Home / Romansa / Tukar Pasangan (Jodoh)? / Bab 156. Belah Duren

Share

Bab 156. Belah Duren

Author: Fiska Aimma
last update Last Updated: 2022-10-10 21:17:52

POV Author.

Tsabit memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Saat ia masuk, Tsabit disambut Mbok Nah yang berlari tergopoh-gopoh menyongsong juragannya. Wanita itu terlihat merasa bersalah karena terlambat membukakan pintu padahal Tsabit memang sengaja gak mau membangunkan Mbok Nah. Terutama, dia sudah membawa kunci sendiri.

"Loh kok Mbok bangun? Sudah tidur lagi aja," titah Tsabit pengertian. Dia paham betul kalau usia Mbok Nah sebentar lagi mau enam puluh tahun, dia tidak mau banyak merepotkan.

"Iya Den, soalnya takut Den Tsabit mau makan," jawab Mbok Nah sambil membetulkan dasternya yang kebesaran.

Tsabit tersenyum masygul. "Nggak kok Mbok. Tidur lagi aja silahkan. Oh ya, Hana ada di kamarnya, kan?"

Mbok Nah mengangguk. "Iya Den."

Tsabit langsung meluncur ke kamar untuk menemui istrinya. Hasrat ingin memeluk Hana begitu meletup-letup dalam dirinya.

Tak dipungkiri, setelah kejadian Tari yang memeluk Tsabit dengan menggunakan pakaian teramat minim, hormon Feromon Tsabit seolah berkali
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yosefa Wahyu
untung gak ditendang tuh tsabit sama hana...wkwk...
goodnovel comment avatar
Rina Wati
akhirnya Tsabit berhasil juga,,semoga bahagia ya dan mereka berdua jgn mudah terhasut dgn cara dan berita apapun yg diterima,,semangat thor
goodnovel comment avatar
Peri Yanti Pilo
akhirnya bahagia juga
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 157. Memastikan Perasaan

    Mataku mengerjap pelan sambil sedikit menggeliat, entah mengapa baru saja terbangun rasanya aku ingin tidur lagi, sumpah mata ini ngantuk banget. Namun, mengingat sebentar lagi subuh aku mencoba mempertahankan mataku yang belo ini untuk tetap terbuka.Perlahan. aku melirik nakas yang ada di samping ranjang untuk melihat jam, alhamdullilah masih jam 4.00 pagi, masih ada waktu untuk bersiap-siap untuk mandi dan shalat subuh. Alamak! Capek banget rasanya. Tak kusangka yang namanya Tsabit itu emang kekuatannya bukan kaleng-kaleng. Meski sempat aku cakar punggungnya saat ia memasukkan senjatanya ke dalam gawangku karena sakit, ternyata tenaganya sama sekali gak surut. Dia terus bersemangat menyemai benih hingga aku pasrah dan terkulai tak berdaya.Sungguh, saat ini badanku terasa lemas sekali seolah tak punya energi untuk pergi. Begini nih kalau kelamaan puasa sekalinya diijinkan berbuat ternyata sang jantan minta keterusan alhasil seorang Hana yang telah hilang selaput dara-nya ini jadi

    Last Updated : 2022-10-11
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 158. Kabar Meresahkan

    Sudah sejam berlalu tapi rasanya percuma, ikut kuliah karyawan pun pikiranku sedang tak berada di tempatnya. Harusnya saat ini aku fokus karena ini kali pertama aku masuk kuliah setelah sekian lama mangkir dengan berbagai alasan tapi nyatanya aku malah gagal fokus."Agh, payah!"Aku mendesah sambil menelungkupkan kepala di atas meja. Sepertinya aku sudah tidak perduli lagi dengan apa yang dibicarakan oleh Pak Candra dosen yang sedang mengajar di depan sana, benakku sudah dipenuhi oleh masalahku sendiri. Sepertinya otakku yang jarang dipakai ini menolak untuk berpikir tentang Biologi karena konsentrasiku hanya untuk Tsabit, Tsabit dan Tsabit. Terlebih usai Tsabit marah-marah dan memecat Teh Tari tadi pagi, hatiku semakin gak nyaman dan kepikiran tentang apa yang akan dilakukan Teh Tari pada Tsabit sehingga suamiku semurka itu.Aneh, kenapa Tsabit tidak mau memberitahuku apa yang terjadi? Terus kenapa Ocim dan Momod seolah susah dihubungi? Kenapa aku merasa kalut di saat ancaman Teh Ta

