astaga, harus pergi ke mana aku ini? Di sini sudah tempat yang paling mahal, yang dari Gana cukup untuk membayar hotel berbintang lima."Victoria berdiri di depan jendela yang tembus dengan pemandangan pantai. Dua hari Victoria tidak ada kabar berita, sampai pada sore hari ketika Victoria mencoba untuk keluar dari kamar. "Selamat sore, Victoria?"Dua orang berbadan besar membawa wanita itu pergi, dengan berontak Victoria mencoba untuk melepaskan apa yang mencengkram dirinya, tetapi tidak bisa. Di depan pria yang keluar dari mobil, ternyata itu adalah. "Jose, kamu bisa tau aku di sini?"Pria itu menghampiri Victoria dengan senyuman dan memeluk erat tanpa jarak. "Baby, kamu jangan pergi lagi, sungguh aku tidak bisa jauh dari kamu, dua hari ini membuat aku mempercepat penyembuhan diriku sendiri, dan sekarang kamu bisa lihat, aku sudah bisa berdiri dan berjalan."Victoria sudah melihat dengan
Victoria tidak bisa menolaknya, dia memegang ujung kursi roda bagian atas dengan kedua tangannya, tentu untuk membantu Jose masuk. "Kita masuk, aku ada kelas.""Baby, kamu terlihat tidak senang, apa aku mengganggu waktu kamu?" Tanya Jose mencoba mencari tahu apa yang dirasakan wanita idamannya itu. "Tidak, aku hanya lelah menghadapi Gana, itu saja," balas Victoria. "Memang suami kamu itu berbuat apa sama kamu?"Jose memegang tangan Victoria, dia menariknya sampai Victoria berpindah ada di depannya. "Katakan sama aku, Baby.""Kamu tau sifat dan sikap Gana kan, jadi aku hanya lelah, jadi kita langsung masuk saja, tidak perlu membahas ini lagi," jawab Victoria sedikit menghindari pertanyaan tadi. Jose tidak yakin kalau itu jawabannya, dia masih ingin mengetahuinya tanpa mendapatkan jawaban ulang dari Victoria. "Apa aku harus bertanya sama Gana saja? Pastinya dia sudah membuat wanitaku kesal, aku harus membuat perhitungan," katanya dalam hati. Jose mengetik sesuatu di ponselnya, di
"Aku memiliki istri, kenapa tidak kamu yang menyiapkan makanan untuk aku?""Apa? Jadi kamu mau aku siapkan makanan?"Victoria kembali bertanya, hal ini membuat dirinya heran dengan sikap suaminya. "Apa aku kurang jelas bicara sama kamu?Gana hanya ingin memperlihatkan dirinya yang tidak mau terbagi, mungkin dengan cara demikian bisa menjauhkan Victoria dengan Jose. "Jelas, tapi tidak salah? Padahal kamu bilang aku ini bukan pelayan dan mereka akan menjadi orang pertama yang kamu panggil, bukan aku."Gana menarik tangan Victoria ke arah dapur, dia tidak mau berbicara panjang lebar di saat perutnya lapar. "Siapkan sekarang! Aku tunggu kamu di sini," kata Gana memerintah istrinya. Victoria bingung, dia harus masak apa untuk suaminya ini. "Ada apa?" Tanyanya lagi. "Mau makan apa?""Apa saja, yang paling penting, kamu jangan masak masakan gosong," jawab Gana. "Eh, aku serius tanya sama kamu."Gana tidak berbicara lagi, dia melihat Victoria dengan tatapan sinis, itu artinya Victoria h
"Aku minta maaf karena Gana sudah membuat kamu hampir menelan obat tidur, semoga kamu tidak membenci dia, aku akan keluar kamar, bila kamu membutuhkan aku, panggil saja."Victoria tidak nyaman berada di dalam kamar berdua dengan Jose, dengan rasa bersalah atas perbuatan Gana, dia sekarang ingin menebusnya. "Lebih baik aku buatkan Jose susu hangat agar dia bisa tertidur dengan cepat."Langkahnya menuju dapur, Gana masuk ke dalam kamar Jose. "Jadi ini yang kamu mau?" Tanya Gana pada Jose yang sudah ada di atas tempat tidur. "Apa? Kedatangan kamu terlalu mendadak untuk aku, kita bisa bicara dulu sampai Baby Victor datang."Jose tidak takut sama sekali pada Gana, dia mau Victoria melihat apa yang dilakukan Gana padanya. "Tidak perlu membawa Victoria dalam masalah kita, aku mau kamu pergi dari rumah ini, kamu tau, atlet terkenal itu sudah harus dalam pengawasan negara, dan sudah di sediakan semua fasilitasnya, apa kamu tidak mau pergi dan tidur di rumahmu itu?"Jose tersenyum sinis pad