    Last Updated : 2022-10-12
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 159. Melawan Fitnah

    POV AUTHORTsabit terbangun dengan kepala yang terasa berat. Tanpa sadar dia sudah tertidur di ruang kerja rahasianya yang hanya dia dan orang kepercayaannya yang tahu. Pria itu membangkitkan dirinya untuk duduk, lalu meringis karena kepalanya terasa sangat pusing. Ia memijat pelipisya sembari melihat ke arah jam dinding, siapa sangka ternyata hari sudah sore.Dia mendecak pelan, merasa menyesal. Dikarenakan kelelahan dan kurang tidur dia jadi tidak sadar kalau sudah terlelap cukup lama. Tiba-tiba dia teringat belum menghubungi Hana. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjemput Hana di kampus dan berencana mengajaknya untuk pergi kencan sebagai ganti tak mengantarkannya ke kampus tadi pagi. Tanpa pikir panjang, lelaki itu gegas berdiri dan menuju ke kamar mandi. Wudhu lalu melaksanakan shalat ashar. Setelah shalat, dia menatap pantulan bayangannya di cermin. Jelas sekali kalau saat ini wajahnya sangat pucat, kepalanya pun berdenyut sekali. Sebenarnya, ingin sekali Tsabit berist

    Last Updated : 2022-10-13
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 160. Keraguan

    "Dan terjadi lagi. Kisah lama yang terulang kembaliKau terluka lagi. Dari cinta rumit yang kau jalani."Lirik lagu Noah yang terus menerus mendayu di telinga via ear phone seolah meng-isyaratkan apa yang kurasa selama ini. Jujur, aku berharap Mas Tsabit-lah yang menyanyikan lagu itu sekarang.Sebagai wanita yang terlihat kuat di luar tapi kenyal di dalam, aku juga punya sisi melow yang harus diperhatikan seorang pria. Aku ingin sekarang Tsabit menhiburku dengan suaranya yang khas itu karena seharusnya dialah satu-satunya orang yang memahami betapa hancurnya perasaanku.Aku tidak tahu mengapa kisah cintaku selalu tak menguntungkan, dulu aku memendam rasa pada Surya sekarang suamiku malah difitnah meniduri wanita lain. "Haaaaah!"Aku menghela napas pelan seraya berjalan gontai menuju ke kamar apartemen milik Tsania. Malam ini aku merasa sangat penat dan ingin beristirahat. Tsania yang baik telah meminjamkannya selama aku bermasalah dengan Tsabit.Setelah kejadian penyebaran gosip yang

    Last Updated : 2022-10-14
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 161. Fakta Terkuak

    Sembari memeluk bantal karena sedang sakit, tak henti pikiran Hana melayang ke kejadian kemarin saat dia dengan teganya mengusir Tsabit akibat marah pada suaminya tersebut. Hana yang gak terima Tsabit membela Tari, menyangka kalau Tsabit sengaja membiarkan Tari lolos padahal itu adalah moment yang tepat untuk Hana balas dendam.Dalam pikiran Hana, seharusnya Tsabit membiarkan Hana menghajar Tari biar tahu rasa tapi sebaliknya Tsabit yang lebih berpikir menggunakan logika berpendapat kalau Hana bersikap bar-bar bisa jadi memperuncing masalah karena itu hanya akan dijadikan Tari alasan untuk menyerang mereka.Mulanya, Hana sulit memahami jalan pikiran Tsabit tapi setelah dipikir-pikir Tsabit ada benarnya. Tari itu licik, dia pasti akan melaporkan Hana pada Polisi dengan pengaduan kekerasan pada ibu hamil padahal dia sendiri yang berbuat jahat. Menimbang itu, Hana sangat kesal. Kalau begini, dia jadi ingin hamil karena mau diakui atau tidak, posisi Hana saat ini memang tidak menguntung

    Last Updated : 2022-10-15
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 162. Bongkar!

    Sebagai presdir sebuah perusahaan, Tsabit sudah terbiasa menghadapi banyak orang jahat, dari mulai orang licik sampai ke orang yang oportunis pernah Tsabit hadapi. Namun, semenjak masuk ke dalam masalah keluarga Hana, Tsabit jadi lebih banyak pertimbangan tidak bermain asal hajar karena bagaimana pun keluarga Hana itu beda. Entah mengapa Tsabit merasa keburukan keluarga Hana itu another level. Memang mereka terlihat adem ayem di luar tapi ternyata di dalamnya begitu banyak kekecewaan yang mengandung kemunafikan. Setelah diselidiki, ternyata Mamak dan Tari lebih banyak menyerang untuk menghancurkan mental istrinya yang dalam pandangan Tsabit terlalu berlebihan.Hana yang terbiasa dikucilkan oleh keluarga harus bertahan di tengah kesendiriannya yang lebih banyak mengalah. Tsabit sangat kagum pada Hana yang masih bisa berusaha bersikap waras sampai sekarang dan tidak memilih bunuh diri. Andai, Tsabit yang memiliki ibu semacam almarhum Mamak dan kakak tiri semacam Tari mungkin dia sudah

    Last Updated : 2022-10-16
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 163. Terciduk Mertua

    Sekian menit berlalu tanpa arti, keheningan masih setia menyelimuti kami. Aku dan Tsabit seakan sibuk dengan pikiran masing-masing tanpa ada yang berani memulai. Dari mulai aku duduk di depan Tsabit, aku hanya bisa melihat lelaki di depanku ini sibuk memutar-mutar pulpen yang ada di tangannya seolah sedang berpikir.Aku mulai bosan tapi juga takut membuka suara lebih dulu. Jika kami terus seperti ini, bisa-bisa aku akan ketiduran sebelum memberi penjelasan. Sejujurnya, sebagai orang yang bersalah sebaiknya aku memulai percakapan lebih dulu tapi aku bingung bagaimana cara memulainya. Alhasil aku memilih bungkam karena di sisi ini akulah yang sedang diinterogasi. "Eheum!" Tsabit berdehem untuk mencairkan suasana canggung di antara kami. "Jadi ... apa alasan kamu merahasiakan hal sepenting itu dari saya? Dan kenapa harus disembunyikan?" tanya Tsabit dengan nada berat.Aku mendongak, menatap tepat ke netranya yang memerah. Sepasang mata itu memandangku lekat seolah mau memakanku bulat-

    Last Updated : 2022-10-17
  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   Bab 164. Trauma

    Aku mengira ketika Tsabit telah mengungkapkan cinta berarti semuanya selesai. Aku bisa bahagia seperti wanita normal pada umumnya dan hal-hal yang baik akan terjadi pada pernikahan kami. Suamiku yang kaya sudah mencintaiku, kakak tiriku yang kejam sudah dipenjara dan aku tak miskin lagi. Perfect bukan? Jujur, aku sempat merasa begitu bahagia. Sayangnya, aku terlalu cepat bersuka cita hingga lupa kalau ada dosa yang belum aku pertanggungjawabkan yaitu menjadi istri bayaran 500 juta. Kuakui kalau aku syok mendapati kami ketahuan Bu Zela secepat ini, terlebih mertuaku yang baik itu pasti sekarang sudah kecewa setengah mati. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus bersujud memohon maaf Ibu? Ataukah aku harus menunggu kode dari Tsabit?Ah, aku bingung! Aku memang bodoh karena sudah menyakiti mertua sebaik mereka. Seandainya kami tak melakukan semua kegilaan sandiwara ini mungkin semua tidak akan jadi serumit ini."Katakan pada Ibu, kenapa kalian tega membohongi Ibu? Bahkan kalian berj