"Jose! Menjauh dari aku sekarang," kata Victoria. Jose tidak mau, pria itu masih menikmati wajah cantik Victoria yang sangat dekat, hatinya tenang begitu membelai rambut orang yang dia cintai. "Baby, kamu tau kan aku sakit, kenapa tidak kamu yang menjauh? Apa kamu sebenarnya mau dekat-dekat dengan aku. Iya, kan?"Jose sedikit menggoda wanita yang ada di depannya, ternyata Victoria sampai salah tingkah, ada nada marah yang keluar dari mulut Victoria, cukup pedas untuk di dengarkan. "Sembarangan. Jangan merasa diri kamu berhak atas aku seutuhnya ya, Jose! Kamu harus ingat, aku istri orang, tentu aku akan menjauh."Victoria turun dari sana, dia pergi dengan wajahnya yang merah, senyum Jose terlihat di sana, dia menyukai Victoria yang bersikap demikian. "Manis sekali, aku suka Baby. Beruntungnya aku hari ini."Jose ingin memejamkan mata, pria itu memang harus istirahat. Namun, tenggorokannya sangat kering, tangannya meraba ke atas meja di samping tempat tidur, ada satu gelas yang suda
Ketika masuk ke dalam kamar, mereka melihat anaknya yang sedang tertidur lelap, nampak sekali wajah Marcho tersenyum, entah dari mana asal senyuman anak kecil yang bisa merasakan kedua orang tuanya tengah berdamai saat ini. Mungkin malam ini menjadi momen Victoria bisa merasakan kebahagiaan bersama dengan keluarga kecilnya, tetapi tidak setelah ada seseorang yang mengetuk pintu. "Eh, siapa yang datang malam-malam seperti ini?" Mata Gana langsung melirik gorden jendela, sepertinya dia tahu siapa orangnya. "Aku juga tidak tau, kita perlu keluar untuk mengecek sendiri," balas Victoria memundurkan langkahnya dari kamar Marcho. Gana mengikuti Victoria, lelaki itu hanya perlu berjalan di samping istrinya yang sedang mencemaskan keberadaannya di sini. Ketika itu, pintu dibuka lebar, ada seseorang yang duduk di kursi roda dengan balutan perban. "Baby, kamu harus pergi dari sini, bukankah kamu memiliki hutang untuk merawat aku?" Jose yang datang dengan penuh harapan membawa wanitanya per
"Selamat pagi, Baby?"Jose menyapa Victoria yang baru terbangun perlahan, wanita itu tidak bisa bergerak karena ada dalam dekapan Jose. Matanya melebar dan ingin bergerak, "Jose, apa yang kamu lakukan?"Victoria ingin melepaskan diri, tetapi pria itu tidak mau. "Jangan bergerak, nanti kamu melukai luka aku, apa kamu mau aku kesakitan?""Astaga, tapi ini modus Jose.""Sedikit, penyembuhan yang paling ampuh, kamu jangan menolak dong, kita kan hanya pelukan saja, apa kamu tidak mau?"Victoria merasa dirinya tidak nyaman, tetapi Jose sudah diluar batas. "Jose, lepaskan aku."Victoria ingin tetap dilepaskan walaupun Jose merajuk atas lukanya. "Apa kamu tidak mau? Serius Baby? Tidak bisakah kamu membuat diri ini bahagia?""Jose, nanti ada suster atau dokter yang masuk, kamu jangan seperti ini.""Tidak apa, aku perlu seperti ini karena ingin terbiasa dengan kamu, apa kamu mau sarapan?""Bagaimana bisa? Kamu selalu memeluk aku, susah juga aku untuk bangun."Victoria terperangkap di sana,