    Last Updated : 2022-10-18

Latest chapter

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tamat (Ending)

    Sebulan kemudian."Senangnya dalam hati, kalau bersuami kaya. Oh dunia, serasa aku yang punya cikicik ... asyik-asyik Jos!""Eh, bentar! Kok aku jadi nyanyi begituan, ya?"Gue terkekeh kecil mengingat lagu apa yang sedang gue senandungkan sekarang ini. Mengingat kalau hari ini kami ada di Singapura tak ayal membuat wajah gue terus tersenyum merekah dan menyanyi tanpa henti.Seperti yang sudah dibahas tempo hari, setelah kami melakukan klarifikasi di sekolah dan membuat Alina juga Januar berurusan dengan hukum karena kelakuannya yang telah melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik, kami pun melakukan honeymoon untuk kesekian kali.Ohoo! Jujur, sebenarnya ini bukan kali pertama kami menginjakkan kaki di Singapura, semenjak resmi jadi pasangan sungguhan kerjaan Pak Zian bawa gue ke sini mulu. Katanya dia ingin nostalgia karena waktu kecil pernah tinggal di sini sekaligus honeymoon yang sekarang kayaknya bakal rada lama karena kami ingin merayakan berhasilnya membuat

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Klarifikasi

    Selepas mendengar indo dari Pak Zian kalau Alina telah memfitnahnya gue langsung mengecek kondisi sekolah, jika info tentang Pak Zian sampai di rumah sakit pastinya ke sekolah pun ada rumor tersebut. Nyatanya yang gue takutkan terjadi. Sesuai dugaan, ketika gue sampai di sekolah tiba-tiba Pak Joan dan Bu Hani yang tetap jadi sahabat gue langsung nyamperin. Mereka bilang di sekolah udah beredar kabar yang gak mengenakan yaitu katanya gue udah merebut Pak Zian dari Bu Alina dan katanya Pak Zian digosipkan mandul.Brengsek emang si Alina! Bisa-bisanya dia menyebar info yang gak berdasar itu.Saking banyaknya gosip di luaran sampai-sampai gue bisa dengan jelas semua umpatan juga sindiran yang dilayangkan ke gue. Tapi, terlepas dari semua itu gue udah tahu ini adalah salah satu resiko yang harus dihadapi. Semenjak memutuskan untuk memberi Pak Zian kesempatan kedua gue merasa udah siap apa pun yang terjadi tapi sayangnya gue gak prediksi akan separah ini. Coba bayangkan aja, masa Alina bil

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Fitnah

    Pak Zian kecewa berat. Setelah gue mengatakan kalau hari ini gak jadi 'ena-ena' dia mematung bak manekin. Bibirnya yang sejak tadi udah nyosor-nyosor aja langsung ditarik menjauh."Apa? Tsan? Kamu kenapa?" tanyanya tercekat. Wajahnya yang sudah semangat 45 mendadak memucat. "Saya mens, Mas. Menstruasi," jawab gue lebih lugas. Takutnya dia terlalu syok hingga telinganya mengalami ganteng 'gangguan telinga'."Astaghfirullah!"Tubuh Pak Zian seketika mundur dengan frustasi sampai menyentuh dinding. "Jadi, kita gak bisa bikin anak? Jadi Mas, gak bisa ibadah syurga sekarang?" selanya seolah masih tak percaya. Gue menggelengkan kepala. "Enggak Mas, maaf yak. Seminggu lagi mungkin," jawab gue sambil menepuk punggungnya menyabarkan.Rasa penyesalan langsung menelusup tapi mau gimana lagi, masa dipaksakan? Kan gak mungkin. Dosa!Pak Zian membasahi bibirnya yang terlihat kering sambil berjalan lunglai ke arah tempat tidur. "Jadi, ide beriliannya gak bisa dilakukan sekarang, ya?" tanyanya ko

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tekotek?

    "Ma-maksud Bapak apa? Kenapa saya harus menjawab? Dan kenapa--""Jawab saja Tsan, jika saya suami kamu apakah kamu akan menerima saya?" tanya Pak Zian memutus ucapan gue dengan tatapan yang tajam seolah hendak membolongi kepala gue.Entah mengapa gue merasa dia bertanya seolah-olah sedang takut kehilangan dan ini membuat kecurigaan gue sama dia kian membesar.Melihat itu, gue mengepalkan tangan kuat. "Baiklah, saya akan jawab. Jika saya memiliki suami seperti Pak Zian mungkin saya ...." Gue menarik napas dalam sejenak, "akan menerimanya," jawab gue lirih.Mendapat jawaban itu dari gue, samar mata gue menangkap Pak Zian menghembuskan napas lega dan dia pun mencondongkan badan ke depan penuh perhatian. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang tampan. "Alhamdullilah. Kalau begitu saya gak salah memilih istri. Kamu memang beda Tsan."Deg."Istri?" Gue sontak tercengang mendengar pernyataan Pak Zian. "Maksud Bapak apa? Kenapa menyebut istri? Jujur, Pak! Sebenarnya apa yang sedang terjadi?"

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Bongkar Rahasia

    Pak Zian mengepalkan tangan sampai kukunya memutih karena sekuat tenaga menahan amarah. Kerut-kerut tajam mulai muncul di sudut mulut Pak Zian dan kulit pipinya menegang.Di saat membingungkan seperti sekarang. Jujur, gue tidak tahu apa yang harus dilakukan di tengah pertikaian keduanya sebab gue sendiri juga masih syok.Gue gak nyangka Bu Ayu bisa membongkar kebusukan Alina tepat di saat kami mau memasuki rumahnya.Gue bertanya-tanya. Haruskah sekarang gue jadi wasit? Atau ikut jadi pemain juga? Tapi, dibanding kena semprot gue memilih diam saja, auranya gak bagus buat ikut campur tapi honestly gue suka keributan ini.Sangat suka!Suruh siapa si kuntilanak itu ngambil kesempatan dalam kesempitan? Udah tahu dia yang selingkuh dan zina, masih mau berlaga polos dan merebut Pak Zian kembali lagi.Sekarang, rasakan akibatnya!"Mas, Mas, Ibu bohong! Janin ini milikmu, ini anakmu Mas!""Shut your fuckin mouth up, Alina! Berhenti bikin alasan! I told you, jika kamu memang selingkuh akui saja

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Rencana Ibu Mertua

    Selama gue jadi menantu kalau diingat-ingat gue jarang banget pergi ke rumah mertua. Mungkin kedatangan gue buat berkunjung bisa dihitung dengan jari tapi kali ini gue rasa akan lebih sering bahkan gue bakal tinggal di sana. Sejujurnya, sampai detik ini gue masih tak percaya bahwa akhirnya gue akan menjadi istri yang gak dianggap. Gue masih ingat, dulu gue pergi ke rumah Bu Ayu--mertua gue sebagai istri yang ditunggu dengan digandeng Pak Zian tapi sekarang situasinya berbeda. Lelaki yang sebelumnya ada buat gue malah berada di samping mantan istrinya.Dan gue terpaksa menginjakan kaki di rumah ibu dengan status sebagai asisten di mata Pak Zian.'Huft! Miris sekali.' Gue menghembuskan napas dalam.Sepanjang perjalanan menuju ke rumah ibu mertua. Sejujurnya, gue ingin sekali cepat sampai tapi apa daya gue harus bersabar karena jalanan macet.Alhasil, dengan sangat terpaksa gue harus menjadi kambing congek selama ada di mobil Pak Zian. Setelah Alina memergoki kami di ruang inap VIP seb

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Confess

    "Saya menolak tawaran Mbak! Saya tidak mau Mbak jadi madu saya!""Kenapa? Apa salahnya? Coba kamu pikirkan Tsan, jika saya jadi istri kedua Zian, kita bisa saling mengasihi selayaknya keluarga, kan? Kita berdua akan merawat Zian! Kita gak perlu berpura-pura!""Bullshit! Jangan berharap! Ingat Mbak, sebelum kejadian ini Mbak telah mengkhianatinya dan pikirkan bayi dalam perut Mbak sendiri! Paham?! Camkan! Sampai kapan pun saya gak akan membiarkan Mbak mengambil Mas Zian! Permisi!"Dan setelah mengatakan penolakan gue yang tegas pada Alina, tanpa menunggu jawaban si iblis betina itu, gue pun pergi tanpa menoleh lagi.Gue bertekad gak akan membiarkan dia mengambil kesempatan dalam sandiwara ini.Never!(***)Gue mendesah mengingat percakapan beberapa hari yang lalu dengan Alina di kantin. Jujur, gara-gara tawaran gila tersebut sampai sekarang gue masih punya amarah yang belum terlampiaskan. Akibatnya, malam ini mata gue malas terpejam. Padahal waktu sudah menunjukan pukul satu dini hari.

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Tawaran Gila

    Gue tahu bahwa dalam setiap kehidupan itu selalu ada perjuangan. Gue juga tahu kalau gak setiap hal sesuai keinginan tapi kali ini takdir sepenuhnya udah bikin gue serasa dihempaskan ke lembah terdalam.Gue berjalan gontai di sepanjang lorong rumah sakit, usai pembicaraan panjang dengan mertua, gue pun udah punya keputusan yaitu mulai hari ini gue harus berpura-pura menjadi 'orang lain' bagi Pak Zian. Meski perih gue harus sanggup sampai suami gue mampu mengingat semuanya.Namun, masalahnya sampai kapan gue bisa bertahan? Sampai kapan? Sementara membayangkan Alina ada di samping Pak Zian aja udah bikin gue sakit apalagi mengakuinya sebagai istri. Ah, gue akuin ini emang berat, tetap aja gue gak mau menyerah. Gue mau tetap berada di samping Pak Zian seperti dia mencintai gue sebelumnya.Selepas sepuluh menit berjalan di sepanjang lorong tanpa terasa kaki gue yang lemah udah mengantarkan badan ini sampai ke depan ruangan Pak Zian.Gue menarik napas dalam dan hendak memasang wajah yang

  • Tukar Pasangan (Jodoh)?   TP 4. Nyali Seorang Istri

    Amnesia? Gimana bisa Pak Zian mengalami amnesia? Kenapa Mas Tsabit bilang dia gak mengenal gue?Agh, shit! Gue gak percaya. Mustahil suami gue bisa melupakan gue gitu aja.Gue mendesis lelah sepanjang perjalanan menuju ruang rawat VIP yang menjadi tempat di mana Pak Zian kini dirawat. Kata Mas Tsabit di telepon tadi, suami gue diputuskan pindah ke sana sesuai arahan dokter karena keadaannya berangsur pulih.Sampai di depan pintu, entah kenapa kaki ini jadi ragu untuk melangkah. Gue merasa ada ketakutan yang tiba-tiba menelusup dan membuat gue ingin kabur. Namun, ini bukan waktunya untuk melarikan diri karena gue ingin menemuinya.Gue senang dia sadar. Itu yang lebih penting dari apa pun. Gue rindu!"Mas Zian ...."Cklek.Gue membuka perlahan pintu yang tertutup. Di dalam ruangan terlihat seorang tengah berbaring dengan kaki yang digips, tangan dan kepala yang diperban persis mumi yang baru saja bangkit. Gue tercenung, mata kami beradu pandang pertama kali. "ADEK PENOLONG!?" Pak Zia

DMCA.com Protection Status